Tag Archives: NATO

Rusia Kerahkan Pasukan Khusus Akhmat Chechen Untuk Hadapi Ukraina dan NATO

Kementerian Pertahanan Rusia menandatangani kontrak terbaru dengan kelompok Akhmat dari pasukan khusus Chechen, untuk menggantikan tentara bayaran Wagner Group di Ukraina. Langkah ini dilakukan sehari setelah bos tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, menolak melanjutkan kontrak dengan Kremlin.

Kontrak terbaru dengan Pasukan Akhmat dilakukan menyusul perintah bahwa semua “unit sukarelawan” harus menandatangani kontrak sebelum 1 Juli, untuk berada di bawah kendali Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Sebagai imbalannya, para pasukan bayaran akan mendapatkan manfaat dan perlindungan yang sama seperti pasukan reguler, termasuk dukungan bagi keluarga jika mereka terluka atau terbunuh.

Bos Wagner Prigozhin akhir pekan lalu menolak untuk menandatangani kontrak semacam itu. Dia juga telah mengumumkan perseteruan dengan Kemhan Rusia dan menuduh Kremlin gagal memasok amunisi yang memadai kepada tentara bayaran Wagner di Ukraina. Prigozhin juga menuduh Shoigu “tidak dapat mengelola formasi militer dengan baik.”

Kontrak yang ditandatangani Kemhan Rusia dilakukan dengan pasukan paramiliter Akhmat, yang sering disebut tentara swasta Ramzan Kadyrov, pemimpin wilayah Chechen. Tak seperti Prigozhin, Kadyrov belakangan ini memilih menahan diri untuk tak mengkritik Kemhan Rusia. Komandan Akhmat, Apty Alaudinov yang ikut dalam penandatanganan kontrak, mengatakan unit tersebut siap mengirim puluhan ribu sukarelawan ke Ukraina.

“Saya pikir ini adalah hal yang sangat bagus,” kata Alaudinov, usai menandatangani kontrak dengan Rusia. Sementara itu wakil kepala staf umum Rusia, Kolonel Jenderal Alexei Kim mengatakan setelah menandatangani perjanjian dengan Chechen, dia berharap unit sukarelawan lainnya akan mengikuti.

Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) menggelar latihan angkatan udara besar-besaran saat pasukan Ukraina akan menginvasi Rusia. Latihan bertajuk “Air Defender 23” dipimpin oleh Angkatan Udara Jerman dan dimulai sejak Senin (12/6). Latihan militer ini melibatkan 250 pesawat militer dari 25 negara anggota NATO dan mitra termasuk Jepang dan Swedia. Sebanyak 10 ribu prajurit juga ikut berpartisipasi dalam latihan yang berlangsung sampai 23 Juni tersebut.

Ini merupakan latihan angkatan udara terbesar sepanjang sejarah NATO. Latihan ini dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan “angkatan udara NATO dalam situasi krisis.” Latihan ini termasuk untuk melindungi anggota dan mitra dari drone dan rudal jelajah jika terjadi serangan di wilayah NATO. “Pesan signifikan yang kami kirimkan yaitu bahwa kami bisa membela diri,” kata Letnan Jenderal Ingo Gerhartz dari Luftwaffe kepada televisi publik pada Senin (12/6).

Diberitakan Al Jazeera, latihan Air Defender 23 dirancang pada 2018 sebagai tanggapan terhadap aneksasi Rusia atas Crimea pada 2014 silam. Kendati begitu, Gerhartz bersikeras latihan ini “tidak ditargetkan pada siapa pun” secara khusus.

Dia juga mengatakan latihan militer ini tidak akan mengirim penerbangan apa pun “contohnya, ke arah Kaliningrad”. Kaliningrad adalah kota di Rusia yang berbatasan dengan negara anggota NATO, Polandia dan Lithuania. “Kami adalah aliansi defensif dan begitulah latihan ini direncanakan,” katanya.

Perang Rusia dan Ukraina yang dimulai sejak 2022 memang membuat was-was NATO. Bukan cuma NATO, Finlandia dan Swedia pun sampai ketar-ketir hingga meminta bergabung dalam aliansi militer Barat itu.

Finlandia kini sudah menjadi anggota ke-31 NATO. Namun Swedia masih terjegal restu Turki dan Hungaria. Kedua negara Nordik itu mencari perlindungan di NATO karena di bawah Pasal 5 NATO, serangan terhadap salah satu negara anggota bakal dinilai sebagai serangan terhadap seluruh anggota.

Pada Senin, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan bahwa kesiapan angkatan udara NATO sangat penting apabila terjadi serangan. Sebab blok itu “merupakan responden pertama untuk mengamankan warga dan juga angkatan bersenjata mereka sendiri.”

Pistorius pun menegaskan latihan ini bertujuan “memperjelas bahwa NATO dan Angkatan Udara Jerman siap untuk membela diri.” Ini berlaku bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dan siapa saja yang “mengancam kebebasan dan keamanan kita.”

Pasukan Militer Ukraina Semakin Unggul Setelah Bendungan Nova Kakhovka Diledakan

Ukraina menyatakan pasukan Rusia terpaksa mundur dari lima menjadi 15 kilometer di wilayah Kherson imbas banjir bandang akibat bendungan Nova Kakhovka meledak. Juru bicara komando selatan Ukraina, Natalia Humeniuk, mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa mundurnya pasukan Kremlin secara “praktis mengurangi separuh” kasus penembakan Moskow di wilayah tersebut.

Reuters sejauh ini belum bisa memverifikasi situasi di medan perang. Pihak Rusia juga hingga kini belum berkomentar. Bendungan Nova Kakhovka meledak pada Selasa (6/6) dini hari hingga mengakibatkan air tanggul menerobos masuk ke wilayah perumahan.

Menurut pihak berwenang Kherson, 15 ribu orang mengungsi imbas banjir. Bangunan penduduk, taman kanak-kanak, hingga tempat biara pun tak luput tersapu banjir. Ukraina dan Rusia saling menuding mengenai pelaku peledakan. Namun, mereka tak memberikan bukti yang mendukung klaim tersebut.

Menurut Walikota Nova Kakhovka yang ditunjuk Rusia, Vladimir Leontyev, korban tewas akibat banjir kini mencapai lima orang. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sampai-sampai mendatangi langsung lokasi kejadian karena besarnya skala bencana. Melalui akun Telegramnya, Zelensky mengatakan dirinya membantu menilai upaya untuk mengevakuasi warga sipil, membagikan bantuan air minum dan kebutuhan lainnya, serta mencoba menghentikan kerusakan lingkungan yang lebih luas.

Zelensky juga menjanjikan bantuan keuangan bagi penduduk dan pemilik bisnis yang rumah dan kantornya tersapu banjir. Diberitakan Associated Press, Gubernur Kherson Oblast, Oleksandr Prokudin, mengatakan tingkat rata-rata ketinggian air di wilayah itu yakni lebih dari 5,6 meter. Sekitar 600 kilometer persegi wilayah juga dilaporkan terendam banjir. Bendungan Nova Kakhovka meledak dan jebol pada Selasa (6/6) dini hari hingga mengakibatkan banjir bandang.

Rusia Dijadikan Kambing Hitam Untuk Peledakan Bendungan Nova Kakhovka

Presiden Rusia Vladimir Putin langsung menuduh Ukraina meledakkan bendungan Nova Kakhovka hingga jebol dan merendam satu kota di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. “Aksi barbar yang bisa menyebabkan bencana lingkungan dan kemanusiaan amat besar,” ujar Putin saat menghubungi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Putin kemudian menuding negara-negara Barat berada di balik aksi biadab meledakkan bendungan Kakhovka tersebut. “Presiden Vladimir Putin menyatakan pihak berwenang Kyiv, atas saran Barat, masih mempertaruhkan bahaya di eskalasi permusuhan,” demikian pernyataan yang dirilis Kremlin pada Rabu (7/6), seperti dikutip Reuters.

Putin kemudian mengatakan pemerintah Kyiv melakukan kejahatan perang secara terbuka menggunakan metode teroris dan melancarkan aksi sabotase di wilayah pendudukan Rusia. “Contoh jelas tindakan biadab ini adalah menghancurkan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka di wilayah Kherson yang menyebabkan bencana lingkungan dan kemanusiaan berskala besar,”kata Putin.

Sebelumnya, banyak warga di wilayah pendudukan Rusia itu mengeluhkan respons yang lambat dari otoritas setempat. Mantan wali kota Kakhovka Yevhen Ryschuk yang kabur saat wilayahnya dikuasai Rusia mengatakan banyak warga lokal yang mengaku bahwa tak ada evakuasi dari otoritas setempat.

Sementara itu, Wali Kota Nova Kakhovka yang dilantik Rusia, Vladimir Leontyev, mengatakan 900 orang telah dievakuasi dan masih ada 100 orang terjebak di kota itu. Leontyev lantas membeberkan 600 bangunan tempat tinggal, taman kanak-kanak, sekolah, hingga biara terendam banjir.

Salah satu warga Kherson yang terdampak banjir, Valery Melnik, mengunjungi rumahnya mencari sisa-sisa barang yang mungkin bisa diselamatkan.

Sukses Jinakan Rusia … NATO Kini Siap Perang Dengan China

Sukses menjinakan Rusia lewat Ukraina kini NATO semakin siap membuka front baru dengan China yang kekuatan ekonominya semakin mendominasi dunia. Namun rencana ini mendapatkan tantangan dari Prancis. Prancis menolak rencana pembukaan kantor Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di Jepang. Beberapa sumber diplomat Prancis mengatakan kepada kantor berita Jepang, NHK, bahwa NATO merupakan organisasi yang mencakup wilayah Atlantik Utara.

Sehingga pembukaan kantor di Jepang sama saja NATO berusaha melebarkan sayapnya ke Indo-Pasifik, wilayah yang jauh berada dari kawasan Atlantik utara.

“NATO [mencakup] Atlantik utara. Baik pasal V dan pasal VI [dalam undang-undangnya] jelas membatasi ruang lingkup Atlantik utara,” kata pejabat Prancis, seperti dikutip The Guardian. “Tidak ada kantor penghubung NATO di negara mana pun di kawasan ini. Jika NATO ingin memantau situasi di wilayah itu, mereka bisa menggunakan kedutaan yang ditunjuk sebagai koordinator.”

Penolakan ini dilontarkan setelah Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada 10 Mei lalu bahwa blok tersebut sedang berdiskusi dengan pemerintah Jepang untuk membuka kantor di Tokyo.

Stoltenberg menyebut hal itu dilakukan karena NATO perlu meningkatkan hubungannya dengan mitra mereka di Indo-Pasifik. Pada Senin (6/6), surat kabar Financial Times pun melaporkan Presiden Emmanuel Macron menentang langkah NATO membuka kantor di Jepang.

Para pengamat menilai keengganan Prancis ini lantaran Paris ingin menghindari ketegangan dengan China. Macron diketahui melawat ke China pada April lalu untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara.

Cerita WNI Calon Haji Hadapi Cuaca Panas 41 Derajat Celsius di Mekkah
Pembukaan kantor NATO di Jepang sendiri disebut-sebut sebagai tanggapan atas tantangan yang ditimbulkan China dan Rusia di kawasan. Beijing sejauh ini sudah menolak rencana ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut bahwa “Asia terletak di luar lingkup geografis Atlantik Utara.”

“Namun, kami telah melihat NATO bertekad untuk melaju ke timur ke dalam kawasan ini, mencampuri urusan regional dan menghasut konfrontasi blok,” ucapnya. Wang pun berujar Jepang harus membuat “desakan yang tepat” dan menahan diri untuk melakukan apa pun yang bisa “merusak rasa saling percaya di antara negara-negara kawasan serta perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.”

Sekjen NATO Tekan Turki Untuk Setuju Swedia Bergabung

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mendesak Turki untuk tidak menentang upaya Swedia yang ingin bergabung dengan aliansi NATO. “Keanggotaan akan membuat Swedia lebih aman, tetapi juga membuat NATO dan Turki lebih kuat,” kata Stoltenberg, usai bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan di Istanbul.

Ia menambahkan, “Saya berharap untuk menyelesaikan aksesi Swedia secepat mungkin.”

Selama ini, Erdogan menuduh Swedia sebagai “surga bagi teroris”, terutama bagi para anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok yang masuk daftar hitam Turki dan negara sekutu Barat.

Namun Stoltenberg menilai Swedia telah mengambil berbagai langkah yang signifikan untuk memenuhi kekhawatiran Turki. “Ini termasuk mengubah konstitusi Swedia, mengakhiri embargo senjata, meningkatkan operasi kontra-terorisme termasuk terhadap PKK. Swedia telah memenuhi kewajibannya,” ujarnya seperti dikutip AFP.

Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom, juga mengatakan Stockholm telah memenuhi “semua komitmen” untuk bergabung dengan NATO, dan mendesak Turki serta Hungaria untuk mengizinkan negaranya masuk ke dalam aliansi tersebut.

Ankara sangat tidak senang dengan protes anti-Turki dan anti-Erdogan yang terjadi di Stockholm beberapa waktu terakhir.

Dalam demonstrasi itu, muncul kampanye “No to NATO, No Erdogan Laws in Sweden”.

Januari lalu, aksi unjuk rasa akibat pembakaran salinan kitab suci Al Quran di Stockhol, memicu pembicaraan keanggotaan Swedia di NATO terhenti. Insiden itu memicu demonstrasi anti-Swedia di beberapa negara Muslim. “Kami tahu Erdogan menonton ini dan dia sangat marah. Jadi kemungkinan besar kami akan mendapat tanggapan yang sama darinya dan menunda aksesi Swedia ke NATO,” kata juru bicara Alliance Against NATO, Tomas Pettersson, beberapa waktu lalu.

Presiden China Persiapkan Skenario Terburuk Ditengah Provokasi Perang Amerika Serikat

Presiden China Xi Jinping meminta para pejabat pemerintah berpikir soal “skenario terburuk” dan “badai” di tengah usaha menghadapi ancaman internal dan eksternal. “Kerumitan dan kesulitan soal isu keamanan nasional yang kita hadapi sekarang telah meningkat dengan signifikan,” kata Xi pada pertemuan dengan Komisi Keamanan Nasional China seperti dilansir CNN.

“Kita harus mematuhi pemikiran yang krusial dan skenario terburuk serta bersiap untuk menghadapi ujian besar dari angin kencang dan gelombang besar, dan bahkan lautan badai yang berbahaya,” ujarnya menambahkan.

Instruksi dari Xi ini muncul di saat China menghadapi serentetan tantangan dari mulai situasi ekonomi serta lingkungan internasional. Xi mengatakan, China harus mempercepat modernisasi sistem keamanan nasional dan kemampuannya. Ia menginginkan sistem tersebut lebih efektif dalam “pertempuran sesungguhnya dan pemakaian sehari-hari.”

Politisi berusia 69 tahun tersebut juga ingin China mendorong pembangunan pemantauan risiko keamanan nasional dan sistem peringatan dini, peningkatan pendidikan keamanan nasional dan manajemen keamanan data dan kecerdasan buatan (AI). Sejak berkuasa satu dekade lalu, Xi telah menjadikan keamanan nasional sebagai paradigma utama yang menembus semua aspek pemerintahan China, kata para ahli.

Dia telah memperluas konsep keamanan nasional untuk mencakup segala hal mulai dari politik, ekonomi, pertahanan, budaya, dan ekologi hingga dunia maya. Kemudian hal tersebut meluas dari laut dalam dan daerah kutub ke luar angkasa, serta big data dan kecerdasan buatan.

Gagasan “keamanan nasional yang komprehensif” yang diusung Xi juga membuat China memperkenalkan serangkaian undang-undang untuk melindungi dirinya dari ancaman yang dirasakan, termasuk undang-undang tentang kontra-terorisme, kontra-spionase, keamanan dunia maya, organisasi non-pemerintah asing, intelijen nasional, dan keamanan data.

Belakangan ini, hubungan China dan Amerika Serikat (AS) tengah memanas antara lain karena soal Taiwan dan Laut China Selatan (LCS). Terkini, China menuding pesawat pengintai Amerika Serikat sengaja masuk ke area di mana militer Negeri Tirai Bambu sedang latihan di Laut China Selatan (LCS) pada pekan lalu.

Juru bicara Komando Pangkalan Timur Selatan China menyatakan pesawat RC-135 melintas pada 26 Mei, saat pasukan Angkatan Laut mereka sedang latihan rutin di LCS. “Kami sungguh-sungguh mendesak pihak AS secara efektif menahan kekuatan di garis depan laut dan udara,” kata jubir itu dalam pernyataan resmi yang dikutip Reuters pada Rabu (31/5).

China menuding pesawat pengintai Amerika Serikat sengaja masuk ke area di mana militer Negeri Tirai Bambu sedang latihan di Laut China Selatan (LCS) pada pekan lalu. Juru bicara Komando Pangkalan Timur Selatan China menyatakan pesawat RC-135 melintas pada 26 Mei, saat pasukan Angkatan Laut mereka sedang latihan rutin di LCS.

“Kami sungguh-sungguh mendesak pihak AS secara efektif menahan kekuatan di garis depan laut dan udara,” kata jubir itu dalam pernyataan resmi yang dikutip Reuters pada Rabu (31/5). Lebih lanjut, ia mengatakan aksi tersebut bisa merusak perdamaian dan stabilitas kawasan. Dia lantas meminta AS untuk mematuhi hukum internasional.

“Secara ketat mematuhi aturan hukum dan perjanjian yang relevan, dan mencegah kecelakaan di laut dan udara,” ujar jubir itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, juga mendesak AS agar berhenti melakukan provokasi yang berbahaya. China, kata dia, akan terus mengambil langkah untuk mempertahankan kedaulatan dan menjaga keamanan, demikian dikutip CGTN. Ini bukan kali pertama China menuding AS mengganggu latihan militer mereka. Pada April lalu, China menuding kapal perang USS Milius menyusup secara ilegal di LCS saat mereka latihan militer.

“Kapal perang AS, USS Milius, secara ilegal menyusup ke perairan yang berdekatan dengan Karang Meiji dan Kepulauan Nansha China tanpa pemberitahuan ke pemerintah China,” kata jubir Komando Pangkalan Selatan militer China, Tian Junli, seperti dikutip AFP. China lalu merespons dengan mengawasi gerak-gerik kapal AS itu. Sementara itu, AS menyatakan pelayaran tersebut sesuai dengan hukum internasional.

Pemerintahan Washington dan Beijing selama ini kerap berselisih soal aktivitas mereka di Laut China Selatan. China mengklaim sebagian besar wilayah di LCS. Klaim ini ditentang banyak pihak, termasuk AS.

Perang Eropa Lawan Rusia Sudah Didepan Mata

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ceko, Karel Rehka, mewanti-wanti perang Rusia vs Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) bisa pecah. Menurut Rehka, persiapan dan pencegahan penting untuk mengantisipasi skenario terburuk seperti itu menyusul invasi Rusia ke Ukraina yang tak kunjung mereda dan bisa saja meluas.

“Perang antara Rusia dan NATO, yang merupakan skenario terburuk bagi kami, bukan tidak mungkin, itu mungkin,” ucap Rehka kepada Novinky seperti dikutip Ukrainska Pravda pada Senin (29/5). Rehka menekankan militer Ceko sedang mencoba mempersiapkan potensi konflik yang intens.

Sebab, sejak invasi ke Ukraina berlangsung, ia menganggap Rusia “sekarang berada di jalur menuju konflik” dengan NATO. “Republik Ceko adalah anggota NATO dan ini membawa manfaat tetapi juga membebankan kewajiban tertentu. Oleh karena itu, jika perang pecah, sejumlah besar tentara Ceko akan bergabung dalam pertempuran sesuai dengan rencana aliansi (NATO),” papar Rehka.

Rehka menekankan berkaca dari yang terjadi pada Ukraina, ia merasa perlu untuk memperkuat keamanan nasional dan khususnya untuk mengatasi ketergantungan pada pasokan energi Rusia sesegera mungkin. Agresi Rusia ke Ukraina masih berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Meski begitu, makin banyak laporan yang memaparkan bahwa pasukan Rusia di medan perang Ukraina semakin kehabisan tenaga dan logistik. Tentara bayaran Rusia, Wagner Group, bahkan membeberkan kelemahan dan keburukan pasukan Presiden Vladimir Putin mulai dari kekurangan logistik, senjata, koordinasi kacau, hingga tak sedikit yang kabur dari posisi mereka di medan perang.

Namun, kelemahan itu tampaknya tidak menurunkan tensi peperangan.

Setidaknya lima pesawat Ukraina hancur setelah Rusia menggempur satu fasilitas militer di barat negara itu pada Senin (29/5).

“Lima pesawat terpaksa tak dipakai lagi dalam misi,” demikian pernyataan pihak berwenang di kota tempat fasilitas militer itu berdiri, Khmelnytsky. Berdasarkan pernyataan itu, gempuran Rusia tersebut juga memicu kebakaran. Komandan angkatan bersenjata Ukraina, Valery Zaluzhny, mengatakan pasukannya menembak jatuh 37 rudal dari “sekitar 40 rudal” yang ditembakkan Rusia.

Selain itu, mereka juga menghancurkan 29 drone dari “sekitar 35 drone” yang dikerahkan Rusia ke Ukraina. Serangan ini pecah hanya berselang sehari setelah Rusia melancarkan gempuran besar-besaran di Kyiv pada Sabtu lalu. Rusia memang sudah mewanti-wanti negara Barat bahwa mereka akan meningkatkan gempuran ke Ukraina.

Ancaman itu terlontar ketika Rusia memprotes keputusan Amerika Serikat untuk memberikan lampu hijau atas pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina.

Presiden Belarus Akan Bagikan Senjata Nuklir Gratis Untuk Negara Yang Mau Bergabung Dalam Aliansi Rusia

Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyatakan jika ada negara yang ingin bergabung dengan serikat Rusia-Belarus, maka akan ada “senjata nuklir untuk semua.” Rusia pekan lalu melanjutkan rencana menempatkan senjata nuklir di Belarus. Ini pertama kali Rusia menempatkan arsenal perang di luar wilayahnya sejak Uni Soviet runtuh pada 1991. Ini juga membuat Barat khawatir.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi negara Rusia pada Minggu malam, Lukashenko yang merupakan sekutu paling setia Presiden Vladimir Putin, menegaskan bahwa secara strategis harus dipahami bahwa Minsk dan Moskow mempunyai cara unik untuk menyatu.

“Tidak ada yang menentang Kazahkstan atau negara-negara lain untuk membina hubungan yang sama eratnya dengan hubungan kami dengan Federasi Rusia,” katanya. “Jika ada yang khawatir… (maka) jawabnya sederhana: bergabunglah dengan Serikat Negara Belarus dan Rusia. Itu saja, nanti akan ada ‘senjata nuklir untuk semua'”.

​​​​​​​Lukashenko menambahkan bahwa apa yang dia sampaikan ini adalah pandangan pribadinya, bukan pandangan Rusia.

Rusia dan Belarus secara resmi menjadi bagian dari Negara Serikat, yaitu persatuan tanpa batas negara dan persekutuan antara kedua negara bekas Uni Soviet itu. Rusia menggunakan wilayah Belarus sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan ke Ukraina pada Februari 2022, dan sejak itu operasi militer mereka semakin intensif, termasuk kegiatan latihan bersama di bumi Belarus.

Pada Minggu, Kementerian Pertahanan Belarus mengumumkan unit baru S-400 sudah tiba dari Moskow dan sudah kondisi siaga tempur. S-400 adalah sistem rudal dari udara ke udara.



Dokumen Rahasia Amerika dan NATO Akan Serang Rusia Melalui Ukraina Bocor

Dokumen rahasia yang merinci rencana Amerika Serikat (AS) dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia tersebar di media sosial. Pentagon saat ini sedang menyelidiki tersebarnya informasi rahasia tersebut.
Dilansir AFP dan CNN, Minggu (9/4/2023), dokumen tersebut berisikan rencana AS dan NATO untuk membantu mempersiapkan Ukraina dalam perang musim semi melawan Rusia. Dokumen itu tersebar di Twitter dan Telegram.

“Kami mengetahui laporan mengenai unggahan di sosial media, dan departemen saat ini sedang meninjau masalah ini,” kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh.

Mykhailo Podolyak, penasihat kepala Kantor Presiden Ukraina, mengatakan di saluran Telegramnya dia yakin Rusia berada di balik kebocoran dokumen tersebut. Podolyak mengatakan dokumen yang disebarluaskan tidak asli, tidak ada hubungannya dengan rencana nyata Ukraina dan didasarkan pada sejumlah besar informasi fiktif.

Kendati demikian, seorang Pejabat AS mengatakan dokumen itu adalah asli, dan merupakan bagian dari dek intelijen harian yang lebih besar yang dibuat oleh Pentagon tentang perang. Namun, menurutnya, tampaknya dokumen itu telah diedit di beberapa tempat.

Dokumen-dokumen itu dilaporkan berisi bagan dan detail tentang pengiriman senjata, kekuatan batalion, dan informasi sensitif lainnya. Salah satu dokumen merangkum jadwal pelatihan 12 brigade tempur Ukraina, dan mengatakan sembilan dari mereka dilatih oleh pasukan AS dan NATO, dan membutuhkan 250 tank dan lebih dari 350 kendaraan mekanis.

Informasi dalam dokumen tersebut juga merinci tingkat pengeluaran untuk amunisi di bawah kendali militer Ukraina, termasuk untuk sistem roket HIMARS, sistem roket artileri buatan AS yang telah terbukti sangat efektif melawan pasukan Rusia.

Salah satu gambar yang telah beredar di saluran Telegram Rusia dan telah direview oleh CNN adalah foto hard copy dokumen berjudul “US, Allied & Partner UAF Combat Power Build.” Dokumen tersebut, yang berasal dari bulan Februari dan ditandai sebagai rahasia, mencantumkan jumlah sistem senjata Barat tertentu yang saat ini dimiliki Ukraina, perkiraan pengiriman sistem tambahan dan pelatihan yang telah atau diharapkan akan diselesaikan oleh Ukraina pada sistem tersebut.

Yang lainnya berjudul “Pembaruan Harian Staf Gabungan Rusia/Ukraina J3/4/5 (D+370)” dan terdaftar sebagai rahasia. J3 mengacu pada direktorat operasi staf gabungan militer AS, J4 berurusan dengan logistik dan teknik, dan J5 mengusulkan strategi, rencana, dan rekomendasi kebijakan. “D+370” mengacu pada tanggal pembuatan dokumen: 370 hari setelah hari pertama invasi Rusia.

Dokumen ketiga adalah peta, terdaftar sebagai sangat rahasia, yang menunjukkan status konflik per 1 Maret. Peta tersebut menunjukkan lokasi dan ukuran batalion Rusia dan Ukraina, serta total kerugian yang diperkirakan di kedua sisi. Jumlah korban dalam dokumen ini adalah apa yang diyakini para pejabat sebagai hasil rekayasa – kerugian Rusia dinilai sejatinya jauh lebih tinggi daripada “16.000-17.500 tewas dalam aksi” yang tercantum dalam dokumen itu.

Dokumen itu juga mengatakan bahwa 61.000-71.500 orang Ukraina telah tewas dalam aksi, jumlah yang menurut para pejabat juga tampak diedit lebih tinggi dari perkiraan aktual Pentagon. Dokumen keempat adalah proyeksi cuaca dari Februari, terdaftar sebagai Rahasia, yang menilai di mana tanah dapat membeku di Ukraina dengan cara yang menguntungkan untuk manuver kendaraan.