Category Archives: Libya

Bandara Tripoli Di Hujani Roket … 90 Persen Pesawat Hancur

Sejumlah roket menghantam bandara di ibu kota Libya, Tripoli, Senin malam, 14 Juli 2014. Serangan ini menghancurkan hampir 90 persen pesawat yang sedang parkir di area itu. Pemerintah memperkirakan serangan ini akibat pertempuran antarkelompok yang terjadi sejak akhir pekan kemarin.

“Pemerintah telah melakukan penelitian dan kemungkinan membawa pasukan internasional untuk melakukan pengamanan,” kata juru bicara pemerintah Libya, Ahmed Lamine, seperti dilaporkan Al-Jazeera, Selasa, 15 Juli 2014. Menurut warga, roket itu juga merusak menara kendali bandara dan menewaskan dua orang. Adapun pihak bandara telah menutup bandara sejak Ahad lalu karena ketegangan semakin meningkat.

Bentrok ini terjadi antara kelompok Misrata dan kelompok bersenjata Zintan, yang telah mengambil alih bandara sejak jatuhnya Muammar Gaddafi 2011 lalu. Aksi saling serang pun terjadi dan menewaskan tujuh orang. Di lokasi lain, tepatnya di timur Benghazi, setidaknya enam orang tewas dan 25 orang terluka akibat bentrok dua kelompok ini pada Ahad malam. Setidaknya sepuluh rumah dan kantor-kantor pemerintah rusak akibat serangan misil.

Pemerintah telah mengerahkan pasukan khusus untuk melakukan perlawanan dengan pejuang milisi di kota-kota Libya. Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libya juga diperintahkan untuk pindah “sementara” karena keadaan yang semakin tidak aman di negara itu. Sejumlah roket menghantam bandar udara internasional di Ibu Kota Tripoli, Libya, yang menjadi medan tempur sejumlah kelompok bersenjata. Menurut juru bicara pemerintah, Ahmed Lamine, 90 persen pesawat yang diparkir di lapangan terbang hancur akibat dihujani roket, Senin, 14 Juli 2014.

“Pemerintah sedang mempeljari kemungkinan keterlibatan pasukan internasional dalam insiden ini,” katanya. Selain menghancurkan puluhan pesawat, kantor berita Reuters menulis, tembakan roket itu juga merontokkan menara pengawas dan menewaskan dua orang. “Sedikitnya tujuh orang tewas akibat tembakan roket,” kata petugas medis.

Adu senjata di bandara ini dipicu perebutan wilayah oleh kelompok-kelompok bersenjata di Libya. Kelompok Zintan yang dikenal sangat kuat menguasai bandara ini sejak Muammar Qadhafi jatuh. Mereka hingga kini masih menguasai bandara tersebut.

Sementara itu, misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libya mengatakan mereka menarik para stafnya dari negeri itu untuk sementara, mengingat situasi keamanan di negeri itu membahayakan staf mereka. Sejak Muamamr Qadhafi terguling pada 2011, Tripoli tak pernah sepi dari kekerasan mematikan.

Milisi yang berasal dari pasukan pemberontak yang melawan kekuasaan Qadhafi telah menjadi pihak yang sangat kuat pascaperang Libya untuk mengisi kekosongan posisi di kepolisian dan pasukan keamanan yang ditinggalkan.

Dua Milisi Bersenjata Libya Tawuran Untuk Kuasai Bandara Internasional Tripoli

Pertempuran sengit terjadi di Bandara Tripoli, Libya, antara dua milisi yang berebut ingin menguasai bandara internasional tersebut. Ledakan dan tembakan terdengar sejak Ahad dinihari, 13 Juli 2014, waktu setempat. Menurut laporan Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Libya menyatakan sedikitnya tujuh orang tewas akibat pertempuran ini, sedangkan 36 lainnya mengalami luka-luka. Saksi mata menuturkan pertempuran ini terjadi antara milisi anti-Islam, Zintan, yang sudah menguasai bandara, dan rivalnya, Misrata, yang ingin Zintan keluar dari sana.

Sejak Presiden Muammar Qadhafi terguling pada 2011, Bandara Tripoli dikuasai oleh milisi Zintan. Dan, lewat laman resminya, militan Misrata mengklaim ingin membebaskan bandara dari kontrol Zintan dan menyerahkannya kepada pihak berwenang. Namun pemerintah pusat mengecam penyerangan ini sebagai tindakan ilegal.

Akibat serangan tersebut, seperti diberitakan Reuters, bandara ini ditutup. Tidak terlihat lagi aktivitas penerbangan. Asap tebal dan kobaran api masih terlihat hingga pusat Kota Tripoli. Pertempuran ini disebut sebagai pertempuran terburuk sejak pertempuran pada November lalu yang menewaskan sekitar 40 orang.

Sebuah pesawat perang Libya yang berada di bawah komando mantan jenderal pemberontak Khalifa Haftar melakukan serangan ke sebuah basis milisi Islam di Kota Benghazi. Namun, menurut seorang saksi mata, gempuran itu malah menghancurkan gedung suatu perguruan tinggi di wilayah tersebut. Dikutip dari Reuters, Ahad, 1 Juni 2014, juru bicara Haftar, Mohamed al-Hijazi menyatakan jet ini menargetkan bangunan bersejarah tempat gerilyawan Ansar al-Sharia bermarkas. “Pasukan kami menyerang bangunan bekas putra mahkota tempat Ansar al-Sharia bersembunyi,” katanya.

Namun, menurut seorang wartawan Reuters di lokasi kejadian, tidak ada kerusakan pada bangunan tersebut. Sebaliknya, jet ini malah menembakkan tiga roket ke sebuah kampus. Pasukan Haftar belum memberi konfirmasi ihwal penyerangan itu.

Serangan ini merupakan kampanye yang dilakukan pasukan mantan Jenderal Khalifa Haftar guna membersihkan Afrika dari kelompok militan Islam. Mereka terpaksa turut melakukan serangan lantaran pemerintah Libya dianggap terlalu lemah dalam mengontrol kaum militan.

Pemerintah Libya Selesai Musnahkan Senjata Kimia Warisan Muammar Khaddafi

Pemerintah Libya mengaku telah menghancurkan seluruh senjata kimia yang berasal dari peninggalam Muammar Khaddafi, 10 tahun setelah pemimpin diktator itu menandatangani Konvensi Senjata Kimia.

“Libya telah bebas dari senjata kimia yang mungkin potensial dapat mengancam keamanan masyarakat lokal, lingkungan, dan wilayah tetangga,” kata Menteri Luar Negeri Libya, Mohamed Abdelaziz, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Selasa 4 Februari 2014.

Pencapaian ini, lanjutnya, tidak mungkin terjadi dalam waktu singkat tanpa upaya bersama dalam kemitraan internasional. “Atau tanpa dukungan logistik dan bantuan teknis dari Kanada, Jerman, juga Amerika Serikat yang memberikan kesempatan untuk menggunakan teknologi sangat maju, aman dan handal,” katanya.

Abdelaziz mengumumkan hal itu saat upacara untuk menandai tonggak pencapaian yang dihadiri oleh Kepala Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) Ahmet Uzumcu, yang menyambut dukungan internasional untuk operasi pelucutan senjata. “Ini memberikan contoh yang baik dari kerja sama internasional yang saat ini sedang diupayakan ditiru oleh Suriah dalam skala yang lebih besar,” kata Uzumcu.

Uzumcu mengatakan, telah mengunjungi kota Al-Raogha yang berjarak sekitar 700 kilometer sebelah selatan ibukota Tripoli sehari sebelumnya untuk memeriksa gudang tempat penyimpanan gas mustard terbesar Libya yang ditampung sebelum pemusnahan. Kepala OPCW itu melanjutkan, Libya masih menyimpan bahan kimia Kategori 2, namun telah disiapkan program untuk pemusnahan bahan tersebut pada akhir 2016.

Organisasi itu hanya bekerja pada program pemusnahan senjata kimia rezim Khaddafi saja, dan belum membahas aturan mengenai penyimpanan bahan lain seperti uranium atau yellowcake yang menjadi bahan pembuat senjata nuklir.

Muammar Qadhafi Modali Tentaranya Dengan Viagra Untuk Memperkosa Anak Gadis Lawan Politiknya

Puluhan tahun berkuasa, diktator Libya yang tewas tertembak, Muammar Qadhafi, dikabarkan memperkosa wanita tak terhitung jumlahnya. Hal ini terungkap dalam film dokumenter yang ditayangkan stasiun televisi RTL Jerman.

Dalam program kontroversial ini, mereka melakukan wawancara dengan lingkaran dalam Qadhafi, yang membenarkannya. Reporter Antonia Rados mengatakan, “Ada banyak wanita di Libya terpesona oleh Qadhafi yang ingin bertemu dengannya. Dan ketika mereka menjumpainya, dia memperkosa mereka.”

Perempuan pengawal Qadhafi menjadi sasaran empuk serangannya. Psikolog senior Libya, Dr Seham Sergewa, mengatakan dia tahu sedikitnya lima pengawal yang berasal dari Amazon mengaku pernah diperkosa olehnya.

Pada bulan Juni tahun lalu Luis Moreno-Ocampo, jaksa penuntut Mahkamah Kejahatan Internasional, mengatakan ada bukti bahwa Qadhafi telah menginstruksikan pasukannya untuk memperkosa perempuan yang menyuarakan oposisi terhadap rezimnya.

Perkosaan sebagai sarana menundukkan penduduk juga diteruskan kepada tentara dan milisi yang setia, kata film dokumenter itu. Mereka diberi kondom dan Viagra secara cuma-cuma.

Rados selanjutnya mengatakan dalam laporan bahwa banyak perempuan dilecehkan oleh dia dalam saat-saat pertemuan.

Para pembuat program mengatakan mereka bertemu wanita korban pemerkosaan Qadhafi dan keluarga. Mereka, kata program itu, disumpah untuk diam atas apa yang mantan pemimpin mereka lakukan terhadap salah satu anggota keluarganya. “Tak satu pun dari gadis-gadis pada saat itu akan berani mengatakan apa yang terjadi pada mereka. (Jika itu dilakukan) Mereka akan tewas,” kata seorang guru yang menjadi nara sumber program.

Reporter itu juga mengatakan bahwa sudah menjadi rahasia umum di kalangan pengusaha asing di Libya bahwa mereka wajib menyediakan ‘perempuan pendamping’ untuk diktator selama pertemuan mereka.

Qadhafi tewas dalam pemberontakan yang didukung NATO di Libya pada 20 Oktober tahun lalu. Dia ditembak setelah ditawan oleh pemberontak dan meninggal dalam usia 69 tahun.

Libya Dibawah Pimpinan Muammar Khadafi Miliki Ribuan Senjata Kimia Yang Tidak Dilaporkan

Di bawah kepemimpinan Muammar Khadafi, Libya ternyata memiliki senjata kimia terselubung. Senjata yang disebut gas mustard tersebut tidak dilaporkan kepada Organisasi Pencegahan Senjata Kimia (OPCW), padahal Libya merupakan anggotanya.

Keberadaan senjata kimia ini diungkap oleh para pengawas OPCW usai datang berkunjung ke Libya, pekan lalu. Kedatangan tim pengawas OPCW tersebut untuk memeriksa temuan senjata sisa-sisa rezim Khadafi yang belum diketahui sebelumnya, yang ditemukan oleh Dewan Transisi Nasional (NTC) usai Khadafi lengser.

“Sesuai dengan permintaan pemerintah Libya, para pengawas datang untuk memeriksa persediaan senjata, terutama peluru meriam, yang kemudian ditetapkan sebagai senjata kimia dan seharusnya dilaporkan,” demikian pernyataan OPCW, seperti dilansir oleh AFP, Jumat (20/1/2012).

Meriam-meriam yang bisa diisi bahan kimia tersebut disimpan di sebuah gudang senjata di Ruwagha, Libya bagian tenggara. Diketahui bahwa meriam tersebut disimpan bersama dengan persediaan sulfur mustard dan senjata kimia lainnya dalam jumlah banyak. Untuk senjata kimia lainnya telah dilaporkan oleh Khadafi, namun ternyata tidak juga dihancurkan hingga sekarang.

“Libya sekarang harus mengajukan rincian rencana dan waktu untuk penghancuran semua bahan kimia yang telah dilaporkan kepada OPCW tersebut, tidak lebih dari tanggal 29 April 2012, itu batas akhir penghancuran,” imbuhnya.

Rezim Khadafi telah bergabung dengan OPCW yang bermarkas di Den Haag, pada 2004 lalu. Namun ternyata Khadafi hanya menghancurkan 45 persen persediaan senjata kimia yang dilaporkannya, sebelum fasilitas penghancuran rusak pada Februari 2011 lalu akibat serangan pemberontak.

Di gudang persenjataan tersebut ditemukan sebanyak 11,5 ton gas mustard. Jumlah ini belum ditambah dengan persediaan senjata yang ditemukan oleh NTC pada tahun lalu.

Istana Pelacur Milik Saif al-Islam Anak Muammar Khadafi Diungkap Oleh Mantan Istrinya Sendiri

Kabar mengejutkan datang dari Ukraina. Seorang mantan penari telanjang bernama Nadia mengklaim pernah menikah dengan anak bekas pemimpin Libya, Muammar Khadafi, Saif al-Islam. Tanpa sungkan, Nadia membeberkan soal kehidupan seks mereka.

Diberitakan Daily Mail, Sabtu (3/3/2012), Nadia mengaku bertemu dengan Saif di sebuah klub striptease di Moskow, Rusia. Saat itu Nadia sedang bekerja sebagai penari.

Tak lama kemudian, Nadia pun hendak dinikahi Saif. Bahkan, wanita bermata biru itu sempat mengoperasi kewanitaannya agar terlihat perawan di depan Saif.

“Saya mencoba untuk memiliki keluarga normal, namun Saif ingin hidup tanpa status dengan para kekasihnya dan menggelar pesta seks,” terang Nadia pada media Ukraina.

“Rumah kami terlihat seperti rumah bordir, banyak teman-teman Saif dan banyak wanita,” sambungnya lagi.

“Itu menghancurkan saya, merusak saya dari dalam. Dan yang paling penting, Saif memakai narkoba dan dia tidak bisa mengontrol dirinya bila sedang menggunakan narkotika,” cerita Nadia yang berusia 29 tahun itu.

Tidak tahan dengan kelakuan Saif, Nadia pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan pernikahan mereka. Dia pun kembali ke Moskow pada tahun 2008. Lalu, sejak tahun 2010, Nadia menghilang demi alasan keamanan.

Hingga saat ini, belum ada bukti kalau Nadia benar-benar menikah dengan Saif dan bercerai setelah dua tahun. Namun apa yang diucapkan wanita muda ini ditanggapi serius oleh publik di Ukraina dan Rusia.

Bila pernyataannya benar, maka Nadia bisa menjadi saksi dalam persidangan yang melibatkan Saif di pengadilan internasional.

Moammar Khadafy AKhirnya Ditembak Setelah Tertangkap Pemberontak Di Kota Kelahirannya

Juru bicara Dewan Nasional Transisi (NTC) secara resmi membenarkan kematian pemimpin Libya terguling, Muammar Qadhafi. Menteri Informasi Mahmoud Shammam menyatakan para pejuang revolusi menyerbu rumah persembunyiannya di dekat Sirte, Libya. “Qadhafi ditembak ketika mencoba melarikan diri,” katanya.

Wakil Ketua Dewan Transisi Abdul Hafiz Ghoga juga mengkonfirmasi tewasnya Qadhafi di tanah kelahirannya itu. “Kami umumkan pada dunia bahwa Qadhafi tewas di tangan pejuang Libya,” katanya dari Benghazi.

Shammam menyatakan penguasa Libya sejak 1969 itu kini tinggal sejarah. “Setiap ibu di Libya perlu mendengar berita besar ini. Begitu pula warga Libya yang telah menderita, berkorban dan berjuang bertahun-tahun,” Abdel Hakim Bilhajj, kepala militer Dewan Transisi, menambahkan.

Sebelumnya kabar kematiannya masih simpang siur. Awalnya ia dikabarkan ditembak saat berlindung di lubang persembunyiannya di Sirte. Kabar lain menyebutkan ia tewas setelah pesawat NATO menyerang dua mobil militer Libya di Sirte, Kamis fajar. Di mobil itu ada Qadhafi dan menteri pertahanannya.

Video yang diambil dari telpon seluler dari seorang pejuang Libya, seperti ditayangkan televisi Al Jazeera, memperlihatkan tubuhnya yang berlumuran darah di sebuah lantai di tempat terbuka. Ia tampak sudah tidak berdaya.

Kini jasad Qadhafi disembunyikan oleh Dewan Transisi. “Jasad Qadhafi ada dalam unit kami di sebuah mobil dan kami membawanya ke sebuah tempat rahasia karena alasan keamanan,” ujar Mohamed Abdel Kafi, seorang pejabat NTC di Misrata kepada Reuters.

Pria berusia 69 tahun itu pada September lalu bersumpah tak akan lari dari Libya kendati sebagian besar anggota keluarganya sudah mengungsi ke Niger dan Aljazair. “Saya akan tetap di Libya dan akan menjadi martir di tanah air ini.”

Qadhafi memerintah dengan tangan besi selama 42 tahun. Ia berkuasa setelah menggulingkan Raja Idris pada 1969. Saat itu, Qadhafi hanya seorang kapten.

Di pengujung kekuasaannya di Libya, Qadhafi mengklaim sebagai “Raja dari Raja”. Gelar tersebut didapatkannya saat pertemuan pemimpin-pemimpin suku di Libya pada 2008. Kekuasaannya mulai terancam sejak demo besar mengguncang seantero Libya Maret lalu.

Tubuh yang diduga jasad bekas pemimpin Libya Muammar Qadhafi dibawa ke sebuah tempat rahasia. Hal tersebut diungkapkan pejabat Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya, Kamis, 20 Oktober 2011.

Qadhafi dikabarkan tewas akibat luka yang diderita saat penangkapannya, Kamis. Penangkapan Qadhafi terjadi saat pertempuran di kampung halaman Qadhafi di Sirte.

“Jasad Qadhafi ada dalam unit kami di sebuah mobil dan kami membawanya ke sebuah tempat rahasia karena alasan keamanan,” ujar Mohamed Abdel Kafi, seorang pejabat NTC di Misrata kepada Reuters.

Qadhafi memerintah dengan tangan besi selama 42 tahun. Pria berusia 69 tahun tersebut berkuasa setelah menggulingkan Raja Idris pada 1969. Saat itu, Qadhafi hanya seorang kapten.

Di pengujung kekuasaannya di Libya, Qadhafi mengklaim sebagai “Raja dari Raja”. Gelar tersebut didapatkannya saat pertemuan pemimpin-pemimpin suku di Libya pada 2008.

Pada Februari lalu, demonstrasi warga Libya berujung pada lengsernya Qadhafi. Meski belum ada kepastian resmi dari Amerika Serikat atau pun NATO soal kematian Muammar Qadhafi di Sirte, namun kini sudah beredar foto yang menampilkan sosok mirip penguasa Libya itu, dengan wajah berlumur darah.

Foto-foto yang beredar diduga diambil dengan kamera ponsel. Karenanya, tingkat ketajaman gambar sangat rendah. Di foto itu, kondisi Qadhafi sangat mengenaskan dengan wajah dan tubuh penuh darah.

Al Jazeera misalnya, melansir cuplikan eksklusif dari tubuh Qadhafi usai penembakan dirinya. Dikutip pula penjelasan Abdul Hakim Belhaj, salah satu panglima Dewan Transisi Libya (NTC) kalau Qadhafi meninggal karena luka-lukanya setelah ditangkap dekat Sirte pada hari Kamis, 20 September 2011.

Tubuh mantan pemimpin Libya dibawa ke sebuah lokasi yang dirahasiakan untuk alasan keamanan. “Tubuh Qadhafi kami bawa dengan mobil ke tempat rahasia untuk alasan keamanan,” kata Mohamed Abdel Kafi, seorang pejabat NTC di kota Misrata seperti dikutip Reuters.

Anggota Dewan Transisi Nasional, Kolonel Mostafa Noah kepada Al Jazeera di Tripoli membenarkan kalau foto itu adalah Muammar Qadhafi. Dikabarkan pula, jenazah itu dibawa ke Misrata. Muammar Qadhafi akhirnya menyerah di Sirte. Di kampung halamannya itu, penguasa Libya 42 tahun lamanya itu sempat melawan, sebelum akhirnya tertembak di kepala oleh lawan-lawan politiknya,

Sosok orang paling diburu beberapa bulan terakhir ini memang terbilang unik. Lelaki yang selalu tampil dengan seragam unik, juga punya pelindung perempuan-perempuan eksotis dan seorang Badui yang tinggal dibawah tenda. Pria ini memerintahkan Libya dengan tangan baja penuh darah selama 42 tahun. Sedekade lebih lama ketimbang Suharto.

Ketika Tripoli berhasil dikuasai pemberontak, Qadhafi tiba-tiba menghilang. Sejumlah orang percaya dia bersembunyi di padang pasir di sebelah selatan Libya.

Tetapi Kamis subuh, 20 Oktober 2011, nasib Singa Afrika ini berujung kematian. Pejabat senior Dewan Transisi Nasional memastikan bahwa Qadhafi meninggal. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari NATO maupun pejabat Libya tentang bukti kematian Qadhafi.

Qadhafi, di luar keeksentrikannya, adalah seorang yang berkarisma. Dia mendapat dukungan dari masyarakat Arab atas keberaniannya melawan tekanan barat dan kekuasaan Israel. Ucapan maupun aksinya terhadp barat dan Israel menimbulkan kekaguman bagi warga Arab yang rata-rata pemimpinnya tunduk kepada negara-negara Adi Kuasa.

Selama 42 tahun kepemimpinan, Qadhafi dicap sebagai penipu oleh dunia barat. Dia mengatur negaranya dengan penuh tekanan, menyingkirkan orang yang tak sependapat, dan menolak untuk suksesi kepemimpinan.

Kebijakan senjata pemusnah massal telah membuatnya dikucilkan dan diberi sanksi oleh dunia internasional. Tapi akhirnya, Ia menyerah dan mengakhiri program senjata pemusnah massal demi dibukanya blokir sanksi.

Sayangnya gelombang revolusi di Arab yang berawal dari Tunisia, Mesir sampai juga ke LIbya. Rakyat Libya tampaknya sudah lelah dengan kepemimpinan Qadhafi meski sanksi sudah dibuka.

Menghadapi gelombang protes warganya, Qadhafi justru mengirimkan tentara dan membersihkan kawasan Beghazi di timur Libya. Mahkamah Internasional menuntut Qadhafi, putra dan Kepala Mata-mata Libya dengan tuduhan kejahatan internasional dalam menghadapi pemberontakan di Benghazi.

Lalu pada pertengahan Februari, perang sipil pun pecah di Libya antara pemberontak dan pasukan militer. Perang ini pula yang membuat NATO akhirnya masuk ke Libya.

Pada bulan Mei lalu, Qadhafi mengejek NATO dengan mengatakan bahwa bom NATO tak bisa menemukannya. “Saya bilang kepada pasukan pengecut,bahwa saya berada di tempat yang kalian tak bisa jangkau dan temukan saya,” ujar dia dalam rekaman stasiun televisi. Rekaman tersebut disampaikan setelah Qadhafi dicari-cari pasukan NATO.

Qadhafi pun kemudian mengumumkan : “Saya akan mati disini, saya tidak akan meninggalkan tanah ini, saya akan meninggal sebagai martir, saya akan tetap disini untuk menantang kalian.”

Qadhafi menunjukkan pengaruhnya di Afrika dengan kekuatan minyaknya. Ia berdandan bak Raja segala raja. Kekuasannya ditunjukkan kepada tamu asing ketika mendatangi tenda ala Badui yang dikeliling penjaga keamana perempuan cantik-cantik.

Tahun lalu, Qadhafi mengundang ratusan perempuan cantik Italia untuk berkunjung ke LIbya dan memeluk agama Islam.

Menurut bocoran kawat diplomatik WIkileask yang pernah dimuat The New York Times, Qadhafi yang lahir pada 1942 memiliki empat orang perawat. Termasuk seorang perempuan yang dideskripsikan sebagai Pirang yang Menggairahkan. Kawat diplomatik menuliskan diduga perempuan bernama Galyna Kolonytska (38 tahun) mempunya hubungan cinta dengan Qadhafi. Tapi tak lama setelah perang sipil, Galyna diketahui kabur dari Libya. Lahir di Sirte, Moammar Khadafy akhirnya menemui ajal di kota kelahirannya itu. Sirte terletak di bagian utara Libya. Dengan ketinggian 28 meter di permukaan laut, Sirte bermuara di Teluk Sidra. Pada 2010, kota ini berpenduduk 75.358 jiwa.

Sirte, sekarang, terkenal lantaran menjadi basis terakhir pendukung Moammar Khadafy. Perebutan kota ini antara kelompok Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya versus loyalis Khadafy berlangsung alot. Bahkan, catatan berbagai media seperti CNN, Xinhua, Al Jazeera, AP, dan AFP menunjukkan kalau berminggu-minggu hujan peluru menghunjam kota itu. Namun, baru pada Kamis (20/10/2011) sekitar tengah hari waktu setempat, Sirte berada dalam genggaman NTC.

Masih dalam perebutan itu, Moammar Khadafy yang rupanya bertahan di kota kelahirannya dikabarkan tertangkap pasukan NTC dalam kondisi terluka di kedua kakinya. Meski sempat memperoleh pertolongan medis, pria kelahiran 7 Juni 1942 itu mengembuskan napas terakhirnya. Sebuah video yang ditayangkan Al Jazeera membuktikan kalau Khadafy tewas.

Saat merebut kekuasaan dari Raja Idris pada 1969, Khadafy masih berpangkat kolonel. Kendati begitu, secara de facto, sampai kini ia adalah penguasa otokrasi di Libya. Dia menghapuskan Konstitusi Libya 1951 dan menerapkan undang-undang berdasarkan ideologi politiknya. Kekuasaan yang hampir 42 tahun telah menempatkannya menjadi penguasa terlama sebagai pemimpin non-kerajaan keempat sejak 1900 dan terlama sebagai pemimpin penguasa Arab. Klaim julukan pun bermunculan mulai dari “Kakak Pemimpin”, “Penjaga Revolusi”, hingga “Raja dari Segala Raja”.

Acap mendapat tudingan diktator dari para pengecamnya, kekuasaan Moammar Khadafy nyatanya susut sedikit demi sedikit. Adalah reformasi setahun silam yang melanda kawasan Afrika Utara mulai dari Tunisia, Mesir, sampai dengan Libya. Satu demi satu, pemimpin terhitung zalim macam Hosni Mubarak dan Zine El Abidine Ben Ali dipaksa lengser.
Sementara perang saudara di Libya pun tak terelakkan. NTC yang berbasis di Misrata gencar membombardir posisi-posisi loyalis Khadafy, termasuk mencari tanpa henti keberadaan Khadafy dan keluarganya. NTC memang memperoleh dukungan Barat melalui Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Lalu, sempat diwartakan berada di negara-negara tetangga seperti Tunisia, jejak Moammar Khadafy memang terendus di Sirte. Alhasil, berondongan senjata pasukan oposisi hari ini menuntaskan perjalanan hidup Khadafy berikut rezimnya.

Kota Sirte kini di tangan pasukan anti-Khadafy usai baku tembak berkepanjangan. Menurut warta AP dan AFP pada Kamis (20/10/2011), Sirte adalah kota terakhir yang masih dikuasai pasukan pendukung pemimpin Libya yang tersingkir itu.

Secara rinci, pasukan anti-Khadafy mengatakan baku tembak pada Kamis pagi berlangsung sekitar 90 menit. Insiden itu justru makin menekan para pendukung Khadafy.

Sebelumnya, sudah berminggu-minggu kedua pihak saling memuntahkan peluru. Sirte menjadi kota penting karena di situlah tempat kelahiran Moammar Khadafy. Sejauh ini, loyalis Khadafy mengklaim masih menguasai Kota Bani Walid.

Inilah Isi Berkas Rahasia Khadafy Yang Disimpan Oleh CIA dan M16

Agen rahasia Badan Pusat Intelijen AS dan Barat, termasuk M16 Inggris, diduga memiliki kedekatan emosional, bersahabat karib dengan agen intelijen rezim Libya, Moammar Khadafy. Mereka bekerja sama dalam banyak hal, termasuk penangkapan dan pengiriman para teroris.

Masalah itu terungkap dalam sejumlah dokumen rahasia yang ditemukan di Tripoli seperti dilaporkan AFP, Sabtu (3/9). Tumpukan dokumen ditemukan wartawan dan aktivis Human Rights Watch di gedung Keamanan Luar Negeri Libya yang pernah dipimpin oleh Moussa Koussa.

Koussa adalah Menteri Luar Negeri terakhir Libya yang membelot dari Khadafy, dan kini berada di London untuk mencari suaka politik dari Inggris. Selain itu, dokumen rahasia mata-mata rezim Libya itu juga ditemukan di ruang Kepala Intelijen Abdullah al-Sennousi yang tidak lain adalah ipar Khadafy.

Tumpukan dokumen itu adalah hasil korespondensi agen mata-mata Libya dengan Badan Pusat Intelijen AS (CIA) dan M16 Inggris antara tahun 2002 dan 2007. Meski demikian, sebagian besar dokumen itu terkonsentrasi pada 2003-2004 ketika Koussa menjabat Kepala Organisasi Keamanan Luar Negeri.

Hubungan manis

Tampaknya intel Libya memiliki ”hubungan yang manis” dengan agen CIA dan MI6. Misalnya, dalam dokumen itu tertulis kata-kata bersahabat, seperti dari ”temanmu” atau ”salam dari M16”. Dalam satu memo yang terselip di antara serakan dokumen hasil korespondensi itu, seorang agen Inggris bahkan mengirim ucapan selamat Natal.

Inti dokumen, antara lain, meliputi agenda kegiatan intelijen bersama, pengiriman proposal dan jadwal kegiatan, serta daftar pertanyaan untuk menginterogasi para tersangka teroris. Juga ada satu pidato yang tampaknya ditulis oleh agen CIA untuk Khadafy. Dia menyerukan terciptanya zona bebas senjata penghancur massal di Timur Tengah.

Ada juga dokumen terkait dengan rahasia penangkapan seorang militan kelompok garis keras Libya pada 2004 di Malaysia. Terungkap tentang perjalanan Abdullah al-Shadiq, orang yang dimaksud, dan istrinya yang sedang hamil dari Kuala Lumpur ke Bangkok, Thailand, untuk seterusnya ke Libya.

Sekarang Shadiq telah berganti nama menjadi Abdul Hakim Belhaj. Dia adalah salah satu komandan pasukan revolusi oposisi di Tripoli. Belhaj adalah mantan Pemimpin Kelompok Perlawanan Islam Libya (LIFG), salah satu organisasi yang saat ini berusaha menghabisi Khadafy. Dalam dokumen itu, agen mata-mata Barat dan Libya ingin memberikan hukuman berat bagi Belhaj.

Belhaj mengatakan, agen-agen CIA menyiksanya di sebuah penjara rahasia di Thailand sebelum ia kembali ke Libya dan dijebloskan ke penjara Abu Salim, Libya, yang terkenal itu. Dia menegaskan, dia tidak pernah menjadi teroris. Dia yakin penangkapannya sebagai reaksi terhadap apa yang disebut sebagai ”peristiwa tragis nine eleven (9/11)—aksi teror bom terburuk yang menghantam menara kembar World Trade Center dan Pentagon di Amerika Serikat.

Beberapa waktu lalu, ketika sebagian besar Uni Afrika mengakui kepemimpinan oposisi Libya, Aljazair justru menyampaikan protes dan tidak mengakuinya karena oposisi tidak bersih. Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya dicap tidak bersih karena ada tokohnya yang berasal dari jaringan garis keras.

Dokumen lain adalah nota Stephen Kappes, tokoh kedua CIA pada 2004, kepada Koussa. Nota itu dimulai dengan kata-kata bersahabat antara kedua pejabat tinggi intelijen itu. Intel Inggris, seperti terungkap dari dokumen, bersedia melacak nomor-nomor telepon penting untuk Libya.

Menteri Luar Negeri Inggris William Hague tidak bersedia mengomentari penemuan dokumen itu. Jennifer Youngblood, juru bicara CIA, juga tak mau berkomentar. Banyak pihak meragukan kebenarannya karena dokumen itu tanpa kepala surat lazimnya surat resmi.

Talitha van Zon Model Playboy dan Pacar Anak Muammar Qadhafi Berhasil Ditangkap Pemberontak Libya

Model Playboy bekas pacar anak Muammar Qadhafi ditangkap kelompok pemberontak Libya. Ia pun mengaku sempat terancam dibakar hidup-hidup.

Model asal Belanda, Talitha van Zon, dikenal sebagai bekas pacar Mutassim Qadhafi. Talitha mengaku berada bersama Mutassim sekitar sepekan lalu sambil merayakan kemenangan pasukan pendukung Qadhafi dengan minum Jack Daniels dan minuman ringan. Akan tetapi, beberapa hari kemudian, kelompok pemberontak yang didukung NATO melancarkan serangan udara ke Tripoli dan Mutassim pun bergabung dengan tentara pendukung Qadhafi.

Talitha disergap ketika mencoba keluar dari Libya. Akibatnya, ia terpaksa kembali dan mengungsi ke sebuah hotel. Setelah itu, Talitha digelandang di depan kelompok pemberontak yang berteriak, “bensin”. Talitha khawatir kelompok pemberontak bakal membakarnya hidup-hidup. Ia pun berupaya kabur dengan melompat dari balkon hotel.

“Saya terkejut ketika bertemu Mutassim. Ia sudah berubah,” ujar Talitha kepada Sunday Telegraph dari rumah sakit tempat ia dirawat.

“Itu merupakan kali pertama saya bertemu dengannya sebelum pemberontakan Februari. Ia berewok, duduk di sofa dengan senjata otomatis. Ia dikawal anak berusia 16 tahun dengan tampang garang yang disenjatai senjata mesin.”

Dalam kunjungan terakhirnya ke Libya, Talitha mengaku mata Mutassim tampak sangat “dingin”. Talitha mengatakan Mutassim tampak bisa membunuh siapa pun.

Sosok Mutassim tersebut berbeda dengan saat Talitha masih berpacaran dengannya pada 2004. Hubungan asmara mereka hanya bertahan tiga bulan karena ada wanita lain di kehidupan Mutassim. Kendati demikian, keduanya hingga kini masih tetap bersahabat.

Selama berpacaran dan bersahabat dengan Mutassim, Talitha mengaku hidup dalam kemewahan dunia. Sebab, Mutassim selalu menghadiahinya berbagai kemewahan seperti barang-barang mewah dan lainnya.

Talitha mengaku pernah dibawa pergi keliling dunia. Di Monaco, Talitha menonton Grand Prix dan berpesta yang juga dihadiri Putri Caroline. Talitha juga menikmati liburan di Kepulauan Karibia setelah diterbangkan dengan pesawat Boeing pribadi keluarga Qadhafi.

“Saya pernah bertanya kepadanya berapa uang yang dikeluarkannya. Lalu ia berpikir sejenak dan mengatakan, ‘Sekitar US$ 2 juta.’ Saya lalu bertanya, ‘Itu untuk setahun?’ Dia menjawab, ‘Tidak itu untuk sebulan’.”

Menurut Talitha, Mutassim sangat mengidolakan pemimpin seperti Adolf Hitler, Hugo Chavez, Fidel Castro. Mutassim pun ingin meraup sukses seperti idolanya tersebut. Namun, selama ini Mutassim selalu berada di bayang-bayang saudaranya, Saif, yang dianggap sebagai ahli waris kepemimpinan Qadhafi.

Kisah Pasukan Khusus Pengawal Wanita Khadafi Yang Selain Menjadi Tukang Jagal Juga Harus Melayani Hasrat Seks Komandanya

PERTAMA, Anda melihat bola mata yang besar dan cokelat dan bibir seperti bunga mawar, dibingkai oleh jilbab hijau muda. Kemudian Anda melihat bahwa kakinya memar dijamin dengan borgol ke kaki tempat tidur. Matanya yang indah menatap kosong, nampak shock, akibat obat penghilang rasa sakit atau keduanya. Tapi setidaknya dia masih hidup.

Nisreen Mansour al Forgani masih berusia 19 tahun. Sekilas dia seperti gadis Libya pada umumnya. Tapi dia berbeda, karena baru mengalami pengalaman yang sangat mengejutkan baginya – dan mengejutkan bagi kita semua. Dan dia mencetak “prestasi” yang mengerikan. Nisreen merupakan salahsatu pasukan pembunuh untuk Muammar Khadafi, pemimpin Libya. Kemarin, di sebuah ruangan yang dijaga ketat di rumah sakit militer di Tripoli Matiga, ia mengaku kepada wartawan DailyMail – media terbitan London, Inggris, bahwa dia telah mengeksekusi sebanyak 11 tahanan pemberontak yang tertangkap tentara pro Kghadafi pada hari-hari menjelang jatuhnya ibukota Libya pekan lalu. Dia menembak dari jarak dekat, dengan dan darah dingin.

“Ketika aku membunuh (pembrontak) yang pertama, maka mereka akan membawa (milisi pembrontak) lain ke kamar, ” kata Nisreen. Dia mengaku melihat tubuh di lantai dan tampak terkejut. “Lalu aku akan menembaknya juga. Aku melakukannya dari jarak sekitar semeter jauhnya, ” ungkapnya Nisreen merupakan salah satu dari ribuan perempuan muda yang direkrut oleh Muamamr Khaddafi sebagai pengawal – yang selama ini menjadi penampilan khasnya.

Kini Nisreen menjadi tawanan para pemberontak, setelah kabur dari markasnya, Brigade 77. Dengan kecantikan wajahnya, dan polos tatapannya, para pembrontak tak pelak merasa kasihan juga padanya. Nisreen mengaku – dan dokter dan bahkan beberapa pejuang pemberontak yang percaya pada pengakuannya – bahwa saat dia melakukan eksekusi berada di bawah tekanan besar.

Dia juga mengatakan bahwa dia mengalami pelecehan seksual oleh tokoh-tokoh militer senior, salah satunya adalah komandan brigade elit Tripoli yang bertugas melindungi sang pemimpin, Kolonel Muammar Khadafi. Nisreen mengungkapkan, masa lalunya indah. Dulu tinggal bersama ibunya di Tripoli dan menikmati musik dansa, tapi tanpa diduga rezim Khadafi merngubahnya. Ia menjadi milisi yang membuat tangannya berlumur darah.

Nisreen mengatakan bahwa keluarganya bukan pendukung rezim Khadafi. Orangtuanya berpisah ketika ia masih kecil, dan ketika ayahnya menikah lagi, Nisreen pergi untuk tinggal dengan ibunya. Salah satu teman ibunya, seorang wanita bernama Fatma al Dreby, adalah pemimpin cabang perempuan dari milisi Pengawal Populer Gaddafi – dan ini, tampaknya, adalah faktor yang menentukan. Nisreen terkesan.

Tahun lalu, Nisreen meninggalkan kuliahnya berniat untuk merawat ibunya yang menderita sakit kanker. Sebaliknya, Fatma direkrut dia untuk Garda Rezim. Meski diprotes keluarga, namun Fatma tidak goyah, membawa Nisreen, anak teman ibunya. Nisreen masih muda dan cantik – jenis yang diinginkan pengawal Khadafi. “Ada sekitar 1.000 perempuan yang berasal dari seluruh Libya,” kenang Nisreen sekitar kehidupan kamp pelatihan mereka di Tripoli.

“Aku di sana dengan seorang gadis bernama Faten, yang saya tahu dia juga berasal dari perguruan tinggi.” Para anggota dilatih menggunakan senjata api. Nisreen sendiri dilatih menjadi penembak jitu.

HARUS MELAYANI HASRAT SEKS KOMANDA
Pada awal pemberontakan pada Februari, dua gadis ini ditampung oleh milisi di sebuah rumah di dekat bandara Tripoli. Tugas mereka yang utama berjaga pos pemeriksaan di sekitar kota. Unit mereka bermarkas di Brigade 77, bersebelahan dengan Khadafi Bab Al-Azizya kompleks perumahan sekaligus pertahanan Muammar Khadafi. Tapi Nisreen mengatakan dia melihat Sang Diktator itu hanya sekali, ketika konvoi itu melewati pos-nya.

Fatma adalah pendukung fanatik rezim, kata Nisreen. “Dia mengatakan kepada saya bahwa jika ibu saya mengatakan sesuatu untuk melawan Khadafi maka aku pun harus segera membunuhnya. Jika saya mengatakan sesuatu tentang pemimpin tidak seperti yang diinginkannya, maka saya akan dipukuli dan dikunci di kamar. Dia juga mengatakan kepada kami bahwa jika pemberontak datang, mereka akan memperkosa kita. ”

Itulah bagian dari manipulasi dari pemimpin milisi yang, menurut Nisreen, merenggut kehormatannya untuk kepuasan seksual seorang rekan senior nya laki-laki. ‘Fatma memiliki kantor di lantai dasar Brigade 77 dan ada sebuah kamar dengan tempat tidur sebelah. Suatu hari, dia memanggil saya dan menempatkan saya di ruangan itu sendiri. Mansour Dau, Komandan Brigade 77, kemudian masuk dan menutup pintu. ”

Mansour kemudian mengajaknya berhubungan seks sebagai bagian dari pelatihan militer. “Setelah itu semuanya berakhir . Fatma mengatakan kepada saya agar tidak memberitahu siapa pun, bahkan tidak orang tua saya, ” kata Nisreen. “Setiap Mansour datang ke markas, dia diberikan gadis lain untuk memuaskan nafsu seksnya oleh Fatma. Untuk itu, Dia mendapat hadiah-hadiah. ”

EKSEKUSI ITU
Nisreen menjelaskan bahwa ia dibawa ke sebuah bangunan di distrik Bosleem Tripoli, dimasukkan ke dalam sebuah ruangan dan bersenjata dengan senapan AK 47. Di sana, seorang tentara wanita kulit hitam dalam seragam biru terus menjaga agar tidak melarikan diri. “Para tahanan pemberontak diikat dan disimpan di bawah pohon di luar,” katanya. “Lalu satu demi satu mereka dibawa ke kamar. Ada tiga relawan Khadafi bersenjata di dalam di ruangan.

“Mereka mengatakan kepada saya bahwa jika saya tidak membunuh para tahanan kemudian mereka akan membunuh saya, ” mereka menginstruksikan. Dia mulai menangis. “Beberapa tahanan tampak seperti habis dipukuli. Lainnya dipukuli di depan saya. Mereka tidak berbicara. Saya tidak ingat wajah mereka … kebanyakan dari mereka usianya sama seperti saya. ”

Sambil bercerita di tempat tidur rumah sakit itu, Nisreen menyeka matanya dan menatap luka menangis di sikunya.
“Aku mencoba untuk tidak membunuh mereka … Aku berbalik dan menembak tanpa melihat. Tapi kalau aku ragu-ragu, salah satu tentara itu akan mengambil senapan sendiri”.

“Aku membunuh sepuluh, mungkin 11 milisi pemberontak, selama tiga hari,” katanya, perlahan dan hampir tak percaya, menghitung pembunuhan di jari-jarinya. “Saya benar-benar tidak mengerti apa yang telah saya lakukan.” Dia meratap: “Aku tidak pernah menyakiti siapa pun sebelum pemberontakan dimulai. Dulu aku mempunyai kehidupan yang normal… ” ratapnya.
Nisreen akhirnya kabur dari markas dengan melompat dari jendela kamar lantai dua di mana dia melaksanakan eksekusi kepada para pemberontak anti Khadafi yang tertangkap. Meskipun cedera dan sempat ditabrak truk pick-up dalam pelariannya itu, dia berhasil keluar dari lingkungan markas Brigade 77 itu.

“Aku ditemukan oleh beberapa pasukan anti- Khadafi . Orang-orang itu lalu membawa saya ke sebuah masjid dimana saya diberi air,” katanya. “Lalu aku dibawa ke sini. ” Dua pejuang berjaga-jaga di luar pintunya di rumah sakit. “Kami di sini untuk melindunginya agar tidak melarikan diri dia,” kata salah satu milisi pemrontak anti Khadafi.

Seorang wanita yang mengenakan jas putih, memasuki ruangan. Dia mulai berbicara serius pada Nisreen, yang langsung menangis. Wanita itu merupakan relawan medis yang datang untuk memberikan pencerahan. “Bagaimana mungkin hati nurani Anda membiarkan Anda membunuh semua orang-orang ini, hanya untuk Kadafi?” tanyanya.

“Nisreen adalah korban juga, “ tutur Dr Rabia Gajum, seorang psikolog anak Libya, yang menjadi relawan kepada Dailymail. “Kakaknya mengatakan kepada saya, bahwa keluarganya sudah pernah mencoba membuatnya keluar dari markas Brigade 77, tetapi diancam oleh tentara”. Diungkapkannya, gadis-gadis di Garda Pengawal khadafi banyak yang diperkosa. Para pria merekrut perempuan dan kemudian melatih mereka dalam senjata, selain memperkosanya.

Dia meninggalkan kamar dan seorang pejuang pemberontak, tidak lebih tua usianya dari Nisreen dan dengan senapan tersandang di bahunya, menggantikan dirinya. Dia bersandar di ujung ranjang gadis itu. “Apakah kamu berdoa?” kata milisi anti-Khadafi itu bertanya pada Nisreen. “Ya, dulu,” bisiknya. “Kapan kau membunuh mereka?” “Di pagi hari,” jawab Nisreen lirih.

Air matanya mulai bergulir lagi. Dia berbalik kepada wartawan yang mewawancaraiya dan bertanya: “Jika seorang gadis menewaskan 11 orang di negara Anda, apa yang akan Anda lakukan? “

Kami bertanya padanya, jika ada keluarganya tahu dia di sini atau apa yang terjadi padanya. “Tidak tahu, “ dia menjawab. Dia memberi kita nomor telepon dari kerabat yang masih di Tripoli. Kami memanggil mereka dan, akhirnya, mendapat jawaban ibu tirinya.

“Saya di rumah sakit Matiga, “ terdengar memohon Nisreen dengannya. “Silakan datang menjemputku,” katanya, seraya mengernyit melawan rasa sakit di pergelangan kakinya. “Kamu diam saja Jangan katakan apa pun pada mereka, “ kami mendengar wanita di balik telepon memberitahu anak tirinya itu.Pejuang pemberontak mengangkat bahu dengan jijik. “Ada banyak gadis yang melakukan hal seperti ini,” katanya.

Akhirnya ibu tiri dan saudara Nisreen yang muncul. Tapi mereka hanya tinggal sebentar – dan tidak tampak terkejut melihat penjaga bersenjata di pintu remaja.

EMPAT PEREMPUAN
Nisreen sedang dirawat oleh Dr Rabia Gajum, seorang psikolog anak Libya yang sukarela untuk bekerja di rumah sakit Matiga. Dia suara simpati besar untuk remaja. ‘Nisreen adalah korban juga, “katanya. “Semua gadis di Garda pengawal Khadafi diperkosa. Para pria dari regu pengawal khadafi merekrut perempuan dan kemudian melatih mereka dalam senjata. Kami memiliki empat perempuan di sini sebagai pasien, semua dilatih sebagai penembak jitu seperti Nisreen, “ ungkaop Dr. rabia Gajum.

“Kami memberi mereka perawatan medis. Setelah itu terserah bagi pemerintah baru tentang apa yang harus dilakukan dengan mereka ” tambahnya . Nisreen mengalami cedera panggul dan luka di kaki yang cukup parah. Dia jelas membutuhkan pengobatan dan terapi psikologis untuk jangka panjang.

“Apa yang harus kami katakan pada orangtuanya, saya tidak tahu. Ibunya sedang menjalani pengobatan untuk penyakit kanker tenggorokan di Tunisia. Ayahnya sakit dan di kursi roda dan tidak tahu apa yang telah terjadi. Terlalu banyak kejutan untuknya, ” ujar Dr. Rabia.

“Dokumen pribadi yang kami temukan di barak Brigade 77 membuktikan bahwa catatan tentang dia memang ada. Tapi satu-satunya bukti dari kekejaman di mana ia mengambil bagian itu, adalah pengakuannya sendiri, “ tambah Dr Rabia Gajum lagi. Matanya yang indah tetapi benar-benar kosong, shock, akibat obat penghilang rasa sakit atau keduanya. Tapi setidaknya Nisreen masih hidup, dan menjadi saksi kekejaman rezim Khadafi, selama ini.