Monthly Archives: April 2023

Empat Teroris Impor Warga Negara Uzbekistan Bunuh Petugas Imigrasi Jakut

Densus 88 Antiteror Polri menangkap empat warga negara (WN) Uzbekistan, yaitu BA alias JF (32), OMM alias IM (28), BKA (40), dan MR (26), terkait dugaan terorisme. Kini, BKA masih diperiksa secara intensif usai tiga rekannya menyerang petugas di tempat detensi Imigrasi. Penyerangan itu dilakukan BA, OMM, dan MR hingga menyebabkan seorang petugas Imigrasi tewas. Ketiganya melakukan penyerangan terhadap petugas Imigrasi Kelas I Jakarta Utara lalu melarikan diri. OMM dan MR ditangkap, sementara BA ditemukan tewas diduga bunuh diri di Kali Sunter.

Juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar, mengatakan BKA tak ikut melarikan diri. Dia mengatakan pihaknya masih memeriksa keterlibatan BKA terkait penyerangan terhadap petugas Imigrasi tersebut.

“(BKA) masih kita periksa secara intensif keterlibatannya dalam perkara penyerangan dan melarikan diri kemarin,” kata juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Kamis (13/4/2023).

Aswin mengatakan pihaknya masih mendalami apakah BKA ikut merencanakan penyerangan dan melarikan diri yang dilakukan BA, OMM, dan MR. Deportasi belum dilakukan. “Masih kita selidiki,” ujarnya.

Sebelumnya, empat WN Uzbekistan yang gagal mendirikan negara sesuai idealismenya itu ditangkap terkait propaganda terorisme di media sosial (medsos) karena ingin mendirikan negara baru sesuai keyakinannya di Indonesia. Setelah diamankan, tiga WN Uzbekistan melakukan penyerangan kepada petugas di kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara dan sempat melarikan diri. Dua di antaranya kembali diamankan, sedangkan satu orang lagi tewas bunuh diri.

Dua WN Uzbekistan berinisial OMM alias IM (28) dan dan MR (26) ditetapkan sebagai tersangka terkait penyerangan terhadap petugas Imigrasi Kelas 1 Jakarta Utara hingga tewas. OMM dan MR melakukan penyerangan saat diamankan terkait dugaan terorisme bersama dua WN Uzbekistan lainnya, BA alias JF (32) dan BKA (40). “(OMM dan MR) sudah (tersangka),” kata Juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar, saat dimintai konfirmasi, Kamis (13/4/2023).

Aswin mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait kasus ini. Dia mengatakan keduanya dijerat sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap petugas Imigrasi. “Akan dilakukan penyidikan untuk kasus pembunuhan tersebut bersama Polda Metro Jaya,” ujarnya.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap empat warga negara (WN) Uzbekistan karena melakukan propaganda terorisme di media sosial (medsos). Inisial keempat WN Uzbekistan tersebut adalah BA alias JF (32), OMM alias IM (28), BKA (40), dan MR (26).

Setelah diamankan, tiga WN Uzbekistan melakukan penyerangan kepada petugas di kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara dan sempat melarikan diri. Dua di antaranya kembali diamankan, sedangkan satu orang berinisial BA tewas diduga bunuh diri.

“Tiga orang di antaranya berhasil melarikan diri dan satunya tetap atau tidak mau lari,” ujar juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar, kepada wartawan di Mabes Polri, Selasa (11/4). “Satu orang ditemukan meninggal dunia di Kali Sunter, meninggal karena terjun ke kali kemudian tenggelam dan meninggal dunia. Mayatnya sudah dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati untuk diautopsi,” sambung Aswin.

Dokumen Rahasia Amerika dan NATO Akan Serang Rusia Melalui Ukraina Bocor

Dokumen rahasia yang merinci rencana Amerika Serikat (AS) dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia tersebar di media sosial. Pentagon saat ini sedang menyelidiki tersebarnya informasi rahasia tersebut.
Dilansir AFP dan CNN, Minggu (9/4/2023), dokumen tersebut berisikan rencana AS dan NATO untuk membantu mempersiapkan Ukraina dalam perang musim semi melawan Rusia. Dokumen itu tersebar di Twitter dan Telegram.

“Kami mengetahui laporan mengenai unggahan di sosial media, dan departemen saat ini sedang meninjau masalah ini,” kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh.

Mykhailo Podolyak, penasihat kepala Kantor Presiden Ukraina, mengatakan di saluran Telegramnya dia yakin Rusia berada di balik kebocoran dokumen tersebut. Podolyak mengatakan dokumen yang disebarluaskan tidak asli, tidak ada hubungannya dengan rencana nyata Ukraina dan didasarkan pada sejumlah besar informasi fiktif.

Kendati demikian, seorang Pejabat AS mengatakan dokumen itu adalah asli, dan merupakan bagian dari dek intelijen harian yang lebih besar yang dibuat oleh Pentagon tentang perang. Namun, menurutnya, tampaknya dokumen itu telah diedit di beberapa tempat.

Dokumen-dokumen itu dilaporkan berisi bagan dan detail tentang pengiriman senjata, kekuatan batalion, dan informasi sensitif lainnya. Salah satu dokumen merangkum jadwal pelatihan 12 brigade tempur Ukraina, dan mengatakan sembilan dari mereka dilatih oleh pasukan AS dan NATO, dan membutuhkan 250 tank dan lebih dari 350 kendaraan mekanis.

Informasi dalam dokumen tersebut juga merinci tingkat pengeluaran untuk amunisi di bawah kendali militer Ukraina, termasuk untuk sistem roket HIMARS, sistem roket artileri buatan AS yang telah terbukti sangat efektif melawan pasukan Rusia.

Salah satu gambar yang telah beredar di saluran Telegram Rusia dan telah direview oleh CNN adalah foto hard copy dokumen berjudul “US, Allied & Partner UAF Combat Power Build.” Dokumen tersebut, yang berasal dari bulan Februari dan ditandai sebagai rahasia, mencantumkan jumlah sistem senjata Barat tertentu yang saat ini dimiliki Ukraina, perkiraan pengiriman sistem tambahan dan pelatihan yang telah atau diharapkan akan diselesaikan oleh Ukraina pada sistem tersebut.

Yang lainnya berjudul “Pembaruan Harian Staf Gabungan Rusia/Ukraina J3/4/5 (D+370)” dan terdaftar sebagai rahasia. J3 mengacu pada direktorat operasi staf gabungan militer AS, J4 berurusan dengan logistik dan teknik, dan J5 mengusulkan strategi, rencana, dan rekomendasi kebijakan. “D+370” mengacu pada tanggal pembuatan dokumen: 370 hari setelah hari pertama invasi Rusia.

Dokumen ketiga adalah peta, terdaftar sebagai sangat rahasia, yang menunjukkan status konflik per 1 Maret. Peta tersebut menunjukkan lokasi dan ukuran batalion Rusia dan Ukraina, serta total kerugian yang diperkirakan di kedua sisi. Jumlah korban dalam dokumen ini adalah apa yang diyakini para pejabat sebagai hasil rekayasa – kerugian Rusia dinilai sejatinya jauh lebih tinggi daripada “16.000-17.500 tewas dalam aksi” yang tercantum dalam dokumen itu.

Dokumen itu juga mengatakan bahwa 61.000-71.500 orang Ukraina telah tewas dalam aksi, jumlah yang menurut para pejabat juga tampak diedit lebih tinggi dari perkiraan aktual Pentagon. Dokumen keempat adalah proyeksi cuaca dari Februari, terdaftar sebagai Rahasia, yang menilai di mana tanah dapat membeku di Ukraina dengan cara yang menguntungkan untuk manuver kendaraan.