China melakukan pendaratan perdana jet tempur di kapal induk barunya. Jet tempur buatan China, J-15, melakukan pendaratan yang sukses di Liaoning, kapal induk bekas Soviet, dalam sejumlah latihan terakhir, kata kementerian pertahanan negara itu dalam sebuah laporannya Minggu (25/11) tentang uji coba penerbangan itu.
Liaoning mulai beroperasi September lalu. Itu merupakan sebuah batu loncatan simbolik bagi pertumbuhan militer China yang terjadi saat Beijing semakin terlibat dalam serangkaian sengketa teritorial dengan tetangganya. China membeli kapal induk yang telah dipereteli itu dari Ukraina hampir 10 tahun lalu dan memperbaikinya di pelabuhan Dalian di China timur laut.
Konstruksi kapal itu, sebelumnya dikenal sebagai Varyag, dilakukan bekas Uni Soviet lebih dari 20 tahun lalu, tetapi pekerjaannya dihentikan mendadak dengan runtuhnya Soviet.
Selama uji coba terakhir, teknolgi kabel pendaratan berteknik tinggi digunakan, kata kementerian itu tanpa menjelaskan rincian. Lepas landas jet tempur J-15 juga sukses, tambah kementerian itu.
Sejak kapal induk itu beroperasi, para kru telah menyelesaikan lebih dari 100 program pelatihan dan uji coba, kata kementerian tersebut.
Liaoning, dinamai sesuai nama provinsi yang terletak di China timur laut yang mencakup wilayah Dalian, diperkirakan tidak akan beroperasi secara penuh selama setidaknya tiga tahun ke depan.
China juga sedang merancang sebuah kapal induk yang sepenuhnya buatan dalam negeri suatu hari nanti.
Sepanjang tahun lalu, China telah menjadi semakin tegas terkait klaim lama atas wilayah maritim saat kekuatan ekonomi dan militernya terus bertumbuh, yang menyebabkan kecemasan yang meningkat di kalangan negara tetangganya. Ketegangan di Laut China Timur telah meningkat secara dramatis dalam beberapa bulan terakhir soal pulau yang dikenal sebagai Diaoyu di Beijing dan Senkaku di Tokyo. China juga berada dalam situasi yang sama dengan Vietnam dan Filipina di Laut China Selatan.
China telah secara resmi mengoperasikan kapal induk pertamanya. Langkah itu dengan seketika memberi sinyal tentang pertumbuhan militer China di tengah ketegangan yang meningkat antara Beijing dan negara-negara tetangga soal sengketa pulau-pulau di laut di dekat wilayah negara itu.
Sejumlah pejabat China mengatakan kapak induk tersebut, sebuah kapal rongsokan yang dibeli dari Ukraina tahun 1998 dan diperbaharui China, akan melindungi kedaulatan nasional. Isu kedaulatan telah menjadi kata kunci dalam sengketa China dengan Jepang terkait kepemilikan pulau-pulau di Laut China Timur.
Namun, walau ada nada kebanggaan pada peluncuran kapal itu Selasa (25/9) lalu, yang dihadiri Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao, dan walau ada penilaian meriah dari para pakar militer China tentang pentingnya kapal induk tersebut, kapal itu pada tahap ini hanya akan digunakan untuk pelatihan dan uji coba. Kapal induk atau kapal pengangkut pesawat tempur (aircraft carrier) itu justru tidak ada pesawat di dalamnya.
China, lapor harian New York Times (26/9), sejauh ini tidak punya pesawat yang mampu mendarat di kapal induk. Harian itu, yang mengutip sejumlah pakar militer China dan pakar militer lainnya, melaporkan bahwa saat ini pelatihan untuk pendaratan di kapal induk sedang dilakukan di darat.
Meski demikian, penampilan kapal induk itu kepada publik di pelabuhan Dalian, di China timur laut, dimanfaatkan sebagai sebuah kesempatan untuk membangkitkan perasaan patriotik, yang mencapai puncaknya dalam 10 hari terakhir terkait sengketa teritori antara China dan Jepang atas pualau-pulau di Laut China Timur, yang disebut Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh China. Kapal induk itu akan “meningkatkan kekuatan operasional angkatan laut China secara keseluruhan” dan membantu China “untuk secara efektif melindungi kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan nasional,” kata kementerian pertahanan negara itu dalam sebuah pernyataan.
Kongres Partai Komunis, yang menandai dimulainya transisi kepemimpinan sekali dalam satu dekade di negara itu, diperkirakan akan diselenggarakan bulan depan. Penampilan kapal itu kepada publik tampaknya menjadi bagian dari upaya untuk menjalin persatuan nasional menjelang acara tersebut.
Bagi dunia internasional, penampilan publik kapal induk itu tampaknya dimaksudkan untuk memberi sinyal ke negara-negara kecil di Laut China Selatan, termasuk Filipina yang adalah sekutu AS, bahwa China telah meningkatkan jumlah asetnya yang dapat dikerahkah, lapor New York Times.
Para perencana militer AS, kata harian itu, telah mengecilkan arti penting kapal induk tersebut. Sejumlah pejabat angkatan laut AS bahkan mengatakan, mereka akan mendorong China untuk terus maju dengan membuat kapal induk sendiri dan sejumlah kapal untuk mendampingi kapal induk itu. Langkah itu, kata mereka, akan merupakan pemborosan uang.
“Kapal induk tidak bermanfaat bagi angkatan laut China,” kata You Ji, seorang peneliti senior tamu di National University of Singapore. “Jika kapal itu digunakan untuk melawan Amerika, kapal tersebut tidak punya kemampuan bertahan hidup. Jika digunakan untuk melawan negara-negara tetangga China, itu sebuah pertanda bullying.”
Vietnam, tetangga China, mengoperasikan pesawat Rusia Su-30 yang berbasis di darat yang bisa menimbulkan ancaman bagi kapal induk, kata Profersor You. “Di Laut China Selatan, jika kapal induk itu dirusak Vietnam, itu sebuah kehilangan yang memalukan. Itu tidak sebanding,” katanya.
Menurut Profesor You, pertanyaan tentang apakah China akan terus maju dengan membuat kapal induk sendiri sebagian besar tergantung pada apakah China mampu mengembangkan pesawat yang dapat mendarat di kapal induk. “Adalah proses yang sangat lama untuk membangun pesawat semacam itu,” katanya.
Bertentangan dengan skeptisisme yang diungkapkan pakar militer di luar China, Li Jie, peneliti di Naval Research Chinese Institute, mengatakan kepada harian People’s Daily yang dikelola negara bahwa kapal induk itu akan mengubah pola pikir angkatan laut China dan membawa perubahan pada gaya operasional dan struktur angkat laut.
Walau militer China tidak mempublikasikan rincian pengeluaran militernya, para pakar militer asing mengatakan, angkatan laut negeri tirai bambu itu kurang mendapat sokongan dana jika dibandingkan dengan angkatan darat atau angkatan udara.