Monthly Archives: April 2021

Hukuman Untuk Bule Di Bali Cenderung Sangat Ringan

Media internasional ikut menyoroti bule yang tak memakai masker di Bali. Katanya, hukuman bagi yang bersangkutan tidaklah sesuai. Seperti diberitakan CNN, pejabat Bali telah memberikan hukuman yang agak tidak lazim bagi turis tanpa masker. Mereka yang dengan sengaja melanggar akan dikenakan denda sekira Rp 100.000 (USD 9).

Pengunjung yang mengaku membawa masker tetapi lupa memakainya, diberi pilihan hukuman. Mereka harus melakukan push up atau bahkan menyapu jalan. Kepala Badan Ketertiban Umum Kabupaten Badung, I Gusti Agung Kerta Suryanegara, mengatakan kepada ABC bahwa 80% dari mereka yang menerima denda adalah para pelancong.

Dalam beberapa pekan terakhir, berbagai video turis yang dihukum melakukan push-up telah diposting secara online di berbagai media sosial. “Denda sama sekali bukan apa-apa, tapi videonya mungkin bisa mencegah itu,” kata Michael O’Regan, dosen senior di Universitas Bournemouth dan mantan asisten profesor di Institute for Tourism Studies.

Dia percaya pihak berwenang harus lebih keras dalam memberikan denda pada bule. Jika tidak, beberapa orang mungkin berpikir mereka dapat melanggar aturan dan lolos begitu saja. “Otoritas nasional harus mendidik masyarakat dan pada tahap ini, mereka harus mendukungnya dengan denda wajib bagi mereka yang tidak memakai masker,” imbuh dia.

O’Regan mengakui bahwa ada beberapa destinasi wisata yang mungkin berhati-hati. Karena, pengetatan hukuman berat bagi yang tak memakai masker akan sangat berpengaruh bagi yang bergantung pada pariwisata. Dr. Lee Buenconsejo-Lum dari University of Hawaii, menjelaskan bahwa jumlah kasus tidak meningkat secara signifikan sejak destinasi wisata dibuka kembali. Namun, fakta bahwa turis tidak menanggapi protokol masker dengan serius merupakan hal yang memprihatinkan.

Tapi mengapa begitu banyak turis yang mengabaikan peraturan seputar pemakaian masker? Menurut O’Regan, masalah ini rumit. ada tingkat keegoisan di sana yang menunjukkan bahwa beberapa bule yang telah divaksinasi penuh mungkin merasa bahwa aturan tersebut tidak berlaku bagi mereka.

Sebuah video yang menunjukkan dua orang warga negara asing (WNA) laki-laki dan perempuan di Bali viral di media sosial. Sebab kedua bule ini berhasil mengelabui petugas dengan wajah yang dilukis masker. Dalam video yang beredar, terlihat bahwa dua orang bule tersebut hendak mengunjungi sebuah pasar swalayan. Namun, mereka tak diperbolehkan masuk oleh satuan pengamanan (Satpam) yang bertugas karena bule wanita tak memakai masker.


Alih-alih mencari masker, kedua bule tersebut kemudian masuk ke dalam mobil. Bule pria kemudian melukis wajah wanita tersebut mirip dengan masker. Hasilnya, mereka berhasil mengelabui Satpam yang berjaga di pintu masuk swalayan. Saat berada di dalam swalayan, bule tersebut nampak heran bisa mengelabui petugas tersebut. Bahkan beberapa pengunjung swalayan juga tak menyadari bahwa masker tersebut hanya lukisan.

Penelusuran yang dilakukan oleh detikcom, video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Facebook Josh Paler Lin. Unggahan akun tersebut kemudian ditangkap layar dan dibagikan oleh Niluh Putu Ary Pertami Djelantik dalam akun Instagramnya @niluhdjelantik. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Sarpol PP) Provinsi Bali, I Dewa Nyoman Rai Dharmadi mengatakan, bahwa pihaknya belum mengetahui di mana kejadian tersebut. Ia juga belum mengetahui nama, tempat tinggal dan asal dari kedua bule tersebut.

Meski begitu, dirinya menilai hal semacam ini seharusnya ditindak oleh Satgas setempat. Ia mengaku tak ingin Bali dicap sebagai daerah yang tidak konsisten dalam menegakkan protokol kesehatan. “Ya kalau ada yang mendapati hal-hal semacam ini tindak saja oleh aparat setempat/satgas gotong royong. Jangan sampai dianggapnya Bali tidak konsisten menegakkan dengan denda. Bahkan bila perlu dideportasi saja oleh imigrasi,” kata Dewa Dharmadi.

Dewa Dharmadi mengatakan, di dalam kesempatan memang masih saja ditemukan ada masyarakat yang tidak menaati protokol kesehatan dalam setiap kegiatan, baik secara sengaja atau tidak. Salah satunya yakni dalam mengenakan masker. “Hal-hal semacam ini tentu sangat disayangkan bahwa masyarakat yang melihat atau lingkungan yang di mana mereka beraktivitas membiarkan ini terjadi,” terangnya.

Karena itu, dirinya mengimbau agar masyarakat sepenuhnya sadar dan mengawasi protokol kesehatan. Sebab jika hanya mengandalkan pihak Satgas COVID-19, pengawasan tersebut tentu tak akan efektif. “Yang pasti kami juga berharap dengan sangat kepada masyarakat semuanya. Semua komponen masyarakat harus ikut bertanggung jawab. Jadi hal-hal penegakan tertib protokol kesehatan bagian dari jaminan pada masyarakat luar, dunia luar, bahwa Bali sebagai destinasi wisata dunia masyarakatnya patih protokol kesehatan, tertib untuk selalu menjadikan bahwa Bali siap sebagai daerah kunjungan wisatawan yang aman dari COVID-19,” pintanya.

Kapal Selam KRI Hilang Saat Latihan Tembakan Torpedo Di Perairan Bali

Kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI Angkatan Laut (AL) hilang kontak di perairan utara Bali. Kapal selam itu hilang kontak saat latihan penembakan torpedo. “Jadi sedang dalam latihan penembakan torpedo,” kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) AL Laksma TNI Julius Widjojono saat dihubungi, Rabu (21/4/2021). Julius mengatakan setiap latihan kapal selam akan berkomunikasi dengan unsur atas air. Namun saat itu tidak ada kontak dari kapal selam.

“Setiap latihan pasti ada komunikasi antara unsur di atas air dan bawah air. Saat komunikasi itu tidak terjadi, maka kita mencari, kok tidak ada laporan di unsur bawah air, lost contact,” kata dia. Julius mengatakan, sebelum menembakkan real, kapal selam melakukan latihan penembakan torpedo. “Sebelum kapal selam menembakkan dengan peluru perang, itu latihan dulu. Paginya latihan torpedo, latihan dulu, siangnya baru nembak real,” tutur dia.

Untuk diketahui, kapal selam TNI AL dikabarkan hilang kontak di perairan Bali. Keberadaannya belum diketahui. Seperti dilansir Reuters, Rabu (21/4/2021), TNI AL sedang mengecek keberadaan salah satu kapal selamnya. Kapal selam itu tidak melapor kembali usai latihan.

Kapal selam milik TNI AL hilang kontak saat sedang melakukan latihan penembakan torpedo di wilayah utara Bali. Ada lebih dari 50 orang yang berada di dalam kapal selam TNI AL yang hilang kontak di Bali itu. “Iya, 49 ditambah ada komandan kapal lainnya dan 3 dari anu, arsenalnya,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Hadi saat ini sedang berada di Bali. Dia diagendakan melihat latihan penembakan torpedo. “Saya di Bali, memang rencana besok saya lihat latihan penembakan torpedo,” sebut Hadi. Pencarian kapal selam yang hilang kontak tersebut sedang dilakukan. TNI mengeluarkan seluruh armada kompeten untuk mencari kapal selam tersebut. “Seluruh kapal milik TNI yang memiliki kemampuan mencari benda di bawah permukaan air kami kerahkan,” ucap Hadi.

Berdasarkan catatan detikcom, kapal selam berukuran panjang 60 meter dan lebar 6 meter ini mampu menampung 4 ABK. Sekali melaju, kapal selam ini dapat melesat dengan kecepatan hingga 21,5 knot didukung oleh mesin diesel elektrik yang terdiri dari 4 mesin diesel dan 1 shaft menghasilkan 4.600 shp.

Kapal buatan Jerman tahun 1977 ini mampu menyelam selama 3 bulan dengan kedalaman maksimal 250 meter di bawah permukaan laut. Dari sisi persenjataan, KRI Nanggala 402 dilengkapi 14 buah torpedo 21 inci dalam 8 tabung. “Kapal selam itu sangat spesial karena dipersenjatai dengan senjata yang paling ditakuti kapal permukaan. Sangat dahsyat serangannya,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio di sela acara penyematan yang berlangsung Sabtu (6/9/2014) lalu.

“Jarak tembaknya bisa 2 mil. Jauh sekali,” tutur dia. Untuk urusan sensor dan elektronik KRI Nanggala mempunyai sonar dari jenis CSU-3-2 Suite yang dapat melacak setiap benda bergerak yang berada di sekitar kapal selam.

“Suara ikan paus cuit-cuit begitu kedengaran,” sambungnya.

Di Indonesia sendiri, KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam kedua dalam jenis kapal selam kelas Cakra. Kapal ini merupakan kapal kedua yang menyandang nama Nanggala dalam jajaran TNI AL. KRI Nanggala termasuk dalam armada pemukul TNI Angkatan Laut. Kapal selam lain dalam kelas Cakra adalah KRI Cakra-401.

Penanganan COVID-19 Indonesia Terbaik Di Dunia

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengklaim perkembangan kasus virus corona (covid-19) di Indonesia mulai mengalami penurunan jumlah kasus, sementara kasus covid-19 global menunjukkan peningkatan kasus. Badan Kesehatan Dunia (WHO), lanjut Wiku, mencatat terjadinya peningkatan kasus covid-19 global hingga 9 persen. Selain itu, jumlah kematian global juga meningkat 5 persen pekan ini.

“Adanya tren yang cukup mengkhawatirkan dari beberapa belahan dunia ini bertolak belakang dengan tren yang kita hadapi di tanah air. Dalam beberapa bulan terakhir di Indonesia menunjukkan banyak tanda perbaikan sehubungan dengan penanganan covid-19, yang dibuktikan berangsur perbaikan perkembangan covid-19 di Indonesia,” kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/4).

Wiku mengaku terjadi penurunan kasus covid-19 di Indonesia sebesar 14,2 persen pada sepekan dibandingkan pekan sebelumnya. Ia merinci pada pekan sebelumnya kumulatif kasus covid-19 berada di 38.170 kasus, sementara pada pekan ini 32.740 kasus.

Lima daerah dengan penyumbang angka kasus tertinggi adalah Jawa Tengah, Riau, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Sumatera Barat. Tak hanya itu, Wiku menyebut secara nasional jumlah kasus kematian turun sebanyak 17,6 persen pada sepekan terakhir. Namun demikian, kasus sembuh juga mengalami penurunan 3,5 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Dengan melihat perkembangan itu, Wiku meminta masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan 3M, sehingga sebaran kasus covid-19 di tanah air dapat terus ditekan, dengan dibarengi pelaksanaan program vaksinasi.

“Marilah kita bersemangat menunjukkan dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. Indonesia dapat tangguh melawan pandemi, dan turut berkontribusi mengurangi angka kasus positif di dunia,” pungkasnya.

Pemberontak Houthi Serang Kembali Kilang Minyak Arab Saudi

Pertempuran sengit memperebutkan kekuasaan di kota strategis Marib, Yaman terjadi antara pemerintah dan kelompok pemberontak Houthi. Dalam 24 jam terakhir, disebutkan ada 70 orang yang tewas. Seperti dilansir AFP, Minggu (11/4/2021) sejak Februari lalu, Houthi telah mencoba untuk merebut kota Marib, yang dikenal kaya akan minyak dan menjadi benteng pertahanan pemerintah terakhir di Yaman.

Dua pejabat dari pasukan pro-pemerintah mengatakan kepada AFP bahwa pertempuran berkecamuk di tiga front di luar kota Marib. Jumlah korban bertambah menjadi 70 orang, setelah sebelumnya para pejabat mengumumkan 53 orang tewas dari kedua belah pihak pada Sabtu (10/4) lalu.

“70 orang tewas termasuk 26 anggota pasukan pro-pemerintah dan 44 dari Houthi,” kata pejabat setempat. Salah satu pejabat mengatakan bahwa pemberontak melancarkan serangan serentak di daerah Kassara dan Al-Mashjah, wilayah barat laut Marib, serta di daerah Jabal Murad. “Mereka telah membuat kemajuan di front Kassara dan Al-Mashjah, tetapi mereka telah digagalkan di front Jabal Murad,” katanya kepada AFP.

Pejabat lainnya mengatakan bahwa pesawat tempur dari koalisi militer pimpinan Saudi, yang memasuki konflik Yaman untuk mendukung pemerintah pada 2015, melancarkan serangan udara dan menghancurkan 12 kendaraan militer Houthi, termasuk empat tank dan sebuah meriam. Jika Marib berhasil direbut Houthi, hal ini akan menjadi pukulan berat bagi pemerintah Yaman, yang saat ini berbasis di kota selatan Aden, dan bagi para pendukungnya di Arab Saudi.

Koalisi Arab Saudi telah menghancurkan dua kapal sarat bahan peledak yang rencananya akan digunakan oleh Houthi dalam serangan yang diluncurkan dari pelabuhan Laut Merah Hodeidah. Hal itu disampaikan media pemerintah Saudi pada Minggu (28/3). Seperti dilansir Reuters, Minggu (28/3/2021) koalisi juga mengatakan pihaknya berhasil mencegat dan menghancurkan dua drone bersenjata yang diluncurkan menuju Arab Saudi Selatan.

Houthi, yang menggulingkan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dari ibu kota Sanaa, dan sekarang menguasai sebagian besar Yaman utara, terus melakukan serangan rudal dan drone ke Arab Saudi. Serangan itu dilakukan usai pekan lalu Saudi mempresentasikan inisiatif perdamaian baru terkait perang Yaman.

Pada Kamis (25/3), utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Yaman, Tim Lenderking kembali ke Yaman untuk mendorong inisiatif baru, yang mencakup gencatan senjata nasional di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menteri luar negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan al Saud, mengatakan pemerintah ingin menghentikan kekerasan yang terus terjadi dan akan membuka kembali bandara di Sana’a untuk meningkatkan distribusi makanan di Yaman.

Pemerintah Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka juga akan melonggarkan blokade pelabuhan Hodeidah untuk memungkinkan impor bahan bakar dan makanan. Empat kapal pengangkut bahan bakar baru saja merapat di Hodeidah. Mereka dilaporkan memiliki total 45.000 ton solar, 5.000 ton gas cair, dan lebih dari 22.000 ton makanan di dalamnya. “Kami ingin senjata benar-benar terhenti,” kata Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.

Merespon hal itu, Houthi menolak tawaran itu dan mengatakan mereka ingin koalisi untuk sepenuhnya mencabut blokade laut dan udaranya di wilayah yang dikendalikan oleh kelompok tersebut.

“Arab Saudi harus mengumumkan diakhirinya agresi dan mencabut blokade sepenuhnya,” kata juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, dilansir saluran televisi yang dikelola Houthi, Al-Masirah. Konflik, yang dilihat di wilayah tersebut sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran, telah menyebabkan apa yang menurut PBB sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Houthi mengatakan mereka melakukan pemberontakan untuk memerangi sistem yang korup dan melindungi Yaman dari agresi asing.

Kelompok pemberontak Houthi di Yaman kembali melancarkan serangan ke wilayah Arab Saudi. Kali ini, Houthi mengklaim menembakkan belasan drone dan rudal balistik ke target-target Saudi. Seperti dilansir Reuters, Senin (12/4/2021), juru bicara Houthi, Yahya Sarea, dalam pernyataannya via Twitter mengumumkan bahwa sayap militer Houthi mengerahkan 17 drone bersenjata dan menembakkan dua rudal balistik ke sejumlah target di wilayah Saudi.

Dituturkan Sarea bahwa salah satu target serangan adalah kilang-kilang minyak Saudi Aramco di wilayah Jubail dan Jeddah. Diklaim juga bahwa Houthi menargetkan ‘situs-situs militer sensitif’ di wilayah Saudi bagian selatan, termasuk wilayah Khamis Mushait dan Jazan.

Sejauh ini belum ada konfirmasi dari otoritas Saudi terkait klaim Houthi ini. Pihak Saudi Aramco, yang merupakan perusahaan minyak negara, menyatakan akan segera memberikan respons saat dihubungi Reuters. Koalisi pimpinan Saudi diketahui melakukan intervensi terhadap konflik di Yaman sejak tahun 2015. Koalisi ini bertempur melawan Houthi demi membantu pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional, yang diusir Houthi dari ibu kota Sanaa.

Serangan Houthi semakin meningkat beberapa waktu terakhir, dengan pada Minggu (11/4) waktu setempat, otoritas Saudi mengklaim berhasil mencegat dan menghancurkan enam drone bersenjata yang dikerahkan Houthi ke wilayahnya.