Monthly Archives: January 2013

Perancis Umumkan Kemenangan Dalam Operasi Pembebasan Di Mali

Ribuan warga Mali serbu toko-toko di Timbuktu Selasa, mengatakan toko-toko tersebut milik orang Arab dan teroris yang punya kaitan dengan kaum Islamis radikal yang menduduki kota gurun itu selama 10 bulan. Kerumunan orang yang marah menjarah toko-toko yang kata mereka kepada AFP milik orang Arab, Mauritania dan Aljazair yang dikatakan mendukung kaum Islamis palsu yang punya kaitan dengan Al Qaida, yang mundur dari kota menjelang perebutannya oleh pasukan pimpinan Prancis pada Senin. Penyerbuan itu dilakuak setelah selesai mengelu-elukan pasukan prancis yang berhasil mengusir pasukan militan dukungan Al Qaida.

Ribuan warga Mali membalas dendam terhadap perlakuan teroris tersebut yang memotong tangan, kaki, merajam penduduk, mencambuk wanita setiap hari dengan 15 kali cambukan selama masa pendudukan mereka Di Mali karena membiarkan rambut mereka terlihat dari balik cadar bahkan banyak wanita yang diperkosa didepan suami mereka karena tertangkap tidak memakai cadar sesuai ketentuan.

Seorang jurnalis AFP bersaksi para penjarah menemukan senjata, alat penyiksaan dan peralatan komunikasi militer di sejumlah toko. Kebanyakan penduduk kota miskin di tepi gurun Sahara itu, yang dilanda kekurangan makanan dan air setelah pendudukan pasukan militan dukungan Al Qaida menyerbu negara mereka, mengambil apapun yang dapat mereka bawa seperti makanan dan furnitur.

Beberapa orang berkelahi antar mereka sendiri memperebutkan barang-barang, sementara yang lain mendobrak pintu-pintu toko, mengosongkannya dalam hitungan menit. Di pinggiran Abaradjou, seseorang yang tinggal di bekas bank yang diubah oleh kaum Islamis menjadi “komite pemajuan keutamaan dan pencegahan kejahatan”, diseret ke luar oleh kerumunan orang yang histeris yang kemudian menjarah gedung, bahkan mengambil kursi-kursi kantor.

Seorang pria paruh baya berjenggot ditangkap tentara Mali yang berada di kota setelah pasukan Prancis yang memimpin ofensif mundur ke pinggiran kota. “Dia itu kaum Islamis,” kata seorang tentara, sementara pasukan mengarahkan senjata mereka ke kerumuman orang untuk mencegah mereka menghukum mati orang itu. Kerumunan orang itu berteriak: “Dia bukan berasal dari sini, dia seorang teroris!”

Pasukan Mali menghentikan penjarahan pada tengah hari. “Kami tidak akan membiarkan warga menjarah. Namun benar bahwa senjata berat ditemukan di beberapa toko,” kata seorang perwira dengan syarat anonim. Human Rights Watch (HRW) pada Senin mendesak penguasa Mali untuk melindungi warga negara berkulit cerah dari serangan balas dendam penduduk, saat ketegangan etnis meningkat antara Tuareg dan Arab dengan penduduk asli kulit hitam Mali.

Pasukan pimpinan Prancis Sabtu merebut kembali kubu kaum Islamis Gao dalam sebuah peningkatan spektakuler dari ofensif 16 hari melawan pemberontak yang punya kaitan dengan Al Qaida yang menguasai gurun luas Mali utara.

Perebutan Gao, kota paling padat di wilayah bagian utara Mali kurang lebih seluas Texas, diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Prancis dan dikonfirmasi sumber-sumber keamanan Mali. Paris mengatakan pasukan dari Niger dan Chad “akan memegang tongkat komando” dan bahwa wali kota Gao Sadou Diallo akan tiba di Gao dari ibu kota Bamako Sabtu mendatang.

“Kontingen pasukan pertama Mali, Chad dan Niger sekarang berada di Gao untuk membantu mengamankan kota tersebut,” kata sumber keamanan Mali kepada AFP melalui telepon dari kota itu. Dalam gerakan seperti penjepit paralel, pasukan dari Chad dan Niger bergerak ke arah perbatasan Mali dari kota Niger Ouallam, yang terletak sekitar 100 kilometer tenggara Gao.

Pasukan pimpinan Prancis semalam menguasai lapangan udara Gao dan jembatan utama di pintu masuk bagian selatan kota itu, yang dikuasai Gerakan bagi Keutuhan dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO). Sumber-sumber Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan dalam sebuah laporan di surat kabar Prancis Le Monde bahwa ratusan kaum Islamis tewas sejak intervensi militer Prancis.

Sebuah aliansi pemberontak Tuareg yang ingin mendeklarasikan tanah air merdeka di utara dan kelompok-kelompok Islamis garis keras dari negara tetangga Mali mulai menguasai kota-kota bagian utara Gao, Timbuktu dan Kidal pada April tahun lalu menyusul kudeta di Bamako.

Kelompok-kelompok Islamis itu termasuk MUJAO, Ansar Dine, sebuah kelompok Islamis yang didirikan di Suriah, dan Al Qaida di Maghreb, dimana MUJAO merupakan cabangnya. Kaum Islamis tersebut kemudian menyerang suku Tuareg untuk mengimplementasikan agenda mereka sendiri.

Penafsiran keras hukum syariat Islam mereka membuat pelanggar dicambuk, dipotong, dirajam dan dieksekusi, dan mereka melarang musik, olahraga, pendidikan dan televisi serta memaksa wanita mengenakan cadar apabila tidak akan dicambuk dan tidak sedikit yang diperkosa. Banyak buku-buku Islam, sekolah Islam dan peninggalan peradaban Islam yang dihancurkan dan dibakar selama masa pendudukan kaum teroris tersebut.

Perdana Menteri Prancis Jean-Marc Ayrault mengatakan pasukan kini “mengepung Gao dan (akan) segera mendekati Timbuktu,” kota karavan yang banyak diceritakan di pinggir gurun Sahara yang selama berabad-abad merupakan pusat belajar Islam penting.

Sementara MUJAO mengatakan pihaknya siap berunding untuk membebaskan Gilberto Rodriguez Leal, seorang warga negara Prancis keturunan Portugis yang diculik di Mali bagian barat pada November.

“MUJAO siap merundingkan pembebasan Gilberto,” kata juru bicara Walid Abu Sarhaoui. “Kami orang Muslim dapat memahami masalah perang,” tambahnya, tanpa menjelaskan.

Namun Ayrualt mencerca tawaran tersebut, mengatakan “kami tidak menyerah pada ancaman” dan menambahkan: “Kami tidak dapat menyerah pada terorisme karena jika ini masalahnya mereka menang tiap kali.”

Sementara itu para kepala pertahanan Afrika Barat bertemu untuk meninjau kembali penempatan lambat pasukan regional guna mendukung ofensif pimpinan Prancis melawan militan Islamis pada pertemuan darurat di kota utama Pantai Gading Abidjan.

Meskipun blok regional Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) telah menjanjikan lebih dari 4.500 tentara, penempatan mereka telah tertunda karena masalah keuangan dan logistik.

Chad, yang bertetangga dengan Mali dan bukan anggota ECOWAS, telah menjanjikan total 2.000 pasukan tambahan. Mereka dikirim ke Niger untuk bergabung dengan 500 tentara lokal untuk membuka front baru melawan kaum Islamis.

Sementara sebagian pasukan Afrika telah berdatangan di Bamako dan dengan lambat ditempatkan ke lokasi lainnya, pasukan Prancis dan Mali sejauh ini yang melakukan semua pertempuran.

Prancis telah menempatkan 2.500 pasukan ke Mali.residen Prancis Francois Hollande menyatakan, Senin, pasukan Mali yang dibantu hampir 3.000 prajurit Prancis menang dalam perang untuk merebut kembali wilayah utara dari kelompok garis keras.

“Kami menang dalam perang ini,” katanya kepada wartawan ketika para pejabat melaporkan bahwa pasukan Mali dan Prancis telah menguasai wilayah-wilayah Timbuktu, sebuah benteng militan garis keras yang menguasai Mali utara sejak April lalu, lapor AFP.

Hollande menambahkan, adalah tugas Prancis, eks-penguasa kolonial Mali, untuk menciptakan kondisi bagi “pasukan Afrika yang akan memberi Mali stabilitas yang mampu bertahan”.

Tentara Mali, yang didukung intervensi militer Prancis, memerangi militan garis keras yang menguasai wilayah gurun utara setelah kudeta militer tahun lalu.

Para pemimpin pertahanan kelompok negara Afrika Barat ECOWAS hari Sabtu setuju meningkatkan jumlah pasukan yang dijanjikan untuk Mali menjadi 5.700.

Prancis hari Minggu menyatakan telah menempatkan 2.900 prajurit, dan 2.700 prajurit Afrika telah berada di daratan Mali dan di negara tetangganya, Niger.

Prancis, yang bekerja sama dengan militer Mali, pada 11 Januari meluncurkan operasi ketika militan mengancam maju ke ibu kota Mali, Bamako, setelah keraguan berbulan-bulan mengenai pasukan intervensi Afrika untuk membantu mengusir kelompok garis keras dari wilayah utara.

Mali, yang pernah menjadi salah satu negara demokrasi yang stabil di Afrika, mengalami ketidakpastian setelah kudeta militer pada Maret 2012 menggulingkan pemerintah Presiden Amadou Toumani Toure.

Masyarakat internasional khawatir negara itu akan menjadi sarang baru teroris dan mereka mendukung upaya Afrika untuk campur tangan secara militer.

PBB telah menyetujui penempatan pasukan intervensi Afrika berkekuatan sekitar 3.300 prajurit di bawah pengawasan kelompok negara Afrika Barat ECOWAS. Dengan keterlibatan Chad, yang telah menjanjikan 2.000 prajurit, berarti jumlah pasukan intervensi itu akan jauh lebih besar.

Kelompok garis keras, yang kata para ahli bertindak di bawah payung Al Qaida di Maghribi Islam (AQIM), menguasai kawasan Mali utara, yang luasnya lebih besar daripada Prancis.

Militan garis keras Ansar Dine (Pembela Iman) merupakan salah satu dari sejumlah kelompok terkait Al Qaida yang mengusai Mali utara di tengah kekosongan kekuasaan akibat kudeta militer pada 22 Maret di wilayah selatan.

Ansar Dine menguasai Timbuktu, sementara Gerakan Keesaan dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO) memerintah Gao, kota besar lain di Mali utara.

Kelompok-kelompok itu memberlakukan sharia di wilayah mereka dan berniat memperluas penerapan hukum Islam itu di kawasan lain Mali.

Muslim garis keras itu juga menghancurkan makam-makam kuno Sufi di Timbuktu, yang diklasifikasi UNESCO sebagai lokasi warisan dunia.

Mereka menganggap tempat-tempat keramat tersebut sebagai musyrik dan menghancurkan tujuh makam dalam waktu dua hari saja.

Mali pada 1 Juli mendesak PBB mengambil tindakan setelah kelompok garis keras menghancurkan tempat-tempat keramat di Timbuktu yang didaftar badan dunia itu sebagai kota yang terancam punah.

Pemberontak suku pada pertengahan Januari meluncurkan lagi perang puluhan tahun bagi kemerdekaan Tuareg di wilayah utara yang mereka klaim sebagai negeri mereka, yang diperkuat oleh gerilyawan bersenjata berat yang baru kembali dari Libya.

Kudeta pasukan yang tidak puas pada Maret dimaksudkan untuk memberi militer lebih banyak wewenang guna menumpas pemberontakan di wilayah utara, namun hal itu malah menjadi bumerang dan pemberontak menguasai tiga kota utama di Mali utara dalam waktu tiga hari saja.

Pendiri Louis Vuitton dan Aktor Gerard Depardieu Kabur Dari Prancis Karena Tidak Mau Bayar Pajak

Bernard Arnault, bos LVMH dengan merek andalan antara lain Louis Vuitton, menegaskan, dirinya segera hengkang dari Prancis. Kepindahannya ditengarai terkait dengan aturan pajak baru di Prancis yang mengutip hingga 75 persen pendapatan orang kaya.

Namun pria 63 tahun ini tak menyatakan dengan pasti yang melatarbelakangi keputusannya. Ia hanya menyebutkan kepindahannya “karena alasan warisan keluarga”.

Sebelumnya, beberapa pesohor Prancis telah menyatakan akan meninggalkan negeri itu, setelah pemerintah mengumumkan pemberlakuan pajak 75 persen atas penghasilan dengan nilai tertentu yang diumumkan oleh Presiden Francois Hollande.

Arnault, yang memiliki banyak rumah di seluruh dunia, termasuk salah satunya di London, mengajukan permohonan paspor Belgia segera setelah Hollande memenangkan pemilihan presiden dan parlemen tahun lalu. Ia diserang kritik tajam setelah itu karena semua merek yang membuatnya kaya raya–termasuk Louis Vuitton, Christian Dior, Guerlain, Moet & Chandon, dan cognac Hennessy–identik dengan Prancis.

Nicolas Demorand, editor surat kabar nasional Liberation, menyerang dia karena “melupakan negara yang telah membuat dirinya jadi Raja”. “Langkah Bernard Arnault memicu kecurigaan tentang dirinya, merugikan citra merek, dan mengorbankan karyawan yang memberi mereka kehidupan,” tulisnya.

Arnault telah mengalihkan 31 persen sahamnya di Groupe Arnault, perusahaan keluarga yang mengontrol LVMH, untuk Pilinvest, sebuah perusahaan Belgia yang ia dirikan khusus untuk tujuan tersebut. Saham tersebut bernilai sekitar 5,5 miliar pound sterling. Ia juga menyatakan ingin bisnisnya tetap dikelola anak-anaknya setelah ia meninggal.

Dia telah membentuk struktur untuk mencegah salah satu dari mereka menjual saham setelah kematiannya. Sebuah sumber yang dekat dengannya mengatakan, cara semacam ini sah di Belgia, tetapi tidak di Prancis.

Awal tahun ini, aktor Gerard Depardieu memindahkan asetnya ke luar negeri. Ia memilih Rusia sebagai negara barunya.

Kedutaan Belgia di Prancis menyatakan mereka mungkin tak akan meluluskan permintaan Arnault. Namun, kata mereka, keputusan terakhir akan diambil oleh parlemen di Brussels. Belgia memiliki aturan pajak yang jauh lebih lunak dari Prancis. Negara ini hanya mengenakan pajak warisan sebanyak tiga persen, sedangkan Prancis menerapkan 7 persen. Tidak seperti Prancis, tidak ada pajak kekayaan di Belgia.

Meski Sudah Amal Sedekah Sebanyak 266 Triliun Rupiah Harta Bill Gates Masih Saja Bertambah 66 Triliun Rupiah

Meskipun rajin menyumbangkan uangnya untuk kegiatan sosial dan pendidikan, Bill Gates, salah satu pendiri Microsoft, justru bertambah kaya. Menurut data Bloomberg Billioners Index, kekayaan lelaki berusia 57 tahun itu bertambah sebesar sekitar US$ 7 miliar (sekitar Rp 66,5 triliun) hingga akhir 2012.

Ini membuatnya menjadi orang kedua terkaya di dunia di bawah Carlos Slim, konglomerat telekomunikasi asal Meksiko berusia 72 tahun. Bill Gates bisa jadi merupakan orang terkaya dunia yang sebenarnya. Ini karena pengusaha ini telah menyumbangkan uang untuk kegiatan sosial sebanyak US$ 28 miliar (sekitar Rp 266 triliun) sejak lima tahun terakhir.
Meskipun menyumbang banyak uang, kekayaan Gates terus bertambah dari sejumlah investasi yang dilakukannya lewat Cascade Investment. Menurut data yang disampaikan ke lembaga pengawasan pasar modal SEC, dia berinvestasi di sejumlah perusahaan lain dalam bentuk kepemilikan saham.

Misalnya, di perusahaan traktor Deere, perusahaan pengolah sampah Republic Services, perusahaan minuman soda Coca-Cola, dan perusahaan otomotif Auto Nation. Saat ini kepemilikan sahamnya di Microsoft hanya menyumbang sekitar 20 persen dari total kekayaan yang dimilikinya.

Pengusaha asal Silicon Valley yang juga bertambah kekayaannya adalah Warren Buffett, yang merupakan pendiri sekaligus CEO Oracle. Dia berada di posisi kedelapan dengan kekayaan sekitar US$ 40,7 miliar.

Sedangkan pendiri Amazon, perusahaan retail online terbesar dunia, Jeff Bezos, berada di peringkat ke-20 dengan kekayaan US$ 24,1 miliar. Sedangkan pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, berada di peringkat ke-25 dan 28 dengan kekayaan US$ 21,8 miliar dan 21,6 miliar.
Daftar 15 orang terkaya dunia:
1. Carlos Slim Helu (Meksiko) US$ 76,4 miliar
2. Bill Gates (USA) US$ 63,4 miliar
3. Amancio Ortega (Spanyol) US$ 59,3 miliar
4. Warren Buffett (USA) US$ 49,8 miliar
5. Ingvar Kamprad (Swedia) US$ 43,4 miliar
6. Charles Koch (USA) US$ 41,7 miliar
7. David Koch (USA) US$ 41,7 miliar
8. Larry Ellison (USA) US$ 40,7 miliar
9. Bernard Arnault (Perancis) US$ 29,8 miliar
10. L Ka-Shing (Hongkong) US$ 29 miliar
11 Christy Walton (USA) US$ 28,8 miliar
12 Alwaleed bin Talal Al Saud (Saudi Arabia) US$ 28,2 miliar
13 Liliane Bettencourt (Perancis) US$ 27,4 miliar
14. Jim Walton (USA) US$ 27,3 miliar
15. Rob Walton (USA) US$ 26,7 miliar