Monthly Archives: September 2015

Apa Jadinya Bila Sahabat Karib Menikahi Pria Yang Memperkosa Anda ?

Seorang perempuan di Inggris mengaku bahwa perasaannya hancur saat mengetahui sahabat karibnya menikahi pria yang telah memerkosanya. Pelaku bernama Daniel Howard (29), pejabat Korps Medis Tentara Kerajaan Inggris. Korban mengatakan, serangan seksual itu terjadi di rumah Howard di Darlington, daerah Durham, Inggris. Pelaku yang saat itu sedang tidur bersama pacarnya, April, meninggalkan tempat tidur menuju kamar sebelah, tempat korban menginap. Di sana, korban pun diperkosa oleh Howard.

Korban yang berusia 26 tahun itu mengaku berusaha menghubungi pacarnya via telepon seluler pasca-pemerkosaan itu. Namun, telepon tidak aktif. Korban kemudian pergi sendirian ke sebuah rumah sakit, lalu memberitahukan kejadian itu kepada perawat. Lalu, perawat menghubungi kepolisian setempat.

Howard kemudian ditahan dan diadili dengan barang bukti hasil tes DNA. Namun, pelaku menyangkal telah memerkosa korban. Menurut Howard, korban menemukan alat seks milik pelaku yang pernah dipakai minggu lalu di laci tempat korban menginap. Lalu, alat seks itu dipakai korban karena cemburu atas hubungan pelaku dengan sahabat karib korban.

Namun, pengakuan pelaku ditolak juri dalam sidang. Pengakuan pelaku dianggap menunjukkan kesan “menggelikan, berdarah dingin, dan menghina”. Sementara itu, kendati calon suaminya diduga memerkosa sahabat karibnya, April tetap melangsungkan pernikahan. Dia tidak percaya atas pengakuan sahabat karibnya itu. Bahkan, dia, yang menjadi saksi atas kasus pemerkosaan itu, menyangkal bahwa pelaku berbuat asusila terhadap korban.

“April adalah teman terbaik saya sejak di universitas. Saya benar-benar tidak percaya jika dia tidak memercayai saya,” kata korban. “Seseorang yang benar-benar saya pedulikan dan juga peduli kepada saya telah berubah melawan saya,” lanjut dia. “Saya tidak percaya April adalah seorang saksi, melawan saya (di pengadilan), setelah kami selalu bersama-sama untuk berjuang.” Kini, korban mengalami trauma mendalam setelah kejadian mengerikan itu. Dia tidak berani tinggal sendirian di rumah. Bahkan, rencana membeli rumah pun dibatalkan pasca-serangan seksual pada Februari lalu itu.

Cile Diguncang Gempa 8,3 Ritcher dan Tsunami Setinggi 3 Meter

Sebuah gempa kuat yang bermagnitude 8,3 mengguncang Cile tengah, Rabu (16/9/2015) waktu setempat. Badan seismologi AS mengatakan, gempa tersebut memicu peringatan tsunami yang diberlakukan hingga ke Peru serta evakuasi di wilayah pesisir. Sejauh ini belum ada laporan tentang korban cedera atau kerusakan besar. Badan Geologi AS atau United States Geological Survey (USGS) menyebut gempa dangkal itu berkekuatan 8,3. Menurut USGS, gempat itu berpusat di sekitar 228 kilometer dari ibukota Santiago.

Pusat gempa berada di kedalaman delapan kilometer dan terjadi pada pukul 19.54 waktu setempat (atau Kami pukul 05.54 WIB). USGS juga mengatakan dua gempa susulan telah terjadi dan dilaporkan berkekuatan di atas 6,0.

Pemerintah Cile sendiri menyebut gempa itu berkekuatan 8,0. Getaran gempa terasa hingga Buenos Aires, di Argentina, sekitar 1.400 kilometer dari pusat gempa, sementara peringatan tsunami diterapkan di seluruh pesisir Cile dan pantai Pasisfik Peru. Seorang wartawan AFP melaporkan, ribuan warga yang ketakutan di Santiago, kota dengan 6,6 juta orang, tumpah ruah ke jalan-jalan.

Pada April tahun lalu, sebuah gempa mematikan yang berkekuatan 8,2 di Cile utara menewaskan enam orang dan memaksa satu juta orang meninggalkan rumah mereka di wilayah sekitar Iquique. Pada 27 Februari 2010, gempa yang melanda lepas pantai wilayah Maule, Cile, tercatat berkekuatan 8,8. Gempat tersebiut tercatat sebagai salah satu yang terbesar yang pernah terjadi. Gempat itu menewaskan lebih dari 500 orang dan menimbulkan keruskan senilai 30 miliar dollar AS.

Gempa bumi berkekuatan 8,3 SR mengguncang pantai Cile. Lima orang tewas, sementara ribuan orang lainnya mengungsi. Demikian dilaporkan The Mirror. Korban tewas di antaranya seorang perempuan berusia 26 tahun akibat tertimpa tembok runtuh. Sisanya meninggal karena serangan jantung sesaat setelah gempa. Gempa tersebut mengguncang bangunan-bangunan di ibu kota negara tersebut, Santiago, sekitar 280 km menuju selatan, dan menyebabkan banjir di sejumlah daerah pantai yang mendapatkan peringatan tsunami.

Presiden Cile, Michelle Bachelet, berencana mengunjungi daerah terparah terdampak gempa. “Sekali lagi kita harus berurusan dengan pukulan keras lain dari alam,” ucap Bachelet dalam wawancara wartawan televisi di negara tersebut. Stasiun televisi setempat menampilkan kepanikan orang-orang di jalan sesaat setelah gempa yang terbesar sejak 2010 itu terjadi. Mereka tampak berkerumun di sepanjang jalan dengan bangunan rusak di kiri dan kanan jalan.

Cile, salah satu dari sejumlah negara di dunia yang memiliki level seismik paling aktif, telah diguncang tiga gempa besar bermagnitud 8,0 atau lebih dalam lima tahun terakhir. Gempa pertama terjadi pada Februari 2010. Sebanyak 525 orang tewas, termasuk mereka yang meninggal karena tsunami yang muncul akibat gempa tersebut. Namun, dalam gempa terbaru, Rabu (16/9/2015) waktu setempat, yang bermagnitud 8,3, sejauh ini, hanya 11 yang dilaporkan tewas.

Mengapa jumlah korban tewas kali ini jauh lebih rendah?
Gempa terbaru itu tidak sekuat gempa-gempa sebelumnya. Walau tergolong cukup kuat, bermagnitud 8,3, gempa pada Rabu lalu itu hanya melepaskan sekitar sepertiga dari energi yang dilepaskan gempa bermagnitud 8,8 pada tahun 2010, salah satu gempa terkuat yang pernah tercatat pada zaman modern (magnitud gempa diukur dalam sebuah skala logaritmik).

Gempa terbaru berdampak pada daerah yang lebih terpusat
Gempa tahun 2010 terjadi di lepas pantai tengah Cile dan langsung menimpa kota-kota besar dan daerah yang padat penduduk, termasuk daerah resor yang ramai dengan turis. Setidaknya, sepertiga dari garis pantai negara itu mengalami kerusakan signifikan akibat tsunami yang dipicu oleh gempa tersebut, dan kerusakan lebih kecil dilaporkan di San Diego dan Tokyo. Hampir seluruh Cile mengalami mati listrik. Sebaliknya, gempa dan tsunami pada Rabu lalu hanya berdampak di daerah kurang padat penduduk, Coquimbo.

Warga pesisir lebih siap
Sejak gempa 2010, ada banyak latihan antisipasi gempa dan simulasi. Rute evakuasi pun telah ditandai dengan jelas. Akibatnya, meskipun tsunami dari gempa terbaru itu menyebabkan kerusakan fisik yang luas di beberapa kota pesisir dan pelabuhan, hanya sedikit orang yang berada dalam bahaya ketika gelombang itu datang. Pada tahun 2014, ketika gempa bermagnitud 8,2 terjadi di lepas di Cile utara, warga di daerah pesisir dievakuasi dengan cepat dan efisien.

Peringatan dikeluarkan segera
Tahun 2010, tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan, dan sejumlah pemimpin nasional secara prematur mengatakan kepada publik bahwa mereka sudah bisa kembali ke rumah mereka. Warga di wilayah pesisir tahu harus menuju ke tempat yang lebih tinggi, tetapi banyak pengunjung atau turis yang tidak. Sejak itu, pemerintah telah mengeluarkan peringatan pencegahan tsunami segera, dan sudah jauh lebih banyak peringatan yang diberikan agar semua terdengar jelas, seperti yang terlihat pada gempa 2014 dan gempar terakhir pada Rabu lalu itu.

Aturan tentang kualitas bangunan diterapkan
Di negara yang lebih miskin dan negara-negara berkembang, seperti Haiti, Nepal, atau Indonesia, gempa besar sering amat mematikan. Ribuan orang tewas oleh karena keruntuhan bangunan, jembatan, dan bendungan. Dulu di Cile juga seperti itu. Namun, kemakmuran yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir telah mengangkat standar konstruksi, dan negara itu telah belajar melalui pengalaman yang sulit untuk mengatur dan menegakkan aturan tentang bangunan dan keselamatan yang ketat, seperti yang diterapkan di California. Karena itu, bangunan modern di Cile cenderung lebih tahan gempa, meskipun bangunan bersejarah dan yang berada di daerah pedesaan mungkin masih rentan.

Reaksi tanggap darurat diperbaiki
Sejak tahun 2010, Pusat Seismik Nasional Cile telah beroperasi 24 jam. Sistem pemantauan permukaan laut yang lebih kuat dan prosedur yang lebih baik untuk membantu mengoordinasikan upaya lembaga publik dan swasta juga telah membuat perbedaan.