Monthly Archives: August 2013

Perancis Akan Bertindak Memakai Kekerasan Bila Pemerintah Suriah Terbukti Gunakan Senjata Kimia

Perancis akan bereaksi dengan “kekuatan” jika pembantaian menggunakan senjata kimia di Suriah terbukti benar. Demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius, Kamis (22/8/2013), seperti dikutip AFP.

“Jika itu (serangan senjata kimia) terbukti, maka Perancis menyatakan harus ada sebuah reaksi,” kata Fabius.

Lebih jauh Fabius mengatakan, reaksi yang dimaksudkannya adalah reaksi dengan “kekuatan”, tetapi dia menegaskan sangat tidak mungkin mengirim pasukan militer ke Suriah.

Pada Juni lalu, Fabius sempat memunculkan kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan pusat produksi senjata kimia Suriah, setelah Perancis memastikan Damaskus memiliki senjata kimia.

Namun, dalam pernyataan terbarunya, Fabius tidak menyinggung soal kemungkinan intervensi militer di Suriah terkait kepemilikan senjata kimia.

“Jika Dewan Keamanan PBB tidak mengambil keputusan, maka saat ini keputusan harus diambil dengan cara lain. Bagaimana caranya? Saya tak ingin berbicara lebih jauh lagi,” kata dia.

Saat ini, DK PBB tengah mencari kejelasan soal klaim serangan senjata kimia itu. Namun, para diplomat di PBB mengatakan DK PBB tidak akan bisa menghasilkan deklarasi bulat karena tentangan dari China dan Rusia, yang selama dua tahun terakhir mati-matian membela Damaskus.

Dalam kondisi ini, lanjut Fabius, Rusia harus menunjukkan tanggung jawabnya.

“Kita tengah berada dalam fase di mana dunia harus yakin bahwa anggota DK PBB tetap konsisten. Semua mengatakan senjata kimia tak boleh digunakan. Semua negara menandatangani konvensi internasional soal pelarangan senjata kimia, termasuk Rusia,” papar Fabius.

Sebelumnya, kelompok oposisi Suriah mengklaim 1.300 orang tewas setelah pasukan rezim Bashar al-Assad menyerang kawasan Ghouta di pinggiran Damaskus dengan menggunakan senjata kimia.

Arab Saudi Minta Dunia Internasional Bantu Pemerintah Mesir Ciptakan Kedamaian

Pemerintah Arab Saudi mengharapkan dukungan dunia bagi upaya pemerintah interim Mesir untuk menciptakan stabilitas di negeri itu. Komunitas internasional pun diminta untuk tidak menghambat upaya-upaya tersebut.

“Kami harap komunitas internasional mendukung upaya-upaya pemerintah Mesir untuk mencapai apa yang kita semua inginkan — keamanan, stabilitas dan kemakmuran,” kata Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Saud al-Faisal kepada kantor berita AFP, Rabu (21/8/2013).

“Kerajaan mendesak komunitas internasional untuk tidak mengambil langkah-langkah yang bisa menghambat upaya-upaya pemerintah Mesir untuk menstabilkan negara,” tegas Pangeran Saud.

Pernyataan ini disampaikan seiring para menteri Uni Eropa akan menggelar pertemuan hari Rabu ini di Brussels, Belgia untuk membahas krisis Mesir. Diperkirakan dalam pertemuan itu Uni Eropa akan menyampaikan kecaman atas tindakan aparat Mesir dalam menghadapi para demonstran pendukung presiden terguling Mohamed Morsi.

Sebelumnya, Pangeran Saud mengumumkan bahwa negara-negara Arab siap membantu Mesir jika negara-negara Barat menghentikan paket bantuan untuk Kairo. Saudi dan negara-negara Teluk lainnya menyambut baik penggulingan Morsi oleh pihak militer Mesir pada 3 Juli lalu. Pemerintah Saudi bahkan mengumumkan paket bantuan senilai US$ 5 miliar untuk Mesir. Kuwait dan Uni Emirat Arab pun mengambil langkah serupa dengan menjanjikan bantuan miliaran dolar AS untuk Mesir.

Aparat Mesir kembali melakukan penahanan dua tokoh Ikhwanul Muslimin. Keduanya adalah seorang pendakwah terkemuka dan seorang juru bicara kelompok tersebut.

Menurut sumber militer Mesir seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (21/8/2013), pendakwah Safwat Hegazy ditangkap di dekat perbatasan Mesir dengan Libya. Hegazy telah menjadi buronan setelah surat perintah penangkapan atas dirinya dikeluarkan menyusul penggulingan presiden terpilih Mohamed Morsi.

Sementara Mourad Ali, juru bicara partai Kebebasan dan Keadilan Ikhwanul Muslimin ditangkap di bandara Kairo saat dia akan bertolak menuju Italia. Sumber bandara mengatakan, Ali yang namanya masuk dalam daftar dilarang terbang ‘telah mencukur jenggotnya, meninggalkan jubah putihnya dan mengenakan pakaian barat.”

Sebelumnya, pemimpin Ikhwanul, Mohamed Badie juga ditahan pada Selasa, 20 Agustus pagi waktu setempat. Pada Juli lalu, otoritas Mesir mengeluarkan sekitar 300 surat perintah penangkapan terhadap para anggota Ikhwanul Muslimin.

Al Qaeda Ciptakan Bom Implan Payudara

Bandara Internasional Heathrow, London, Senin (19/8/2013), meningkatkan kewaspadaannya setelah mendapatkan informasi ancaman bom bunuh diri.

Pelaku bom bunuh diri itu diduga kuat adalah seorang perempuan yang membawa bom implan di dalam payudaranya.

Sebuah laporan media menyebut pakar bom Al Qaeda, Ibrahim al-Asiri telah mengembangkan teknik implan bom ke dalam anggota tubuh seperti payudara yang sulit dideteksi peralatan pemindai di bandara.

Akibat kabar ini, keamanan di Bandara Heathrow diperketat dan mengakibatkan antrean panjang karena petugas keamanan membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan pemeriksaan.

“Ada ketakutan terkait kabar ini. Kami diperintahkan untuk lebih memperhatikan perempuan yang kemungkinan menyembunyikan bahan peledak di payudara mereka,” kata seorang petugas bandara yang tak mau disebutkan namanya.

Petugas itu mengakui sangat sulit mengetahui pembawa bom payudara jika kabar soal bom bunuh diri model baru ini memang benar.

Sementara beberapa pakar bom mengatakan, bom yang ditanam di dalam tubuh manusia akan sulit dideteksi. Sebab, peralatan pemindai yang ada di bandara saat ini tidak dirancang untuk jenis pemeriksaan hingga ke dalam tubuh manusia.

Muslim Sunni Irak Dihadiahi Bom Oleh Al Qaeda Untuk Idul Fitri … 80 Orang Tewas

Kelompok militan yang berafiliasi dengan Al Qaeda, dalam pernyataannya, Senin (12/8/2013), mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom yang menewaskan puluhan orang tepat pada hari raya Idul Fitri lalu.

Kelompok militan itu, Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), bahkan mengancam akan terus melakukan serangan serupa di wilayah Irak.

ISIL terbentuk awal tahun ini melalui merger kelompok-kelompok afiliasi Al Qaeda di Suriah dan Irak.

Levant atau Bilad ash-Sham adalah nama lain kawasan Mediterania Timur antara Anatolia (Turki) hingga Mesir. Kawasan ini meliputi Lebanon, Suriah, Jordania, Israel, Palestina, Siprus, wilayah selatan Turki, dan Semenanjung Sinai.

“ISIL melakukan serangan di Baghdad dan wilayah selatan Irak dan tempat-tempat lain untuk memberikan sebuah pesan,” demikian pernyataan ISIL, yang dikutip SITE sebuah kelompok yang memantau situs-situs kelompok militan.

ISIL juga mengklaim bertanggung jawab atas pembobolan dua penjara besar di Irak bulan lalu yang mengakibatkan ratusan tahanan, termasuk para anggota Al Qaeda, melarikan diri.

“Mereka akan membayar mahal atas perbuatannya. Tak akan ada hari yang aman baik selama Idul Fitri atau sesudahnya,” lanjut ISIL.

“Mereka harus mewaspadai langkah dan menghentikan penahanan serta berhenti menyakiti kelompok Sunni,” tambah ISIL.

Tepat pada hari raya Idul Fitri lalu serangkaian serangan bom menghantam pasar, kafe, dan sejumlah taman saat warga Irak merayakan berakhirnya bulan Ramadhan.
Akibat serangan itu, hampir 80 orang tewas dan ratusan lainnya menderita luka.

Ramadhan tahun ini menjadi bulan puasa paling berdarah di Irak selama beberapa tahun belakangan. Sedikitnya 1.000 orang tewas dalam satu bulan terakhir akibat berbagai serangan di Irak.

Pemerintah Iran Mendiskualifikasi Anggota Dewan Wanita Karena Terlalu Cantik

ninasiahkalimoradinewscomdlmSalah satu kandidat dalam pemilu Iran didiskualifikasi karena dianggap cantik atau “terlalu menarik”. Politikus wanita berusia 27 tahun ini gagal menjadi anggota dewan kota meski berhasil meraih suara yang cukup banyak.

Seperti dilaporkan The Independent dan dilansir news.com.au, Kamis (15/8/2013), Nina Siahkali Moradi berhasil meraih 10 ribu suara dalam pemilu legislatif untuk kota Qazvin. Perolehan tersebut menempatkannya dalam posisi nomor 14 dari total 163 kandidat.

Meskipun hanya 13 kandidat yang menempati posisi teratas yang terpilih sebagai anggota dewan kota, namun kandidat yang menempati posisi ke-14 meraih posisi sebagai ‘anggota alternatif’, atau ‘cadangan pertama’.

Jadi ketika salah satu anggota dewan kota terpilih menjadi Wali Kota, maka Moradi berhak mengisi posisi anggota dewan kota yang kosong tersebut. Namun pada kenyataannya, Moradi justru didiskualifikasi secara tiba-tiba dan dilarang untuk menempati posisi tersebut.

“Kami tidak ingin model cantik catwalk ada di dalam tubuh dewan kota yang akan membuat semua pria tidak bisa berkonsentrasi,” ujar pejabat senior kota Qazvin menanggapi hal tersebut.

Moradi merupakan lulusan fakultas arsitektur dan berjuang keras bersama rekan-rekannya untuk maju dalam pemilihan dewan kota. Moradi sendiri merasa heran dengan diskualifikasi ini.

“Nyaris 10 ribu orang memilih saya dan berdasarkan hal itu, seharusnya saya merupakan anggota alternatif pertama dalam Dewan Kota,” ucap Moradi kepada media setempat.

Keputusan otoritas setempat ini agak janggal karena melakukan diskualifikasi terhadap seseorang yang sebenarnya memiliki kualifikasi untuk menjabat, merupakan tindakan melanggar hukum. Nampaknya ini menjadi ujian bagi Presiden Iran yang baru, Hassan Rowhani yang dalam kampanyenya telah bersumpah untuk menegakkan hak-hak wanita.

India Kembali Lakukan Uji Coba Rudal Balistik Berhulu Ledak Nuklir

Militer India kembali melakukan uji coba rudal balistik yang dapat membawa hululedak nuklir dari sebuah kapal di Teluk Benggala.

Seorang pejabat pertahanan setempat mengatakan, rudal Dhanush yang memiliki jarak jelajah 350 kilometer, adalah sebuah rudal permukaan versi Angkatan Laut, dan dapat membawa baik hulu ledak nuklir maupun konvensional.

“Misil itu sukses ditembakan dari sebuah kapal di Teluk Benggala,” kata SP Das, Direktur Uji Coba Jarak Terintegrasi, sebuah unit di Organisasi Penelitian dan Perkembangan Pertahanan India, Senin.

“Uji coba memenuhi semua parameter ketentuan,” katanya.

Uji coba rudal Dhanush terakhir dilakukan pada 2007. Bulan lalu, India melakukan uji coba rudal pada malam hari untuk pertama kali dengan jarak jelajah menengah, namun uji coba itu gagal. India telah menguji coba dengan berhasil rudal berkemampuan-nuklir di lepas pantai timurnya Selasa (19/5), sebagai bagian dari upaya negara itu membangun penangkis nuklir minimal yang dapat dipercaya. Rudal permukaan-ke-permukaan jarak sedang Agni-II itu, yang dapat menghantam sasaran sejauh 2.500 kilometer, ditembakkan dari sebuah peluncur yang bergerak di pulau Wheeler di lepas pantai negara bagian Orissa.

Tidak ada komentar yang disampaikan oleh kementerian pertahanan India.
Rudal sepanjang 20 meter yang dikembangkan India itu berbobot 16 ton dan mampu membawa satu ton hulu ledak konvensional atau nuklir.

Itu adalah uji coba ketiga yang berhasil dari Agni-II, lapor kantor berita PTI, yang mengatakan rudal itu sekarang siap diproduksi. India telah memiliki rudal Agni-II berjarak tembak 3.000 kilometer yang terjauh dalam rangkaian Agni yang dapat membawa muatan konvensional ataupun nuklir.

Rudal itu merupakan salah satu rangkaian yang dikembangkan oleh Organisasi Pengembangan Riset Pertahanan sebagai bagian dari strategi penangkisan terhadap tetangganya China dan Pakistan yang juga memiliki senjata nuklir.
Rudal Agni-I memiliki jarak serangan 1.500 kilometer.

India Akan Jadi Negara Kelima Yang Mampu Membuat Kapal Induk dan Akan Dioperasikan Di Samudera Indonesia Tahun 2018

India, Senin (12/8), meluncurkan kapal induk bikinan sendiri pertama. Saat kapal bernama INS Vikrant itu beroperasi penuh tahun 2018, India akan menjadi negara kelima yang telah merancang dan membangun kapal induk sendiri. Saat itu India akan bergabung dengan klub elite yang meliputi Inggris, Perancis, Rusia dan Amerika Serikat, serta China yang tahun lalu telah masuk klub itu.

“Ini sebuah tonggak yang luar biasa,” kata Menteri Pertahanan India, AK Antony, saat ia berdiri di depan lambung raksasa warna -abu kapal itu pada upacara di kota Kochi di India selatan. “Ini hanya menandai langkah pertama dalam perjalanan panjang tetapi pada saat yang sama ini merupakan langkah penting.”

Kapal tersebut, yang akan dilengkapi persenjataan dan mesin dan kemudian diuji selama empat tahun ke depan, merupakan kemajuan besar bagi sebuah negara yang bersaing untuk merebut pengaruh di Asia, kata para analis. “Kapal tersebut akan dikerahkan di wilayah Samudera Indonesia di mana kepentingan komersial dan ekonomi dunia menyatu. Kemampuan India sangat mirip dengan China,” kata Rahul Bedi, ahli pertahanan untuk IHS Jane’s Defence Weekly, kepada kantor berita AFP.

Sabtu lalu India mengumumkan, kapal selam nuklir pertama buatan negara itu sudah siap untuk uji coba, sebuah langkah penting sebelum kapal selam itu sepenuhnya operasional.

Perdana Menteri India, Manmohan Singh, menyebut hal itu sebagai “langkah raksasa” bagi bangsa India.

New Delhi menghabiskan puluhan miliar dollar untuk meningkatkan perangkat keras militer yang umumnya buatan era-Soviet.

Keberhasilan dalam rudal jarak jauh dan program angkatan laut itu telah dipacu oleh sejumlah kegagalan yang mahal dalam mengembangkan pesawat sendiri dan persenjataan berbasis darat lainnya, yang membuat negara itu sangat tergantung pada impor. INS Vikrant telat dua tahun dari jadwal setelah sejumlah masalah terkait sumber baja khusus dari Rusia, penundaan sejumlah peralatan penting, bahkan kecelakaan lalu lintas di mana generator diesel penting rusak.

Secara keseluruhan, India tertinggal jauh di belakang China dalam kemampuan pertahanan, kata para analis. China telah memenangkan persaingan regional dalam lomba mengembangkan kapal induk yang diproduksi di dalam negeri. Kapal induk pertama China, Liaoning, yang dulu dibeli dari Ukraina, mulai operasional September lalu. Beijing dilaporkan sedang berencana untuk membangun atau membuat sebuah kapal yang lebih besar lagi di masa depan. Majalah Jane menyatakan awal bulan ini bahwa majalah itu melihat sejumlah bukti China mungkin akan membangun kapal induk pertamanya di fasilitas pembuatan kapal di dekat Shanghai.

India telah memiliki sebuah kapal induk yang beroperasi, sebuah kapal buatan Inggris berusia 60 tahun yang diperoleh India tahun 1987 dan berganti nama menjadi INS Viraat. Namun kapal itu akan dihapus dalam beberapa tahun mendatang. Sekutu India, yaitu Rusia juga berencana akan menyerahkan kapal induk ketiga, INS Vikramaditya, akhir tahun ini setelah perselisihan sengit menyangkut kenaikan biaya dan beberapa kali penundaan pengiriman untuk kapal perang era Soviet yang telah diperbaharui itu.

INS Vikrant, yang berarti “berani” dalam bahasa Hindi, berbobot 40.000 ton dan akan membawa sejumlah jet tempur MiG-29 buatan Rusia serta sejumlah pesawat ringan lainnya.

“Peran utamanya hanya akan mempertahankan armada angkatan laut kami dan itu tidak akan digunakan untuk serangan darat,” kata pensiunan Laksamana Muda K Raja Menon kepada AFP. “Ini sebuah kapal induk pertahanan sehingga kapal itu akan menyerang platform yang datang untuk menyerang armada (angkatan laut) kami … tanpa pertahanan udara armada kami tidak bisa bertahan hidup,” kata Menon.

Hervé Falciani Orang Yang Mampu Pecahkan Sandi Bank Swiss dan Tahu Semua Tabungan Orang Di Swiss

Hervé Falciani dijuluki ‘Edward Snowden’-nya dunia perbankan. Dia tahu semua mulai dari celah kelemahan sistem keamanan perbankan hingga mengantongi ribuan nama pemilik rekening gendut di Bank Swiss. Bank-bank di Swiss memang kerap jadi langganan para koruptor atau mafia untuk mengamankan uang mereka.

‘Snowden Perbankan’ ini diburu oleh polisi Swiss, dipenjara oleh Spanyol,dan mengklaim telah diculik oleh agen Mossad Israel yang bersemangat memburu data klien yang dicurinya saat bekerja untuk lembaga keuangan besar di Jenewa.

“Saya lemah dan sendirian,” kata Falciani, yang kini hidup dalam pengawalan ketat penjaga yang disediakan oleh pemerintah Prancis. Perlindungan dibutuhkan, karena dia menghadapi risiko sebagai satu-satunya orang yang bisa menguraikan data dienkripsi – lima CD-ROM yang berisi daftar hampir 130 ribu pemegang rekening yang jika diungkap mungkin akan menjadi kebocoran terbesar yang pernah ada di dunia perbankan Swiss.

Mantan teknisi komputer perbankan ini buron sejak 2008. Ia menjadi orang paling dicari saat ini sebagai penjahat bank. Namun, pendukungnya menyatakan dia adalah ‘pejuang’ yang berani melawan praktik perbankan Swiss yang kotor dan pro-pencucian uang.

“Ini adalah perang ekonomi,” kata Falciani, 41 tahun, yang kini berjenggot panjang demi penyamaran. “Di Swiss, bank sangat terorganisir. Mereka mampu menghindari aturan-aturan baru dan hukum untuk terus mengaktifkan penggelapan pajak.”

HSBC memecat Falciani tahun 2008 dan menuduhnya sebagai manipulator yang lebih silau oleh uang daripada idealisme tinggi. Data yang ia bocorkan – beberapa mengatakan dijual – sejak tahun 2008 telah mendatangkan malapetaka dalam dunia perbankan, juga politisi berduit di Eropa.

Informasi Falciani, sekarang terkenal sebagai “Daftar Lagarde”, telah mengguncang politik Yunani. Banyak pejabat negeri itu menghindari pajak dengan menyembunyikannya di Bank Swiss.

Data darinya juga berhasil membantu Spanyol mengumpulkan 260 juta euro (US$ 345 juta) dalam bentuk pajak dan mengidentifikasi lebih dari 650 wajib pajak nakal, termasuk presiden Banco Santander.

Pada tahun 2012, Falciani menyampaikan informasi kepada pihak berwenang Amerika Serikat. Hasilnya, otoritas hukum negeri itu menggunakan data itu untuk mengejar penyelidikan mengenai kepatuhan bank pada HSBC, yang memaksa bank ini membayar ganti rugi US$ 1,92 miliar pada bulan Desember.

Meski begitu, Falciani menegaskan bahwa hanya sebagian kecil data yang telah didekripsi dan digunakan. Ia mengantongi ribuan lainnya.

Sejak dibebaskan dari penjara tahun ini setelah seorang hakim Spanyol menolak permintaan ekstradisi Swiss. Falciani, yang menikah dan memiliki seorang anak perempuan, memilih tinggal di Prancis. Pihak berwenang di sini telah menawarkan perlindungan dalam pertukaran informasi mengenai daftar wajib pajak yang nakal di Prancis.

“Tujuan utama saya adalah untuk membantu pemerintah mengembangkan pertahanan,” kata Falciani. “Kita berada di bawah serangan dan kehilangan banyak uang pajak dari sistem perbankan Swiss. Jika Anda memiliki musuh yang ingin menyerang, hukum tidak cukup dan Anda perlu tentara untuk membangun ketahanan ekonomi.”

Berasal dari Monaco yang dididik di selatan Prancis, Falciani pernah bekerja dalam ketidakjelasan di HSBC. Pada tahun 2005, ia dipromosikan dan dipindahkan ke Jenewa. Tahun berikutnya, ia mengatakan ia menyuarakan keprihatinan kepada bosnya mengenai kelemahan keamanan dalam sistem komputer Swiss yang bisa melanggar privasi deposan.

Diabaikan oleh atasannya, Falciani mengatakan ia mulai mengumpulkan informasi metodis, dalam upaya untuk membuktikan sistem itu rentan. Bank menyangkal bahwa ia pernah memperingatkan mereka dan percaya bahwa ia mengumpulkan informasi selama periode dua tahun.

Awal, Falciani mengatakan awalnya informasinya diabaikan banyak negara Eropa. Namun kemudian ekonomi Eropa merosot dan pemerintah mulai memperhatikannya.

Dalam sebuah laporan dari Majelis Nasional Prancis pada bulan Juli, anggota parlemen Christian Eckert mencaci pemerintah karena lambat menggunakan daftar Falciani. Menurut Eckert, daftar itu — seluruhnya 127.311 klien — memuat daftar 6.313 nasabah asal Prancis yang diduga merupakan para penggelap pajak.

HSBC menolak informasi Falciani, dan menyebutnya sebagai cacat, bersikeras menyatakan data itu penuh dengan kesalahan. Bank ini menyatakan bahwa data yang dicuri hanya mempengaruhi 15 ribu kliennya.

“Niat Falciani murni untuk menjual data,” kata David Brugger, seorang juru bicara bank, dalam sebuah pernyataan e-mail. “Hanya dihadapkan dengan prospek ekstradisi dan perpanjangan waktu di balik jeruji besi, Falciani memutuskan untuk bekerja sama dengan pihak berwenang Spanyol. Skema yang sama dia lakukan dengan Prancis dan negara-negara lain. ”

Dugaan menjual data ini dikuatkan oleh Georgina Mikhael, seorang mantan konsultan komputer HSBC yang bekerja dengan Falciani di Jenewa. Mikhael mengatakan dia membantu Falciani mengembangkan sebuah perusahaan berbasis di Hong Kong, Palorva, untuk menjual data ke bank lain.

Awalnya percaya ia memperoleh informasi melalui apa yang disebut data mining dari Internet. Dia mengatakan bahwa mereka pergi ke Libanon pada tahun 2008 untuk menjual jasa mereka kepada empat bank. Dia bilang dia menjadi curiga ketika Falciani bersikeras menggunakan nama Arab palsu, Ruben Al-Chidiack, untuk urusan bisnis mereka.

“Dia tidak pernah memberikan sesuatu secara gratis,” kata Mikhael. Ia mencatat setelah upaya gagal Lebanon, Falciani mencoba mendekati badan intelijen Jerman dan Prancis, biasanya membawa pisau di tasnya karena ia takut risiko. “Selalu ia yang meminta. Dia bukan Robin Hood.”

Mikhael, yang saat ini menganggur dan hidup di Lebanon, mengatakan bahwa dia adalah simpanan Falciani. Ia percaya pada pria itu setelah Falciani berencana untuk menceraikan istrinya. Dia sekarang tengah mengajukan gugatan pencemaran nama baik di Prancis, setelah dia diculik oleh agen Mossad di Jenewa yang sedang mencari informasi bank tentang orang-orang yang memiliki hubungan Hizbullah, termasuk dia.

Mikhael mengatakan dia tidak memiliki hubungan Hizbullah dan dia adalah seorang Kristen