Monthly Archives: June 2016

Istanbul Kembali Di Guncang Bom dan Tewaskan 11 Orang

Indonesia mengecam keras serangan teror di Istanbul yang menewaskan 11 orang dan mengimbau warga negara Indonesia yang berada di kota itu untuk berhati-hati serta menjauhi pusat keramaian. Ledakan terjadi di Distrik Vezneciler yang merupakan salah satu tujuan wisata di Istanbul, Selasa (7/6) pukul 08.15 waktu setempat atau 12.15 WIB. “Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada rakyat dan pemerintah Turki, khususnya kepada korban dan keluarga korban”, bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa seorang WNI berstatus mahasiswa terluka ringan akibat plafon ruang kelas yang roboh karena ledakan tersebut. Ia adalah Azwar Abadi Arsyad, mahasiswa jurusan Fisika di Universitas Istanbul. Menurut Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Istanbul, ia saat ini sudah kembali ke asrama.

“KJRI Istanbul akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas terkait di Turki dan menghimbau WNI yang berada di Turki untuk menghindari pusat-pusat keramaian yang dapat menjadi target. Sedangkan WNI yang akan berpergian ke wilayah tersebut diharapkan dapat memperhatikan perkembangan situasi,” bunyi pernyataan Kemlu.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.

Saat ini terdapat sekitar 700 orang WNI yang berdomisili di Istanbul, sebagian besar adalah mahasiswa atau WNI yang telah memiliki pekerjaan tetap. Sementara itu, untuk informasi lebih lanjut terkait situasi WNI di Istanbul, KJRI membuka hotline di nomor: +905319831534.

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki mengatakan bahwa bom di Istanbul melukai seorang warga Indonesia bernama Azwar Abadi Arsyad, mahasiswa jurusan Fisika di Universitas Istanbul. Arsyad luka ringan di kepala akibat plafon ruangan kelasnya ambruk akibat getaran bom. “Saya pikir (ada) gempa. Kami semua di kelas karena ujian dimulai 10 menit lagi,” ujar mahasiswa asal Makassar itu, berdasar pernyataan dari PPI.

Pada hari ini mahasiswa di Turki mayoritas sedang menghadapi Ujian Akhir Semester, dan dimulai jam 09.00 pagi. “Kaca-kaca kampus juga pecah terkena goncangan, sepertinya ujian bakal ditunda sore hari atau mungkin minggu depan” lanjutnya. Menurut dia, ledakan bom yang dikendalikan dari jauh itu demikian kerasnya sehingga suara ledakan bisa didengar hingga radius 2 kilometer. Setidaknya 11 orang dinyatakan tewas, dan puluhan lainnya terluka, dalam serangan bom yang menargetkan satu bus polisi di distrik yang banyak dikunjungi wisatawan di Istanbul, Turki.

Ledakan terjadi di distrik Vezneciler pada Selasa (6/6) pagi saat jam sibuk, di dekat Universitas Istanbul dan kantor wali kota. Selain ledakan bom, terdengar juga suara letusan peluru di kawasan di mana mobil polisi menjadi target bom. Data PPI Turki menyebutkan sedikitnya ada tujuh mahasiswa Indonesia yang kuliah di Fakultas FEN (Sains), Istanbul University. Di komplek tersebut ada tiga fakultas, yaitu Edebiyat (Sastra), Suranleri (Perikanan), dan Fen (Sains).

Sepanjang 2016 telah terjadi empat ledakan di Turki; 12 turis Jerman tewas pada serangan bom di Januari, 28 orang meninggal di pawai militer di Ankara pada Februari. Pada Maret, 35 orang tewas dalam serangan teror oleh militan Kurdi di Ankara, dan empat orang terbunuh dalam aksi ledakan bunuh diri di Istanbul. Setidaknya 11 orang dinyatakan tewas, dan 36 lainnya terluka, dalam serangan bom yang menargetkan satu bus polisi di distrik yang banyak dikunjungi wisatawan di Istanbul, Turki.

Ledakan terjadi di distrik Vezneciler pada Selasa (6/6) pagi saat jam sibuk, di dekat Universitas Istanbul dan kantor wali kota. Ambulans langsung meluncur ke lokasi setelah mendapatkan laporan. Asal dari bom di dalam mobil yang terparkir. Ketika satu bus polisi lewat, bom itu diledakkan dengan alat picu dari kejauhan. Sahin menyebutkan bahwa ini merupakan serangan pengeboman keempat yang terjadi di kota terbesar di Turki tahun ini.

Belom ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Selama ini, militan Kurdi, ISIS, dan kelompok sayap kiri radikal telah beberapa kali melancarkan serangan di berbagai kota, seperti Diyarbakir di tenggara, Istanbul atau pun di ibu kota Ankara. “Serangan bom mobil terhadap kendaraan yang membawa polisi yang tengah melintas, menyebabkan tujuh polisi dan empat warga terluka,” kata Sahin, sembari menambahkan bahwa tiga dari 36 korban kini berada dalam kondisi kritis.

Reuters melaporkan bahwa ledakan yang terjadi tak jauh dari situs bersejarah di Istanbul ini berkekuatan besar, menyebabkan sejumlah kaca toko pecah dan berserakan ke jalan.

“Ada ledakan keras, kami pikir itu petir tetapi tepat pada saat itu jendela toko hancur. Itu sangat menakutkan,” kata Cevher, seorang penjaga toko yang menolak mengungkapkan nama panjangnya kepada Reuters. Ledakan itu cukup kuat untuk menggulingkan semua barang dari rak-rak tokonya. Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa serentetan suara tembakan juga terdengar di sekitar lokasi kejadian setelah ledakan terjadi.

Turki dilanda serentetan serangan pengemboman tahun ini, termasuk dua serangan bunuh diri di kawasan wisata Istanbul, yang diduga dilakukan oleh ISIS. Sementara, dua serangan bom mobil di ibu kota Ankara diklaim oleh kelompok militan Kurdi. Partai Pekerja Kurdistan, PKK, yang dikategorikan kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Eropa, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil di Istanbul yang melukai tujuh orang pada 12 Mei lalu.

Dalam serangan itu, sebuah mobil yang diparkir juga meledak ketika sebuah bus yang membawa personel pasukan keamanan melintas. PKK mengobarkan pemberontakan bersenjata melawan Turki sejak 1984. PKK kerap menargetkan kendaraan polisi dan militer yang tengah melintas di wilayah tenggara negara itu yang sebagian besar dihuni warga Turki.