Tag Archives: Ukraina

Yevgeny Prigozhin Founder Wagner Tewas Dalam Kecelakaan Pesawat Terbang

Pesawat buatan Embraer, produsen pesawat asal Brasil, yang ditumpangi bos tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin dan mengalami kecelakaan di Rusia dilaporkan tidak menunjukkan masalah apapun hingga tiba-tiba mengalami penurunan ketinggian drastis sekitar 30 detik terakhir sebelum terjatuh.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (24/8/2023), otoritas penerbangan Rusia Rosaviatsia mengumumkan bahwa Prigozhin, yang memimpin pemberontakan bersenjata terhadap Kremlin pada Juni lalu, merupakan salah satu dari 10 orang yang tewas dalam pesawat yang jatuh pada Rabu (23/8) malam waktu setempat.

Kementerian Urusan Darurat Rusia, secara terpisah, menyebut pesawat itu sedang mengudara dari Moskow menuju ke Saint Petersburg, saat tiba-tiba jatuh di dekat desa Kuzhenkino di wilayah Tver, Rusia. Data situs pelacak penerbangan Flightradar24 menunjukkan pesawat jenis Embraer Legacy 600 itu mengalami ‘penurunan ketinggian secara dramatis’ sebelum terjatuh.


Dituturkan Ian Petchenik dari FlightRadar24 bahwa pukul 15.19 GMT, pesawat itu melakukan ‘gerakan vertikal ke bawah secara tiba-tiba’. Dalam waktu sekitar 30 detik, sebut Petchenik, pesawat itu mengalami penurunan ketinggian hingga 8.000 kaki (2438 meter) dari ketinggian jelajah 28.000 kaki (8534 meter).

“Apapun yang terjadi, itu terjadi dengan cepat,” sebut Petchenik dalam pernyataannya. “Mereka mungkin bergulat (dengan pesawat) setelah apa yang terjadi,” ucapnya. Namun demikian, sebelum penurunan ketinggian dramatis terjadi, Petchenik menyatakan ‘tidak ada indikasi bahwa ada yang salah dengan pesawat ini’.

Otoritas Rusia merilis foto yang menunjukkan puing-puing pesawat dengan asap masih mengepul. Namun tidak disebutkan lebih lanjut dugaan penyebab jatuhnya pesawat yang diyakini membawa Prigozhin itu. Para penyelidik Rusia dilaporkan telah meluncurkan penyelidikan pidana untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat itu.

Beberapa sumber menuturkan kepada media lokal Rusia bahwa mereka meyakini pesawat itu telah ditembak jatuh oleh satu atau lebih rudal jenis permukaan-ke-udara. Reuters tidak bisa mengkonfirmasi klaim itu. Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan pesawat mengalami penurunan secara cepat, dengan hidung pesawat mengarah hampir lurus ke bawah dan kepulan asal mengepul di belakangnya.

FlightRadar24 mencatat posisi terakhir pesawat itu pada pukul 15.11 waktu GMT, sebelum kecelakaan terjadi. Data lainnya berlanjut selama sembilan menit, dengan FlightRadar24 menyebut pesawat itu sempat beberapa kali menaikkan ketinggian dan mengalami penurunan ketinggian selama 30 detik sebelum terjatuh. Data terakhir pesawat itu diterima FlightRadar24 sekitar pukul 15.20 waktu GMT.

“Meskipun pesawat tidak mengirimkan informasi soal posisi, data-data lainnya seperti ketinggian, kecepatan, laju vertikal, dan pengaturan autopilot tidak disiarkan. Data inilah yang memberikan beberapa pandangan soal momen terakhir penerbangan itu,” demikian pernyataan FlightRadar24 seperti dilansir CNN.

Pesawat yang jatuh itu diidentifikasi oleh FlightRadar24 dengan nomor registrasi RA-02795, yang menurut sumber dari industri penerbangan, merupakan pesawat yang sama yang pernah membawa Prigozhin ke Belarusia setelah pemberontakan tentara bayaran Wagner berujung kegagalan pada Juni lalu.

Nama pendiri kelompok tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin berada di dalam pesawat yang jatuh di Rusia. Badan penerbangan Rusia Rosaviatsia memastikan Prigozhin tewas. Dilansir AFP, menurut maskapai penerbangan, penumpang berikut berada di pesawat Embraer – 135 (EBM-135BJ):… Prigozhin, Yevgeny, kata Rosaviatsia, yang juga mencantumkan Dmitry Utkin, sosok bayangan yang mengelola operasi Wagner.’

Diberitakan sebelumnya, sebuah pesawat pribadi jatuh di di wilayah Tver, Rusia. Bos Wagner Yevgeny Prigozhin termasuk dalam daftar penumpang pesawat yang menewaskan 10 orang itu. “Sebuah pesawat pribadi Embraer Legacy yang melakukan perjalanan dari Moskow ke Saint Petersburg jatuh di dekat desa Kuzhenkino di Wilayah Tver,” kata kementerian tersebut dilansir AFP, Kamis (24/8/2023).

Pesawat itu terbang dari Moskow ke St Petersburg, dengan tujuh penumpang dan tiga awak kabin. Prigozhin memimpin pemberontakan yang gagal melawan angkatan bersenjata Rusia pada bulan Juni.

Kecelakaan itu terjadi pada hari yang sama ketika jenderal senior Rusia Sergei Surovikin dilaporkan dipecat dari jabatan panglima angkatan udara. Jenderal Surovikin diketahui memiliki hubungan baik dengan Prigozhin dan tidak terlihat di depan umum sejak pemberontakan tersebut.

Penduduk Dengar 2 Kali Ledakan
Pesawat tersebut dikatakan jatuh di dekat desa Kuzhenkino di wilayah Tver, sekitar setengah jalan antara Moskow dan St Petersburg. Gray Zone mengatakan penduduk setempat mendengar dua ledakan sebelum kecelakaan dan melihat dua jejak uap. Kantor berita Tass menyebutkan pesawat Embraer Legacy milik Prigozhin terbakar saat menghantam tanah. Pesawat itu telah berada di udara kurang dari setengah jam, tambahnya. Investigasi tengah berlangsung terhadap kecelakaan itu. Layanan darurat sedang mencari tempat kejadian.

Presiden Amerika Biden Langsung Tuduh Putin Sebagai Pelaku

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan dirinya tidak terkejut saat mendengar kabar bahwa bos tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin tewas dalam kecelakaan pesawat di Rusia. Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (24/8/2023), Kementerian Urusan Darurat Rusia mengumumkan jatuhnya sebuah pesawat pribadi yang sedang mengudara antara Moskow dan Saint Petersburg pada Rabu (23/8) waktu setempat. Laporan awal menyebut 10 orang yang ada di dalam pesawat itu semuanya tewas.

Pesawat jenis Embraer Legacy 600 itu dilaporkan jatuh di dekat desa Kuzhenkino, wilayah Tver, Rusia.

Otoritas penerbangan Rusia Rosaviatsia, beberapa saat kemudian, melaporkan bahwa nama pemimpin tentara bayaran Wagner ada di dalam daftar orang yang menumpang pesawat yang jatuh itu. Terdapat tiga awak dalam pesawat pribadi itu, dengan sisanya merupakan penumpang. “Menurut maskapai penerbangan, para penumpang berikut ada di dalam pesawat Embraer-135 (EBM-135BJ):… Prigozhin, Yevgeny,” sebut Rosaviatsia dalam pernyataannya.

Disebutkan juga bahwa nama Dmitry Utkin, seorang personel intelijen militer Rusia, yang juga diketahui sebagai sosok bayangan yang mengelola operasional Wagner, ada di dalam daftar penumpang pesawat yang jatuh.

Biden, dalam tanggapannya saat ditanya soal kecelakaan yang menewaskan Prigozhin, menyatakan dirinya sebenarnya tidak terkejut mendengar kabar itu. Dia bahkan menyebut bahwa tidak banyak kejadian di Rusia yang tidak melibatkan Presiden Vladimir Putin. “Saya tidak mengetahui pasti apa yang terjadi, tapi saya tidak terkejut,” ucap Biden dalam tanggapannya.

“Tidak banyak hal yang terjadi di Rusia tanpa ada Putin di balik itu,” cetusnya kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih lanjut maksud pernyataannya.

Rusia Kerahkan Pasukan Khusus Akhmat Chechen Untuk Hadapi Ukraina dan NATO

Kementerian Pertahanan Rusia menandatangani kontrak terbaru dengan kelompok Akhmat dari pasukan khusus Chechen, untuk menggantikan tentara bayaran Wagner Group di Ukraina. Langkah ini dilakukan sehari setelah bos tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, menolak melanjutkan kontrak dengan Kremlin.

Kontrak terbaru dengan Pasukan Akhmat dilakukan menyusul perintah bahwa semua “unit sukarelawan” harus menandatangani kontrak sebelum 1 Juli, untuk berada di bawah kendali Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Sebagai imbalannya, para pasukan bayaran akan mendapatkan manfaat dan perlindungan yang sama seperti pasukan reguler, termasuk dukungan bagi keluarga jika mereka terluka atau terbunuh.

Bos Wagner Prigozhin akhir pekan lalu menolak untuk menandatangani kontrak semacam itu. Dia juga telah mengumumkan perseteruan dengan Kemhan Rusia dan menuduh Kremlin gagal memasok amunisi yang memadai kepada tentara bayaran Wagner di Ukraina. Prigozhin juga menuduh Shoigu “tidak dapat mengelola formasi militer dengan baik.”

Kontrak yang ditandatangani Kemhan Rusia dilakukan dengan pasukan paramiliter Akhmat, yang sering disebut tentara swasta Ramzan Kadyrov, pemimpin wilayah Chechen. Tak seperti Prigozhin, Kadyrov belakangan ini memilih menahan diri untuk tak mengkritik Kemhan Rusia. Komandan Akhmat, Apty Alaudinov yang ikut dalam penandatanganan kontrak, mengatakan unit tersebut siap mengirim puluhan ribu sukarelawan ke Ukraina.

“Saya pikir ini adalah hal yang sangat bagus,” kata Alaudinov, usai menandatangani kontrak dengan Rusia. Sementara itu wakil kepala staf umum Rusia, Kolonel Jenderal Alexei Kim mengatakan setelah menandatangani perjanjian dengan Chechen, dia berharap unit sukarelawan lainnya akan mengikuti.

Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) menggelar latihan angkatan udara besar-besaran saat pasukan Ukraina akan menginvasi Rusia. Latihan bertajuk “Air Defender 23” dipimpin oleh Angkatan Udara Jerman dan dimulai sejak Senin (12/6). Latihan militer ini melibatkan 250 pesawat militer dari 25 negara anggota NATO dan mitra termasuk Jepang dan Swedia. Sebanyak 10 ribu prajurit juga ikut berpartisipasi dalam latihan yang berlangsung sampai 23 Juni tersebut.

Ini merupakan latihan angkatan udara terbesar sepanjang sejarah NATO. Latihan ini dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan “angkatan udara NATO dalam situasi krisis.” Latihan ini termasuk untuk melindungi anggota dan mitra dari drone dan rudal jelajah jika terjadi serangan di wilayah NATO. “Pesan signifikan yang kami kirimkan yaitu bahwa kami bisa membela diri,” kata Letnan Jenderal Ingo Gerhartz dari Luftwaffe kepada televisi publik pada Senin (12/6).

Diberitakan Al Jazeera, latihan Air Defender 23 dirancang pada 2018 sebagai tanggapan terhadap aneksasi Rusia atas Crimea pada 2014 silam. Kendati begitu, Gerhartz bersikeras latihan ini “tidak ditargetkan pada siapa pun” secara khusus.

Dia juga mengatakan latihan militer ini tidak akan mengirim penerbangan apa pun “contohnya, ke arah Kaliningrad”. Kaliningrad adalah kota di Rusia yang berbatasan dengan negara anggota NATO, Polandia dan Lithuania. “Kami adalah aliansi defensif dan begitulah latihan ini direncanakan,” katanya.

Perang Rusia dan Ukraina yang dimulai sejak 2022 memang membuat was-was NATO. Bukan cuma NATO, Finlandia dan Swedia pun sampai ketar-ketir hingga meminta bergabung dalam aliansi militer Barat itu.

Finlandia kini sudah menjadi anggota ke-31 NATO. Namun Swedia masih terjegal restu Turki dan Hungaria. Kedua negara Nordik itu mencari perlindungan di NATO karena di bawah Pasal 5 NATO, serangan terhadap salah satu negara anggota bakal dinilai sebagai serangan terhadap seluruh anggota.

Pada Senin, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan bahwa kesiapan angkatan udara NATO sangat penting apabila terjadi serangan. Sebab blok itu “merupakan responden pertama untuk mengamankan warga dan juga angkatan bersenjata mereka sendiri.”

Pistorius pun menegaskan latihan ini bertujuan “memperjelas bahwa NATO dan Angkatan Udara Jerman siap untuk membela diri.” Ini berlaku bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dan siapa saja yang “mengancam kebebasan dan keamanan kita.”

Pasukan Militer Ukraina Semakin Unggul Setelah Bendungan Nova Kakhovka Diledakan

Ukraina menyatakan pasukan Rusia terpaksa mundur dari lima menjadi 15 kilometer di wilayah Kherson imbas banjir bandang akibat bendungan Nova Kakhovka meledak. Juru bicara komando selatan Ukraina, Natalia Humeniuk, mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa mundurnya pasukan Kremlin secara “praktis mengurangi separuh” kasus penembakan Moskow di wilayah tersebut.

Reuters sejauh ini belum bisa memverifikasi situasi di medan perang. Pihak Rusia juga hingga kini belum berkomentar. Bendungan Nova Kakhovka meledak pada Selasa (6/6) dini hari hingga mengakibatkan air tanggul menerobos masuk ke wilayah perumahan.

Menurut pihak berwenang Kherson, 15 ribu orang mengungsi imbas banjir. Bangunan penduduk, taman kanak-kanak, hingga tempat biara pun tak luput tersapu banjir. Ukraina dan Rusia saling menuding mengenai pelaku peledakan. Namun, mereka tak memberikan bukti yang mendukung klaim tersebut.

Menurut Walikota Nova Kakhovka yang ditunjuk Rusia, Vladimir Leontyev, korban tewas akibat banjir kini mencapai lima orang. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sampai-sampai mendatangi langsung lokasi kejadian karena besarnya skala bencana. Melalui akun Telegramnya, Zelensky mengatakan dirinya membantu menilai upaya untuk mengevakuasi warga sipil, membagikan bantuan air minum dan kebutuhan lainnya, serta mencoba menghentikan kerusakan lingkungan yang lebih luas.

Zelensky juga menjanjikan bantuan keuangan bagi penduduk dan pemilik bisnis yang rumah dan kantornya tersapu banjir. Diberitakan Associated Press, Gubernur Kherson Oblast, Oleksandr Prokudin, mengatakan tingkat rata-rata ketinggian air di wilayah itu yakni lebih dari 5,6 meter. Sekitar 600 kilometer persegi wilayah juga dilaporkan terendam banjir. Bendungan Nova Kakhovka meledak dan jebol pada Selasa (6/6) dini hari hingga mengakibatkan banjir bandang.

Rusia Dijadikan Kambing Hitam Untuk Peledakan Bendungan Nova Kakhovka

Presiden Rusia Vladimir Putin langsung menuduh Ukraina meledakkan bendungan Nova Kakhovka hingga jebol dan merendam satu kota di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. “Aksi barbar yang bisa menyebabkan bencana lingkungan dan kemanusiaan amat besar,” ujar Putin saat menghubungi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Putin kemudian menuding negara-negara Barat berada di balik aksi biadab meledakkan bendungan Kakhovka tersebut. “Presiden Vladimir Putin menyatakan pihak berwenang Kyiv, atas saran Barat, masih mempertaruhkan bahaya di eskalasi permusuhan,” demikian pernyataan yang dirilis Kremlin pada Rabu (7/6), seperti dikutip Reuters.

Putin kemudian mengatakan pemerintah Kyiv melakukan kejahatan perang secara terbuka menggunakan metode teroris dan melancarkan aksi sabotase di wilayah pendudukan Rusia. “Contoh jelas tindakan biadab ini adalah menghancurkan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka di wilayah Kherson yang menyebabkan bencana lingkungan dan kemanusiaan berskala besar,”kata Putin.

Sebelumnya, banyak warga di wilayah pendudukan Rusia itu mengeluhkan respons yang lambat dari otoritas setempat. Mantan wali kota Kakhovka Yevhen Ryschuk yang kabur saat wilayahnya dikuasai Rusia mengatakan banyak warga lokal yang mengaku bahwa tak ada evakuasi dari otoritas setempat.

Sementara itu, Wali Kota Nova Kakhovka yang dilantik Rusia, Vladimir Leontyev, mengatakan 900 orang telah dievakuasi dan masih ada 100 orang terjebak di kota itu. Leontyev lantas membeberkan 600 bangunan tempat tinggal, taman kanak-kanak, sekolah, hingga biara terendam banjir.

Salah satu warga Kherson yang terdampak banjir, Valery Melnik, mengunjungi rumahnya mencari sisa-sisa barang yang mungkin bisa diselamatkan.

Hampir Menang Melawan Rusia … Ukraina Lecehkan Usul Perdamaian Indonesia

Ukraina menolak mentah-mentah proposal perdamaian yang disodorkan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto terkait perang Rusia dan Ukraina. Kyiv menilai pihaknya tak butuh dimediasi pihak semacam itu, yang datang dengan “rencana aneh” dan mencerminkan Rusia alih-alih Indonesia.

“Terdengar seperti usulan Rusia, bukan usulan Indonesia. Kami tidak butuh mediator seperti ini datang ke kami [dengan] rencana aneh ini,” kata Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, seperti dikutip AFP.

Reznikov melontarkan penolakan ini usai Prabowo mengajukan proposal damai kala berpidato di Shangri-La Dialogue di Singapura. Dalam pidato itu, Prabowo mengemukakan tiga poin untuk menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina, yaitu gencatan senjata, penarikan pasukan, dan referendum.

“Yang pertama harus dilakukan adalah meminta pihak Ukraina dan Rusia untuk menerapkan gencatan senjata,” ujar Prabowo, seperti dilansir kantor berita Antara. Prabowo juga mendesak pasukan Ukraina dan Rusia mundur sejauh 15 kilometer dari titik gencatan senjata guna menciptakan wilayah demiliterisasi.

Menurutnya, zona demiliterisasi ini mesti diamankan dan dipantau oleh pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Gerindra itu juga mengusulkan agar PBB menggelar referendum untuk menentukan warga di zona demiliterisasi tersebut ingin bergabung dengan Ukraina atau Rusia.

“PBB kemudian menggelar referendum kepada masyarakat yang tinggal di wilayah demiliterisasi,” ujar Prabowo. Prabowo berpandangan bahwa PBB harus menggelar referendum untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk di wilayah sengketa.

“Saya mengusulkan agar dialog Shangri-La menemukan modus deklarasi sukarela yang mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi perdamaian,” kata Prabowo, sebagaimana dilansir Reuters. Sejak perang berkobar, Moskow sebetulnya sudah beberapa kali menggelar referendum di empat wilayah yang hendak mereka caplok. Hasil referendum menunjukkan keempat wilayah tersebut ingin bergabung dengan Rusia, meski hasil itu diduga diwarnai kecurangan.

Negeri Beruang Merah pun mencaplok sepihak keempat wilayah itu, walau Ukraina masih menguasai sejumlah titik di daerah-daerah tersebut. Referendum semacam ini jelas bukan hal asing dalam perseteruan kedua negara. Pada 2014, misalnya, Rusia mencaplok Crimea usai wilayah tersebut menggelar referendum. Pencaplokan itu tak pernah diakui masyarakat internasional.

Ukraina menolak mentah-mentah proposal damai yang diajukan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto. Mereka menganggap proposal itu aneh, terdengar seperti usulan Rusia, bukan Indonesia.
“Terdengar seperti usulan Rusia, bukan usulan Indonesia. Kami tidak butuh mediator seperti ini datang ke kami [dengan] rencana aneh ini,” ujar Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, seperti dikutip AFP, Sabtu (3/6).

Reznikov melontarkan penolakan ini tak lama setelah Prabowo menyampaikan proposal perdamaian ketika berpidato di Shangri-La Dialogue di Singapura. Dalam pidato itu, Prabowo menyodorkan tiga poin untuk menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina, yaitu gencatan senjata, penarikan pasukan, dan referendum. “Yang pertama harus dilakukan adalah meminta pihak Ukraina dan Rusia untuk menerapkan gencatan senjata,” ujar Prabowo, seperti dilansir kantor berita Antara.

Media Moskow Soroti Misi Damai RI Usulan Prabowo soal Rusia vs Ukraina. Selanjutnya, Prabowo juga mendesak pasukan kedua negara mundur sejauh 15 kilometer dari titik gencatan senjata demi menciptakan wilayah demiliterisasi. Ia mengatakan bahwa zona demiliterisasi ini nantinya harus diamati dan dipantau oleh pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Setelah itu, Prabowo mengusulkan agar PBB menggelar referendum untuk menentukan warga di zona demiliterisasi itu ingin bergabung dengan Ukraina atau Rusia. “PBB kemudian menggelar referendum kepada masyarakat yang tinggal di wilayah demiliterisasi,” ucap Prabowo.

Menurut Prabowo, PBB harus menggelar referendum guna memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk di wilayah yang disengketakan. “Saya mengusulkan agar dialog Shangri-La menemukan modus deklarasi sukarela yang mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi perdamaian,” kata Prabowo, sebagaimana dilansir Reuters.

Sejak perang berkecamuk, Rusia sebenarnya sudah beberapa kali menggelar referendum di empat wilayah yang hendak mereka caplok. Meski diduga banyak kecurangan, hasil referendum menunjukkan keempat wilayah itu ingin bergabung dengan Rusia. Negeri Beruang Merah pun mencaplok sepihak keempat wilayah itu, walau Ukraina masih menguasai sejumlah titik di daerah-daerah tersebut.

Referendum semacam ini bukan lagi hal asing dalam perseteruan kedua negara. Pada 2014, Rusia juga mencaplok Crimea setelah kawasan itu menggelar referendum. Pencaplokan itu tak pernah diakui masyarakat internasional. Berkaca pada sejarah tersebut, Ukraina dan sejumlah pihak lain mengecam usulan Prabowo. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Joseph Borrell, bahkan menyampaikan langsung kritiknya di Shangri-La Dialogue.

“Kita harus membawa perdamaian ke Ukraina,” ucap Borrell. Namun, katanya, perdamaian itu harus “perdamaian yang adil, bukan sebuah perdamaian karena menyerah.”

Dokumen Rahasia Amerika dan NATO Akan Serang Rusia Melalui Ukraina Bocor

Dokumen rahasia yang merinci rencana Amerika Serikat (AS) dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia tersebar di media sosial. Pentagon saat ini sedang menyelidiki tersebarnya informasi rahasia tersebut.
Dilansir AFP dan CNN, Minggu (9/4/2023), dokumen tersebut berisikan rencana AS dan NATO untuk membantu mempersiapkan Ukraina dalam perang musim semi melawan Rusia. Dokumen itu tersebar di Twitter dan Telegram.

“Kami mengetahui laporan mengenai unggahan di sosial media, dan departemen saat ini sedang meninjau masalah ini,” kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh.

Mykhailo Podolyak, penasihat kepala Kantor Presiden Ukraina, mengatakan di saluran Telegramnya dia yakin Rusia berada di balik kebocoran dokumen tersebut. Podolyak mengatakan dokumen yang disebarluaskan tidak asli, tidak ada hubungannya dengan rencana nyata Ukraina dan didasarkan pada sejumlah besar informasi fiktif.

Kendati demikian, seorang Pejabat AS mengatakan dokumen itu adalah asli, dan merupakan bagian dari dek intelijen harian yang lebih besar yang dibuat oleh Pentagon tentang perang. Namun, menurutnya, tampaknya dokumen itu telah diedit di beberapa tempat.

Dokumen-dokumen itu dilaporkan berisi bagan dan detail tentang pengiriman senjata, kekuatan batalion, dan informasi sensitif lainnya. Salah satu dokumen merangkum jadwal pelatihan 12 brigade tempur Ukraina, dan mengatakan sembilan dari mereka dilatih oleh pasukan AS dan NATO, dan membutuhkan 250 tank dan lebih dari 350 kendaraan mekanis.

Informasi dalam dokumen tersebut juga merinci tingkat pengeluaran untuk amunisi di bawah kendali militer Ukraina, termasuk untuk sistem roket HIMARS, sistem roket artileri buatan AS yang telah terbukti sangat efektif melawan pasukan Rusia.

Salah satu gambar yang telah beredar di saluran Telegram Rusia dan telah direview oleh CNN adalah foto hard copy dokumen berjudul “US, Allied & Partner UAF Combat Power Build.” Dokumen tersebut, yang berasal dari bulan Februari dan ditandai sebagai rahasia, mencantumkan jumlah sistem senjata Barat tertentu yang saat ini dimiliki Ukraina, perkiraan pengiriman sistem tambahan dan pelatihan yang telah atau diharapkan akan diselesaikan oleh Ukraina pada sistem tersebut.

Yang lainnya berjudul “Pembaruan Harian Staf Gabungan Rusia/Ukraina J3/4/5 (D+370)” dan terdaftar sebagai rahasia. J3 mengacu pada direktorat operasi staf gabungan militer AS, J4 berurusan dengan logistik dan teknik, dan J5 mengusulkan strategi, rencana, dan rekomendasi kebijakan. “D+370” mengacu pada tanggal pembuatan dokumen: 370 hari setelah hari pertama invasi Rusia.

Dokumen ketiga adalah peta, terdaftar sebagai sangat rahasia, yang menunjukkan status konflik per 1 Maret. Peta tersebut menunjukkan lokasi dan ukuran batalion Rusia dan Ukraina, serta total kerugian yang diperkirakan di kedua sisi. Jumlah korban dalam dokumen ini adalah apa yang diyakini para pejabat sebagai hasil rekayasa – kerugian Rusia dinilai sejatinya jauh lebih tinggi daripada “16.000-17.500 tewas dalam aksi” yang tercantum dalam dokumen itu.

Dokumen itu juga mengatakan bahwa 61.000-71.500 orang Ukraina telah tewas dalam aksi, jumlah yang menurut para pejabat juga tampak diedit lebih tinggi dari perkiraan aktual Pentagon. Dokumen keempat adalah proyeksi cuaca dari Februari, terdaftar sebagai Rahasia, yang menilai di mana tanah dapat membeku di Ukraina dengan cara yang menguntungkan untuk manuver kendaraan.

ICC Keluarkan Surat Penangkapan Untuk Putin

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengambil langkah besar dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Vladimir Putin atas perang Ukraina. Tapi apakah ini berarti presiden Rusia, yang dituduh melakukan kejahatan perang mendeportasi anak-anak, benar-benar akan diadili di Den Haag? Negara-negara anggota ICC wajib melaksanakan surat perintah penangkapan terhadap Putin dan komisioner kepresidenan Rusia untuk hak-hak anak, Maria Lvova-Belova, jika mereka bepergian ke negara-negara tersebut.

“Itu benar,” kata jaksa ICC Karim Khan kepada AFP ketika ditanya apakah Putin akan bisa ditangkap jika dia menginjakkan kaki di salah satu dari 123 negara anggota ICC.

Tapi sementara itu bisa mempersulit perjalanan Putin, ICC tidak memiliki pasukan polisi sendiri untuk menegakkan surat perintahnya, dan sepenuhnya bergantung pada negara-negara anggota ICC. Negara-negara anggota juga tidak selalu melakukannya – terutama jika melibatkan kepala negara yang sedang menjabat seperti Putin.

Sebelumnya, mantan pemimpin Sudan Omar al-Bashir berhasil mengunjungi sejumlah negara anggota ICC termasuk Afrika Selatan dan Yordania meskipun tunduk pada surat perintah ICC. Meski digulingkan pada 2019, Sudan belum juga menyerahkan dia ke pengadilan.

Matthew Waxman, seorang profesor di Columbia Law School, mengatakan perintah penangkapan itu adalah “langkah yang sangat signifikan oleh ICC tetapi kemungkinan kecil kita akan melihat Putin ditangkap”.

Apa rintangan utamanya?

Pertama dan terpenting: Rusia seperti Amerika Serikat dan China, bukan anggota ICC. Amerika Serikat setelah invasi militernya ke Irak mundur dari keanggotaan ICC untuk menghindari pengadilan kejahatan perang.

ICC dapat mengajukan tuntutan terhadap Putin karena Ukraina telah menerima yurisdiksinya atas situasi saat ini, meskipun Ukraina juga bukan anggotanya. Tetapi Moskow telah menolak surat perintah terhadap Putin. Rusia sama seperti Amerika Serikat tidak pernah mengekstradisi warganya dalam hal apa pun dengan alasan bahwa pengadilan ditempat mereka adalah pengadilan yang paling jujur dan bersih didunia.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan Rusia “tidak mengakui yurisdiksi pengadilan ini sehingga dari sudut pandang hukum, keputusan pengadilan ini batal”. Rusia sebenarnya menandatangani Statuta Roma tentang pendirian ICC tetapi tidak meratifikasinya untuk menjadi anggota, dan kemudian mencabut tanda tangannya atas perintah Putin pada tahun 2016 setelah ICC meluncurkan penyelidikan atas perang tahun 2008 di Georgia.

Putin tidak mungkin berakhir di pengadilan untuk kejahatan perang “kecuali ada perubahan rezim di Rusia”, kata Cecily Rose, asisten profesor hukum internasional publik di Universitas Leiden. Seperti juga George Bush tidak mungkin bisa diadili di pengadilan ICC tanpa adanya perubahan berarti rezim di Amerika Serikat

Namun sejarah telah melihat beberapa tokoh senior yang berakhir di pengadilan atas tuduhan kejahatan perang, kata jaksa ICC Karim Khan. “Ada begitu banyak contoh orang yang mengira mereka berada di luar jangkauan hukum… mereka menemukan diri mereka di pengadilan,” katanya. “Lihat Milosevic atau Charles Taylor atau Karadzic atau Mladic,” imbuh Khan.

ICC menghukum mantan panglima perang Liberia yang menjadi presiden, Charles Taylor pada tahun 2012 atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Mantan presiden Serbia Slobodan Milosevic meninggal di selnya di Den Haag pada tahun 2006 saat diadili karena genosida di pengadilan kejahatan perang Yugoslavia.

Mantan pemimpin Serbia, Bosnia Radovan Karadzic akhirnya ditangkap pada 2008 dan dihukum karena genosida oleh pengadilan, dan pemimpin militernya Ratko Mladic ditangkap pada 2011 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. ICC tidak dapat mengadili tersangka secara in absentia, tetapi Khan mengatakan pengadilan memiliki “arsitektur lain” untuk mendorong kasus terus diproses.

Dia mengutip kasus baru-baru ini di mana dia meminta hakim untuk mengadakan sidang untuk mengonfirmasi tuduhan terhadap Joseph Kony – pemimpin Lord’s Resistance Army, yang melancarkan pemberontakan berdarah di Uganda – meskipun Kony masih buron. “Proses itu mungkin tersedia untuk kasus lain – termasuk kasus saat ini yang melibatkan Putin,” tandas Khan.

Rakyat Sipil Ukraina Hancurkan 2 Tank Rusia

Sebuah serangan drone Ukraina terekam kamera diklaim berhasil menghancurkan dua sasaran tank Rusia. Hal ini disebut kembali membuktikan efektivitas drone dalam membantu Ukraina melawan invasi Rusia.
Seperti dikutip dari Daily Mail, drone Ukraina itu kabarnya dioperasikan oleh tim 503rd Naval Infantry Battallion Ukraina. Dalam video yang kemungkinan berasal dari kamera di drone tersebut, terlihat dua tank Rusia dimata-matai. Diyakini bahwa sasaran itu jenisnya adalah Kurganets-25, salah satu generasi baru kendaraan tempur infantri Rusia.

Beberapa saat kemudian, bom pun dijatuhkan dari ketinggian. Tak lama kemudian, terlihat tank tersebut hancur diterpa bom dan kobaran api pun muncul. Kejadian yang sama terulang saat tank kedua menjadi sasaran drone Ukraina. Belum jelas di mana serangan drone ini terjadi, tapi diduga di sekitar area Donbask, di mana peperangan antara tentara Rusia dan Ukraina berlangsung dahsyat.

Mengenai drone yang digunakan juga belum ada informasi, kemungkinan Bayraktar TB-2. Amerika Serikat memang telah memberi bantuan drone seperti Switchblade, tapi drone itu mengancurkan sasaran dengan menabrakkan diri, bukan menjatuhkan bom. Serangan drone Ukraina yang kurang diantisipasi pihak Rusia dikabarkan membuat banyak kerugian terjadi. Bahkan diklaim, sudah ada sekitar seribu unit tank Rusia yang jadi korban dalam peperangan di Ukraina, salah satunya karena diincar dengan drone.

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, mengklaim bahwa sekitar 15 ribu tentara Rusia terbunuh. Kemudian menurutnya, lebih dari 2.000 kendaraan tempur Rusia dihancurkan atau direbut oleh militer Ukraina. “Termasuk setidaknya 530 tank, 530 kendaraan tempur untuk personel dan 560 kendaraan tempur infantri. Rusia juga kehilangan lebih dari 60 helikopter dan jet tempur,” kata dia.

Di sisi lain, setidaknya ada dua kemungkinan kenapa Rusia terkesan tidak bisa menangkal serangan drone Ukraina dan drone buatan mereka juga bisa dibilang tidak banyak dikerahkan. Menurut periset milter Roger McDermott, Rusia sudah cukup lama terkena embargo teknologi termasuk dalam drone. Walaupun punya kemampuan tinggi, Rusia dipandang tetap butuh teknologi dari negara lain, termasuk di bidang militer.

Alasan kedua mungkin ada miskalkulasi atau kesalahan strategi dari jenderal Rusia sehingga mereka lebih mengutamakan serangan dari darat. Rusia tidak memanfaatkan teknologi tinggi seperti drone mereka saat awal-awal menyerang Ukraina. “Tampaknya rencana operasi Rusia tidak berpusat pada kapabilitas militer teknologi tinggi dan penggunaan drone hanya sporadis dan terbatas,” papar dia.

Rusia sebenarnya punya teknologi penangkal drone, misalnya electronic warfare systems (EWS) untuk memancarkan energi frekuensi radio yang bisa membingungkan pergerakan drone. Kemudian menyebar sinyal GPS palsu untuk membuat pilot drone disorientasi. Namun demikian dilaporkan bahwa teknologi penangkal drone Rusia kurang efektif kala dijajal di Suriah dan Armenia, khususnya dalam menghadapi Bayraktar TB2.

Perang Terbuka Antara Tentara Ukraina dan Milisi Pro Rusia Terjadi Dalam Perebutan Bandara Udara Donetsk

Sedikitnya 30 jenazah kelompok pro-Rusia dibawa ke rumah sakit, Selasa (27/5/2014), sehari setelah pertempuran terbuka pertama di kawasan timur Ukraina, Senin (26/5/2014). Pertempuran tersebut melibatkan pesawat jet dan helikopter Pemerintah Ukraina, berhadapan dengan persenjataan darat kelompok pro-Rusia. Di luar rumah sakit, salah satu pejuang pro-Rusia yang tak bersedia menyebutkan nama dengan alasan keamanan mengatakan, truk pembawa jenazah itu masih ada di luar rumah sakit.

Menurut orang itu, jenazah belum diturunkan karena menunggu ahli peledak. Kehadiran ahli ini diperlukan untuk memastikan tak ada bahan peledak yang belum meledak ikut terbawa. Sepanjang Senin, ledakan dan letusan membahana di kota berpenduduk satu juta jiwa tersebut. Jet tempur dan helikopter militer terlihat terbang di udara, dengan asap hitam pekat membubung ke angkasa dari daratan. Banyak penerbangan dari dan ke Donetsk ditunda dan dibatalkan, setelah akses menuju bandara diblokade polisi.

Dua helikopter serbu milik militer Ukraina, Senin (26/5/2014), menyerang bangunan terminal utama bandara Donetsk yang dikuasai separatis di wilayah timur Ukraina. Dua helikopter itu terbang rendah lalu menembaki bangunan bandara dan mengenai terminal utama bandara tersebut. Asap hitam membubung ke udara dari tempat yang terkena tembakan. Sebelumnya, pada Senin pagi, sekelompok orang bersenjata menyerbu bandara Donetsk yang merupakan bentuk penentangan terhadap pemilu Ukraina yang ditolak kelompok separatis yang menguasai wilayah timur Ukraina.

Akibatnya, militer Ukraina meluncurkan operasi untuk merebut kembali bandara itu. Militer Ukraina mengerahkan jet-jet tempur dan helikopter serbu dalam operasi ini. “Setelah ultimatum (agar separatis meninggalkan bandara) pada pukul 13.00 habis, kami meluncurkan operasi anti-teror,” kata juru bicara militer Ukraina, Oleksiy Dmytrashyvskiy. Juru bicara militer lainnya, Vladyslav Seleznyov, lewat akun Facebook-nya mengatakan pasukan Ukraina didukung helikopter serbu Mi-8 dengan pasukan payung dan jet tempur.

“Pertama, jet tempur SU-25 melepaskan tembakan peringatan ditujukan ke arah teroris untuk memenuhi tuntutan kami. Beberapa pemberontak mulai panik,” kata Seleznyov. “Lalu MiG-29 melakukan serangan udara di dekat kawasan tempat berkumpulnya para teroris,” sambung dia. Akibat didudukinya bandara Donetsk, maka semua penerbangan masuk dan keluar kota itu dibatalkan. Bandara Donetsk baru saja direnovasi besar-besaran menjelang Piala Eropa 2012.

Serangan udara ini dilancarkan Pemerintah Ukraina untuk merebut kembali kendali bandara. Serangan ini pun menjadi operasi militer yang paling kasatmata sejak tindakan keras diputuskan akan diambil untuk menghadapi kelompok pro-Rusia di kawasan timur Ukraina. Dua helikopter terbang rendah menuju terminal bandara yang berkilauan dan melepaskan tembakan roket pada target tak terlihat di balik barisan pepohonan di sekitar bandara, mengirimkan segumpal hitam tebal asap mengepul ke udara.

Kedua helikopter kemudian kembali melepaskan tembakan, ketika satu-dua letusan senapan menyalak dari daratan. Satu helikopter melepaskan tembakan ke kaca depan terminal Bandara Donetsk, yang beberapa jam sebelumnya merupakan tempat para penumpang terbang ke luar Ukraina. Selama berjam-jam, Senin (26/5/2014), rentetan tembakan senapan mesin berat dan ledakan menjadi bunyi yang mendominasi di Donetsk, di kawasan timur Ukraina ini. “Perang” tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah Ukraina merebut kembali kendali pusat transportasi strategis di kota besar yang dikuasi kelompok pro-Moskwa tersebut.

“Ini seperti di Chechnya,” kata Mikhail Rozhkov, mantan penambang, sembari terengah-engah saat dia bersepeda untuk memeriksa kondisi ayahnya yang berusia 76 tahun, yang bekerja sebagai penjaga garasi di dekat bandara. “Mereka menembakkan roket dan mortir. Ini menakutkan.” Rozhkov mengatakan, dia dan ayahnya bersembunyi di ruang bawah tanah, dan berusaha pulang untuk memastikan kondisi ibunya. “Saya harus memberitahunya bahwa ayah baik-baik saja dan hidup. (Namun) aku tidak tahu, bahkan untuk besok,” ujar dia.

Sebelumnya, puluhan orang bersenjata berat dari kelompok warga pro-Moskwa merebut bandara tanpa ada satu pun tembakan keluar. Mereka, yang sebagiannya mengenakan topi cossack dan berjenggot panjang, menuntut para tentara penjaga bandara untuk ditarik.

Dua ledakan tiba-tiba
Semua penerbangan masuk dan keluar bandara Donetsk dihentikan sebelum pemerintah menerbangkan jet tempur dan senjata berat untuk menyerang kelompok yang menguasai bandara tersebut, Senin siang. Bandara ini sebelumnya pernah mendapatkan perbaikan besar-besaran untuk menyongsong kejuaraan sepak bola Eropa pada 2012. Nilai perbaikan saat itu mencapai 900 juta dollar AS. Serangan pada bandara ini dilakukan setelah kelompok yang menguasainya mengabaikan ultimatum batas waktu jam makan siang untuk meninggalkan bandara.

“Saat suasana tenang, tiba-tiba dua ledakan terjadi, disusul dua ledakan lain, yang sepertinya ditembakkan dari pesawat,” kata Maksim Bakhal, seorang pekerja pemakaman di tepi bandara. “Kemudian tiga helikopter terbang dan ada tembakan senapan mesin,” ujar dia. “Lalu ada tembakan dari semua sisi bandara dengan senjata berat dan meriam.”

Di biara Svatoiversky, kubah emas yang berjarak beberapa ratus dari bandara, tujuh suster terjebak pertempuran ini. “Ke mana mereka pergi?” tanya seorang perempuan berkerudung kepada imam berjenggot yang membawanya ke biara. “Anda ingin tahu apa yang para biarawati itu lakukan?” tanya sang imam yang kembali satu jam kemudian. “Mereka berdoa.” Pertempuran pada Senin ini merupakan yang pertama setelah kelompok-kelompok di kawasan timur, yang menguasai perdesaan dan perkotaan sekitar Donetsk, mulai merangsek masuk ke kota ini.

“Kami tidak bisa melarikan diri dari perang saat ini. Seratus persen yakin,” kata pendukung pro-Moskwa, Sergei, begitu suara pesawat jet menderu menuju bandara. “Ini hanya awal.” Setelah empat jam, pertempuran sporadis sepertinya mereda. Namun, jalanan di sekitar bandara tetap sepi. Hanya kelompok pro-Moskwa yang terlihat berjongkok di tepi jalan dan berteriak ketika mobil yang membawa wartawan AFP melaju cepat meninggalkan kawasan tersebut.

“Masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana pertempuran akan berjalan,” kata seorang pejuang separatis senior, yang berdiri agak jauh dari bandara dengan menyandang senapan Kalashnikov. “Kami tak memiliki informasi tentang korban tewas atau terluka,” imbuh lelaki itu. Konfrontasi sengit meletus setelah Presiden Ukraina terpilih, Petro Poroshenko, bersumpah tak akan membiarkan kelompok pejuang di kawasan timur negaranya mengubah wilayah itu menjadi semacam Somalia. Dia yang terpilih dalam pemilu pada hari Minggu (25/5/2014) mengatakan, penumpasan pemberontak akan berlanjut, tetapi dengan operasi yang lebih efisien.

Poroshenko mengatakan, dia berencana mendatangi wilayah Donbass, region tempat Donetsk merupakan ibu kotanya, sebagai bagian dari langkah pertamanya setelah terpilih. Namun, kelompok pro-Moskwa menyatakan bahwa dia tak diterima di sana. “Situasi semakin buruk. Sangat tidak cerdas bila Poroshenko ingin datang ke sini. Orang tak ingin melihatnya,” kata salah satu pemimpin kelompok pro-Moskwa di Donetsk, Denis Pushilin.

“Dialog mungkin saja dilakukan, tetapi hanya di hadapan mediator, dan mediator itu adalah Rusia,” imbuh Pushilin seraya menyebutkan sejumlah persyaratan, termasuk pertukaran tawanan dan penarikan pasukan dari Donbass. Pertempuran pada Senin terjadi setelah taipan dan raja permen Petro Poroshenko mengklaim kemenangan dalam pemilu yang berlangsung pada Minggu (25/5/2014). Poroshenko berjanji menegosiasikan perdamaian dengan kelompok pro-Rusia di kawasan ini, di lokasi dengan penyitaan kantor-kantor pemerintah. Meski demikian, Poroshenko menyebut kelompok pro-Rusia ini tak beda dengan para perompak Somalia.