Tag Archives: China

Sukses Jinakan Rusia … NATO Kini Siap Perang Dengan China

Sukses menjinakan Rusia lewat Ukraina kini NATO semakin siap membuka front baru dengan China yang kekuatan ekonominya semakin mendominasi dunia. Namun rencana ini mendapatkan tantangan dari Prancis. Prancis menolak rencana pembukaan kantor Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di Jepang. Beberapa sumber diplomat Prancis mengatakan kepada kantor berita Jepang, NHK, bahwa NATO merupakan organisasi yang mencakup wilayah Atlantik Utara.

Sehingga pembukaan kantor di Jepang sama saja NATO berusaha melebarkan sayapnya ke Indo-Pasifik, wilayah yang jauh berada dari kawasan Atlantik utara.

“NATO [mencakup] Atlantik utara. Baik pasal V dan pasal VI [dalam undang-undangnya] jelas membatasi ruang lingkup Atlantik utara,” kata pejabat Prancis, seperti dikutip The Guardian. “Tidak ada kantor penghubung NATO di negara mana pun di kawasan ini. Jika NATO ingin memantau situasi di wilayah itu, mereka bisa menggunakan kedutaan yang ditunjuk sebagai koordinator.”

Penolakan ini dilontarkan setelah Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada 10 Mei lalu bahwa blok tersebut sedang berdiskusi dengan pemerintah Jepang untuk membuka kantor di Tokyo.

Stoltenberg menyebut hal itu dilakukan karena NATO perlu meningkatkan hubungannya dengan mitra mereka di Indo-Pasifik. Pada Senin (6/6), surat kabar Financial Times pun melaporkan Presiden Emmanuel Macron menentang langkah NATO membuka kantor di Jepang.

Para pengamat menilai keengganan Prancis ini lantaran Paris ingin menghindari ketegangan dengan China. Macron diketahui melawat ke China pada April lalu untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara.

Cerita WNI Calon Haji Hadapi Cuaca Panas 41 Derajat Celsius di Mekkah
Pembukaan kantor NATO di Jepang sendiri disebut-sebut sebagai tanggapan atas tantangan yang ditimbulkan China dan Rusia di kawasan. Beijing sejauh ini sudah menolak rencana ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut bahwa “Asia terletak di luar lingkup geografis Atlantik Utara.”

“Namun, kami telah melihat NATO bertekad untuk melaju ke timur ke dalam kawasan ini, mencampuri urusan regional dan menghasut konfrontasi blok,” ucapnya. Wang pun berujar Jepang harus membuat “desakan yang tepat” dan menahan diri untuk melakukan apa pun yang bisa “merusak rasa saling percaya di antara negara-negara kawasan serta perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.”

Misteri Banker China Yang Menghilang Setelah Ketahuan Korupsi … Terungkap

Salah satu bankir terkemuka di China yang menghilang sejak Februari, Bao Fan, saat ini tengah ditahan dan diperiksa lembaga pemberantasan korupsi China, demikian menurut laporan resmi kantor berita negara. Dikutip dari CNN, penahanan Bao Fan pun saat ini diperpanjang.

Peristiwa menghilangnya Bao Fan sempat dilaporkan oleh salah satu media finansial terkemuka, The Economic Observer, pada Februari lalu. Mereka memberitakan bahwa pemilik salah satu bank investasi terbesar, China Renaissance, itu dibawa oleh pejabat Komisi Pusat Inspeksi Disiplin (CCDI) pada 7 Februari lalu atas dugaan suap. CCDI merupakan lembaga anti-korupsi nomor satu di bawah Partai Komunis.

Merujuk pada sumber yang namanya tidak disebutkan, Bao Fan semula ditahan hingga 7 Mei. Menghilangnya Bao Fan ini membuat geger para pemain bursa saham dan juga sektor teknologi China.

Saham di China Renaissance juga merosot hingga 20 persen sehingga mereka sempat disuspensi dari perdagangan bursa pada awal April. Perusahaan juga menangguhkan perilisan laporan keuangan tahunan karena auditor tidak bisa mengontak Bao Fan. Bao Fan sendiri dikenal sebagai salah satu pengusaha veteran yang memiliki kerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi terkemuka di China.

Ia membantu terjadinya merger di antara dua pemain besar jasa antar makanan, Meituan dan Dianping, pada 2015 lalu. Menghilangnya Bao Fan juga bersamaan dengan aksi sapu-bersih korupsi yang diluncurkan Partai Komunis pada sektor keuangan. Para pengamat meyakini aksi ini merupakan salah satu cara baru Presiden Xi Jinping untuk menguatkan kekuasaannya di tengah berbagai ancaman domestik maupun di luar.

Penahanan Bao Fan ini juga terkait dengan kasus lain yang melibatkan Cong Ling, mantan presiden China Renaissance yang diangkat pada Juli 2020 lalu. Cong Ling sebelumnya pernah menjabat beberapa posisi penting di bank negara terbesar di China, Commercial Bank of China (ICBC). Dia ditahan sejak September 2-22 lalu oleh lembaga anti-korupsi, terkait dengan perannya di bagian Financial Leasing di ICBC.

Sukses Di Ukraina kini Amerika Provokasi China Agar Serang Taiwan

China mengancam Amerika Serikat karena membantu Taiwan dengan menyetujui penjualan sistem pertahanan untuk menyokong anti-rudal patriot senilai US$95 juta atau Rp1,3 triliun. “[Penjualan senjata AS ke Taiwan] sangat melanggar prinsip satu China dan pernyataan bersama AS-China,” kata Juru Bicara Kementerian dalam Negeri China, Tan Kafei, pada Kamis (7/4) seperti dikutip Sputnik News.

“China akan memastikan dan mengambil sikap tegas demi keamanan dan kedaulatan wilayah,” ia melanjutkan. Kafei juga menegaskan tindakan Washington merupakan intervensi yang menonjol di wilayah yang dianggap menjadi bagian China. Ia menggarisbawahi bahwa Beijing telah membuat pernyataan yang keras terhadap Amerika Serikat.

Tindakan AS tak hanya menampar hubungan Washington dan Beijing, tapi juga merusak perdamaian di Taiwan, demikian pernyataan Menlu China, Zhao Lijian. Sikap AS diduga semakin memperkeruh suasana karena Juru Bicara Gedung Putih, Nancy Pelosi, disebut berencana mengunjungi Taiwan. Zhao menyatakan, Beijing dengan tegas menentang segala bentuk interaksi resmi antara AS dan Taiwan. Namun sejauh ini belum ada konfirmasi terkait kunjungan itu baik dari Pelosi maupun pemerintah Taiwan.

Awal pekan ini, Washington menyetujui penjualan sistem pertahanan untuk mendukung rudal patriot senilai US$95 juta atau Rp1,3 triliun ke Taipei. “Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taiwan di Amerika Serikat (TECRO) telah meminta untuk membeli Bantuan Teknis Kontraktor yang terdiri dari pelatihan, perencanaan, penempatan, penyebaran, pengoperasian, pemeliharaan, dan pemeliharaan Sistem Pertahanan Udara Patriot,peralatan terkait, dan elemen pendukung logistik,” demikian menurut Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA)

Selain itu, persenjataan lain seperti peralatan pendukung rudal patriot, suku cadang, dan bahan habis pakai yang diperlukan untuk mendukung kegiatan Bantuan Teknis. Usulan penjualan itu akan membantu mempertahankan rudal dan kepastian operasi udara Taiwan. Kementerian Luar Negeri Taiwan menyambut kesepakatan penjualan senjata itu. Mereka menilai, peralatan tersebut akan membantu negara ini melindungi diri dari serangan China yang terus memprovokasi.

Selama ini, China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Mereka bersikeras akan merebut pulau ini suatu hari nanti, bahkan jika perlu dengan paksa. Namun Taiwan beruang kali menyatakan diri sebagai negara merdeka.

China menuduh Amerika Serikat, Inggris, dan Australia berencana membentuk aliansi pertahanan di kawasan Asia-Pasifik seperti NATO di Eropa. Pernyataan itu diutarakan Beijing merespons rencana ketiga negara itu untuk membuat rudal hipersonik dan persenjataan lain sebagai bagian dari kerja sama kesepakatan pertahanan AUKUS. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan kerja sama seperti itu “dapat merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik”.

“AS, Inggris, dan Australia akan bekerja sama mengembangkan senjata hipersonik dan berbagai teknologi militer modern lainnya,” papar Zhao pada Rabu (6/4). “Tujuan utama mereka adalah untuk membentuk NATO versi Asia-Pasifik dan melayani hegemoni AS secara jelas. Negara-negara Asia Pasifik tentu saja menentang keras hal ini,” paparnya menambahkan.

September lalu, Australia sepakat akan membuat kapal selam bertenaga nuklir berdasarkan kesepakatan AUKUS. Sejumlah pihak menilai, langkah itu disebut untuk mengimbangi kekuatan China di kawasan Indo-Pasifik.

Sejak itu, ketiga negara tersebut mulai meningkatkan kerja sama dan kolaborasi di berbagai pengembangan teknologi militer canggih termasuk siber, kecerdasan buatan (AI), teknologi kuantum, dan robotika bawah laut. AS, Inggris, Australia, juga akan mengembangkan rudal hipersonik dan kontra-hipersonik, serta kemampuan peperangan elektronik hingga berbagi informasi.

Pengembangan senjata hipersonik ini berlangsung ketika China dan juga Rusia, dua pesaing AS, terus membuat kemajuan besar dalam mengembangkan senjata serupa dan telah mencapai target yang lebih jauh dengan kecepatan tinggi. Sebagian besar analis mengatakan Amerika Serikat saat ini tertinggal di belakang Beijing dan Moskow dalam hal teknologi, meskipun Pentagon dilaporkan melakukan tes sendiri yang sukses bulan lalu.

Zhao mengkritik kemitraan AUKUS sebagai “sebuah kelompok Anglo-Saxon” yang mengikuti “mentalitas Perang Dingin dan politik blok”.Australia juga mencoba mengembangkan rudal canggihnya sendiri, termasuk hipersonik. “Kami mendesak AS, Inggris, dan Australia untuk menghadapi aspirasi negara-negara Asia-Pasifik untuk mencari perdamaian dan pembangunan, mempromosikan kerja sama, dan mencapai hasil yang saling menguntungkan,” kata Zhao seperti dikutip ABC News.

“Kami mendesak mereka untuk meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan permainan zero-sum, dengan setia memenuhi kewajiban internasional mereka, dan melakukan lebih banyak hal yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional,” paparnya menambahkan.