Tag Archives: Israel

Marwan Issa Pemimpin Brigade al-Qassam Hamas Tewas di Bom di Kamp Pengungsi Nuseirat

Seorang komandan senior Hamas yang dikenal sebagai “Manusia Bayangan” karena kemampuannya menghindari deteksi tewas dalam serangan udara Israel , Gedung Putih telah mengkonfirmasi. Marwan Issa, wakil komandan sayap militer Hamas, tewas ketika Pasukan Pertahanan Israel mengebom kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada 9 Maret yang telah dijadikan pusat komando Hamas dalam melancarkan serangan militer ke Israel.

Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki apakah Issa terbunuh , namun Jake Sullivan , penasihat keamanan nasional AS, pada hari Senin menjadi pejabat pertama di pemerintahan mana pun yang secara terbuka mengkonfirmasi kematiannya. “Orang nomor tiga Hamas, Marwan Issa, tewas dalam operasi Israel pekan lalu,” kata Sullivan dalam pengarahan di Gedung Putih.

“Para pemimpin tertinggi lainnya bersembunyi, kemungkinan besar berada jauh di dalam jaringan terowongan Hamas, dan keadilan juga akan datang bagi mereka,” tambahnya. “Kami membantu memastikan hal itu.”

Sumber-sumber Palestina mengatakan kepada Kan News Israel bahwa Hamas secara pribadi telah mengkonfirmasi kematian Issa. Dijuluki “Manusia Bayangan”, Issa dikenal menghindari IDF dan jarang tampil di depan umum.

Laporan Kan menambahkan bahwa salah satu pendiri Hamas dan wakil kepala sayap militernya, Brigade al-Qassam, bersembunyi di sebuah terowongan ketika dia terbunuh dan tubuhnya masih terkubur di bawah reruntuhan.

Razi Abu Tomeh, komandan Brigade Kamp Pusat Hamas, juga tewas dalam serangan itu, menurut laporan Kan. Dalam pengarahan di Gedung Putih, Sullivan mengatakan Joe Biden dan Benjamin Netanyahu , Perdana Menteri Israel, telah membahas operasi militer Israel di Gaza melalui panggilan telepon pada hari Senin.

Dia mengatakan presiden AS menekankan “komitmennya yang mendalam untuk menjamin keamanan jangka panjang Israel” dan menegaskan kembali “bahwa Israel mempunyai hak untuk mengejar Hamas , pelaku pembantaian terburuk terhadap orang-orang Yahudi sejak Holocaust”.

Sullivan menambahkan: “Israel telah membuat kemajuan signifikan dalam melawan Hamas. Mereka telah menghancurkan sejumlah besar batalyon Hamas dan membunuh ribuan pejuang Hamas termasuk komandan seniornya.”

Pernyataannya tentang kemajuan militer Israel disampaikan beberapa jam setelah Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS , menyoroti kerugian sipil akibat perang dengan Hamas.

Blinken mengatakan pada hari Selasa dalam kunjungan resminya ke Filipina: “Menurut ukuran yang paling dihormati, 100 persen populasi di Gaza berada pada tingkat kerawanan pangan akut yang parah. Ini adalah pertama kalinya seluruh populasi diklasifikasi seperti itu.” Blinken mengatakan skala krisis kemanusiaan memperkuat alasan peningkatan pengiriman bantuan secara signifikan.

Dia menambahkan: “Ini hanya menggarisbawahi urgensi dan keharusan untuk menjadikan hal ini sebagai prioritas. Kita memerlukan lebih banyak hal, kita membutuhkannya untuk berkelanjutan, dan kita membutuhkannya untuk menjadi prioritas jika kita ingin memenuhi kebutuhan masyarakat secara efektif.”

Komandan Senior Hamas Tewas Terlibat Baku Tembak Didalam Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Pasukan Israel telah membunuh seorang komandan senior Hamas ketika mereka merebut kembali kendali atas Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza dari kelompok teror tersebut yang telah menjadikan Rumah Sakit tersebut sebagai markas militer untuk melakukan serangan ke Israel.

Pasukan Pertahanan Israel terlibat baku tembak dengan puluhan pria warga sipil Palestina bersenjata yang tampaknya bersembunyi di rumah sakit beberapa bulan setelah Israel awalnya mengamankan fasilitas tersebut. Kantong-kantong perlawanan muncul ketika pendudukan Israel di Gaza telah melemahkan IDF, yang kini bersiap untuk melakukan invasi ke Rafah di selatan.

Bentrokan sengit dimulai di sekitar rumah sakit pada Senin pagi dan dilaporkan oleh kedua belah pihak hingga malam hari dimana pasukan sipil bersenjata Palestina menyerang pasukan Israel dari dalam Rumah Sakit yang telah dialih fungsikan sebagai markas komando Hamas.

Daniel Hagari, juru bicara IDF, mengatakan operasi tersebut didasarkan pada “informasi intelijen yang menunjukkan penggunaan rumah sakit tersebut oleh teroris senior Hamas untuk melakukan dan mempromosikan aktivitas teroris untuk melakukan pembantaian dan pemerkosaan warga sipil di Israel. Setidaknya 20 pejuang sipil bersenjata Hamas tewas dan terluka dalam baku tembak di halaman rumah sakit, dan setidaknya 80 tersangka telah ditahan, kata Israel pada Senin malam.

Faiq Mabhuoch, kepala direktorat operasi keamanan dalam negeri Hamas, termasuk di antara mereka yang tewas, kata IDF, seraya menambahkan bahwa pasukan menemukan banyak senjata di sebuah ruangan di dekatnya. Tuan Mabhuouch dan pasukannya rupanya bersembunyi di rumah sakit selama beberapa waktu.

Pada hari Senin, kepala Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan keprihatinannya atas serangan terhadap Al-Shifa, dengan mengatakan “rumah sakit tidak boleh menjadi medan pertempuran”. Tedros Ghebreyesus mengatakan Al-Shifa “baru saja memulihkan layanan kesehatan yang minim”.

Dalam penggerebekan awal tahun lalu, IDF mengklaim telah menemukan bukti penggunaan Al-Shifa sebagai pangkalan, termasuk jaringan terowongan. Pada Senin sore, IDF sekali lagi mengepung rumah sakit tersebut, menyerukan anggota Hamas yang berada di dalam untuk menyerah untuk menghindari jatuhnya korban sipil namun hal tersebut ditolak Hamas

Video dari lokasi kejadian menunjukkan tank dan buldoser Israel tergeletak di antara gedung rumah sakit.

Tulisan di salah satu amplop menyatakan bahwa itu adalah hadiah dari Hamas dan Jihad Islam kepada seseorang atas “kerja baik”.Pada hari Senin, IDF merilis sebuah video yang tampaknya diambil di lokasi rumah sakit, menunjukkan tentara mengambil amplop uang tunai dari brankas.

Bentrokan di Al-Shifa kemungkinan besar terjadi karena semua batalyon Hamas di utara telah hancur, menurut Yohanan Tzoreff, pakar terorisme dan mantan penasihat pemerintah Israel di Gaza. “Ini tidak berarti bahwa Hamas kembali ke utara,” katanya kepada The Telegraph, seraya menambahkan bahwa para pejuang Hamas kemungkinan besar menggunakan terowongan yang tersisa untuk memasuki halaman rumah sakit.

“Sebagian besar pasukan IDF mundur dari wilayah utara, namun meskipun kami tetap bertahan di wilayah utara, masih akan ada serangan sporadis dari sisa-sisa Hamas.” Saluran TV Al Jazeera mengatakan seorang anggota layanan berbahasa Arab yang berlindung di rumah sakit telah ditahan dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui.

Komite Perlindungan Jurnalis pada hari Senin mengutuk penahanan Ismail al-Ghoul, dan mengatakan perang yang sedang berlangsung di Gaza adalah “konflik terburuk bagi jurnalis yang pernah didokumentasikan CPJ”.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, Hamas mengutuk serangan terhadap rumah sakit tersebut sebagai “kejahatan baru” dan mengecam Israel karena “menargetkan warga sipil yang tidak berdaya” alih-alih menghadapi para pejuang di medan perang.

Setelah serangan pertama Israel terhadap rumah sakit tersebut pada bulan November tahun lalu, analis independen mengatakan terowongan yang ditemukan IDF tidak mungkin menampung sesuatu yang penting seperti pusat komando sebuah pangkalan. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa terowongan di dekatnya dapat diakses dari dalam bangsal rumah sakit, seperti yang diklaim IDF.

Namun, dokumen AS yang tidak diklasifikasikan pada bulan Januari menunjukkan bahwa komunitas intelijen AS masih percaya bahwa rumah sakit tersebut telah digunakan sebagai pusat komando Hamas.

Bentrokan yang terjadi di jantung Kota Gaza yang hancur parah, tempat pasukan Israel seharusnya menguasai kendali beberapa bulan lalu, telah menyoroti rapuhnya keamanan di Gaza, sangat jauh dari “kemenangan total” yang dijanjikan Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel. awal tahun ini.

Peluncuran roket baru-baru ini dari Gaza utara dan kantong-kantong perlawanan menunjukkan bahwa perjalanan IDF masih panjang di Gaza, situs berita Walla mengatakan dalam sebuah artikel tentang operasi di sekitar Al-Shifa. “Penggerebekan kedua terhadap Rumah Sakit Shifa memang merupakan pencapaian intelijen dan operasional, namun pada saat yang sama, ini menunjukkan bahwa pencapaian perang sedang terkikis, dan dengan cepat, serta memerlukan pemeliharaan terus-menerus. Sama seperti di (Tepi Barat).”

Sementara itu, pada hari Senin, PBB memperingatkan akan terjadinya kelaparan di wilayah utara Jalur Gaza yang dilanda perang . Warga Palestina di gedung UNRWA di Jabalia, Gaza, menerima bantuan tepung seberat 5 kg. “Kelaparan kini diproyeksikan dan akan segera terjadi di Gaza utara dan kegubernuran Gaza dan diperkirakan akan terjadi selama periode proyeksi antara pertengahan Maret 2024 hingga Mei 2024,” demikian laporan beberapa badan PBB termasuk Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu.

Ratusan Staff PBB UNRWA Ikut Aktif Dalam Serangan 7 Oktober Yang Menewaskan 1.200 Warga Sipil Israel

Israel telah memberikan dokumen baru kepada pemerintahan Biden yang berisi informasi tentang bagaimana staf badan PBB membantu atau mendukung serangan teror Hamas pada 7 Oktober pada warga sipil Israel yang menewaskan lebih 1.200 warga sipil yang disertai pemerkosaan sistematis terhadap lansia, wanita dan anak-anak, menurut laporan Fox News.

Dokumen tersebut secara khusus menuduh bahwa 12 karyawan yang bekerja dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) memberikan bantuan dalam kapasitas yang berbeda. Menurut dokumen tersebut, tujuh staf PBB menyeberang ke Israel untuk berburu orang yahudi pada 7 Oktober sementara yang lain dituduh “berpartisipasi dalam kegiatan teror” atau mengoordinasi pergerakan kendaraan.

Berkas tersebut menuduh bahwa sekitar 190 pegawai UNRWA di Gaza memiliki hubungan dengan kelompok teror Hamas; namun, perkiraan intelijen yang diberikan kepada The Wall Street Journal menyebutkan jumlahnya sekitar 1.200, atau 10% dari tenaga kerja UNRWA di Gaza.

Dokumen tersebut mengatakan dua orang bergabung dengan teroris Hamas dalam menyerang sebuah kibbutz Israel dan secara langsung berpartisipasi dalam kekerasan, dua staf lainnya menculik seorang wanita Israel, menyandera dia di rumah pribadi mereka; dan, staf PBB lainnya membagikan amunisi kepada teroris Hamas dengan memakai fasilitas badan PBB tersebut.

Ribuan orang, baik Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober. 2023 setelah menikmati 2 tahun damai karena warga sipil bersenjata Palestina dibawah pimpinan Hamas menyerang warag sipil Israel yang tengah merayakan hari raya puasa dalam serangan mendadak yang menyebabkan tewasnya ribuan warga sipil dan ratusan lainnya diperkosa secara sistematis sehingga Israel menyatakan perang terhadap Hamas di daerah kantong Jalur Gaza pada hari berikutnya.Lagi

Dokumen tersebut merinci pekerja PBB yang terlibat, memberikan foto mereka dan deskripsi peran mereka di badan tersebut. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan orang-orang yang diduga terlibat dalam serangan itu telah langsung dipecat karena sudah tertangkap basah.

“Dari 12 orang yang terlibat, sembilan orang langsung diidentifikasi dan diberhentikan oleh Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini; satu orang dipastikan tewas, dan dua orang lainnya sedang diklarifikasi,” kata Guterres.

Dia juga mengatakan setiap pegawai PBB yang diketahui terlibat dalam aksi teror “akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk melalui tuntutan pidana.” Dari 12 pekerja tersebut, sembilan orang merupakan guru dan satu orang pekerja sosial. Sepuluh orang secara khusus terdaftar memiliki hubungan dengan Hamas dan satu orang dengan kelompok teroris Jihad Islam.

Bangunan hancur, prajurit
Petugas Polisi berjalan di dekat kantor polisi yang hancur setelah pertempuran antara pasukan Israel dan militan Hamas yang merebut kantor tersebut pada 8 Oktober 2023 di Sderot, Israel. Tuduhan terhadap staf UNRWA memicu reaksi buruk di seluruh dunia dan mendorong banyak negara Barat untuk menangguhkan pembayaran kepada badan tersebut.

Negara-negara yang menghentikan pembayaran ke lembaga bantuan tersebut meliputi: Amerika Serikat, Inggris , Prancis, Jerman, Italia, Australia, Finlandia, Belanda, Swiss, Kanada, Jepang, dan Austria. Austria adalah negara terbaru yang bergabung dalam daftar tersebut dan mengumumkan keputusannya pada hari Senin.

“Kami menyerukan UNRWA dan PBB untuk melakukan penyelidikan komprehensif, cepat dan lengkap atas tuduhan tersebut,” kata Kementerian Austria dalam sebuah pernyataan. Kontribusi negara-negara barat tersebut mencapai lebih dari 60% total anggaran UNRWA pada tahun 2022.

UNRWA menyediakan layanan dasar bagi jutaan warga Palestina di Timur Tengah, namun karena sebagian besar dukungan keuangan mereka kini diragukan, badan tersebut mengatakan akan terpaksa menghentikan operasinya dalam beberapa minggu ke depan.

Direktur Komunikasi Juliette Touma mengatakan jika pendanaan tidak dikembalikan, maka badan tersebut terpaksa menghentikan dukungannya di Gaza pada akhir Februari.

Survey : Rakyat Palestina Setuju Cara HAMAS Lakukan Penyerangan 7 Oktober 2023 Terhadap Israel

Jika Ramallah punya pusatnya, maka itu adalah Al-Manara Square. Enam jalan bertemu di sini, dan pejalan kaki dengan percaya diri melintasi bundaran yang sempit, memaksa mobil untuk memberi jalan. Itu selalu sibuk. Para pengunjuk rasa akan berkumpul di sini untuk memprotes, namun ketika CNN berkunjung pada hari Minggu pagi, orang-orang sedang menjalankan urusan mereka. Meski begitu, foto-foto perang di Gaza yang dipasang di alun-alun dan digantung di spanduk dan pagar mengingatkan siapa pun yang perlu diingatkan akan kengerian yang terjadi tidak jauh dari sana.

“Kehancuran ini menyerupai hati nurani dunia,” demikian bunyi salah satu poster, di bawah gambar petugas penyelamat membersihkan puing-puing. Foto lain menunjukkan ambulans di luar rumah sakit dengan teks, “Pahlawan Medis menuntut tindakan: Hentikan Pembantaian di Gaza!”

Di kantornya sekitar satu mil jauhnya, di mana meja dan rak berderit di bawah tumpukan dokumen, Khalil Shikaki memikirkan konflik tersebut.

Rakyat Palestina, katanya, sangat mendukung keputusan Hamas untuk berperang dengan Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 setelah dua tahun masa damai. Serangan tersebut menelan korban lebih dari 1.200 rakyat sipil Israel yang disertai dengan pemerkosaan massal sistematis terhadap wanita dan anak-anak dan mutilasi.

Perusahaan risetnya, Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina (PCPSR), baru saja menerbitkan temuan survei terbarunya mengenai sikap orang-orang Palestina. Tujuh ratus lima puluh orang dewasa diwawancarai secara tatap muka di Tepi Barat, dan 481 orang diwawancarai di Gaza, juga secara langsung. Pengumpulan data di Gaza dilakukan selama gencatan senjata baru-baru ini, ketika kondisi lebih aman bagi para peneliti untuk bergerak.

Survei tersebut, yang memiliki margin kesalahan empat poin (bukan tiga poin biasanya), menemukan bahwa hampir tiga perempat (72%) dari seluruh responden percaya bahwa keputusan Hamas untuk melancarkan serangan terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober adalah “benar.” termasuk didalamnya pemerkosaan massal yang sistematis, pembunuhan warga sipil yahudi Israel termasuk lansia, wanita dan anak-anak.

Hanya kurang dari seperempat (22%) mengatakan hal tersebut “salah.”

“Rakyat Palestina percaya bahwa diplomasi dan negosiasi bukanlah pilihan yang tersedia bagi mereka, bahwa hanya kekerasan dan perjuangan bersenjata yang merupakan sarana untuk mengakhiri pengepungan dan blokade atas Gaza, dan secara umum mengakhiri pendudukan Israel,” kata Shikaki.

Perbedaan penting ini terlihat dari tiga poin data jajak pendapat tersebut. Hampir 80% responden Palestina mengatakan kepada peneliti PCPSR bahwa membunuh perempuan dan anak-anak di rumah mereka adalah kejahatan perang. Meskipun demikian rakyat Palestina tetap mendukung apa yang Hamas lakukan.

Dalam banyak hal, masyarakat Palestina, sama seperti masyarakat Israel, mendapatkan perspektif yang tidak tepat dari media mereka. Selain efek gelembung ini, kata Shikaki, mungkin juga ada keinginan untuk menghindari sumber lain untuk mempertahankan penyangkalan. Penyangkalan, katanya, berguna selama periode stres dan kesakitan.

Pemungutan suara di zona perang memiliki kesulitan bahkan dalam keadaan tenang. Mewawancarai orang-orang di wilayah tengah dan selatan Gaza relatif mudah karena sebagian besar masih berada di rumah, namun survei terhadap orang-orang dari bagian utara Gaza tidak berhasil karena begitu banyak orang yang mengungsi ke tempat penampungan.

Wilayah yang terpisah, sikap yang berbeda
Gaza dan Tepi Barat, yang sekarang disebut wilayah Palestina, telah terpisah secara geografis sejak tahun 1948. Beberapa dekade terakhir telah terlihat bahwa pemisahan telah mengakar di antara kedua populasi tersebut, salah satunya karena semakin sulit bagi warga Palestina untuk berpindah antar wilayah. .

Sejak tahun 2005, ketika Israel memindahkan tentara dan pemukimnya keluar dari Gaza dan menutup wilayah tersebut dengan bantuan Mesir, pengalaman sehari-hari warga Palestina di Gaza semakin berbeda dengan pengalaman warga Palestina di Tepi Barat .

Secara politis, wilayah-wilayah tersebut terpecah. Otoritas Palestina di bawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Abbas yang sudah lanjut usia mempunyai kendali parsial atas Tepi Barat, sementara Hamas mengendalikan apa yang terjadi di dalam Gaza – atau mereka memegang kendali sampai Israel melakukan invasi.

Perbedaan-perbedaan ini tercermin dalam sikap-sikap yang disurvei, khususnya mengenai penggunaan kekerasan. Warga Palestina yang berada ditempat yang jauh dari medan perang sangat mendukung penggunaan kekerasan pada warga Israel dengan kenaikan hingga dua kali lipat sedangkan warga Palestina yang berada di Gaza menolak kekerasan meskipun mendukung pembunuhan dan pemerkosaan warga sipil yang dilakukan Hamas.

Shikaki mengatakan perbedaan ini mencerminkan meningkatnya serangan pemukim Yahudi yang melakukan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat, yang telah menuai kecaman dari AS dan Eropa, serta adanya perasaan bahwa pemerintahan sayap kanan Israel saat ini tidak terlalu terganggu dengan keadaan tersebut. urusan.

Hamas, mungkin tidak mengejutkan, mendapatkan dukungan yang semakin besar, terutama di kalangan warga Palestina di Tepi Barat. Dukungan terhadap kelompok militan sebagai partai politik telah meningkat hampir empat kali lipat (dari 12% menjadi 44%) dalam tiga bulan antara September 2023 dan Desember 2023. Sebaliknya, di Gaza yang terkepung, dukungan relatif stabil dengan 38% dukungan pada bulan September dan 42% pada bulan Desember.

Fatah, partai nasionalis sekuler dari Presiden Otoritas Palestina (PA) Abbas, yang memimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mencapai perjanjian bersejarah dengan Israel pada tahun 1990an – yang membentuk PA namun secara krusial tidak berhasil menyelesaikan beberapa konflik yang paling mendasar. masalah – dukungan terhadap program ini menurun di seluruh wilayah dari 26% tiga bulan lalu menjadi 17% saat ini.

Dukungan terhadap Abbas sendiri bahkan lebih rendah – bahkan sangat rendah sehingga ia dianggap hampir seluruhnya didiskreditkan.

Karena penyangkalan, menuju perhitungan?
Namun Shikaki memperingatkan bahwa dukungan yang lebih besar terhadap Hamas tidak boleh dilebih-lebihkan, setidaknya untuk saat ini. Semakin banyak warga Palestina yang menyadari kekejaman yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober, maka sikap mereka bisa berubah – meskipun hal ini tidak mungkin terjadi selama Gaza masih mengalami serangan besar-besaran.

Yang penting lagi adalah berapa banyak orang yang telah menonton video mulai tanggal 7 Oktober dan perbedaan antar wilayah. Di Gaza, 25% responden mengatakan mereka pernah menonton video semacam itu; dan 16% dari seluruh responden mengatakan kepada peneliti bahwa Hamas telah melakukan kejahatan perang. Di Tepi Barat, angkanya hanya 7% dan 1%.

Gaza lebih cepat keluar dari penyangkalan dibandingkan Tepi Barat, kata Shikaki, dan itu berarti perhitungan bagi Hamas. Saat ini, hanya 38% warga Gaza yang ingin melihat kelompok militan tersebut kembali berkuasa setelah perang.

Namun yang penting bukan hanya kesadaran yang lebih besar terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada satu hari saja. Hal ini juga terjadi ketika politik kembali dilanjutkan setelah perang usai, dan apakah masyarakat Palestina mempunyai pandangan politik apa pun.

Pada saat orang-orang percaya bahwa satu-satunya cara untuk membuat Israel mengakhiri pendudukan adalah dengan menimbulkan rasa sakit dan penderitaan pada warga Israel, warga Palestina melihat Hamas sebagai pihak yang paling mampu melakukan kekerasan secara efektif, kata Shikaki.

Di sisi lain, “jika dan ketika Anda memberi Palestina pilihan untuk melakukan negosiasi untuk mengakhiri pendudukan Israel secara permanen dan pembentukan negara Palestina… dukungan terhadap Hamas mungkin akan menurun hingga mencapai tingkat sebelum perang,” katanya.

Dukungan terhadap solusi dua negara sebagian besar tetap stabil di seluruh Gaza dan Tepi Barat selama tiga bulan terakhir, meningkat dari 32% menjadi 34%, namun secara historis, angka tersebut masih rendah. Di masa lalu, jajak pendapat PCPSR menunjukkan dukungan terhadap keberadaan Palestina merdeka yang berada di samping negara Israel dengan persentase antara 70% dan 80%.

Presiden AS Joe Biden telah berusaha meyakinkan Israel dan Palestina bahwa ia memandang negosiasi sebagai hal yang penting, dengan mengatakan bulan lalu, “Saya rasa (konflik) pada akhirnya tidak akan berakhir sampai ada solusi dua negara.” Masalahnya, warga Palestina sepertinya tidak mempercayainya. Hampir tiga perempat (70%) responden mengatakan mereka tidak menganggap pembicaraan AS tentang negara Palestina sebagai hal yang serius.

Shikaki mengatakan sudah jelas mengapa demikian.

“Karena Anda memiliki semua kekuatan itu, orang-orang tidak akan mempercayai Anda jika Anda mengatakan, saya tidak bisa menggunakan pengaruh terhadap Israel. Jadi, kesimpulannya adalah Anda hanya sekedar basa-basi terhadap solusi dua negara, namun Anda sama sekali tidak berniat melakukan apa pun untuk mewujudkannya.”

Saksi Kunci Kasus Korupsi Tewas Kecelakaan Pesawat

Salah satu saksi dalam sidang korupsi mantan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat di Yunani pada Selasa (14/9). Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi bahwa dua warga mereka tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut. Mereka adalah Haim dan Esther Giron.

Badan Penerbangan Sipil Yunani melaporkan bahwa pesawat empat kursi itu lepas landas dari Haifa. Namun, pesawat itu menghilang dari pantauan radar tak lama sebelum jadwal mendarat di bandara Samos.

Kepala dewan penyelidikan kecelakaan udara Yunani,Konylis, mengatakan bahwa pihaknya sudah mengirimkan tim spesialis keSamos untuk meneliti puing pesawat.

“Seorang nelayan mengatakan, ada ledakan besar, diikuti ledakan yang lebih kecil. Besaran puing akan menunjukkan indikasi ledakan,” tutur Konydlis kepada AFP.Menurut Kondylis, puing pesawat itu ditemukan dua kilometer dari bandara. Ia berharap penyelidikan lebih lanjut akan memperjelas penyebab kecelakaan pesawat ini.

Sebagaimana dilansir AFP, Haim Giron merupakan mantan wakil direktur Kementerian Komunikasi Israel. Ia seharusnya bersaksi di sidang terkait kasus yang menyeret Netanyahu dalam waktu dekat. Dalam kasus itu, Netanyahu dituding memberikan kebijakan khusus bagi bos-bos media besar. Sebagai gantinya, media harus memberitakan hal baik terkait Netanyahu.

Giron seharusnya hadir dalam sidang selanjutnya untuk menjadi saksi terkait dugaan Netanyahu bernegosiasi dengan salah satu perusahaan dengan iming-iming keuntungan. Namun, perusahaan media itu harus memunculkan citra positif Netanyahu.