Category Archives: China

Sukses Jinakan Rusia … NATO Kini Siap Perang Dengan China

Sukses menjinakan Rusia lewat Ukraina kini NATO semakin siap membuka front baru dengan China yang kekuatan ekonominya semakin mendominasi dunia. Namun rencana ini mendapatkan tantangan dari Prancis. Prancis menolak rencana pembukaan kantor Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di Jepang. Beberapa sumber diplomat Prancis mengatakan kepada kantor berita Jepang, NHK, bahwa NATO merupakan organisasi yang mencakup wilayah Atlantik Utara.

Sehingga pembukaan kantor di Jepang sama saja NATO berusaha melebarkan sayapnya ke Indo-Pasifik, wilayah yang jauh berada dari kawasan Atlantik utara.

“NATO [mencakup] Atlantik utara. Baik pasal V dan pasal VI [dalam undang-undangnya] jelas membatasi ruang lingkup Atlantik utara,” kata pejabat Prancis, seperti dikutip The Guardian. “Tidak ada kantor penghubung NATO di negara mana pun di kawasan ini. Jika NATO ingin memantau situasi di wilayah itu, mereka bisa menggunakan kedutaan yang ditunjuk sebagai koordinator.”

Penolakan ini dilontarkan setelah Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada 10 Mei lalu bahwa blok tersebut sedang berdiskusi dengan pemerintah Jepang untuk membuka kantor di Tokyo.

Stoltenberg menyebut hal itu dilakukan karena NATO perlu meningkatkan hubungannya dengan mitra mereka di Indo-Pasifik. Pada Senin (6/6), surat kabar Financial Times pun melaporkan Presiden Emmanuel Macron menentang langkah NATO membuka kantor di Jepang.

Para pengamat menilai keengganan Prancis ini lantaran Paris ingin menghindari ketegangan dengan China. Macron diketahui melawat ke China pada April lalu untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara.

Cerita WNI Calon Haji Hadapi Cuaca Panas 41 Derajat Celsius di Mekkah
Pembukaan kantor NATO di Jepang sendiri disebut-sebut sebagai tanggapan atas tantangan yang ditimbulkan China dan Rusia di kawasan. Beijing sejauh ini sudah menolak rencana ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut bahwa “Asia terletak di luar lingkup geografis Atlantik Utara.”

“Namun, kami telah melihat NATO bertekad untuk melaju ke timur ke dalam kawasan ini, mencampuri urusan regional dan menghasut konfrontasi blok,” ucapnya. Wang pun berujar Jepang harus membuat “desakan yang tepat” dan menahan diri untuk melakukan apa pun yang bisa “merusak rasa saling percaya di antara negara-negara kawasan serta perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.”

Presiden China Xi Jinping Kirim Pesan Rahasia Untuk Presiden Turki Setelah Menang Pemilu

Presiden China Xi Jinping mengirim pesan usai Recep Tayyip Erdogan berhasil mengamankan jabatan presiden untuk periode ketiga usai menang pemilihan umum (Pemilu) Turki akhir pekan lalu.
Menurut laporan media pemerintah China, Xinhua, dalam pesan itu, Xi mengucapkan selamat atas kemenangan Erdogan, Senin (29/5).

Xi juga mengatakan siap bekerja sama dengan Erdogan untuk mempromosikan kesamaan pemahaman dan dukungan di isu yang menjadi kekhawatiran bersama. Lebih lanjut, ia menjelaskan perhatian utama kedua negara yakni mendorong kerja sama yang berkelanjutan, sehat, dan stabil.

Selain itu, Xi membeberkan dalam beberapa tahun terakhir, hubungan kedua negara mempertahankan momentumnya di bidang kerja sama strategis. China dan Turki, lanjut dia, juga menunjukkan kemajuan yang positif kerja sama di semua bidang. Erdogan menang putaran kedua di pemilu Turki dengan perolehan suara 52,14 persen pada 28 Mei. Sementara itu, lawannya, Kemal Kilicdaroglu, sebanyak 47,86 persen.

Tak lama usai menang, pemimpin dunia ramai-ramai mengucapkan selamat.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden misalnya, mengatakan sebagai sesama negara anggota NATO, Washington ingin melanjutkan kerja sama dengan Turki. Selain Biden, Presiden Rusia Vladimir Putin juga memberikan ucapan ke Erdogan. “Kemenangan Anda dalam pemilu kali ini adalah hasil logis dari kerja keras Anda sebagai pemimpin Republik Turki,” ucap Putin dalam pernyataan resmi di situs Kremlin.

Misteri Banker China Yang Menghilang Setelah Ketahuan Korupsi … Terungkap

Salah satu bankir terkemuka di China yang menghilang sejak Februari, Bao Fan, saat ini tengah ditahan dan diperiksa lembaga pemberantasan korupsi China, demikian menurut laporan resmi kantor berita negara. Dikutip dari CNN, penahanan Bao Fan pun saat ini diperpanjang.

Peristiwa menghilangnya Bao Fan sempat dilaporkan oleh salah satu media finansial terkemuka, The Economic Observer, pada Februari lalu. Mereka memberitakan bahwa pemilik salah satu bank investasi terbesar, China Renaissance, itu dibawa oleh pejabat Komisi Pusat Inspeksi Disiplin (CCDI) pada 7 Februari lalu atas dugaan suap. CCDI merupakan lembaga anti-korupsi nomor satu di bawah Partai Komunis.

Merujuk pada sumber yang namanya tidak disebutkan, Bao Fan semula ditahan hingga 7 Mei. Menghilangnya Bao Fan ini membuat geger para pemain bursa saham dan juga sektor teknologi China.

Saham di China Renaissance juga merosot hingga 20 persen sehingga mereka sempat disuspensi dari perdagangan bursa pada awal April. Perusahaan juga menangguhkan perilisan laporan keuangan tahunan karena auditor tidak bisa mengontak Bao Fan. Bao Fan sendiri dikenal sebagai salah satu pengusaha veteran yang memiliki kerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi terkemuka di China.

Ia membantu terjadinya merger di antara dua pemain besar jasa antar makanan, Meituan dan Dianping, pada 2015 lalu. Menghilangnya Bao Fan juga bersamaan dengan aksi sapu-bersih korupsi yang diluncurkan Partai Komunis pada sektor keuangan. Para pengamat meyakini aksi ini merupakan salah satu cara baru Presiden Xi Jinping untuk menguatkan kekuasaannya di tengah berbagai ancaman domestik maupun di luar.

Penahanan Bao Fan ini juga terkait dengan kasus lain yang melibatkan Cong Ling, mantan presiden China Renaissance yang diangkat pada Juli 2020 lalu. Cong Ling sebelumnya pernah menjabat beberapa posisi penting di bank negara terbesar di China, Commercial Bank of China (ICBC). Dia ditahan sejak September 2-22 lalu oleh lembaga anti-korupsi, terkait dengan perannya di bagian Financial Leasing di ICBC.

Presiden China Persiapkan Skenario Terburuk Ditengah Provokasi Perang Amerika Serikat

Presiden China Xi Jinping meminta para pejabat pemerintah berpikir soal “skenario terburuk” dan “badai” di tengah usaha menghadapi ancaman internal dan eksternal. “Kerumitan dan kesulitan soal isu keamanan nasional yang kita hadapi sekarang telah meningkat dengan signifikan,” kata Xi pada pertemuan dengan Komisi Keamanan Nasional China seperti dilansir CNN.

“Kita harus mematuhi pemikiran yang krusial dan skenario terburuk serta bersiap untuk menghadapi ujian besar dari angin kencang dan gelombang besar, dan bahkan lautan badai yang berbahaya,” ujarnya menambahkan.

Instruksi dari Xi ini muncul di saat China menghadapi serentetan tantangan dari mulai situasi ekonomi serta lingkungan internasional. Xi mengatakan, China harus mempercepat modernisasi sistem keamanan nasional dan kemampuannya. Ia menginginkan sistem tersebut lebih efektif dalam “pertempuran sesungguhnya dan pemakaian sehari-hari.”

Politisi berusia 69 tahun tersebut juga ingin China mendorong pembangunan pemantauan risiko keamanan nasional dan sistem peringatan dini, peningkatan pendidikan keamanan nasional dan manajemen keamanan data dan kecerdasan buatan (AI). Sejak berkuasa satu dekade lalu, Xi telah menjadikan keamanan nasional sebagai paradigma utama yang menembus semua aspek pemerintahan China, kata para ahli.

Dia telah memperluas konsep keamanan nasional untuk mencakup segala hal mulai dari politik, ekonomi, pertahanan, budaya, dan ekologi hingga dunia maya. Kemudian hal tersebut meluas dari laut dalam dan daerah kutub ke luar angkasa, serta big data dan kecerdasan buatan.

Gagasan “keamanan nasional yang komprehensif” yang diusung Xi juga membuat China memperkenalkan serangkaian undang-undang untuk melindungi dirinya dari ancaman yang dirasakan, termasuk undang-undang tentang kontra-terorisme, kontra-spionase, keamanan dunia maya, organisasi non-pemerintah asing, intelijen nasional, dan keamanan data.

Belakangan ini, hubungan China dan Amerika Serikat (AS) tengah memanas antara lain karena soal Taiwan dan Laut China Selatan (LCS). Terkini, China menuding pesawat pengintai Amerika Serikat sengaja masuk ke area di mana militer Negeri Tirai Bambu sedang latihan di Laut China Selatan (LCS) pada pekan lalu.

Juru bicara Komando Pangkalan Timur Selatan China menyatakan pesawat RC-135 melintas pada 26 Mei, saat pasukan Angkatan Laut mereka sedang latihan rutin di LCS. “Kami sungguh-sungguh mendesak pihak AS secara efektif menahan kekuatan di garis depan laut dan udara,” kata jubir itu dalam pernyataan resmi yang dikutip Reuters pada Rabu (31/5).

China menuding pesawat pengintai Amerika Serikat sengaja masuk ke area di mana militer Negeri Tirai Bambu sedang latihan di Laut China Selatan (LCS) pada pekan lalu. Juru bicara Komando Pangkalan Timur Selatan China menyatakan pesawat RC-135 melintas pada 26 Mei, saat pasukan Angkatan Laut mereka sedang latihan rutin di LCS.

“Kami sungguh-sungguh mendesak pihak AS secara efektif menahan kekuatan di garis depan laut dan udara,” kata jubir itu dalam pernyataan resmi yang dikutip Reuters pada Rabu (31/5). Lebih lanjut, ia mengatakan aksi tersebut bisa merusak perdamaian dan stabilitas kawasan. Dia lantas meminta AS untuk mematuhi hukum internasional.

“Secara ketat mematuhi aturan hukum dan perjanjian yang relevan, dan mencegah kecelakaan di laut dan udara,” ujar jubir itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, juga mendesak AS agar berhenti melakukan provokasi yang berbahaya. China, kata dia, akan terus mengambil langkah untuk mempertahankan kedaulatan dan menjaga keamanan, demikian dikutip CGTN. Ini bukan kali pertama China menuding AS mengganggu latihan militer mereka. Pada April lalu, China menuding kapal perang USS Milius menyusup secara ilegal di LCS saat mereka latihan militer.

“Kapal perang AS, USS Milius, secara ilegal menyusup ke perairan yang berdekatan dengan Karang Meiji dan Kepulauan Nansha China tanpa pemberitahuan ke pemerintah China,” kata jubir Komando Pangkalan Selatan militer China, Tian Junli, seperti dikutip AFP. China lalu merespons dengan mengawasi gerak-gerik kapal AS itu. Sementara itu, AS menyatakan pelayaran tersebut sesuai dengan hukum internasional.

Pemerintahan Washington dan Beijing selama ini kerap berselisih soal aktivitas mereka di Laut China Selatan. China mengklaim sebagian besar wilayah di LCS. Klaim ini ditentang banyak pihak, termasuk AS.

Pesawat Maut Boeing 737-800 Kembali Jatuh Tewaskan 132 Orang

Maskapai China Eastern Airlines dilaporkan mengandangkan ratusan pesawat Boeing 737-800 usai pesawat jatuh di Kota Wuzhou, Provinsi Guangxi, Senin (21/3). Mengutip Reuters, FlightRadar24 mencatat China Eastern memiliki 109 pesawat Boeing 737-800. Setelah kecelakaan tersebut, saham China Eastern Airlines yang melantai di bursa Hong Kong ditutup merosot 6,5 persen awal pekan ini. Lebih parah, saham perusahaan yang tercatat di bursa AS anjlok 17 persen sebelum perdagangan dibuka.

Catatan keselamatan industri penerbangan China sendiri termasuk yang terbaik di dunia selama dekade terakhir. Pasalnya, otoritas penerbangan China (CACC) menerapkan peraturan yang sangat ketat. “CAAC memiliki peraturan keselamatan yang sangat ketat dan kami hanya perlu menunggu detail lebih lanjut untuk membantu menjelaskan penyebab yang masuk akal dari kecelakaan itu,” kata Shukor Yusof, kepala konsultan penerbangan yang berbasis di Malaysia, Endau Analytics seperti dikutip Reuters.

Pesawat China Eastern Airlines lepas landas dari ibu kota Provinsi Yunnan, Kunming menuju ibu kota Provinsi Guangdong, Guangzhou, yang berbatasan dengan Hong Kong. Pesawat bernomor MU5735 yang kecelakaan itu dilaporkan membawa 132 orang terdiri dari 123 penumpang dan sembilan awak pesawat. Dilaporkan, tidak ada satu pun korban yang selamat.

Seperti dikutip dari media lokal via AFP, salah satu penduduk desa membeberkan pesawat jenis Boeing 737 itu jatuh ke perbukitan. Pesawat bernomor MU5735 langsung meledak setelah menghantam bukit-bukit sehingga menyebabkan kebakaran hutan.

Saham Boeing anjlok hingga 8 persen setelah pesawat produksinya yang digunakan maskapai penerbangan China Eastern Airlines jatuh di pegunungan di China Selatan pada Senin (21/3).
Walau penyebab kecelakaan belum diketahui, setidaknya sebanyak 132 penumpang dikabarkan tewas. “Bisa dipastikan pesawat jatuh,” tulis maskapai penerbangan dalam keterangan resmi, seperti dikutip dari Reuters. Tak hanya Boeing, saham China Eastern Airlines yang terdaftar di bursa saham AS ikut terjun bebas hingga 15,8 persen usai kejadian tersebut.

Saham pabrik pesawat asal AS ini diperdagangkan lebih rendah pada posisi US$177,40 sebelum perdagangan dibuka. Sementara, saham American Depositary Receipts China Eastern Airlines juga turun menjadi US$15,89. Diketahui, pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut ialah tipe Boeing 737-800 dan baru berusia 6 tahun. Tipe tersebut memiliki kapasitas penumpang maksimal hingga 189 orang.

Mesin pesawat dibuat oleh perusahaan konsorsium antara Boeing dengan General Electric Co dan Safran SA Prancis. Kecelakaan itu terjadi di saat Boeing sedang merayu Pemerintah China untuk menerbangkan pesawat 737 MAX di sana. Pesawat tersebut telah dilarang mengangkasa setelah dua kecelakaan fatal terjadi di Indonesia dan Ethiopia.

China Laporkan Kasus Infeksi Antraks

China melaporkan kasus infeksi pneumonia antraks yang dialami seorang penduduk di Chengde, Provinsi Hebei.
Pasien itu disebut memiliki riwayat kontak dengan sapi dan domba serta produk yang berasal dari kedua hewan tersebut. Global Times melaporkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China menyatakan pasien itu dibawa menggunakan ambulans empat hari usai menunjukkan gejala infeksi antraks. Pasien itu kemudian dikarantina dan dirawat.

Penyakit Antraks disebut sangat mematikan jika tidak ditangani dengan benar. Bacillus anthracis, patogen penyebab antraks, dikembangkan menjadi senjata biokimia dan digunakan pada abad ke-20. Menurut sebuah artikel yang diterbitkan di Science Focus merujuk pada jurnal dari Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, Jepang menggunakan antraks sebagai senjata biokimia dalam Perang Dunia II.

Antraks lazim ditemukan di antara sapi dan domba. Infeksi itu menular ke tubuh manusia setelah bersentuhan dengan hewan yang sakit atau produk yang terkontaminasi. CDC Beijing menyatakan sebanyak 95 persen dari kasus yang dilaporkan, adalah kontak kulit, yang dapat menyebabkan lecet dan nekrosis kulit.

Infeksi paling berbahaya adalah pneumonia antraks, yakni ketika seorang pasien menghirup debu yang mengandung Bacillus anthracis dan terpapar olehnya. Orang yang terinfeksi bisa mengalami antraks usus setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, biasanya daging, dan akan mengalami gejala seperti mual, muntah dan diare.

Antraks dapat ditularkan langsung antarmanusia tetapi tidak menular seperti flu atau Covid-19. Bacillus anthracis adalah bakteri dan obat yang mujarab buat melawan virus itu adalah antibiotik.

Daftar Kebijakan China Untuk Tumbangkan Keperkasaan Bitcoin Amerika

Harga bitcoin masih terus menyusut hingga Jumat sore, jatuh lebih dari 11% setelah China melipatgandakan upaya mencegah risiko spekulatif dan keuangan dengan menindak penambangan dan perdagangan uang kripto itu. Komite Stabilitas dan Pengembangan Keuangan China, yang diketuai oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, memilih bitcoin sebagai aset yang perlu diatur lebih lanjut. Sejak mencapai level tertinggi sepanjang masa US$ 65.000 pada pertengahan April, bitcoin telah jatuh sekitar 45%. Bahkan harganya sudah turun sekitar 28% sepanjang minggu ini.

Pernyataan China yang memperketat larangan bank dan perusahaan pembayaran yang menyediakan layanan terkait kripto jadi upaya negeri tirai bambu membasmi spekulasi dan penipuan dalam mata uang virtual. Wakil Perdana Menteri Liu He adalah pejabat China paling senior yang secara terbuka memerintahkan tindakan keras terhadap bitcoin. Ini adalah pertama kalinya pemerintah secara eksplisit menargetkan penambangan kripto.

“Sulit untuk membaca dampak nyata dari tindakan potensial oleh China, karena pernyataan ini dibuat tanpa spesifik,” kata John Wu, Presiden Ava Labs, sebuah platform sumber terbuka untuk aplikasi keuangan, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/5/2021).

“Pernyataan ini memang menunjukkan risiko yang jelas untuk penambangan bitcoin yang sangat bergantung pada China, dan kemauan pemerintahnya.” lanjutnya. Pemerintah juga telah merekomendasikan pertukaran uang kripto yang beroperasi di Hong Kong juga harus dilisensikan oleh regulator pasar dan hanya akan diizinkan untuk memberikan layanan kepada investor profesional.

Sebelumnya pada hari Jumat, saluran CCTV pemerintah China juga memperingatkan terhadap “risiko sistemik” dari perdagangan cryptocurrency dalam komentar di situsnya. Cryptocurrency dianggap sebagai aset yang diatur dengan ringan yang sering digunakan dalam perdagangan pasar gelap, pencucian uang, penyelundupan senjata, perjudian, dan perdagangan narkoba.

“Bitcoin bukan lagi alat investasi untuk menghindari risiko. Sebaliknya, itu instrumen spekulatif,” kata CCTV.

Rival cryptocurrency ethereum juga mendapat tekanan, diperdagangkan turun sekitar 15% pada US$ 2.339.

“China telah mencoba begitu sering untuk menangani bitcoin, pertukaran, dan penambangan sejak 2013 sehingga saya tidak berpikir ini seharusnya menjadi kejutan lagi,” kata Ruud Feltkamp, kepala eksekutif di bot perdagangan crypto Cryptohopper. “Saya akan terkejut jika itu akan memiliki efek jangka panjang yang substansial pada bitcoin.” ungkapnya.

Kampanye terbaru China melawan kripto sendiri terjadi setelah Departemen Keuangan AS pada hari Kamis menyerukan aturan baru yang akan membutuhkan transfer cryptocurrency besar untuk dilaporkan ke Internal Revenue Service dan Federal Reserve, menandai risiko yang ditimbulkan cryptocurrency terhadap stabilitas keuangan.

Demi Kejar Target Pertumbuhan Apple Lakukan Kerja Paksa Ke Ribuan Muslim Uighur

Merek global seperti Apple hingga BMW termasuk di antara perusahaan yang dituduh melakukan kerja paksa. Laporan Komisi Hak Asasi Manusia Partai Konservatif melaporkan bahwa puluhan ribu Muslim Uighur telah diangkut ke pabrik-pabrik tersebut untuk bekerja.

Laporan tersebut mencatat dalam lima tahun terakhir kerja paksa digunakan di seluruh pabrik-pabrik di China yang merupakan bagian dari rantai pasokan perusahaan Internasional besar.

“Orang Uighur bekerja di pabrik yang setidaknya berada di 83 merek global terkenal di sektor teknologi, pakaian dan otomotif, termasuk Apple, BMW, Gap, Huawei, Nike, Samsung, Sony dan Volkswagen,” bunyi laporan tersebut dikutip dari Daily Mail, Kamis (14/1/2021).

Vicky Xiuzhong Xu dan Nathan Ruser, yang merupakan penulis laporan Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI) tentang kerja paksa di Uighur, memberikan bukti telah menemukan orang Uighur sedang diangkut dari Xinjang ke provinsi lain untuk bekerja pada 2019.

Xu dan Ruser mengatakan hal itu merupakan kebijakan pemerintah pusat yang mengakibatkan puluhan ribu orang diusir dari rumah mereka setiap tahun dan dikirim ke provinsi timur untuk bekerja ke dalam rantai pasokan merek Internasional.

Dijelaskan bahwa di pabrik-pabrik para pekerja menjadi sasaran kerja paksa, yakni harus bekerja di bawah pengawasan ketat dan hanya dalam beberapa jam di waktu luang dipaksa untuk mengikuti kelas bahasa Mandarin dan kelas indoktrinasi politik.

ASPI mengidentifikasi 27 pabrik di 9 provinsi China menggunakan tenaga kerja Uighur yang dipindahkan dari Xinjiang sejak 2017. Salah satu pabrik itu yakni Perusahaan Sepatu Taekwang di Qingdoo, provinsi Shandong, yang dilengkapi dengan menara pengawas, dan pagar kawat berduri yang menusuk ke dalam. Gerakan pekerja juga diawasi secara ketat oleh kantor polisi di gerbang yang dilengkapi dengan kamera pengenal wajah.

Soal bayaran, pemerintah provinsi Xinjiang mengatakan pada 2018 bahwa setiap tenaga kerja tambahan dari pedesaan yang dipindah untuk bekerja di bagian lain Xinjiang selama lebih dari sembilan bulan dibayar 20 yuan.

Namun, baik BMW Group, Volkswagen, Nike, Apple, dan Gap, membantah jika pihaknya telah melakukan kerja paksa. Intinya mereka merasa bahwa telah menjalankan standar nilai di China dan memastikan bahwa pekerjaannya didasarkan standar sosial dan ketenagakerjaan.

“Kode Etik Nike dan Standar Kepemimpinan memiliki persyaratan yang melarang semua jenis kerja paksa, terikat atau kontrak, termasuk ketentuan rinci untuk kebebasan bergerak dan larangan diskriminasi berdasarkan latar belakang etnis atau agama,” ucap Juru Bicara Nike.

Pemerintah Inggris akan mendenda perusahaan yang menyembunyikan koneksi ke wilayah Xinjiang, China. Wilayah ini merupakan tempat dimana suku Uighur dan etnis minoritas lainnya diduga menjadi sasaran kerja paksa. Melansir CNN, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengumumkan sejumlah kebijakan baru yang dirancang untuk memastikan bahwa semua organisasi Inggris tidak terlibat, atau mengambil keuntungan dari pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang pada Rabu (13/1).

Pemerintah juga akan meninjau produk Inggris yang diekspor ke Xinjiang serta mengeluarkan panduan baru yang menguraikan secara spesifik risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang memiliki kaitan dengan wilayah tersebut.

“Bukti besarnya skala pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan di Xinjiang terhadap muslim Uighur sekarang sangat jauh jangkauannya,” kata Raab kepada anggota parlemen.

Dia mengatakan kebijakan baru itu bertujuan untuk mengirim pesan yang jelas bahwa pelanggaran kemanusiaan ini tidak dapat diterima. Pemerintah Inggris juga bermaksud melindungi bisnis negaranya dari keterlibatan dengan isu di Xinjiang. Raab juga menyerukan agar PBB memiliki akses ke wilayah Xinjiang guna memverifikasi tuduhan kerja paksa dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.

Di sisi lain, pemerintah China membantah tindakan keras di Xinjiang tersebut. Pemerintah China menyatakan jika kamp tersebut diperlukan untuk mengatasi ekstremisme dan terorisme serta mengklaim bahwa fasilitas tersebut adalah pusat pelatihan sukarela di mana orang-orang belajar keterampilan kejuruan, bahasa, dan hukum China.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS memperkirakan hingga dua juta orang Uighur, serta anggota kelompok minoritas Muslim lainnya, ditahan di jaringan kamp di Xinjiang. Pemerintah AS telah membatasi impor dari Xinjiang. Bulan lalu, AS mengumumkan akan memblokir impor kapas dari kawasan tersebut.

Hujan Lebat Selama Sebulan … 31 Orang Tewas Di China

Hujan lebat selama satu bulan belakangan telah membuat 31 orang tewas atau hilang di Provinsi Guizhou di bagian barat-daya Tiongkok, kata pemerintah lokal pada Jumat (5/6).

Hujan lebat mengakibatkan banjir dan tanah longsor di Guizhou sejak 14 Mei. Lebih dari 1,42 juta orang terpengaruh dan 83.000 orang lagi dipaksa meninggalkan tempat tinggal mereka, kata Departemen Urusan Sipil provinsi tersebut.

Lebih dari 1.100 rumah telah hancur dan 56.600 hektare lahan pertanian rusak, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi langsung sebesar 2,7 miliar yuan (435 juta dolar AS), kata departemen itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Sabtu.

Provinsi tersebut diperkirakan menghadapi hujan lebat lagi selama dua hari ke depan.

Hujan lebat di Tiongkok Selatan sejak Minggu (31/5) juga mempengaruhi siswa sekolah menengah yang mengikuti “Gaokao”, ujian tahunan masuk perguruan tinggi, kata Pusat Meteorologi Nasional pada Jumat.

Hujan lebat mengguyur beberapa derah di provinsi tersebut termasuk Hubei, Anhui, Zhejiang, Jiangxi, Hunan dan Guangxi selama tiga hari, demikian prakiraan pusat meteorologi itu.

Pusat tersebut juga memperingatkan mengenai hujan badai dan angin kencang di wilayah itu serta mendesak semua pelajar agar berhati-hati saat melakukan perjalanan.

Wilayah Tiongkok Timur-laut juga dkan dipengaruhi oleh hujan lebat dan petir selama masa ujian sekolah, kata pusat meteorologi tersebut.

Sebanyak 9,42 juta siswa diperkirakan duduk menghadapi ujian yang melelahkan mulai Ahad. Ujian itu akan memutuskan pakah seorang siswa bisa masuk perguruan tinggi, kembali ke sekolah selama setahun lagi, atau berusaha mendapat pekerjaan. Ujian tersebut di beberapa provinsi berlangsung selama dua hari, dan tiga hari di wilayah lain.

Rusia dan China Buat Pakta Pertahanan Perang Cyber

Rusia dan Tiongkok menjalin sebuah perjanjian damai dalam hal cyber security. Kedua negara tersebut berjanji untuk tidak saling menyerang di dunia cyber, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal, Minggu (10/5/2015). Selain itu, mereka juga menyatakan akan saling berbagi informasi dan teknologi — salah satunya mengenai data ancaman cyber — antara agensi penegak hukumnya. Keduanya pun akan saling menjaga keamanan dari serangan-serangan yang dapat mengancam kondisi polik dan sosial ekonomi di kedua negara tersebut.

‘Kemesraan’ Rusia dan Tiongkok ini sebenarnya sudah terjalin sejak masa perang dingin. Namun belakangan ini, Rusia lebih sering berpihak ke Timur, terutama sejak aksi militer Rusia ke Ukraina yang punya efek buruk ke hubungannya ke Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Perjanjian ini disebut sebagai Wall Street Journal sebagai usaha Beijing dan Moscow untuk mengubah kebijakan internet secara global, yang akan mengurangi peran Amerika Serikat. Keduanya percaya bahwa pemerintah seharusnya mempunyai kontrol yang lebih ketat terhadap internet, juga informasi digital milik warga negaranya.

Ini juga sejalan dengan pernyataan menteri komunikasi Rusia Nikolai Nikiforov, yang membayangkan sebuah aksi mengisolasi jejaring internet di Rusia, seandainya Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa ‘mematikan’ mereka dari internet. Taiwan ingin bergabung dalam pelatihan anti serangan cyber yang dilakukan Amerika Serikat dan sejumlah negara sekutunya. Ini mereka lakukan untuk melindungi negaranya dari serangan hacker Tiongkok.

Demikian dikatakan oleh Simon Chang, Wakil Perdana Menteri Taiwan. Menurutnya, banyak kasus peretasan di Taiwan yang terlacak berasal dari People Liberation Army milik Tiongkok. Tuduhan ini tentu dibantah keras oleh pihak Tiongkok. “Taiwan sebenarnya tak mempunyai musuh di komunitas internasional kecuali kamu tahu siapa. Siapa negara di dunia ini yang mau mencoba meretas Taiwan?” keluh Chang, yang mantan direktur operasi hardware Google Asia.

Agar AS bersedia menyertakan Taiwan dalam pelatihan bernama ‘Cyber Storm’ tersebut, Chang kembali menegaskan bahwa Taiwan seringkali dijadikan ‘tempat latihan’ bagi peretas Tiongkok. Di mana mereka menguji serangan-serangan cyber tercanggihnya. “Amerika Serikat punya pelatihan ‘Cyber Storm’ – kami tak diundang. Kami ingin sekali diundang,” ujar Chang. seperti dikutip dari Reuters, Rabu (1/4/2015).

Pelatihan yang dimaksud oleh Chang itu dilakukan setiap dua tahun sekali, seperti yang tercantum dalam situs milik US Departement of Homeland Security, yang sayangnya tak mencantumkan waktu pelaksanaan latihan tersebut. Taiwan sudah pernah mengundang pihak AS untuk mengamati latihan sejenis yang mereka adakan sendiri di negaranya, tepatnya pada tahun 2013.

Ketakutan Taiwan ini tentu punya dasar. Menurut penelitian FireEye –biro peneliti keamanan data — Taiwan adalah negara di Asia Pasifik yang paling banyak menerima serangan cyber selama enam bulan pertama di tahun 2014. Serangan cyber itu paling banyak dilakukan untuk mencuri data.