Category Archives: Amerika Selatan

Gempa 7.2 Ritcher Hantam Haiti

Jumlah korban meninggal akibat gempa dengan Magnitudo 7.2 di Haiti melonjak hingga 227 orang.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (15/8), ratusan orang luka-luka dan hilang dalam bencana alam itu.
Dari rekaman video amatir dan foto yang beredar di dunia maya, banyak bangunan yang berada di kota Petit Trou de Nippes, sekitar 150 kilometer dari Ibu Kota Port-au-Prince, ambruk akibat guncangan gempa. Sejumlah gereja, hotel hingga rumah rusak berat hingga ambruk akibat guncangan gempa. Sebagian besar korban meninggal tertimpa reruntuhan bangunan.

Sejumlah bangunan di Kota Les Cayes yang tidak jauh dari Petit Trou de Nippes juga rusak berat atau bahkan roboh akibat guncangan gempa. “Saya lihat ada orang ditarik dari bawah reruntuhan bangunan, kemungkinan ada yang masih hidup dan meninggal,” kata seorang penduduk Les Cayes, Jean Marie Simon (38).Saat gempa terjadi Simon tengah berbelanja di pasar. Dia lantas panik dan langsung bergegas pulang mencari keluarganya.

“Sepanjang jalan saya mendengar suara tangisan orang-orang,” kata Simon. Simon mengatakan ketika gempa terjadi sang istri dan anaknya yang berusia dua tahun tengah mandi. Istrinya lantas lari dari kamar mandi ke jalan tanpa busana karena panik, dan tepat sebelum bagian depan rumah mereka roboh. Simon kemudian memberikan bajunya untuk dipakai sang istri dan mereka kini mengungsi di halaman gereja setempat.

“Gempa susulan masih terasa dan setiap ada guncangan, orang lari dan berteriak. Kaki saya saja masih gemetar,” kata Simon. Penduduk Les Cayes yang berada di pesisir sempat panik dan naik ke pegunungan karena khawatir akan terjadi tsunami. Namun, hal itu tidak terjadi.

Haiti pernah diguncang gempa dengan Magnitudo 7 pada 12 Januari 2010 silam, yang menelan korban jiwa hingga 300 ribu orang. Gempa besar yang mengguncang Haiti kali ini terjadi setelah lebih dari satu bulan peristiwa pembunuhan terhadap Presiden Jovenel Moise. Selain itu penduduk Haiti juga diperingatkan akan ancaman Badai Tropis Grace, yang kemungkinan menghantam negara itu pada Senin malam atau Selasa pagi pekan depan.

Dua hal itu membuat penderitaan masyarakat Haiti semakin bertambah, yakni akibat kekacauan politik, tingginya tingkat kejahatan, Covid-19 dan ancaman badai.

Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, menetapkan Haiti dalam status darurat bencana selama satu bulan. Dalam jumpa pers dia menyatakan saat ini belum meminta bantuan dari negara lain sampai tingkat kerusakan bisa ditaksir.

Korban meninggal akibat gempa berkekuatan 7,2 magnitudo di Haiti mencapai 304 jiwa. Hingga kini, petugas setempat masih melakukan pencarian korban selamat.
Badan Perlindungan Sipil Haiti mengungkapkan beberapa jam usai gempa, jumlah korban tewas melonjak menjadi 304 orang. Dari jumlah itu, 160 orang di antaranya berasal dari daerah pusat gempa.

“Respons awal, baik oleh penyelamat profesional dan anggota masyarakat telah membuat banyak orang diselamatkan dari reruntuhan. Rumah sakit terus menerima korban luka-luka,” terang Badan Perlindungan sipil Haiti Jerry Chandler kepada AFP, Minggu (15/8) Otoritas itu mengatakan ratusan orang terluka dan masih hilang. Banyaknya korban luka membuat rumah sakit Kota Pastel, Corailles dan Roseaux benar-benar penuh.

Gempa di Haiti terjadi pada Sabtu (14/8). Pusat Gempa berada sekitar 160 kilometer dari ibu kota Port-au-Prince yang merupakan wilayah padat penduduk. Guncangan itu mulanya terasa di sebagian besar wilayah Karibia. Menurut foto-foto yang diunggah saksi mata, gempa itu meluluhlantakkan sekolah dan rumah-rumah di semenanjung barat daya negara itu.

“Banyak rumah hancur, orang meninggal dan beberapa berada di rumah sakit,” ujar salah stau korban gempa, Christella Saint Hilaire. “Saya berada di rumah ketika mulai ada getaran, saya berada di dekat jendela dan saya melihat semuanya jatuh,” lanjutnya. Hilaire mengaku tertimpa reruntuhan dinding, tetapi ia merasa lukanya tak terlalu parah.

Warga yang lain, berbagi foto di media sosial mengenai upaya mereka menarik korban dari reruntuhan bangunan, sedangkan orang-orang berteriak mencari pertolongan di luar rumah. “Rumah-rumah dan tembok-tembok di sekitarnya telah runtuh. Atap katedral juga runtuh,” kata penduduk Job Joseph dari kota Jeremie di ujung barat Haiti.

Kerusakan parah dilaporkan terjadi di pusat kota, yang sebagian besar terdiri dari tempat tinggal dan bangunan satu lantai.

Kerusakan di kota Les Cayes juga tampak signifikan, termasuk runtuhnya sebuah hotel bertingkat. Sebagai tanggapan atas bencana itu, Perdana Menteri Haiti Ariel Henry mengumumkan keadaan darurat selama satu bulan. Di luar itu, Presiden AS Joe Biden menyampaikan belasungkawanya. Ia merasa sedih dengan bencana yang menimpa Haiti.

“Dalam masa yang sudah menantang bagi rakyat Haiti, saya sedih dengan gempa bumi yang menghancurkan,” kata Biden. Haiti sedang menghadapi masa sulit usai Presiden Jovenel Moise dibunuh di rumahnya oleh kelompok bersenjata. Gempa ini semakin memperkeruh situasi negara yang sudah berjuang melawan kemiskinan, kekerasan yang meningkat, dan pandemi covid-19.

AS juga disebut akan segera mengirim bantuan ke negara tersebut. “(Kami siap) menilai kerusakan dan membantu upaya untuk memulihkan mereka yang terluka dan yang harus sekarang dibangun kembali,” terang Biden. Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,0 M juga pernah mengguncang Haiti pada Januari 2010 lalu. Imbas bencana itu lebih dari 200 ribu orang tewas dan 300 ribu lainnya mengalami luka-luka.

Pusat kota Port-au-Prince dan kota-kota terdekat hanya menyisakan reruntuhan berdebu. Gempa itu menghancurkan ratusan ribu rumah, yang membuat setengah juta warga Haiti menjadi tuna wisma. Selain itu, gedung administrasi dan sekolah, belum lagi 60 persen sistem perawatan kesehatan di Haiti juga turut hancur.

Pembangunan kembali rumah sakit utama negara itu masih belum selesai, dan organisasi non-pemerintah telah berjuang untuk menutupi banyak kekurangan di negara bagian itu.

Presiden Haiti Tewas Dibunuh Pasukan Khusus Bayaran

Kepolisian Haiti mengungkapkan bahwa empat tentara bayaran tewas dan dua orang lainnya ditangkap setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise di kediamannya pada Rabu (7/7) waktu setempat. Operasi kepolisian terus berlangsung di ibu kota Port-au-Prince usai pembunuhan yang mengejutkan publik itu. Seperti dilansir AFP, Kamis (8/7/2021), Moise yang berusia 53 tahun tewas dibunuh sekelompok individu bersenjata yang menyerang kediamannya pada Rabu (7/7) dini hari. Istri Moise, Martine, juga terkena tembakan namun berhasil selamat dan kini menjalani perawatan medis di Miami, Amerika Serikat (AS).

Kepala Kepolisian Nasional Haiti, Leon Charles, dalam pernyataannya menyebut pihak kepolisian langsung mengejar para pembunuh Moise setelah terjadi serangan bersenjata di kediaman kepresidenan di ibu kota Port-au-Prince. “Empat tentara bayaran tewas, dua lainnya diamankan di bawah kendali kami. Tiga polisi yang disandera telah dibebaskan,” ucap Charles dalam pernyataannya.

Wakil Menteri Komunikasi, Frantz Exantus, sebelumnya menyebut ‘terduga pembunuh’ Moise telah ditahan, kurang dari 24 jam setelah presiden negara itu dibunuh. “Para terduga pembunuh (Moise) diamankan oleh Kepolisian Nasional di Pelerin sesaat sebelum pukul 18.00 waktu setempat,” sebut Exantus via Twitter. Serangan yang melanda kediaman Presiden Haiti ini membuat negara yang dilanda krisis ini menjadi semakin tidak menentu, dengan warganya merasa ketakutan.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akan menggelar rapat darurat untuk membahas Haiti pada Kamis (8/7) waktu setempat. Perdana Menteri (PM) interim, Claude Joseph, yang kini mengambil alih kekuasaan sementara telah menetapkan ‘situasi pengepungan nasional’ yang mengabulkan kekuatan eksekutif tambahan. Usai pembunuhan terjadi, bandara di ibu kota Port-au-Prince ditutup sementara. Saksi mata menuturkan bahwa kondisi ibu kota cenderung sunyi dengan jalanan kosong dan tidak ada pasukan keamanan tambahan yang berpatroli.

Serangan ke kediaman Moise terjadi pada dini hari, dengan Joseph dalam pernyataan resminya menyebut Moise ‘dibunuh di rumahnya oleh warga asing yang berbicara bahasa Inggris dan Spanyol’. “Kematian ini tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa ada hukuman,” tegasnya.

Sebelumnya, Duta Besar Haiti untuk AS, Bocchit Edmond, menuturkan kepada wartawan bahwa para pembunuh Moise merupakan tentara bayaran yang ‘profesional’ yang menyamar sebagai agen-agen Badan Penegakan Narkoba AS. Tidak disebut jumlah pasti pelaku penyerangan dan pembunuhan Moise. “Kami memiliki sebuah video dan kami meyakini bahwa mereka adalah tentara bayaran,” sebutnya.

Moise diketahui memimpin Haiti — negara termiskin di benua Amerika — melalui dekrit, setelah pemilu legislatif yang seharusnya digelar tahun 2018 tertunda akibat adanya perselisihan termasuk soal waktu berakhirnya masa jabatan Moise sendiri. Di tengah krisis politik yang melanda, aksi penculikan demi uang tebusan mengalami peningkatan di Haiti selama beberapa bulan terakhir. Situasi ini mencerminkan semakin bertumbuhnya pengaruh geng-geng bersenjata di negara ini. Tidak hanya itu, Haiti juga menghadapi kemiskinan kronis dan bencana alam yang berulang.

Awal tahun ini, Moise mengklaim adanya upaya kudeta terhadap dirinya, saat masa jabatannya menjadi perselisihan sengit. Bahkan para demonstran sampai turun ke jalanan Haiti untuk memprotes Moise yang dianggap enggan mengakhiri masa jabatannya. Perselisihan soal akhir masa jabatan Moise ini berawal dari dua interpretasi berbeda soal Konstitusi Haiti dan lamanya masa jabatan presiden. Para pemimpin oposisi menyerukan Moise untuk mengundurkan diri karena masa jabatannya berakhir pada 7 Februari 2021. Namun Moise bersikeras bahwa masa jabatannya baru berakhir pada Februari 2022 mendatang.

Duta Besar Haiti untuk Amerika Serikat (AS) Bocchlt Edmond menyebut pelaku yang membunuh Presiden Haiti Jovenel Moise adalah tentara bayaran ‘profesional’. Pelaku menyamar sebagai pasukan agen Drug Enforcement Administration AS. “Itu adalah serangan yang diatur dengan baik dan itu adalah para profesional,” kata Edmond kepada wartawan, seperti dilansir dari AFP, Kamis (8/7/2021).

“Kami memiliki video dan kami yakin itu adalah tentara bayaran,” tambahnya. Dia mengatakan ibu negara, Martine Moise, yang terluka dalam serangan itu, akan pergi ke Miami untuk perawatan medis. “Saya dapat memberitahu Anda bahwa pengaturan yang diperlukan telah dibuat sejak pagi ini untuk memindahkannya ke rumah sakit Miami,” ucapnya.

Edmond mengatakan penyelidikan sedang dilakukan terhadap keberadaan, motif, dan asal-usul para pembunuh. Dia menyebut pelaku yang terekam berbahasa Spanyol diduga telah meninggalkan Haiti menuju Republik Dominika, negara berbahasa Spanyol. “Kami tidak tahu apakah mereka pergi,” katanya.

“Jika mereka tidak berada di negara ini sekarang, hanya ada satu cara bagi mereka untuk pergi dan itu adalah melalui perbatasan karena tidak ada pesawat.” Menurut Edmon, sebuah pesawat pribadi akan terdeteksi oleh otoritas penerbangan sipil. Tetapi pergerakan melintasi perbatasan bisa saja tidak terdeteksi. Untuk diketahui, Presiden Jovenel Moise, tewas dibunuh dalam serangan di kediaman pribadinya pada Rabu (7/7) dini hari. Istrinya atau Ibu Negara Haiti, Martine Moise, juga dilaporkan terkena tembakan, namun berhasil selamat.

Atas peristiwa pembunuhan itu, Claude Joseph selaku PM interim Haiti, kini mengambil alih kepemimpinan sementara. Dia menuturkan bahwa Martine terkena tembakan hingga mengalami luka-luka saat sekelompok orang menyerbu kediaman kepresidenan Haiti pada dini hari, sekitar pukul 01.00 waktu setempat.

Presiden Haiti, Jovenel Moise, tewas dibunuh dalam serangan di kediaman pribadinya pada Rabu (7/7) dini hari. Istrinya atau Ibu Negara Haiti, Martine Moise, juga dilaporkan terkena tembakan, namun berhasil selamat.
Seperti dilansir AFP, Rabu (7/7/2021), Perdana Menteri (PM) interim Haiti, Claude Joseph, yang kini mengambil alih kepemimpinan sementara menuturkan bahwa Martine terkena tembakan hingga mengalami luka-luka saat sekelompok orang menyerbu kediaman kepresidenan Haiti pada dini hari, sekitar pukul 01.00 waktu setempat.

Joseph menyatakan bahwa Martine kini tengah menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat. Kondisi pasti dari sang Ibu Negara Haiti tidak dijelaskan lebih lanjut. Tidak dijelaskan secara detail soal aksi penyerangan yang berujung kematian Moise. Dalam pernyataannya, Joseph hanya menyebut Moise yang berusia 53 tahun tewas dibunuh dalam serangan yang didalangi sekelompok orang.

Belum diketahui secara pasti pihak atau kelompok di balik pembunuhan Presiden Haiti ini. Lebih lanjut, Joseph mengimbau publik Haiti tetap tenang. Dia juga menegaskan bahwa polisi dan militer Haiti akan memastikan keselamatan warga. “Semua langkah telah diambil untuk memastikan kelangsungan negara dan untuk melindungi bangsa. Demokrasi dan Republik ini akan menang,” tegasnya seperti dilansir The Daily Beast.

Joseph dalam pernyataannya mengecam tindak penyerangan yang disebutnya sebagai ‘tindakan menjijikkan, tidak manusiawi dan barbar’.

Ada Kejanggalan, Jaksa Selidiki Kematian Diego Maradona

Jaksa Argentina menyelidiki kematian Diego Maradona pada Jumat (27/11) waktu setempat. Penyelidikan dilakukan guna mengetahui kemungkinan kematian Maradona pada Rabu (25/11) disebabkan kelalaian medis atau tidak. “Sudah ada kejanggalan,” kata seorang anggota keluarga dekat seperti dilansir AFP.

Lihat juga: Rumah Berhantu di Taiwan Dijual Rp6,6 Miliar
Pengacara Maradona, Matias Morla, sebelumnya telah meminta penyelidikan atas klaim bahwa ambulans membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk sampai di rumah bintang sepak bola itu.

Sebuah laporan otopsi awal menetapkan bahwa Maradona meninggal dalam tidurnya pada Rabu (25/11) siang karena edema paru akut dan gagal jantung kronis.

Sementara itu, kantor kejaksaan di Buenos Aires telah membuka file berjudul “Maradona, Diego. Penentuan penyebab kematian.”

“Kasus ini dimulai karena dia adalah orang yang meninggal di rumah dan tidak ada yang menandatangani akta kematiannya. Itu tidak berarti ada kecurigaan atau penyimpangan,” kata sumber pengadilan.

Legenda sepak bola Argentina berusia 60 tahun itu menerima perawatan medis sepanjang di Tigre, utara Buenos Aires, tempatnya memulihkan diri dari operasi untuk menghilangkan gumpalan di otaknya pada awal November.

Dokter neurologis yang menangani operasi Maradona, Dr. Leopoldo Luque, menyatakan Maradona mengalami perkembangan yang baik setelah operasi yang berlangsung Selasa (3/11).

“Anda harus melihat apakah mereka melakukan yang seharusnya dilakukan atau apakah mereka santai,” kata anggota keluarga itu kepada AFP.

Lihat juga: Mendagri Prancis Minta Pecat Polisi Pelaku Serangan Rasial
“Perawat membuat pernyataan ketika jaksa muncul pada hari kematian Diego, kemudian memperluas pernyataannya dan akhirnya pergi ke televisi untuk mengatakan bahwa apa yang dia katakan dipaksakan padanya, jadi ada beberapa kontradiksi dalam pernyataannya,” kerabat dekat itu. kata.

Kantor kejaksaan sedang menunggu hasil uji toksikologi terhadap tubuh Maradona.

Tiga jaksa yang menangani kasus ini telah meminta catatan medis sang bintang, serta rekaman dari kamera keamanan setempat. Mereka juga menyoroti satu perawat yang kemungkinan menjadi orang terakhir melihat Maradona hidup di sana.

“Dari kata-katanya, dapat dipastikan bahwa dia adalah orang terakhir yang melihat (Maradona) hidup sekitar pukul 6:30 pagi, saat shift malam di rumah sang bintang berakhir,” katanya.

Perawat tersebut telah diwawancarai jaksa pada Kamis (26/11). Dalam keterangannya, ia memastikan Maradona kala itu sedang beristirahat di tempat tidurnya dan bernapas dengan normal.

Sebelumnya, orang terakhir yang diyakini melihat Maradona hidup adalah keponakan Maradona, Johnny Herrera pada Selasa pukul 11:30 malam.

Jaksa penuntut mengatakan perawat sempat mendengar Maradona bergerak-gerak di dalam ruangan pada pukul 7:30 pagi.

Mereka mengatakan pada pukul 12.17, Sekretaris pribadi Maradona meminta bantuan medis. Berdasarkan rekaman video, ambulans dari perusahaan + VIDA hadir pada pukul 12.28.

Beberapa ambulans dari penyedia layanan medis lain tiba kemudian. tim penyelidikan juga telah memastikan bahwa dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque, telah menelepon 911 pada pukul 12:16, meminta ambulans.

Cile Diguncang Gempa 8,3 Ritcher dan Tsunami Setinggi 3 Meter

Sebuah gempa kuat yang bermagnitude 8,3 mengguncang Cile tengah, Rabu (16/9/2015) waktu setempat. Badan seismologi AS mengatakan, gempa tersebut memicu peringatan tsunami yang diberlakukan hingga ke Peru serta evakuasi di wilayah pesisir. Sejauh ini belum ada laporan tentang korban cedera atau kerusakan besar. Badan Geologi AS atau United States Geological Survey (USGS) menyebut gempa dangkal itu berkekuatan 8,3. Menurut USGS, gempat itu berpusat di sekitar 228 kilometer dari ibukota Santiago.

Pusat gempa berada di kedalaman delapan kilometer dan terjadi pada pukul 19.54 waktu setempat (atau Kami pukul 05.54 WIB). USGS juga mengatakan dua gempa susulan telah terjadi dan dilaporkan berkekuatan di atas 6,0.

Pemerintah Cile sendiri menyebut gempa itu berkekuatan 8,0. Getaran gempa terasa hingga Buenos Aires, di Argentina, sekitar 1.400 kilometer dari pusat gempa, sementara peringatan tsunami diterapkan di seluruh pesisir Cile dan pantai Pasisfik Peru. Seorang wartawan AFP melaporkan, ribuan warga yang ketakutan di Santiago, kota dengan 6,6 juta orang, tumpah ruah ke jalan-jalan.

Pada April tahun lalu, sebuah gempa mematikan yang berkekuatan 8,2 di Cile utara menewaskan enam orang dan memaksa satu juta orang meninggalkan rumah mereka di wilayah sekitar Iquique. Pada 27 Februari 2010, gempa yang melanda lepas pantai wilayah Maule, Cile, tercatat berkekuatan 8,8. Gempat tersebiut tercatat sebagai salah satu yang terbesar yang pernah terjadi. Gempat itu menewaskan lebih dari 500 orang dan menimbulkan keruskan senilai 30 miliar dollar AS.

Gempa bumi berkekuatan 8,3 SR mengguncang pantai Cile. Lima orang tewas, sementara ribuan orang lainnya mengungsi. Demikian dilaporkan The Mirror. Korban tewas di antaranya seorang perempuan berusia 26 tahun akibat tertimpa tembok runtuh. Sisanya meninggal karena serangan jantung sesaat setelah gempa. Gempa tersebut mengguncang bangunan-bangunan di ibu kota negara tersebut, Santiago, sekitar 280 km menuju selatan, dan menyebabkan banjir di sejumlah daerah pantai yang mendapatkan peringatan tsunami.

Presiden Cile, Michelle Bachelet, berencana mengunjungi daerah terparah terdampak gempa. “Sekali lagi kita harus berurusan dengan pukulan keras lain dari alam,” ucap Bachelet dalam wawancara wartawan televisi di negara tersebut. Stasiun televisi setempat menampilkan kepanikan orang-orang di jalan sesaat setelah gempa yang terbesar sejak 2010 itu terjadi. Mereka tampak berkerumun di sepanjang jalan dengan bangunan rusak di kiri dan kanan jalan.

Cile, salah satu dari sejumlah negara di dunia yang memiliki level seismik paling aktif, telah diguncang tiga gempa besar bermagnitud 8,0 atau lebih dalam lima tahun terakhir. Gempa pertama terjadi pada Februari 2010. Sebanyak 525 orang tewas, termasuk mereka yang meninggal karena tsunami yang muncul akibat gempa tersebut. Namun, dalam gempa terbaru, Rabu (16/9/2015) waktu setempat, yang bermagnitud 8,3, sejauh ini, hanya 11 yang dilaporkan tewas.

Mengapa jumlah korban tewas kali ini jauh lebih rendah?
Gempa terbaru itu tidak sekuat gempa-gempa sebelumnya. Walau tergolong cukup kuat, bermagnitud 8,3, gempa pada Rabu lalu itu hanya melepaskan sekitar sepertiga dari energi yang dilepaskan gempa bermagnitud 8,8 pada tahun 2010, salah satu gempa terkuat yang pernah tercatat pada zaman modern (magnitud gempa diukur dalam sebuah skala logaritmik).

Gempa terbaru berdampak pada daerah yang lebih terpusat
Gempa tahun 2010 terjadi di lepas pantai tengah Cile dan langsung menimpa kota-kota besar dan daerah yang padat penduduk, termasuk daerah resor yang ramai dengan turis. Setidaknya, sepertiga dari garis pantai negara itu mengalami kerusakan signifikan akibat tsunami yang dipicu oleh gempa tersebut, dan kerusakan lebih kecil dilaporkan di San Diego dan Tokyo. Hampir seluruh Cile mengalami mati listrik. Sebaliknya, gempa dan tsunami pada Rabu lalu hanya berdampak di daerah kurang padat penduduk, Coquimbo.

Warga pesisir lebih siap
Sejak gempa 2010, ada banyak latihan antisipasi gempa dan simulasi. Rute evakuasi pun telah ditandai dengan jelas. Akibatnya, meskipun tsunami dari gempa terbaru itu menyebabkan kerusakan fisik yang luas di beberapa kota pesisir dan pelabuhan, hanya sedikit orang yang berada dalam bahaya ketika gelombang itu datang. Pada tahun 2014, ketika gempa bermagnitud 8,2 terjadi di lepas di Cile utara, warga di daerah pesisir dievakuasi dengan cepat dan efisien.

Peringatan dikeluarkan segera
Tahun 2010, tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan, dan sejumlah pemimpin nasional secara prematur mengatakan kepada publik bahwa mereka sudah bisa kembali ke rumah mereka. Warga di wilayah pesisir tahu harus menuju ke tempat yang lebih tinggi, tetapi banyak pengunjung atau turis yang tidak. Sejak itu, pemerintah telah mengeluarkan peringatan pencegahan tsunami segera, dan sudah jauh lebih banyak peringatan yang diberikan agar semua terdengar jelas, seperti yang terlihat pada gempa 2014 dan gempar terakhir pada Rabu lalu itu.

Aturan tentang kualitas bangunan diterapkan
Di negara yang lebih miskin dan negara-negara berkembang, seperti Haiti, Nepal, atau Indonesia, gempa besar sering amat mematikan. Ribuan orang tewas oleh karena keruntuhan bangunan, jembatan, dan bendungan. Dulu di Cile juga seperti itu. Namun, kemakmuran yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir telah mengangkat standar konstruksi, dan negara itu telah belajar melalui pengalaman yang sulit untuk mengatur dan menegakkan aturan tentang bangunan dan keselamatan yang ketat, seperti yang diterapkan di California. Karena itu, bangunan modern di Cile cenderung lebih tahan gempa, meskipun bangunan bersejarah dan yang berada di daerah pedesaan mungkin masih rentan.

Reaksi tanggap darurat diperbaiki
Sejak tahun 2010, Pusat Seismik Nasional Cile telah beroperasi 24 jam. Sistem pemantauan permukaan laut yang lebih kuat dan prosedur yang lebih baik untuk membantu mengoordinasikan upaya lembaga publik dan swasta juga telah membuat perbedaan.

Islam Jadi Agama Terbesar Di Dunia Tahun 2070

Hasil penelitian dari Pew Research Center, Amerika Serikat, menunjukkan pertumbuhan umat muslim akan lebih banyak dibandingkan dengan jemaat Kristen di dunia dalam kurung kurang dari 60 tahun ke depan. Umat muslim pun diprediksi menjadi pemeluk agama paling besar di dunia. Dikutip dari Dailymail, jumlah seluruh pemeluk di agama di dunia akan setara dengan jumlah jemaat Kristen atau sekitar 32,3 persen pada 2070. Sedangkan, jumlah umat muslim akan terus bertambah dan diprediksi akan meningkat menjadi 35 persen dari populasi manusia pada 2100.

Pada 2100, umat muslim akan lebih banyak daripada jemaat Kristen. Yaitu, dari seluruh populasi di dunia, 35 persen akan menjadi umat muslim, sedangkan 34 persen menjadi jemaat Kristen. Sisanya, Hindu, Buddha, agama lokal, Yahudi, dan tidak beragama. Data yang dikumpulkan Pew menunjukkan pertumbuhan jumlah umat Islam terbesar datang dari India dan Benua Afrika. Negara-negara sub-Sahara juga akan menyumbangkan populasi muslim baru terbesar selama tiga dekade mendatang. “Jumlah negara dengan mayoritas Kristen pun akan turun, dari 159 menjadi 151,” kata laporan Pew Research Center yang dikutip Dailymail, Ahad, 5 April 2015.

Di beberapa negara, seperti Inggris, Australia, Benin, Bosnia-Herzegovina, Prancis, Belanda, Selandia Baru, dan Republik Makedonia, tingkat populasi jemaat Kristen akan kurang dari 50 persen. Tetapi, pertumbuhan umat Islam di Eropa akan berkembang. “Di Eropa muslim akan mencapai 10 persen dari total populasi pada 2050,” tulis laporan Pew. Sebagai gantinya, Islam akan menjadi agama mayoritas di 51 negara.

Selain itu, data ini dipengaruhi situasi Cina sebagai negara dengan penduduk terbesar sejagat. Saat ini, mayoritas warga Negeri Tirai Bambu tidak memeluk agama apa pun. Pew meramalkan akan ada peningkatan 5 persen untuk pemeluk Kristen di Cina, tapi itu tidak mengubah prediksi awal soal pertumbuhan umat muslim yang pesat lima dekade lagi.

Penelitian Pew ini berdasarkan data yang dimiliki oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan jumlah penduduk pada 2010 dengan total 6,9 miliar jiwa. Pada tahun itu, agama Kristen menjadi mayoritas dengan total 31,4 persen atau sekitar 2,2 miliar jiwa. Sedangkan, agama Islam, sekitar 23,2 persen atau sekitar 1,6 miliar jiwa. Tidak beragama 16,4 persen atau sekitar 1,1 miliar orang. Agama Hindu di angka 15 persen atau sekitar 1 miliar jiwa.

Sedangkan agama Buddha mencapai 7,1 persen atau sekitar 487,8 juta jiwa. Agama lokal di angka 5,9 persen atau sekitar 404,6 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 13,8 juta jiwa. Dan agama lainnya mencapai 0,8 persen atau sekitar 58,1 juta jiwa.

Pada 2050 dengan total populasi manusia yang diprediksi mencapai 9,3 miliar. Populasi jemaat Kristen pun nyaris diimbangi umat Islam. Yaitu, agama Kristen di angka 31,4 persen dengan total 2,9 miliar jiwa. Agama Islam dengan angka 29,7 persen atau sekitar 2,8 miliar jiwa. Tidak beragama 13,2 persen atau sekitar 1,2 miliar jiwa. Agama Hindu 14,9 persen atau sekitar 1,4 miliar jiwa.

Pertumbuhan umat muslim di dunia diprediksi lebih banyak dibandingkan dengan jemaat Kristen. Pernyataan itu hasil penelitian Pew Research Center, Amerika Serikat. Bahkan, Pew menyebutkan jumlah umat muslim diprediksi menjadi pemeluk agama paling besar di dunia pada 2070. Hasil riset Pew menjelaskan, pertumbuhan umat muslim di dunia terjadi karena beberapa hal. Pertama, perkembangan umat Islam terbesar datang dari India dan Benua Afrika. Seperti di India, walau mayoritas penduduknya beragama Hindu, jumlah pemeluk Islam pada 2050 atau 2070 akan menjadi paling besar di dunia.

“Jumlah penganut Islam di India melebihi umat muslim di Indonesia,” kata laporan Pew Research Center, seperti yang dikutip dari laman resmi lembaga riset itu, awal April 2015. Negara-negara sub-Sahara juga akan menyumbangkan populasi muslim baru terbesar selama tiga dekade mendatang. Kedua, beberapa negara seperti Inggris, Australia, Benin, Bosnia-Herzegovina, Prancis, Belanda, Selandia Baru, dan Republik Makedonia, tingkat populasi umat Kristen berkurang dari 50 persen. Namun, pertumbuhan umat Islam di Eropa akan berkembang. Di Eropa, jumlah muslim mencapai 10 persen dari total populasi pada 2050. Islam pun menjadi agama mayoritas di 51 negara.

Ketiga, pertumbuhan agama Kristen di Amerika Serikat turun lebih dari tiga perempat dari populasi pada 2010 dan menjadi dua pertiga pada 2050. Agama Yahudi pun tidak akan menjadi terbesar setelah Kristen. “Umat muslim lebih banyak di Amerika dibandingkan orang yang mengaku Yahudi sebagai dasar agama,” ujar laporan Pew.

Keempat, secara global, umat Islam di dunia memiliki tingkat kesuburan tinggi. Rata-rata, 3,1 anak per perempuan. Sedangkan, jemaat Kristen memiliki rata-rata 2,7 anak per perempuan dan Yahudi rata-rata 2,3 anak per perempuan. Jika hal tersebut tidak banyak berubah, jumlah seluruh pemeluk di agama di dunia akan setara dengan jumlah jemaat Kristen atau sekitar 32,3 persen pada 2070. Sedangkan, jumlah umat muslim akan terus bertambah dan diprediksi meningkat menjadi 35 persen dari populasi manusia pada 2100.

Pada 2100, umat muslim akan lebih banyak daripada jemaat Kristen. Yaitu, dari seluruh populasi di dunia, 35 persen akan memeluk agama Islam, sedangkan 34 persen menjadi jemaat Kristen. Sisanya, adalah pemeluk Hindu, Buddha, agama kepercayaan, Yahudi, dan warga tidak beragama.

Penelitian Pew ini berdasarkan data yang dimiliki oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan jumlah penduduk pada 2010 dengan total 6,9 miliar jiwa. Pada tahun itu, agama Kristen menjadi mayoritas dengan total 31,4 persen atau sekitar 2,2 miliar jiwa. Sedangkan, agama Islam, sekitar 23,2 persen atau sekitar 1,6 miliar jiwa. Tidak beragama 16,4 persen atau sekitar 1,1 miliar orang. Agama Hindu di angka 15 persen atau sekitar 1 miliar jiwa.

Sedangkan agama Buddha mencapai 7,1 persen atau sekitar 487,8 juta jiwa. Agama lokal di angka 5,9 persen atau sekitar 404,6 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 13,8 juta jiwa. Dan agama lainnya mencapai 0,8 persen atau sekitar 58,1 juta jiwa. Agama Buddha 5,2 persen atau sekitar 487 juta jiwa. Agama lokal sekitar 4,8 persen atau 450 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 16 juta jiwa. Dan agama lainnya 0,8 persen atau sekitar 61,4 juta jiwa.

Pada 2050 dengan total populasi manusia yang diprediksi mencapai 9,3 miliar. Populasi jemaat Kristen pun nyaris diimbangi umat Islam. Yaitu, agama Kristen di angka 31,4 persen dengan total 2,9 miliar jiwa. Agama Islam dengan angka 29,7 persen atau sekitar 2,8 miliar jiwa. Tidak beragama 13,2 persen atau sekitar 1,2 miliar jiwa. Agama Hindu 14,9 persen atau sekitar 1,4 miliar jiwa.

Tempat Persembunyian Nazi Dihutan Argentina Ditemukan

Para peneliti di Argentina menemukan tempat yang mereka yakini sebagai persembunyian Nazi ketika kalah dalam Perang Dunia II. Peneliti dari Universitas Buenos Aires itu menemukan koin Nazi dan swastika diukir di dinding tempat tersebut.

Tempat persembunyian penuh semak belukar itu terletak di dalam hutan dekat Kota San Ignacio. Mereka menyebutnya “jalur tikus”. Sejumlah pentolan Nazi memang diketahui kabur ke Argentina ketika kalah Perang Dunia II.

Argentina memang sempat berada di bawah pemerintahan simpatisan Nazi, Juan Dominingo Peron. Ia membawa ratusan bahkan ribuan Nazi. “Ketika itu Argentina semacam surga bagi kami,” ujar Erich Priebke, seorang Nazi, dalam buku The Real Odessa: Smuggling the Nazis to Peron’s Argentina, seperti dikutip Washington Post, Senin, 23 maret 2015.

Menurut ketua peneliti Daniel Schavelzon, ada tiga bangunan di hutan itu yang didirikan Nazi. Schavelzon dan timnya menemukan koin Jerman dari tahun 1938 sampai 1944. Adapula porselen Jerman berukiran “Made in Germany”. Paling meyakinkan adalah simbol swastika tergores di dinding.

Satu dari tiga bangunan digunakan untuk rumah, lainnya untuk gudang, dan satu lagi untuk tempat mengawasi. Ia memperkirakan tempat itu dibangun untuk pimpinan Third Reich. “Kami tidak bisa menemukan penjelasan lain kenapa ada orang mendirikan struktur bangunan ini dengan usaha dan biaya besar di tempat yang dulu sangat tidak terjangkau, jauh dari masyarakat, dengan material yang tidak biasa untuk arsitektur di kawasan ini,” kata Schavelzon.

Lokasi persembunyian pun hanya 10 menit dari perbatasan Paraguay dengan jalur melarikan diri. “Kelihatannya pada pertengahan PD II Nazi punya proyek rahasia membangun tempat perlindungan pemimpin utama mereka jika kalah. Tempatnya di tengah gurun, gunung, gua, dan tengah hutan seperti ini.”

Namun tempat persembunyian itu tidak pernah digunakan. Ribuan Nazi dan fasis Kroasia serta Italia tiba di Argentina dengan restu dari Presiden Juan Perón, yang memimpin pada 1946-1955 dan tahun 1970-an, menurut pengamat Nazi Simon Wiesenthal Center di California.

Pada 1960 Adolf Eichmann, seorang pelaku utama Holocaust, ditangkap di Buenos Aires oleh tim komando Israel dan dibawa untuk diadili di Israel. Ia dieksekusi di Israel. Di antara Nazi senior lainnya yang mengungsi di Argentina adalah Joseph Mengele, Martin Bormann, Walter Kutschmann, Josef Schwammberger, Eduard Roschmann, Wilfred Von Oven dan Alois Brunner.

George W. Bush Dicekal Venezuela

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengeluarkan peraturan yang melarang masuk Presiden Amerika Serikat ke-43 George W. Bush ke Venezuela. Selain Bush, mantan wakil presiden Dick Cheney, mantan Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) George Tenet, dan sejumlah anggota kongres AS juga dilarang masuk ke negara itu.

Larangan ini diberlakukan setelah Maduro menuduh Amerika Serikat bekerja sama dengan beberapa kelompok oposisi untuk melakukan kudeta terhadap pemerintahannya. Seperti dikutip dari News.com.au, 1 Maret 2015, Maduro juga mengatakan telah menahan seorang pilot tempur Amerika Serikat di barat daya Venezuela atas tuduhan melakukan aktivitas rahasia. Namun dia tidak menjelaskan detail aktivitas rahasia itu.

Maduro juga meminta pengurangan jumlah staf di Kedutaan Besar AS di Venezuela, yang berjumlah seratus orang. Sedangkan jumlah diplomat Venezuela di Washington hanya 17 orang. Warga AS yang ingin berkunjung untuk wisata maupun bisnis diwajibkan mengajukan permohonan visa dengan membayar sejumlah uang, sama seperti yang diberlakukan AS terhadap warga Venezuela.

Pada awal Februari lalu, AS tidak memberikan visa masuk kepada sejumlah pejabat Venezuela karena dituding terlibat kasus pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi di negaranya. Hubungan AS dan Venezuela renggang sejak 2010, yang ditandai dengan tidak ada penempatan duta besar oleh kedua negara. Meski demikian, AS dan Venezuela tetap melakukan pertukaran staf diplomatik. Peraturan baru Maduro ini dikhawatirkan berdampak pada bisnis perusahaan-perusahaan minyak AS di negara itu.

Venezuela menahan tokoh oposisi yang juga Wali Kota Karakas, Antonio Ledezma, karena diduga merencanakan kudeta dengan dukungan Amerika Serikat. Dari informasi yang diperoleh Al Jazeera, Ledezma, 59 tahun, dibawa pergi ke sebuah lokasi yang dirahasiakan oleh sejumlah pria berseragam yang sebelumnya memaksa masuk ke kantor Ledezma.

“Beberapa pria tersebut mengenakan seragam polisi dinas rahasia nasional,” kata salah seorang pembantu Ledezma, Kamis, 19 Februari 2015. Tak lama kemudian, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan bahwa Ledezma bakal dihukum berat lantaran telah membuat keonaran. Dalam pidatonya pada Kamis malam, 19 Februari 2015, waktu setempat, Maduro mengatakan Ledezma telah ditangkap dan akan segera diseret ke meja hijau.

“Dia akan dimintai pertanggungjawaban atas seluruh tindak kejahatannya,” ucap Maduro di layar kaca dan stasiun radio yang disiarkan secara nasional. Pekan lalu, Maduro menyebutkan nama Ledezma masuk dalam daftar orang yang kerap mengiritik pemerintah dan mendapatkan dukungan Barat untuk merencanakan kudeta terhadap pemerintahan komunis yang dia pimpin.

Langkah Maduro menahan Ledezma tak pelak mendapatkan kecaman dari para pemimpin oposisi. Adapun warga Karakas memprotes penahanan ini dengan memukul-mukul pot bunga di jalanan dan membunyikan klakson mobil di perempatan jalan. Ratusan pendukung Ledezma berkumpul di depan markas kantor dinas intelijen setempat untuk melampiaskan kemarahan.

Proses penangkapan Ledezma oleh pasukan keamanan tampak dalam rekaman video yang beredar luas. Dalam rekaman video itu, sejumlah pria berpakaian hitam dan abu-abu membawa paksa Ledezma. Salah seorang pengawal Ledezma yang tak bersedia disebutkan namanya berkata, “Sepuluh pria yang mengenakan seragam anggota dinas intelijen nasional Venezuela memasuki gedung dengan membawa senjata dan kapak.”

Menurut dia, mereka menggunakan senjata tersebut untuk merusak pintu kantor Ledezma. “Pria-pria bersenjata itu mengenakan topeng dan memasuki ruang Ledezma untuk membawanya pergi.” Hector Urgelles, juru bicara partai pimpinan Ledezma, Aliansi Rakyat Pemberani, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa sejumlah orang berseragam tidak menunjukkan identitas ataupun menjelaskan penahanan itu ketika membawa Ledezma. “Kami yakin Ledezma ditahan oleh polisi rahasia di Karakas,” ucapnya.

Wanita Meksiko Lakukan Mastrubasi Saat Menonton 50 Shades of Grey

Seorang perempuan yang sedang menonton film 50 Shades of Grey di Meksiko ditarik keluar dari bioskop dengan tangan diborgol. Sejumlah penonton di sebuah gedung bioskop di Sinaloa, Meksiko, itu menelepon polisi setelah melihat perempuan itu melakukan masturbasi selama pemutaran film.

Perempuan 33 tahun yang belum menikah itu mendapatkan kursi yang nyaman bagi dirinya di barisan kedua belas untuk menonton film itu. Dia menonton film tersebut setelah dua hari dirilis pada Hari Valentine, 14 Februari 2015.

Polisi tiba di gedung bioskop dan langsung menangkap perempuan itu terkait perilaku tidak senonoh di depan publik. Borgol dipasang di pergelangan tangannya, dan dia dibawa pergi dari tempat itu.

Adapun film 50 Shades of Grey telah mendapat tinjauan yang beragam dari para kritikus. Film yang berdasarkan novel laris karya EL James itu dibintangi Dakota Johnson dan Jamie Dornan. Film itu mengisahkan kehidupan mahasiswi Anastasia Steele (Johnson) yang berubah ketika dia bertemu miliarder tampan Christian Grey (Dornan), dan mereka mulai menjalin hubungan.

Menurut laporan USA Today, film yang mendominasi box office pada akhir pekan lalu dengan penjualan 81,7 juta dollar AS tersebut meraup pendapat kotor 23,2 juta dollar AS pada akhir pekan ini.

Indonesia Tarik Duta Besar Dari Brazil Karena Kasus Narkoba

Pemerintah Indonesia protes keras atas tindakan pemerintah Brasil yang tiba-tiba menunda pemberian mandat kepada Duta Besar Indonesia untuk Brasil. Tak terima dengan tindakan pemerintah Brasil, pemerintah menarik pulang Dubes Indonesia untuk Brasil.

“Kemlu sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan Pemerintah Brasil, terkait dengan penundaan secara mendadak penyerahan credentials Duta Besar designate RI untuk Brasillia, Bapak Toto Riyanto, setelah diundang secara resmi untuk menyampaikan credentials pada upacara di Istana Presiden Brasil pada pukul 9.00 pagi (waktu Brasillia) tanggal 20 Februari 2015,” kata pihak Kemenlu melalui rilis yang diterima, Sabtu (21/2/2015).

Dubes Toto Riyanto sebenarnya saat itu sudah berada di Istana Presiden Brasil untuk menerima mandat seperti undangan yang telah dilayangkan pihak pemerintah Brasil. Namun, tanpa diduga, pemerintah Brasil secara sepihak membatalkan tanpa alasan yang jelas.

“Cara penundaan penyerahan credentials yang dilakukan oleh Menlu Brasil secara tiba-tiba pada saat Dubes designate RI untuk Brasillia telah berada di Istana Presiden Brasil merupakan suatu tindakan yang tidak dapat diterima oleh Indonesia,” jelas pihak Kemenlu.

Tak terima dengan sikap sepihak pemerintah Brasil, Indonesia menarik pulang Dubesnya. Selain itu, Indonesia juga mengirimkan nota protes atas tindakan pemerintah Brasil yang melanggar etika berhubungan antar pemerintahan.

“Kemlu telah memanggil Duta Besar Brasil untuk Indonesia pada 20 Februari 2015, pukul 22.00 WIB untuk menyampaikan protes keras terhadap tindakan tidak bersahabat tersebut sekaligus menyampaikan nota protes,” ungkap Kemenlu.

“Pemerintah Indonesia juga telah memanggil pulang ke Jakarta Dubes RI designate untuk Brasil sampai jadwal baru penyerahan credentials dipastikan oleh Pemerintah Brasil,” tegasnya.

Pemerintah menduga, tindakan sepihak pemerintah Brasil masih ada hubungannya dengan eksekusi mati seorang warga Brasil terpidana kasus Narkotika beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, saat Indonesia memutuskan untuk mengeksekusi mati warga negara Brasil terpidana kasus narkotika, Marco Archer Cardoso Moreira (53) pemerintah Brasil memprotes keras bahkan langsung memanggil pulang Dubesnya.

“Sebagai negara demokratis yang berdaulat dan memiliki sistem hukum yang mandiri serta tidak memihak, maka tidak ada negara asing atau pihak manapun dapat mencampuri penegakan hukum di Indonesia, termasuk terkait dengan penegakan hukum untuk pemberantasan peredaran narkoba,” ujar pihak Kemenlu.

Polisi Temukan Rekaman Pembunuhan Gang Yang Direkam Melalui Handphone

Pembantaian sadis oleh sebuah geng di Brasil terungkap secara tak sengaja oleh kepolisian setempat. Peristiwa itu bermula saat polisi menahan seorang remaja, Levon Valencia Puga, 16 tahun, akibat memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi di jalan raya. Lantaran belum memiliki surat izin mengemudi, pemuda itu pun ditahan oleh polisi.

Saat Puga ditahan, polisi memeriksa telepon genggamnya. Ketika itulah polisi menemukan video mengerikan yang direkam oleh Pugo. Video itu berisi pembantaian seorang pemuda bernama Marcos Vinicur Caixeta Monteiro, 18 tahun, oleh tiga remaja pria. Monteiro dihabisi karena dituduh telah mengadu ke polisi.

Dalam video itu, Monteiro dipaksa duduk di bangku belakang. Pugo merekam kejadian tersebut. Korban dibawa dengan mobil miliknya ke luar Kota Goinia. Dalam rekaman itu, Monteiro tampak sangat ketakutan. Saat mobil berhenti, ia berusaha kabur dari ketiga eksekutornya itu.

Terdengar suara letusan senjata sebanyak tiga kali. Adegan selanjutnya, Monteiro sudah tergeletak tak bernyawa. Setelah Monteiro tewas, ketiga pria itu terlihat tak merasa bersalah. Mereka masih sempat mengobrol mengenai berbagai hal, seperti tak ada peristiwa penting yang baru saja terjadi. Terdengar suara Puga, “Pergilah bersama Tuhan.”

Seperti dikutip dari Dailymail, juru bicara kepolisian membenarkan peristiwa itu. Selain Puga, polisi masih memburu dua pelaku lainnya. “Satu hal yang juga mengejutkan adalah Puga sangat tenang dan menggambarkan semua informasi dengan detail tanpa emosi,” kata Kleyton Manoel Dias, kepala kepolisian setempat.

Adapun keluarga korban mengaku sangat terpukul dengan peristiwa tersebut. Mereka menuntut polisi mengusut kasus itu hingga tuntas. “Dia tak layak mati dengan cara seperti itu.”