Category Archives: Australia

Jepang dan Australia Ikut Lakukan Blokade Ekonomi Pada Rusia

Australia dan Jepang pada hari Jumat (18/03) meningkatkan tekanan pada Rusia dengan menjatuhkan sanksi pada individu, bank, dan organisasi pemerintah Rusia. Canberra memberlakukan sanksi pada Kementerian Keuangan Moskow dan tambahan 11 bank dan organisasi pemerintah, termasuk bank sentral, yang mencakup sebagian besar aset perbankan Rusia bersama dengan semua entitas yang menangani utang negaranya.

“Dengan dimasukkannya Bank Sentral Rusia baru-baru ini, Australia kini telah menargetkan semua entitas pemerintah Rusia yang bertanggung jawab untuk menerbitkan dan mengelola utang negara Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dalam sebuah pernyataan dikutip dari kantor berita Reuters.

Sementara itu, Jepang mengatakan akan menjatuhkan sanksi terhadap 15 individu dan sembilan organisasi, termasuk pejabat pertahanan dan eksportir senjata dalam negeri Rusia, Rosoboronexport.

Sanksi tersebut, yang mencakup pembekuan aset, adalah yang terbaru dalam serangkaian tindakan yang dilakukan Tokyo sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tanggal 24 Februari lalu. Hinggi kini, Jepang telah memberlakukan sanksi terhadap 76 individu, tujuh bank, dan 12 organisasi Rusia, demikian menurut Kementerian Keuangan Jepang.

Jepang terus bekerja sama dalam proyek migas Rusia?
Jepang sendiri masih memiliki 30% saham dalam proyek minyak dan gas di Pulau Sakhalin, Rusia, setelah perusahaan migas Shell dan Exxon Mobil keluar dari proyek tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri Fumio Kishida pada hari Rabu (16/03) tidak memberikan indikasi yang jelas terkait nasib investasi Jepang akan proyek tersebut. Ia menekankan bahwa proyek tersebut penting untuk keamanan energi Jepang, tetapi Tokyo juga memastikan komitmennya untuk tetap sejalan dengan kelompok negara G7 dalam memberikan sanksi melawan Rusia. Dilansir kantor berita Reuters, Duta Besar Rusia untuk Jepang pada hari Kamis (17/03) mengatakan bahwa logis untuk mempertahankan hubungan “saling menguntungkan” dalam proyek energi Sakhalin.

Zelnskyy: Rusia terkejut dengan tekad kami
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia terkejut dengan perlawanan yang dihadapi mereka sejak memulai invasi pada tanggal 24 Februari lalu. “Ini adalah pertahanan kami,” katanya dalam pidato video malamnya. “Ketika musuh tidak tahu apa yang diharapkan dari kita. Karena mereka tidak tahu apa yang menunggu mereka setelah 24 Februari. Mereka tidak tahu apa yang kita miliki untuk pertahanan atau bagaimana kita bersiap untuk menghadapi serangan itu.”

Zelenskyy menambahkan bahwa Rusia berharap mendapati Ukraina seperti yang terjadi pada tahun 2014 silam, ketika Rusia merebut Krimea tanpa perlawanan dan mendukung separatis di wilayah Donbas timur. Namun, Ukraina sekarang adalah negara yang berbeda, dengan pertahanan yang jauh lebih kuat, kata Zelenskyy.

Ukraina butuh bantuan medis
Dilansir Associated Press, Direktur Jenderal Badan Kesahatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam invasi yang dilakukan Rusia dan menyebut perang menyebabkan gangguan layanan kesehatan dan medis. “Obat penyelamat kehidupan yang kita butuhkan sekarang adalah perdamaian,” ujar Ghebreyesus.

Dalam pernyataannya kepada Dewan Keamanan PBB secara virtual, Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO telah memverifikasi 43 serangan kepada rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Ukraina di mana sedikitnya 12 orang tewas dan lebih dari 30 orag terluka. Sejauh ini, WHO telah mengirim sekitar 110 ton persediaan medis yang cukup ke Ukraina untuk diberikan kepada 4.500 pasien trauma dan 450.000 pasien yang dirawat selama sebulan. Gheberyesus mengatakan pihaknya akan mengirim 119 ton persediaan tambahan.

Tidak Terima Kalah Lomba Menembak Dari TNI AD … Tentara Amerika Serikat dan Australia Bongkar Paksa Senjata TNI

Tim Indonesia menang mutlak dalam lomba tembak internasional di Australia. Dikalahkan oleh jawara dari TNI AD, tim Amerika Serikat dan tim Australia meminta senjata yang digunakan tim Indonesia dibongkar. “Memang ada upaya penjegalan. Mereka minta senjata tim kita dicek saat pertandingan. Minta dibongkar,” ungkap Kadispen TNI AD Brigjen Wuryanto saat berbincang melalui telepon, Selasa (2/6/2015) malam.

Prestasi tim TNI AD memang patut dibanggakan karena mengharumkan nama Indonesia dalam kancah dunia. Tim berhasil menjadi juara dan menang telak dengan memboyong 30 medali emas, 16 perak dan 10 perunggu dalam Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015 yang digelar 20-23 Mei lalu itu.

“Kita hasilnya luar biasa. Sepanjang pertandingan upaya menjatuhkan mental tim kita dilakukan secara luar biasa oleh mereka,” kata Wuryanto. Upaya tersebut, dicontohkan Wuryanto, adalah misalnya dengan diskriminasi peraturan terhadap tim TNI AD. Jika peraturan bagi tim AS dan tim Australia dimudahkan, maka beda halnya dengan apa yang didapat tim Indonesia dalam pertandingan tersebut.

“Ada peraturan yang dibeda-bedakan. Kalau untuk mereka dibuat gampang, buat kita dipersulit. Termasuk mereka minta senjata kita dibongkar, tentu saja tidak kita ijinkan,” tutur Jenderal Bintang 1 itu. Entah apa yang membuat tim AS dan tim Australia ‘parno’ seperti itu. Padahal sudah terbukti, selama 8 tahun berturut-turut, tim Indonesia berhasil keluar menjadi juara dalam pertandingan yang sama. Sangat membanggakan!

“Ini tahun ke-8 berturut-turut kita jadi juara. Itu menggetarkan mereka. Walau ada upaya penjegalan, tapi toh kita tetap menang,” ucap Wuryanto bangga. Tim Australia sendiri dalam turnamen AASAM 2015 menduduki peringkat kedua dengan raihan yang terpaut jauh dari tim Indonesia. Angkatan Darat Australia hanya berhasil mendapat 4 medali emas, 9 perak, dan 6 perunggu. Sementara di posisi ketiga, tim AS berhasil mengantongi 4 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu.

Selama perhelatan yang mengarumkan nama Indonesia, tim TNI AD menggunakan 4 jenis senjata. Yaitu senjata buatan dalam negeri produksi PT Pindad jenis SS-2 V-4 Heavy Barrel dan Pistol G-2 (Elite&Combat). Tim juga menggunakan 2 senjata buatan Belgia yakni senapan SO-Minimi dan senapan GPMG (General Purpose Machine Gun), serta senjata sniper AW buatan Inggris.

Islam Jadi Agama Terbesar Di Dunia Tahun 2070

Hasil penelitian dari Pew Research Center, Amerika Serikat, menunjukkan pertumbuhan umat muslim akan lebih banyak dibandingkan dengan jemaat Kristen di dunia dalam kurung kurang dari 60 tahun ke depan. Umat muslim pun diprediksi menjadi pemeluk agama paling besar di dunia. Dikutip dari Dailymail, jumlah seluruh pemeluk di agama di dunia akan setara dengan jumlah jemaat Kristen atau sekitar 32,3 persen pada 2070. Sedangkan, jumlah umat muslim akan terus bertambah dan diprediksi akan meningkat menjadi 35 persen dari populasi manusia pada 2100.

Pada 2100, umat muslim akan lebih banyak daripada jemaat Kristen. Yaitu, dari seluruh populasi di dunia, 35 persen akan menjadi umat muslim, sedangkan 34 persen menjadi jemaat Kristen. Sisanya, Hindu, Buddha, agama lokal, Yahudi, dan tidak beragama. Data yang dikumpulkan Pew menunjukkan pertumbuhan jumlah umat Islam terbesar datang dari India dan Benua Afrika. Negara-negara sub-Sahara juga akan menyumbangkan populasi muslim baru terbesar selama tiga dekade mendatang. “Jumlah negara dengan mayoritas Kristen pun akan turun, dari 159 menjadi 151,” kata laporan Pew Research Center yang dikutip Dailymail, Ahad, 5 April 2015.

Di beberapa negara, seperti Inggris, Australia, Benin, Bosnia-Herzegovina, Prancis, Belanda, Selandia Baru, dan Republik Makedonia, tingkat populasi jemaat Kristen akan kurang dari 50 persen. Tetapi, pertumbuhan umat Islam di Eropa akan berkembang. “Di Eropa muslim akan mencapai 10 persen dari total populasi pada 2050,” tulis laporan Pew. Sebagai gantinya, Islam akan menjadi agama mayoritas di 51 negara.

Selain itu, data ini dipengaruhi situasi Cina sebagai negara dengan penduduk terbesar sejagat. Saat ini, mayoritas warga Negeri Tirai Bambu tidak memeluk agama apa pun. Pew meramalkan akan ada peningkatan 5 persen untuk pemeluk Kristen di Cina, tapi itu tidak mengubah prediksi awal soal pertumbuhan umat muslim yang pesat lima dekade lagi.

Penelitian Pew ini berdasarkan data yang dimiliki oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan jumlah penduduk pada 2010 dengan total 6,9 miliar jiwa. Pada tahun itu, agama Kristen menjadi mayoritas dengan total 31,4 persen atau sekitar 2,2 miliar jiwa. Sedangkan, agama Islam, sekitar 23,2 persen atau sekitar 1,6 miliar jiwa. Tidak beragama 16,4 persen atau sekitar 1,1 miliar orang. Agama Hindu di angka 15 persen atau sekitar 1 miliar jiwa.

Sedangkan agama Buddha mencapai 7,1 persen atau sekitar 487,8 juta jiwa. Agama lokal di angka 5,9 persen atau sekitar 404,6 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 13,8 juta jiwa. Dan agama lainnya mencapai 0,8 persen atau sekitar 58,1 juta jiwa.

Pada 2050 dengan total populasi manusia yang diprediksi mencapai 9,3 miliar. Populasi jemaat Kristen pun nyaris diimbangi umat Islam. Yaitu, agama Kristen di angka 31,4 persen dengan total 2,9 miliar jiwa. Agama Islam dengan angka 29,7 persen atau sekitar 2,8 miliar jiwa. Tidak beragama 13,2 persen atau sekitar 1,2 miliar jiwa. Agama Hindu 14,9 persen atau sekitar 1,4 miliar jiwa.

Pertumbuhan umat muslim di dunia diprediksi lebih banyak dibandingkan dengan jemaat Kristen. Pernyataan itu hasil penelitian Pew Research Center, Amerika Serikat. Bahkan, Pew menyebutkan jumlah umat muslim diprediksi menjadi pemeluk agama paling besar di dunia pada 2070. Hasil riset Pew menjelaskan, pertumbuhan umat muslim di dunia terjadi karena beberapa hal. Pertama, perkembangan umat Islam terbesar datang dari India dan Benua Afrika. Seperti di India, walau mayoritas penduduknya beragama Hindu, jumlah pemeluk Islam pada 2050 atau 2070 akan menjadi paling besar di dunia.

“Jumlah penganut Islam di India melebihi umat muslim di Indonesia,” kata laporan Pew Research Center, seperti yang dikutip dari laman resmi lembaga riset itu, awal April 2015. Negara-negara sub-Sahara juga akan menyumbangkan populasi muslim baru terbesar selama tiga dekade mendatang. Kedua, beberapa negara seperti Inggris, Australia, Benin, Bosnia-Herzegovina, Prancis, Belanda, Selandia Baru, dan Republik Makedonia, tingkat populasi umat Kristen berkurang dari 50 persen. Namun, pertumbuhan umat Islam di Eropa akan berkembang. Di Eropa, jumlah muslim mencapai 10 persen dari total populasi pada 2050. Islam pun menjadi agama mayoritas di 51 negara.

Ketiga, pertumbuhan agama Kristen di Amerika Serikat turun lebih dari tiga perempat dari populasi pada 2010 dan menjadi dua pertiga pada 2050. Agama Yahudi pun tidak akan menjadi terbesar setelah Kristen. “Umat muslim lebih banyak di Amerika dibandingkan orang yang mengaku Yahudi sebagai dasar agama,” ujar laporan Pew.

Keempat, secara global, umat Islam di dunia memiliki tingkat kesuburan tinggi. Rata-rata, 3,1 anak per perempuan. Sedangkan, jemaat Kristen memiliki rata-rata 2,7 anak per perempuan dan Yahudi rata-rata 2,3 anak per perempuan. Jika hal tersebut tidak banyak berubah, jumlah seluruh pemeluk di agama di dunia akan setara dengan jumlah jemaat Kristen atau sekitar 32,3 persen pada 2070. Sedangkan, jumlah umat muslim akan terus bertambah dan diprediksi meningkat menjadi 35 persen dari populasi manusia pada 2100.

Pada 2100, umat muslim akan lebih banyak daripada jemaat Kristen. Yaitu, dari seluruh populasi di dunia, 35 persen akan memeluk agama Islam, sedangkan 34 persen menjadi jemaat Kristen. Sisanya, adalah pemeluk Hindu, Buddha, agama kepercayaan, Yahudi, dan warga tidak beragama.

Penelitian Pew ini berdasarkan data yang dimiliki oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan jumlah penduduk pada 2010 dengan total 6,9 miliar jiwa. Pada tahun itu, agama Kristen menjadi mayoritas dengan total 31,4 persen atau sekitar 2,2 miliar jiwa. Sedangkan, agama Islam, sekitar 23,2 persen atau sekitar 1,6 miliar jiwa. Tidak beragama 16,4 persen atau sekitar 1,1 miliar orang. Agama Hindu di angka 15 persen atau sekitar 1 miliar jiwa.

Sedangkan agama Buddha mencapai 7,1 persen atau sekitar 487,8 juta jiwa. Agama lokal di angka 5,9 persen atau sekitar 404,6 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 13,8 juta jiwa. Dan agama lainnya mencapai 0,8 persen atau sekitar 58,1 juta jiwa. Agama Buddha 5,2 persen atau sekitar 487 juta jiwa. Agama lokal sekitar 4,8 persen atau 450 juta jiwa. Yahudi 0,2 persen atau sekitar 16 juta jiwa. Dan agama lainnya 0,8 persen atau sekitar 61,4 juta jiwa.

Pada 2050 dengan total populasi manusia yang diprediksi mencapai 9,3 miliar. Populasi jemaat Kristen pun nyaris diimbangi umat Islam. Yaitu, agama Kristen di angka 31,4 persen dengan total 2,9 miliar jiwa. Agama Islam dengan angka 29,7 persen atau sekitar 2,8 miliar jiwa. Tidak beragama 13,2 persen atau sekitar 1,2 miliar jiwa. Agama Hindu 14,9 persen atau sekitar 1,4 miliar jiwa.

Warga Indonesia Gotong Royong Kumpulkan Koin Untuk Kembalikan Bantuan Australia

Pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang seolah-olah meminta imbalan atas bantuan yang diberikan negeri itu kepada Indonesia tidak hanya ditentang oleh warga negara Indonesia, tapi juga warga Australia sendiri. Dalam tagar #KoinforAustralia, gerakan warga Indonesia mengumpulkan uang receh untuk mengembalikan bantuan Australia, tampak komentar-komentar miring dari warga Australia tentang Abbott. Beberapa warga Australia yang turut berkomentar tidak segan menyebut Abbott sebagai idiot, dan bahkan ada yang terang-terangan mengatakan turut membenci Abbott dan berniat melengserkannya.

“#KoinuntukAustralia Please don’t hate Australia just because our leader is an idiot. We gave that money because we cared, no strings attached,” cuit akun @Volvo_of_doom. Tulisan itu berarti: “Tolong jangan benci Australia hanya karena pemimpin kami idiot. Kami memberikan uang itu karena kami peduli, tidak ada maksud lain.”

Pemilik akun @AKFRU bahkan menyatakan juga membenci Abbott. “Hi Indonesians, we hate Abbott too and will boot him out as soon as we get the opportunity. It’s him, not us! #KoinUntukAustralia,” cuitnya, yang berarti: “Halo warga Indonesia, kami juga membenci Abbott dan akan melengserkannya begitu mendapat kesempatan. Itu adalah opininya, bukan kami! #KoinUntukAustralia.”

Seorang pengguna Twitter lain, Jessica Gallagher, mengaku malu atas pernyataan pemimpin Australia tersebut. “As an Australian, I am completely embarrassed #CoinForAustralia,” cuit pemilik akun @jessygallagher itu, yang berarti: “Sebagai orang Australia, saya sangat malu #CoinForAustralia.”.

Gerakan #KoinuntukAustralia terus bergema di seantero negeri ini, bahkan dunia. Gerakan ini merupakan bukti bahwa jika seseorang mencoba-coba bermain opini terkait dengan kedaulatan sebuah negara, dia akan menerima akibatnya. Puluhan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengadakan aksi pengumpulan uang koin untuk diberikan kepada pemerintah Australia. PMII menggelar aksinya di pertigaan depan Pasar Gondanglegi, Kabupaten Malang, Senin, 23 Februari 2015.

Aksi itu digelar untuk merespons pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit bantuan negaranya untuk korban tsunami Aceh agar pemerintah Indonesia tidak mengeksekusi mati dua bandar narkotik asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. “Pernyataan PM Abbott itu sungguh tidak pantas diucapkan, dan kami anggap telah melecehkan kedaulatan bangsa dan merendahkan martabat rakyat Indonesia,” kata Aminullah, koordinator aksi.

Mereka meminta Presiden Joko Widodo bersikap tegas menolak permintaan Tony Abbott dengan tetap mengeksekusi mati dua gembong narkotik itu. Mereka pun meminta kepada pemerintah, warga Aceh, dan rakyat Indonesia untuk mengembalikan dana bantuan dari Australia langsung ke Tony Abbott. “Tony harus meminta maaf kepada rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Aceh,” ujar Aminullah. Menurut Aminullah, penggalangan uang koin tidak akan dilakukan di jalanan lagi. Mereka sudah membuka pos koordinasi pengumpulan koin di depan kantor Komisariat PMII Institut Agama Islam Al-Qalam, Gondanglegi. Rencananya, pos dibuka selama sebulan.

Uang yang terkumpul akan dikirim ke pemerintah pusat untuk dikembalikan ke pemerintah Australia. Hingga berita ini ditulis, PMII sudah mengumpulkan uang sekitar Rp 300 ribu. Pada 18 Februari 2015, Abbott meminta Indonesia tidak melupakan sumbangan yang diberikan rakyat Australia dalam jumlah sangat besar saat tsunami menerjang sejumlah wilayah di Indonesia pada 2004. Kemurahan hati rakyat Australia itu diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk menyelamatkan nyawa dua warga Australia yang sedang menunggu pelaksanaan eksekusi mati oleh aparat penegak hukum Indonesia.

“Mari untuk tidak melupakan beberapa tahun lalu, ketika Indonesia dihantam badai tsunami, Australia mengirimkan bantuan senilai miliaran dolar,” kata Tony Abbott, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, 18 Februari 2015.Aliansi Pemuda Aceh akan menggelar aksi simpatik mengumpulkan koin untuk Australia sekaligus aksi teatrikal pada siang hari ini, Senin, 23 Februari 2015, sekitar pukul 14.30 WIB di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.

Aksi itu merupakan protes terhadap sikap Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit bantuan negaranya untuk Indonesia saat terjadi tsunami Aceh pada 2004. Tujuan Abbott, menekan pemerintah Indonesia agar tidak mengeksekusi mati dua bandar narkoba asal Australia.Koordinator aksi, Darlis Azis, mengatakan aksi tersebut diikuti puluhan peserta dari lintas organisasi kepemudaan (OKP) di Aceh. “Beberapa organisasi telah dikabari dan menyambut positif,” ujar Ketua KAMMI Aceh tersebut.

Menurut dia, aksi itu juga merupakan dukungan kepada Presiden Indonesia Joko Widodo untuk menjaga marwah bangsa Indonesia. “Kami juga meminta agar segera melaksanakan vonis hukuman mati bagi gembong narkoba,” ucapnya.

Selain itu, tutur Darlis, aksi tersebut juga untuk mendesak Tony Abbott meminta maaf kepada rakyat Aceh, karena pernyataannya telah melukai masyarakat Indonesia, khususnya warga Aceh yang menjadi korban tsunami. Sebelumnya, KAMMI Aceh telah membuka posko penerimaan koin untuk Australia di kantor mereka, Lamnyong, Banda Aceh. Relawan Jokowi yang tergabung dalam Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) menyayangkan pernyatan Perdana Menteri Australia Tony Abbot yang meminta pemerintah Indonesia menghentikan eksekusi mati duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, karena Australia pernah membantu Indonesia pasca Tsunami Aceh 2004.

“Menurut kami, Tony Abbot telah menghina bangsa Indonesia dengan mengaitkan tsunami 2004 dengan eksekusi Bali Nine,”ujar Sihol Manullang, Ketua BaraJP, sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima Minggu, 22 Februari 2015. Sihol menjelaskan, pernyataan Tony telah menghina Indonesia karena tidak konsisten yaitu di satu sisi mengatakan sumbangan selama tsunami untuk kemanusiaan, di sisi lain menentang pemberantasan kasus narkoba yang juga demi kemanusiaan. Padahal, kata Sihol, ada 50 orang Indonesia menjadi korban narkotika tiap harinya.

Sihol menyakini pernyataan Tony tidak mewakili mayoritas aspirasi rakyat Australia. Menurut ia, kecil kemungkinan rakyat Australia mendukung kenyataan tiap harinya 50 orang Indonesia tewas akibat narkotika. “Kalau mereka menyumbang korban tsunami dengan alasan kemanusiaan, maka seharusnya mereka ikut mendukung eksekusi mati bandar narkoba sebagai bentuk kepedulian terhadap korban narkoba,” ujarnya.

Sementara itu, anggota BaraJP Australia Brian Hardi mengatakan kebanyakan orang Australia justru bertanya-tanya kenapa eksekusi baru direncanakan sekarang. Menurut warga Australia, seharusnya eksekusi berlangsung begitu ada putusan inkracht. “Mengapa seperti sekarang, mereka sudah menjalani hukuman selama 10 tahun, baru dieksekusi,”ujarnya.

Muslim Australia Kutuk Perbudakan Seks Oleh ISIS Karena Bertentangan Dengan Islam

Komunitas muslin di Australia mengutuk perbudakan terhadap sejumlah wanita Sekte Yazidi dan menyebut itu adalah perbuatan barbar, sangat bertentangan dengan Islam dan kelakuan ISIS ini merupakan penghinaan terhadap Islam. Pernyataan keras ini disampaikan menyusul pemberitaan yang menyebutkan diduga warga Australia Mohamed Elomar dan Khaled Sharrouf, yang ikut berjuang bersama kelompok teroris ISIS di Suriah dan Irak telah memperbudak perempuan dari kelompok minoritas penganut agama Yazidi di Utara Irak.

Dari sekitar 80 orang yang diduga warga Australia yang bergabung dengan pasukan ISIS di kawasan itu, Mohamed Elomar dan Khaled Sharrouf merupakan yang paling dikenal dan kegiatan mereka juga telah memicu keprihatinan warga muslim lokal. Berita yang menyebutkan keduanya telah menahan sejumlah budak perempuan telah memicu kemarahan dikalangan anggota senior dari komunitas muslim di Australia.

Juru bicara komunitas Muslim terkemuka, Keysar Trad mengatakan tuduhan ini sangat memprihatinkan. “Ini tentu saja berita yang sangat, sangat mengganggu, dan kami bersimpati kepada para korban. Kami benar-benar memahami perasaan perempuan-perempuan itu dan orang yang mereka cintai,” katanya.

Joumanah El-Matrah, yang mengepalai Pusat Muslim Perempuan untuk Hak Asasi Manusia, juga terkejut. “Dari perspektif Islam, Islam tidak tentu tidak memungkinkan untuk terjadinya perbudakan manusia apalagi menjual mereka,” katanya. “Salah satu hal positif tentang Islam adalah justru Islam lah yang memberantas perbudakan, terutama perempuan, yang sebenarnya merupakan praktek cukup umum dalam sejarah di awal kedatangan Islam.

El-Matrah mengaku tidak habis pikir bagaimana orang yang pernah berkesempatan tinggal di Australia bisa menjadi pengikut dari paham keji seperti itu. “Ini benar-benar sulit dipahami bagaimana dua pemuda Australia, yang dibesarkan di negeri ini, benar-benar bisa meyakini pandangan yang memperlakukan orang lain sebagai budak dan kemudian memberi label itu sebagai paham Islam,” katanya.

“Saya berpikir bahwa banyak tokoh masyarakat dan profesional lain di Australia masih berusaha memahami bagaimana orang-orang muda seperti mereka bisa terjerumus dalam situasi dimana mereka berada saat ini,’ Posting Elomar di media sosial mengindikasikan dirinya merupakan tokoh populer dan berpengaruh di kalangan warga Australia yang beralih menjadi tentara ISIS.

Posting terbaru menunjukkan dia memiliki hubungan dengan Mahmoud Abdullatif, seorang pria Melbourne yang dilaporkan tewas dalam pertempuran di Suriah. Elomar juga baru-baru ini memposting foto anak Yazidi memegang pistol. Gambar tersebut diberi judul: “ia mulai mendapatkan ide bahwa ISIS adalah pedoman hidup.”

Kebrutalan dan paham ekstrim tentara ISIS mengenai Islam sangat tak tertandingi. Setelah menghadiri pengarahan dengan pegawai keamanan AS, Menlu Australia, Julie Bishop mengaku dirinya kini semakin direpotkan dengan ancaman dari pejuang di luar negeri.

Banyak kalangan muslim mengatakan harus ada ;lebih banyak upaya yang dilakukan untuk mencegah radikalisasi dikalangan pemuda muslim di Australia. Tahun lalu, Pemerintah Australia mengalokasikan $13.4 juta untuk mendanai program yang bertujuan mencegah pemuda Australia terlibat dalam kelompok ekstrim.

Namun sejumlah pemimpin muslim mengaku komunitas muslim belum melihat realisasi dari penggunaan dana tersebut.
“Sayangnya dalam waktu satu atau dua tahun atau tiga tahun kita terlena dengan pendekatan berbasis komunitas dan ternyata mendapati kalau hanya komunitas saja yang bergerak melakukan upaya untuk mencegah radikalisasi tersebut,” katanya.

“Komunitas muslim sendiri semakin terbuka untuk melakukan kegiatan semacam itu dan mereka juga semakin kompak,” tambahnya.

“Namun sayangnya, pemerintah justru menarik sumber dayanya dari masyarakat, yang menurut saya merupakan kebijakan yang keliru dan bertolak belakang dengan apa yang terjadi dibanyak negara di dunia menyangkut radikalisasi – dari negara muslim yang dilabelkan sebagai negara berkembang hingga tempat seperti AS dan Inggris dimana pendekatan berbasis komunitas menjadi semakin dianggap penting dilakukan,’

Kelompok ISIS Sandera Warga Sipil Di Lindt Chocolate Cafe Sydney

Sekitar 20 orang disandera oleh lelaki bersenjata di Lindt Chocolat Cafe di Martin Place, Sydney, pagi ini, 15 Desember 2014. Sandera dipaksa mengibarkan bendera hitam dengan huruf-huruf berwarna putih di bagian tengahnya. Kepolisian Sydney mengkonfirmasi peristiwa itu, seperti tertulis di laman The Sydney Morning Herald, Senin, 15 Desember 2014. Kepolisian memastikan penyanderaan sedang berlangsung di Martin Place. Juru bicara Kepolisian New South Wales mengatakan pihaknya telah dihubungi dan bergegas menuju ke lokasi sekitar pukul 09.45. Akibat penyanderaan itu, sejumlah kereta yang melintas di rute Central-Bondi Junction sempat dihentikan.

Perdana Menteri Tony Abbott menyatakan kabinetnya tengah melakukan rapat untuk mempelajari situasi ini. “Ini adalah insiden yang diperhatikan dengan serius, tapi kita harus memastikan bahwa penegakan hukum dan pengerahan kekuatan dilakukan secara profesional dan bertanggung jawab.”

Penyanderaan yang terjadi di Lindt Chocolat Cafe di Martin Place, Sydney, pagi ini, 15 Desember 2014, masih berlangsung. Menurut laporan, pria bersenjata menodongkan senjata kepada 13 sandera di dalam kafe. Menurut seorang saksi mata, beberapa sandera wanita terlihat menangis dan dipaksa mengangkat tangan. “Mereka terus dipaksa menempel ke jendela,” ujar saksi mata itu.

Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat, saat ini salah seorang “teroris” telah melakukan kontak dengan kepolisian. Mereka meminta bisa berbicara langsung dengan Perdana Menteri Australia Tonny Abbott. “Mereka mengancam memiliki kekuatan di beberapa titik di dalam kota,’ ujar Ray Hadley dari 2GB.

Perdana Menteri Tonny Abbott menyatakan kabinetnya tengah melakukan rapat untuk mempelajari situasi ini. “Ini adalah insiden yang diperhatikan dengan serius, tapi kita harus memastikan bahwa penegakan hukum dan pengerahan kekuatan dilakukan secara profesional dan bertanggung jawab. “Suasana Kota Sydney, Australia tengah tegang. Sebuah cafe yang menjual aneka makanan cokelat dikuasai pria bersenjata yang mengaku dari kelompok ISIS. Polisi Australia pun mengepung cafe yang ada di Gedung Martin Place.

“Orang kantoran di sekitar gedung itu disuruh pulang lebih cepat,” jelas Konsul Penerangan Sosial dan Budaya, Pensosbud KJRI Sydney, Nicolas Manoppo yang dihubungi, Senin (15/12/2014). Area ring 1 di sekitar lokasi penyanderaan pun disterilkan polisi. Dengan bersenjata lengkap, polisi Australia mengepung cafe itu. “Kami semua memantau perkembangan. Untuk sementara tidak ada WNI yang jadi korban,” urai Nico. KJRI Sydney berjarak 10 Km dari lokasi cafe.

Pria bersenjata yang diperkirakan berjumlah tiga orang menguasai Cafe Lindt yang menjual aneka makanan cokelat di Gedung Martin Place di Kota Sydney, Australia. Para pelaku menyandera sejumlah pengunjung cafe. Seperti dikutip ABC News, Senin (15/12/2014) para penyandera terlihat memaksa sejumlah sandera mengangkat tangan. Para sandera itu kemudian menempelkan tangan mereka ke kaca di cafe itu. Tak lama para penyandera mengibarkan bendera ISIS yang berwarna hitam dengan tulisan Arab yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad utusan Allah’.

Pihak Australia sudah mengamankan kawasan di sekitar lokasi penyanderaan. Mereka juga mengumumkan keadaan genting di Sydney. Banyak orang kantoran diliburkan dan diminta pulang lebih cepat. Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney memantau peristiwa pembajakan di cafe di Kota Sydney. Belum bisa dipastikan apakah ada WNI di cafe itu yang menjadi korban.

“Kami masih melakukan pemantauan,” jelas Konsul Penerangan Sosial dan Budaya, Pensosbud KJRI Sydney, Nicolas Manoppo yang dihubung Senin (15/12/2014). Menurut Nico, polisi Australia sudah mengepung area di kawasan itu. Peristiwa itu terjadi pada pukul 09.00 waktu setempat dan hingga kini pukul 12.00 pengepungan masih dilakukan. Perbedaan waktu Indonesia bagian barat dan Sydney sekitar 4 jam. Sydney lebih cepat 4 jam. Sejauh ini lanjut Nico, belum ada informasi ada WNI yang menjadi korban penyanderaan.

Sebuah cafe di Kota Sydney, Australia dikepung pria bersenjata. Pria itu mengaku dari kelompok ISIS. Polisi Australia pun kini mengepung cafe itu. Informasi dari Konsul Penerangan Sosial dan Budaya, Pensosbud KJRI Sydney, Nicolas Manoppo yang dihubungi detikcom, Senin (15/12/2014), menyampaikan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 waktu Sydney. Hingga pukul 12.00 waktu setempat atau pukul 08.00 WIB, polisi Australia masih mengepung cafe itu. Polisi Australia juga mengosongkan area di kawasan Martin Place. “Orang-orang kantoran di sekitar kawasan itu dipulangkan,” terang Nico yang terus memantau perkembangan lewat media Australia.

Kelompok pria bersenjata yang mengibarkan bendera ISIS membajak sebuah cafe dan menyandera orang-roang di dalamnya. Dikabarkan, total ada sekitar 40 orang disandera di dalam cafe itu. Seperti yang dilansir oleh ABC, Senin (15/12/2014), staf cafe Lindt tersebut mengatakan ada 10 karyawan dan 30 pelanggan di dalam kafe tersebut. Sementara itu, warga diminta untuk menjauhi kawasan Martin Place dan Sydney Opera House. Informasi dari Konsul Penerangan Sosial dan Budaya, Pensosbud KJRI Sydney, Nicolas Manoppo yang dihubungi, Senin (15/12/2014), menyampaikan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 waktu Sydney.

Hingga pukul 12.00 waktu setempat atau pukul 08.00 WIB, polisi Australia masih mengepung cafe itu. Polisi Australia juga mengosongkan area di kawasan Martin Place. “Orang-orang kantoran di sekitar kawasan itu dipulangkan,” terang Nico yang terus memantau perkembangan lewat media Australia.

Pesta Liar ABG Australia Di Bali Terungkap

Sejumlah siswa asal Australia mengisi liburan sekolahnya di Bali dengan cara yang tak biasa. Mengutip laporan The Sydney Morning Herald berjudul “Schoolies in Bali: rite of passage or reckless booze-fest?” pada Jumat, 5 Desember 2014, para remaja itu masuk ke klub malam, minum minuman keras, dan berkendara ugal-ugalan.

Seorang koodinator Red Frogs, lembaga yang memberi pendampingan kepada para pengkonsumsi alkohol dan narkoba, khususnya anak muda, Paul Mergard, mengatakan para relawan lembaga ini sudah terbiasa mendapati kelakuan para remaja setelah berpesta. “Ada yang muntah, menangis, berkelahi, dan kecopetan,” kata Mergard. “Namun ada juga beberapa siswa yang berperilaku baik.”

Usia para siswa itu, menurut Mergard, sekitar 13-18 tahun. “Itu adalah usia yang pas untuk merayakan sesuatu dengan teman-teman seumur,” katanya. “Perkembangan di usia ini penting karena menjadi basis transisi menuju kehidupan dewasa.”

Menurut laporan Sydney Morning Herald, para siswa itu sampai mabuk, merajah tubuh dengan tato, dan ada pula yang tampak bersedih, kemungkinan karena duit di rekeningnya tandas untuk hura-hura. Laporan itu memasang foto tentang cara para siswa mengisi liburan. Misalnya, ada pelajar Australia yang sedang mabuk mengendarai sepeda motor. Mereka berkendara dengan bertelanjang dada dan tanpa helm.

Ada pula foto sejumlah remaja berderet dengan posisi tiduran di pinggir kolam renang. Mulut mereka terbuka, sedangkan seorang temannya menuangkan minuman keras. Sebagian remaja juga tampak menari di jalan utama di Legian sembari bermain genangan air saat hujan deras.

Ketika berjalan di sepanjang Jalan Legian–pusat kehidupan malam di Kuta–wartawan SMH ditawari berbagai obat terlarang oleh penduduk lokal, seperti gulma, jamur ajaib, valium, kokain, dan ekstasi. Mereka juga ditawari alkohol yang terbuat dari bahan murah alias miras oplosan.

Seorang pelajar yang sedang berlibur, Bernadette Clarke, 18 tahun, dari Jervis Bay menuturkan semua orang yang tahu kalau dia akan pergi ke Bali pasti berpesan agar berhati-hati. “Saya dapat petuah yang sama berulang-ulang. Jangan lakukan ini, jangan lakukan itu,” ujar Clarke.

Untuk mencegahnya berbuat yang tak diinginkan, Clarke mengaku ibunya turut serta dalam liburan. “Saya kira dia hanya ingin memastikan saya baik-baik saja,” katanya. Namun, menurut Clarke, ibunya tak terus-menerus mengawasinya. Ibunya berada di hotel yang jauh dari keramaian pesta liburan sekolah.

Karla Sheppard dari Wollongong juga berlibur ke Bali bersama putrinya Chloe, 17 tahun. Sheppard berujar, sesekali kebebasan perlu diberikan kepada anak muda. “Sebab, saya tahu, kalau melarang mereka berbuat ini dan itu, mereka tetap akan melakukannya di belakang atau tanpa sepengetahuan kami,” ujar Sheppard. “Kami hanya berharap mereka tak bertingkah konyol.”

Foto Jacci Sharkey Gadis Cantik Yang Menyusui Anak Ketika Wisuda … Paling Populer Di Facebook

Foto seorang perempuan muda asal Queensland, Australia, yang tertangkap kamera sedang menyusui bayinya saat acara wisuda menjadi populer di jejaring sosial.

Dalam foto yang diambil oleh sang kakak ipar, Jacci Sharkey terlihat sedang menyusui anaknya, Alek, yang masih berusia enam minggu, setelah upacara wisuda yang digelar University of the Sunshine Coast (USC) di Queensland, awal Oktober lalu.

Foto beserta pernyataan terima kasih dari Sharkey yang baru berusia 24 tahun dimuat di halaman Facebook universitas tersebut pada Senin (3/11/2014).

Dalam kurang dari 24 jam, foto tersebut langsung mendapat lebih dari 100.000 like, 3.400 komentar, dan di-share sebanyak lebih dari 2.700 kali. Sharkey mengaku sangat kaget dan takjub dengan reaksi yang didapatnya di jejaring sosial.

“Saya tak pernah menyangka kalau kemudian menyebar seperti itu. Tadinya saya cukup senang kalau mendapat 100 like, tetapi ternyata luar biasa, diluar kendali,” ujarnya kepada ABC.
“Banyak komentar yang mengucapkan terima kasih dari orang-orang. Sebagian mengatakan mereka takut mulai kuliah kalau baru punya anak, tetapi saya sudah membuktikannya.”

Sharkey juga merasa sangat senang dengan respons yang positif dari para pengguna Facebook yang mengomentari fotonya.

Sharkey yang lulus dari ilmu studi manajemen sumber daya manusia mengaku ingin difoto sebagai ucapan terima kasihnya kepada universitas. Ia juga ingin berbagi pesan bagi para ibu bahwa menjadi ibu sambil kuliah adalah hal yang bisa dilakukan.

“Ini bukan bermaksud untuk menyampaikan pesan tentang menyusui anak, atau ASI. Kalau seandainya pun anak saya makan roti, akan saya kirimkan ke pihak kampus,” tambah dia.

“Kita tidak perlu menyerah karena punya anak, dan jangan juga jadi tidak punya anak karena mengejar karier. Kita bisa mendapatkan keduanya,” ujarnya.

Kedua anak Sharkey, Ari, berusia 20 bulan, dan Alek, yang berusia enam minggu, lahir saat dia berkuliah selama 3,5 tahun di universitas. Ia mengaku bahwa pihak kampusnya sangat membantu dirinya dan ibu-ibu lainnya, seperti memperbolehkan membawa anaknya ke kelas.

Mayang Prasetyo Transjender Indonesia Yang Dimutilasi dan Direbus Di Australia

Kepolisian Australia menggerebek kediaman Marcus Volke (28) setelah para tetangga melaporkan adanya bau tak sedap dari kediaman pria yang berprofesi sebagai juru masak itu. “Baunya seperti daging mentah yang dibiarkan begitu saja selama beberapa hari,” kata tetangga Volke, Courtney Reichart, seperti dikutip ABC.

Courtney mengaku sudah mencium bau itu sejak Rabu pekan lalu, tetapi tidak mengindahkannya hingga kian hari kian menyengat. Saat memasuki rumah itu, polisi sangat terkejut karena mendapati bagian tubuh Mayang Prasetyo tengah dimasak di dalam panci yang sedang dipanaskan di atas kompor.

Bagian tubuh lain perempuan yang diduga adalah seorang transjender itu ditemukan di sebuah tempat sampah di luar apartemen sang koki. Polisi kemudian menemukan jasad Volke di dalam sebuah tempat sampah besar di dekat apartemen tersebut. Sejumlah laporan menyebut Volke melukai lehernya sendiri.Mayang Prasetyo, seorang warga negara Indonesia yang menjadi korban pembunuhan dan mutilasi di Brisbane, Australia, dikatakan adalah seorang pekerja seks komersial (PSK) kelas internasional.

Seperti diberitakan oleh media Australia, dalam menjalankan profesinya sebagai PSK, Mayang memasang tarif sebesar Rp 5 juta per jam. “Seorang wanita transjender yang dibunuh dan dimutilasi oleh suaminya di sebuah apartemen di Brisbane adalah PSK ‘kelas tinggi’,” tulis media Australia Couriermail, Selasa (7/10/2014).

Media tersebut menulis, Mayang memasang tarif sebesar Rp 5 juta per jam atas jasanya. Mayang juga diketahui memasarkan jasa sebagai pekerja seks secara online. Dalam promosinya di media online, Mayang mengaku sebagai “PSK internasional”. Dalam salah satu iklan yang dibuat untuk menawarkan jasa sebagai pekerja seks, Mayang menulis, “Ambil saya sekarang sebelum terlambat.”

Nining Sukarni, ibu dari Mayang Prasetyo, saat dihubungi Couriermail.com.au mengatakan, Febri, panggilan Mayang, merupakan tulang punggung keluarga. Nining mengatakan, Mayang selalu mengirimkan uang ke Indonesia, terutama bagi dua adik perempuan yang masih berusia 15 dan 18 tahun.

Pada Sabtu (4/10/2014), Kepolisian Australia menggerebek kediaman Marcus Volke (28) setelah para tetangga melaporkan adanya bau tak sedap dari kediaman pria yang berprofesi sebagai juru masak itu. Saat dilakukan pemeriksaan di dalam rumah, polisi sangat terkejut karena mendapati bagian tubuh Mayang Prasetyo tengah dimasak di dalam panci yang sedang dipanaskan di atas kompor.

Bagian tubuh lain perempuan yang kemudian diketahui sebagai seorang transjender itu ditemukan di sebuah tempat sampah di luar apartemen sang koki. Polisi kemudian menemukan jasad Volke di dalam sebuah tempat sampah besar di dekat apartemen tersebut. Sejumlah laporan menyebut Volke melukai lehernya sendiri. Pasangan Volke dan Mayang baru pindah ke apartemen di wilayah elite Teneriffe yang terletak di pinggiran kota Brisbane.

Pasangan Volke dan Mayang baru pindah ke apartemen di wilayah elite Teneriffe yang terletak di pinggiran kota Brisbane. Volke bertemu Mayang saat mereka bekerja sebagai juru masak di sebuah kapal pesiar internasional. “Dia baru saja pulang. Semuanya tampak normal, dan dia pulang untuk merayakan Natal,” kata ibunda Marcus, Dorothy Volke.

Kepolisian kini masih menyelidiki kasus pembunuhan sadis yang mengguncang warga Brisbane tersebut. Keluarga berharap jasad Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah (27) dibawa ke Indonesia untuk dimakamkan di kampung halamannya. Hal tersebut disampaikan ibu korban, Nining Sukarni (45), saat ditemui di rumah kontrakannya di sebuah gang di Kelurahan Sukamenanti, Bandar Lampung, Selasa (7/10/2014).

“Keluarga berharap jenazah Febri segera dipulangkan ke Lampung,” kata Nining. Nining mengatakan, ia sebelumnya tak mengira bahwa korban mutilasi adalah anaknya sendiri. Apalagi setelah mengetahui bahwa pelaku pembunuhan adalah suaminya sendiri, Marcus Pieter Volke.”Saya kaget begitu mendapat kabar dari kawan Febri bahwa anak saya meninggal dbunuh suaminya sendiri,” kata Nining.

Menurut keterangan keluarga, Mayang dan Volke menikah di Denmark pada 1 Agustus 2013 lalu. Keduanya kemudian tinggal di Australia untuk mengembangkan bisnis penjualan dan perawatan anjing. Bagi keluarga, Mayang adalah tulang punggung keluarga. Dalam sebulan, Mayang kerap mengirim uang antara Rp 3 juta sampai Rp 4 juta untuk membiayai sekolah kedua adiknya serta pengobatan neneknya yang sudah tua. “Dia tulang punggung keluarga ini. Saya sangat sedih anak saya meninggal dengan cara yang mengenaskan,” ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Mayang dimutilasi dan bagian tubuh korban direbus oleh pasangannya yang bekerja sebagai chef di kapal pesiar. Febri adalah laki-laki yang mentransformasi jendernya dan mengubah nama menjadi Mayang Prasetyo.Pasangan Marcus Volke dan Mayang Prasetyo pernah mengunjungi Lampung dan menemui orangtua Mayang untuk meminta restu sebelum keduanya memutuskan untuk menikah pada bulan Agustus 2013.

Mayang ditemukan tewas dalam kondisi dimutilasi di apartemen mereka di Brisbane, setelah polisi mendatangi tempat itu karena bau menyengat, Sabtu (4/10/2014) malam. Marcus sempat melarikan diri lewat pintu belakang sebelum ditemukan tewas tidak jauh dari lokasi, diduga karena bunuh diri.

Marcus adalah pria yang berasal dari Kota Ballarat, di luar Kota Melbourne. Menurut informasi yang diperoleh ABC, jenazah Marcus nantinya akan dimakamkan di Ballarat.Sementara itu, pemulangan jenazah Mayang belum menunjukkan kepastian karena masih harus menunggu selesainya penyelidikan polisi. Saat ini, polisi masih terus menyelidiki kasus tersebut dan berusaha mendapatkan informasi dari rekan-rekan Mayang.

Media lokal di Brisbane melaporkan, ibu Mayang, Nining Sukarni, yang tinggal di Lampung, telah mengetahui musibah yang menimpa anaknya di Brisbane. Dilaporkan, Mayang merupakan anak tertua yang sehari-hari dipanggil dengan nama Febri. Disebutkan pula bahwa Febri selama ini selalu mengirimkan uang untuk kebutuhan sekolah dua adik perempuannya.

“Dia yang menyekolahkan adik-adiknya,” demikian dikatakan Nining Sukarni sebagaimana dilaporkan surat kabar Courier Mail di Brisbane. Ia mengaku terakhir berbicara dengan Mayang pada Kamis pekan lalu. Ia juga menjelaskan bahwa Marcus yang akrab dipanggil “Hit” pernah datang ke Lampung pada tahun lalu bersama Mayang. Mayang sendiri dikabarkan meminta restu dari ibunya sebelum melangsungkan pernikahan dengan Marcus pada bulan Agustus 2013 di luar negeri.

Pasangan ini kemudian pindah ke Brisbane. Namun, Mayang dilaporkan sering mengeluh bosan dan selalu ingin kembali ke rumah mereka di Bali. “Saya bilang ke dia, jangan suka berantem ya, harus saling baikan,” demikian dikatakan Nining seperti dilaporkan media lokal di Brisbane. Mayang sendiri pernah mengiklankan dirinya dalam sebuah situs online pada tahun 2011 dengan bayaran hingga 500 dollar Australia (sekitar Rp 5 juta) per jam.

Sejauh ini, polisi belum memastikan motif di balik pembunuhan Mayang dan aksi bunuh diri yang dilakukan Marcus Volke.Kisah cinta antara Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah (27) dengan pria Australia, Marcus Pieter Volke, berakhir tragis. Wanita transgender kelahiran Sukamenanti, Bandar Lampung, Provinsi Lampung, itu justru menjadi korban pembunuhan oleh pasangannya itu di apartemen mereka di Brisbane, Australia. Tak hanya dibunuh, tubuh Mayang dimutilasi dan potongan tubuhnya direbus oleh Volke.

Namun, siapa sangka kisah tragis pasangan tersebut menjadi akhir dari cinta yang sebenarnya sudah direstui keluarga Mayang sendiri. Keluarga tak menyangka, peristiwa itu bisa terjadi. “Ibu sebenarnya sudah merestui hubungan mereka. Kami sekeluarga juga sudah merestui saat kakak beserta lelaki bulenya minta izin untuk menikah di Eropa,” tutur Gebi Dendrian, adik Mayang, kepada Tribunnews.com, Selasa (7/10/2014).

Mayang dan Volke sempat berkunjung ke Lampung. Volke memang pendiam, namun keluarga tidak melihat tanda-tanda ada masalah di antara mereka. Hanya saja, Mayang sempat mengeluh kepada ibunya kalau dia tidak betah di Brisbane dan ingin kembali ke Bali. Mayang juga pernah menyebut Volke pencemburu dan temperamental.

Gebi menuturkan, sang kakak merupakan tulang punggung keluarga. Mayang juga yang selama ini membiayai sekolah dirinya dan sang adik, Geni Dendrian. “Kami berharap, jasad kakak bisa dipulangkan untuk dikebumikan di Lampung, karena ini tanah kelahirannya,” tutur dia.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tatang Budie Utama Razak sebelumnya mengatakan, Mayang diduga dibunuh pada Sabtu (4/10/2014) sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Setelah dibunuh, tubuh Mayang lantas dimutilasi. Sebagian potongan tubuhnya ditemukan polisi berada di atas kompor.

Seusai memutilasi tubuh pacar sejenisnya, Volke lantas diduga bunuh diri karena ditemukan luka sayatan di leher.Selama ini, Mayang Prasetyo, korban pembunuhan dengan mutilasi di Brisbane, Australia, adalah tulang punggung bagi keluarga. Kematian Mayang membuat keluarga sangat kehilangan.

Ibu Mayang, Nining Sukarni, mengaku sangat terpukul karena kehilangan anak sulungnya yang punya nama asli Febri itu. Menurut Nining, Mayang rutin mengirim uang ke Indonesia untuk membantu keluarganya di Indonesia, termasuk biaya pendidikan dua saudara perempuannya yang berusia 18 tahun dan 15 tahun.

“Dia membiayai sekolah kedua saudara perempuannya,” kata Nining Sukarni kepadaThe Courier-Mail Australia, di Lampung, Senin (6/10/2014) kemarin. Sukarni mengatakan, Mayang terakhir menghubunginya pada Kamis pekan lalu. Saat itu, Mayang mengaku baik-baik saja dan tidak ada tanda-tanda masalah yang dihadapinya.

Selain itu, Sukarni tak menyangka pasangan Mayang tega melakukan perbuatan itu. Menurut dia, Marcus Volke telah mengunjungi Indonesia tahun lalu. Dia tampak berperilaku tenang dan baru saja mulai bekerja di sebuah restoran Brisbane. Sebelum menikah dengan Volke di luar negeri bulan Agustus tahun 2013, Mayang meminta restu kepada ibunya Sukarni. Namun, kata Sukarni, belakangan ini Mayang mengeluh mulai bosan dan ingin pulang ke Bali, di mana pasangan itu memiliki rumah.

Kata Sukarni, Mayang pernah bercerita bahwa suaminya pencemburu. Volke juga temperamental setiap kali Mayang mengutarakan keinginannya meninggalkan Brisbane. “Febri tidak merasa betah tinggal di Brisbane. Bagaimanapun ia berusaha, namun rasa tidak betahnya tidak hilang,” kata Sukarni. “Saya mengatakan kepadanya untuk bersabar satu sama lainnya, bukan malah bertengkar,” tambahnya.

Namun, kisah Mayang dan Volke berakhir tragis. Polisi menemukan Mayang tewas dalam kondisi mengenaskan, Minggu (5/10/2014). Bagian tubuhnya dimutilasi dan sebagian sedang direbus di atas kompor. Volke sempat melarikan diri saat apartemennya digerebek polisi. Namun, tak lama kemudian ia tewas diduga bunuh diri. Pada Sabtu (4/10/2014) malam, Marcus Volke kabur ketika polisi menemukan potongan tubuh di apartemennya, di pinggiran Brisbane, setelah sejumlah tetangganya melaporkan terciumnya bau busuk dari kediaman pria tersebut.

Setelah membukakan pintu untuk petugas polisi, Marcus kabur dengan melewati pintu kaca dan kemudian meloncati balkon apartemennya dengan meninggalkan bercak darah di pagar balkon. Tak lama kemudian, tubuh Marcus ditemukan di dalam gudang industri, tempat di mana ia diyakini telah menghabisi hidupnya sendiri. Polisi belum mengkonfirmasi laporan bahwa Marcus telah memasak bagian tubuh pacarnya di atas kompor, ketika petugas tiba di apartemennya.

Ibu Marcus, Dorothy Volke, mengatakan, anak laki-lakinya itu tak pernah menunjukkan gelagat yang aneh. “Saya tak tahu apa yang dilakukannya – terakhir yang kami tahu ia bekerja di kapal,” ujarnya. Ia menuturkan, dirinya tak mengetahui perusahaan tempat Marcus bekerja. “Saya tak tahu, ia selalu berpindah-pindah pekerjaan,” sebutnya. Marcus diyakini bertemu pacarnya, Mayang Prasetyo, saat bekerja di sebuah kapal pesiar internasional.

Dorothy mengungkapkan, ia belum pernah bertemu dengan pacar Marcus, yang menurut sumber ABC berasal dari Indonesia. Para penyidik kini berharap agar kamera CCTV yang dipasang di lingkungan apartemen Marcus mampu mengungkap kejadian tragis pada Sabtu malam itu.

Sejumlah tetangga Marcus melaporkan bau busuk tersebut kepada manajer gedung. Courtney Reichart pertama kali mencium bau busuk pada Rabu (1/10/2014) ketika ia pulang bekerja. Ia mengatakan, bau busuk itu bertambah parah tiap harinya dan tak pernah hilang.

“Pada hari Sabtu, waktu saya keluar rumah untuk berjalan-jalan, baunya membuat mata berair, membuat tiba-tiba mual. Baunya seperti seseorang telah mengeluarkan makanan anjing atau daging merah dan meninggalkannya begitu saja selama beberapa hari,” kisahnya. Kompleks apartemen Marcus dan Courtney baru dibuka dua bulan lalu, selama waktu itu, Courtney hanya pernah bertemu Marcus dan pacarnya beberapa kali.

Courtney mengungkapkan, ia tak pernah mendengar pertengkaran dan pasangan itu memiliki sejumlah anjing. “Mereka pasangan yang normal. Mereka terlihat sangat ramah,” ujarnya seraya menyebut bahwa pacar Marcus adalah sosok yang cantik.

Dari halaman Facebook milik Marcus terlihat dirinya adalah seseorang yang kritis terhadap para pelaku kekerasan perempuan dan binatang. Kurang dari sebulan yang lalu, ia mengunggah sebuah tautan berita tentang seorang pria yang mengalami kekerasan karena membela sekelompok perempuan. Marcus mengomentari pria yang ditulis dalam berita itu sebagai ‘teman seperjuangan’. Pada Juni, ia bahkan meminta agar pelaku kekerasan dikebiri setelah membaca berita tentang dua gadis India yang digantung setelah diperkosa beramai-ramai.

Meninggalnya Mayang Prasetyo di Australia menjadi buah bibir di kalangan transgender yang kerap nongkrong seputaran klub malam Jalan Caplung Tanduk, Senin (7/10/2014).Seorang manajer bar, di saat dimintai keterangan, menuturkan, telah mengetahui berita kematian Mayang berdasarkan kabar yang beredar di kalangan kaum transgender.”Aku dengar si Mayang meninggal di Australia, aku enggak kenal, tapi katanya dulu sering nongkrong di sekitar sini (Jalan Camplung Tanduk, red),” ujarnya.

Sementara penerima tamu di Bali Joe Bar yang tak mau disebutkan namanya juga mengaku telah mendengar kematian Mayang Prasetyo. “Ya dengar matinya, dulu dia sering mangkal dijalan ini (Jalan Camplung Tanduk),” ucapnya. Dilaporkan, Mayang tewas dibunuh oleh kekasihnya, Marcus Volke (28) di Brisbane, Australia. Volke membunuh, memotong, dan merebus potongan tubuh Mayang.

Kepolisian Australia pun menggerebek Volke setelah para tetangga melaporkan adanya bau tak sedap dari kediaman pria yang berprofesi sebagai juru masak itu.”Baunya seperti daging mentah yang dibiarkan begitu saja selama beberapa hari,” kata tetangga Volke, Courtney Reichart, seperti dikutip ABC.Courtney mengaku sudah mencium bau itu sejak Rabu pekan lalu, tetapi tidak mengindahkannya hingga kian hari kian menyengat.

Saat memasuki rumah itu, polisi sangat terkejut karena mendapati bagian tubuh Mayang tengah dimasak di dalam panci yang sedang dipanaskan di atas kompor.Bagian tubuh lain perempuan yang diduga adalah seorang transjender itu ditemukan di sebuah tempat sampah di luar apartemen sang koki.

Polisi kemudian menemukan jasad Volke di dalam sebuah tempat sampah besar di dekat apartemen tersebut. Sejumlah laporan menyebut Volke melukai lehernya sendiri.Pasangan Volke dan Mayang baru pindah ke apartemen di wilayah elite Teneriffe yang terletak di pinggiran kota Brisbane.Volke bertemu Mayang saat mereka bekerja sebagai juru masak di sebuah kapal pesiar internasional.

“Dia baru saja pulang. Semuanya tampak normal, dan dia pulang untuk merayakan Natal,” kata ibunda Marcus, Dorothy Volke. Kepolisian kini masih menyelidiki kasus pembunuhan sadis yang mengguncang warga Brisbane tersebut.

Pesawat Malaysia Airlines MH136 Batal Mendarat Di Australia Untuk Hindari Tabrakan Dengan Pesawat Lain

Penerbangan pesawat Malaysia Airlines MH136 yang membawa 167 penumpang dengan rute Adelaide-Kuala Lumpur diperintahkan membatalkan lepas landas di Bandara Adelaide, Australia, Selasa, 29 Juli 2014. Perintah pembatalan dari menara kontrol dilakukan untuk menghindarkan pesawat dari tabrakan dengan pesawat Tiger Airways A320, yang sedang mendarat di hadapan MH136.

Berdasarkan laporan The Aviation Herald, awak pesawat MH136 kemudian membatalkan lepas landas dengan kecepatan rendah dan menghentikan pesawat. “Sementara, Tiger Airways A320 terbang terlalu tinggi dan terlalu cepat saat mendarat,” demikian pernyataan yang dilansir dari The Aviation Herald. MH136 membatalkan lepas landas 12 menit setelah perintah diberikan. Tidak ada korban pada peristiwa ini.

Malaysia Airlines menyatakan MH136 sebenarnya sudah siap untuk lepas landas dari Bandara Adelaide. “MH136 sedang dalam kondisi take off roll ketika menara kontrol Bandara Adelaide memerintahkan untuk menghentikan dan mengabarkan adanya pelanggaran di jalur lepas landas,” demikian pernyataan Malaysia Airlines seperti dilansir dari News Strait Times.

MH136 lepas landas dari Bandara Adelaide pada pukul 08.56, 25 menit setelah pembatalan lepas landas. Pesawat yang membawa 167 penumpang tersebut mendarat dengan selamat di Kuala Lumpur pada pukul 03.15 hari ini dengan waktu delay 10 menit.

Sebelumnya pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak di atas udara Ukraina dua pekan lalu. Korban dari kecelakaan tersebut mencapai 298 orang. Tidak hanya itu, Maret kemarin, pesawat Malaysia Airlines lainnya, MH370 yang membawa 239 penumpang, menghilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing.