Konvoi Bantuan Kemanusiaan Dari Bulat Sabit Merah Di Suriah Di Serang Pemberontak


Sebuah konvoi bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa berada di bawah hujan tembakan saat berada Homs, distrik yang dikuasai pemberontak dan dalam kepungan tentara Bashar al-Assad, Sabtu, 8 Februari 2014. Penembakan ini mengancam operasi kemanusiaan yang dipimpin PBB untuk membawa makanan dan obat-obatan untuk 2.500 orang dan mengevakuasi warga sipil yang terperangkap berbulan-bulan dalam pertempuran di kota Suriah itu.

Bulan Sabit Merah Arab Suriah menyatakan tembakan mortir mendarat dekat dengan konvoi kendaraan bantuan. Sebuah tembakan mengenai truknya, melukai salah satu sopir. Setidaknya sembilan kendaraan Bulan Sabit Merah dan PBB bersembunyi di kota selama beberapa jam setelah gelap ketika ledakan terjadi. Menurut Bulan Sabit Merah Arab Suriah, konvoi pengangkut bantuan itu berhasil keluar sesaat sebelum pukul 10.00 waktu setempat dan meninggalkan dua truk yang rusak.

“Meskipun tim ini dihujani bom dan tembakan, kami berhasil memberikan 250 paket makanan, 190 paket kesehatan, dan obat penyakit kronis,” demikian pernyataan Bulan Sabit Merah. Pihak berwenang Suriah menuding pemberontak sebagai pelaku penyerangan, dan oposisi justru menuding pasukan Assad yang memaksa mereka keluar. Penembakan ini mengancam pelaksanaan operasi kemanusiaan di Homs, yang merupakan hasil nyata pertama dari perundingan yang diluncurkan dua minggu lalu di Jenewa untuk mencoba mengakhiri perang saudara di negara itu.

Konflik di Suriah telah menewaskan 130 ribu orang serta memaksa jutaan warganya mengungsi dan menghancurkan seluruh kota di Suriah, khususnya Homs yang menjadi pusat aksi protes kepada pemerintah Assad tahun 2011. Dalam pembicaraan damai di Jenewa, mediator internasional Lakhdar Brahimi telah mendorong adanya kesepakatan tentang pengiriman bantuan dan melepaskan tahanan di Homs, berharap bahwa kemajuan dalam isu-isu ini bisa menciptakan momentum untuk menjawab pertanyaan yang jauh lebih kontroversial dari penyelesaian krisis di Suriah, yaitu soal transisi politik di negara itu.

Bantuan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa Valerie Amos menyatakan kekecewaan yang mendalam setelah konvoi bantuan PBB dan Bulan sabit Merah Arab Suriah ditembak saat berada di distrik yang dikuasi pemberontak di Kota Homs, Suriah, Sabtu 8 Februari 2014.

“Saya sangat kecewa bahwa jeda kemanusiaan tiga hari yang telah disepakati antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, rusak hari ini dan pekerja bantuan kemanusiaan menjadi target penyerangan,” kata Amos dalam sebuah pernyataan, Sabtu 8 Februari 2014 .

“Peristiwa hari ini berfungsi sebagai pengingat jelas tentang bahaya yang dihadapi setiap hari oleh warga sipil dan pekerja kemanusiaan di Suriah,” katanya. Serangan yang terjadi Sabtu itu mengancam operasi yang dipimpin PBB untuk membawa makanan dan obat-obatan untuk 2.500 orang di Homs, serta mengevakuasi warga sipil yang terperangkap oleh pertempuran berbulan-bulan di kota itu.

Organisasi Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC) mengatakan, tembakan mortir mendarat di dekat konvoi bantuan dan sebuah tembakan juga mengenai truk dan melukai salah satu supirnya. Di tengah tembakan itu, mereka sempat menyerahkan bantuan kepada warga sebelum akhirnya keluar dari kota itu.

“Saya terus menyerukan kepada mereka yang terlibat dalam konflik brutal ini untuk menghormati jeda kemanusiaan, menjamin perlindungan warga sipil dan memfasilitasi keamanan pengiriman bantuan,” katanya. “PBB dan mitra kemanusiaannya kami tidak akan terhalangi dari melakukan yang terbaik yang kami bisa untuk mengirimkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.”

Pihak berwenang Suriah menyalahkan pemberontak sebagai pelaku serangan ini. Sebaliknya, pihak oposisi mengatakan justru pasukan Presiden Bashar al-Assad yang harus bertanggung jawab atas serangan itu.

Kesepakatan untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan ke Homs ini adalah hasil nyata perundingan pertama yang diluncurkan dua minggu lalu di Jenewa untuk mencoba untuk mengakhiri perang saudara yang sudah berlangsung hampir tiga tahun dan telah menewaskan lebih dari 136.000 orang.

Leave a comment