Krisis Irlandia Berpotensi Menjalar


Berlin, Kamis – Pimpinan Uni Eropa menyediakan dana talangan multi-miliaran euro ke Yunani dan Portugal. Ini bertujuan mengurangi kekhawatiran pasar, yang sudah menyerang Yunani, Irlandia, kini Portugal, dan mulai menyeret Spanyol.

Namun, Chief Executive Officer untuk European Financial Stability Facility Klaus Regling di harian terbesar Jerman, Bild, Kamis (25/11), menyatakan, dana talangan itu sudah cukup mampu meredam krisis. ”Payung keamanan itu cukup besar untuk semua orang,” katanya seraya menambahkan bahwa faktanya hanya Irlandia yang meminta bantuan.

Apakah zona euro dalam risiko kolaps karena krisis utang? Regling mengatakan dengan yakin, ”Risikonya nol.”

Namun, pernyataan ini tak didukung dengan data yang ada. Krisis utang Uni Eropa (UE) bukanlah persoalan yang tiba-tiba muncul. Krisis itu merupakan akibat timbunan utang pemerintah yang sudah lama terjadi.

Di Eurostat muncul tulisan bahwa pengawasan dan pengelolaan utang pemerintah merupakan bagian penting dari disiplin anggaran. Ini sangat penting karena Eropa mengalami perubahan demografi yang sangat dramatis. Populasi yang menua diperkirakan akan menjadi tantangan, baik secara ekonomi, anggaran, maupun sosial.

Karena itu, UE menyusun seperangkat ketentuan mengenai anggaran dan rasio defisit anggaran pemerintah yang harus ditaati 27 negara anggota UE.

Melewati batas

Berdasarkan Pakta Stabilitas dan Pertumbuhan (SGP), UE wajib menjaga utang agar tidak lebih dari 60 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Dalam konteks pemberitahuan tentang pelanggaran atas SGP itu, lembaga statistik UE, Eurostat, memublikasikan data utang pemerintah dua kali setahun, April dan Oktober.

Eurostat juga mengeluarkan survei yang menanyakan tentang jatuh tempo utang, mata uang utang, dan jaminan yang diberikan pemerintah atas utang itu.

Ada dua kesimpulan yang dapat diperoleh dari data soal utang itu. Tampak ada kesamaan evolusi utang, baik di UE maupun zona euro (negara-negara pengguna mata uang euro). Terlihat pola utang yang cenderung turun sejak tahun 2005. Namun, rata-rata utang zona euro masih 65 persen terhadap PDB dan rata-rata utang UE sekitar 60 persen dari PDB.

Utang pemerintah itu terbagi menjadi empat subsektor, yaitu utang pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah lokal, dan dana jaminan sosial.

Di kebanyakan negara, subsektor yang paling banyak memiliki utang adalah pemerintah pusat. Jerman dan Spanyol memperlihatkan memiliki porsi utang uang sangat tinggi. Sementara pemerintah daerah dan pemerintah lokal tidak banyak memiliki utang.

Jika dilihat siapa saja pemegang surat utang pemerintah, terlihat ada empat sektor, yaitu perusahaan nonfinansial, perusahaan finansial, rumah tangga dan institusi nirlaba penunjang rumah tangga, serta pihak lain di seluruh dunia.

Jumlah surat utang yang dipegang oleh nonresiden menempati porsi yang cukup signifikan, lebih dari 50 persen untuk Belgia, Bulgaria, Irlandia, Perancis, Latvia, Lituania, Belanda, Austria, Portugal, dan Finlandia. Persentase tersebut juga cukup tinggi, lebih dari 40 persen untuk Jerman, Estonia, Spanyol, dan Italia. Sebaliknya, surat utang pemerintah yang dipegang oleh nonresiden hanya menempati porsi kurang dari 5 persen di Luksemburg dan Malta.

Surat utang pemerintah sebagian besar dikeluarkan dalam mata uang tiap-tiap negara. Persentasenya lebih dari 90 persen di Belanda, Portugal, Finlandia, dan Inggris, juga di Ceko, Austria, dan Swedia.

Sebaliknya, negara anggota UE yang mengeluarkan surat utang dengan denominasi mata uang asing atau mata uang negara yang tidak tergabung dalam zona euro.

Sementara itu, jatuh temponya surat utang keluaran pemerintah juga menjadi salah satu kajian yang menarik. Utang jangka pendek yang jatuh tempo dalam jangka waktu kurang dari satu tahun sebagian besar dikeluarkan oleh pemerintah.

Sebagian besar utang diterbitkan untuk jangka waktu panjang, yang artinya akan jatuh tempo lebih dari satu tahun. Hanya ada empat negara yang menjawab bahwa utang jangka pendeknya sekitar 20 persen dari total utang, yaitu Irlandia, Italia, Portugal, dan Swedia.

Di Bulgaria, Denmark, Estonia, Yunani, Spanyol, Lituania, Austria, Polandia, dan Slowakia porsi utang jangka pendek tidak lebih dari 5 persen.

Mengenai penjaminan, terlihat bahwa jaminan yang disediakan oleh pemerintah pusat sebagian besar melebihi 20 persen dari total utang pada tahun 2007.

Tingginya persentase yang tercatat pada utang Austria, sebagian besar terkait dengan transaksi risiko ekspor dan jaminan untuk operasi pembiayaan pada pasar finansial dalam sistem kredit ekspor Austria.

Aspek lain yang terkait dengan utang adalah biaya untuk pembayaran cicilan dan bunga utang-utang itu. Memiliki utang menimbulkan biaya pada anggaran. Terlebih lagi, hal tersebut mencerminkan bagaimana akses sebuah negara ke pasar finansial.

Dari data yang didapatkan, ada perbedaan besar di antara negara Eropa dalam hal kondisi mereka mengakses pasar finansial. Kemudahan akses ini terlihat dalam biaya utang yang harus mereka bayar.

Semakin tinggi risiko gagal bayar surat utang pemerintah, semakin tinggi pula biaya utang yang harus mereka bayar.

Dari gambaran di atas, terlihat jelas bahwa UE dan zona euro memiliki jumlah utang yang membahayakan. Defisit anggaran pemerintah, yang menurut SGP maksimal 3 persen dari PDB, telah dilampaui.

Hal inilah yang lambat laun diamati pasar sebagai tidak aman dan membahayakan. Karena itulah pasar mencampakkan saham-saham di negara-negara yang dianggap sudah berbahaya.

Mengapa berbahaya? Eropa memiliki penduduk yang sudah menua, dengan produktivitas yang sudah rendah.

Hal ini dianggap tidak bisa lagi mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada masa mendatang. Hal itu membuat para pelaku pasar menilai ada risiko gagal bayar atas utang-utang itu di masa datang.

Persaingan Eropa dengan pesaing mereka dari Asia dalam hal pasar ekspor, kecuali Jerman dan Belanda, juga mengancam pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara Eropa itu.

Karena itulah sejumlah pemerintahan berpacu dengan waktu untuk mengurangi beban utang dari sekarang. Dilakukanlah pengurangan subsidi dan peningkatan pajak.

Hal ini tak berterima di sebagian rakyat Eropa. Akan tetapi, keadaan membuat rakyat Eropa tak akan bisa menolak program pengencangan ikat pinggang yang dilakukan pemerintahan di Eropa. Eropa, sama seperti Amerika Serikat, harus hidup sesuai pendapatan. (

 

Leave a comment