Tragedi Kamboja Membuat PM Hun Sen dan Istri Menangis


Perdana Menteri Hun Sen dan istrinya, Bun Rany, menangis. Hal tersebut terjadi ketika PM Hun Sen memimpin upacara penghormatan terakhir bagi korban insiden Festival Air Kamboja, Kamis (25/11).

Pada acara itu juga turut hadir para keluarga korban. Mereka berdoa di dekat jembatan tempat insiden terjadi. Insiden mengerikan pada Senin lalu tersebut menewaskan serta melukai ratusan orang. Mereka terjepit dan terinjak-injak di jembatan menyusul kepanikan yang terjadi tiba-tiba.

Saat kejadian diperkirakan 8.000 pengunjung memadati jembatan di atas Sungai (Tonle) Bassac. Mereka ingin melihat parade Perahu Cahaya, pertunjukan puncak di hari terakhir festival, yang menandai akhir musim hujan.

Sekitar pukul 22.00, kepanikan terjadi saat badan jembatan terasa berayun. Mereka panik karena mengira jembatan akan runtuh. Gerakan itu normal lantaran sistem suspensi jembatannya bekerja, menyusul tambahan beban sekitar 400 ton saat itu.

Pemerintah juga mengumumkan angka resmi jumlah korban tewas dan luka. Sebelumnya sempat terjadi kesimpangsiuran dan perbedaan data antarinstansi terkait. Menurut data resmi terakhir, jumlah korban tewas mencapai 347 orang, turun dari angka sebelumnya yang 456 orang.

Pemerintah berkilah, penurunan jumlah korban terjadi karena terdapat koreksi. Ada beberapa nama yang dua kali terdata. Dari total korban tewas, sebanyak 221 orang adalah perempuan. Korban cedera 395 orang.

Mengantisipasi copet

Walau menangis saat upacara penghormatan terakhir itu, Perdana Menteri Hun Sen sebelumnya bersikap kontradiktif. Dia balik menyalahkan warga. Dia menuduh warga kampung menjadi penyebab tragedi itu karena sikap yang kampungan.

Hasil investigasi itu menyebutkan, kepanikan terjadi lantaran ketidakpahaman para pengunjung. Menurut tim penyelidik, kebanyakan pengunjung itu berasal dari berbagai pelosok desa di sejumlah provinsi. Mereka dianggap masih lugu dan tidak terpelajar sehingga dengan mudah panik saat jembatan berayun.

Pemerintah juga sama sekali tidak menyebut soal teknis pengamanan dan antisipasi aparat keamanan di lapangan. Kepolisian Phnom Penh mengklaim, saat kejadian itu jumlah polisi yang diterjunkan mencapai 4.000 orang ditambah 1.000 personel keamanan lain. Namun, pemerintah lebih fokus pada upaya mengantisipasi ancaman para pencopet serta kemungkinan perahu peserta parade mengalami kecelakaan

 

Leave a comment