Calon Pemimpin Korean Utara Kim Jong Un Suka Main Playstation Berjam Jam


Akhir-akhir ini, dunia dibuat penasaran oleh sosok Kim Jong Un. Anak laki-laki ketiga pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il, ini sudah dipastikan menjadi putra mahkota. Tak lama lagi, ia akan menggantikan ayahnya sebagai pemimpin negara komunis tertutup yang, meski miskin, memiliki arsenal senjata nuklir itu.

Namun, meski namanya menghiasi berita utama hampir seluruh media di dunia, hanya sedikit informasi tentang sosok Kim Jong Un. Usia persisnya pun tak ada yang tahu pasti.

Terakhir, kantor berita CNN dari Amerika Serikat mewawancara seorang bernama Joao Micaelo, yang merasa pernah menjadi teman sekelas dan sahabat Kim Jong-Un semasa sekolah di Swiss.

Dalam artikel yang ditulis wartawati CNN, Atika Shubert, itu, Micaelo mengaku pernah satu kelas dengan seorang pemuda Asia bernama Pak Un, saat ia belajar di sekolah Liebefeld-Steinhoelzi di dekat ibu kota Swiss, Bern, 1998-2001. Micaelo dan Pak Un duduk berdampingan di satu meja.

Suatu hari, Pak Un bercerita kepada Micaelo bahwa ia adalah anak pemimpin Korut. Micaelo tak percaya pada omongan Pak Un karena mereka berada di sekolah biasa. ”Biasanya, anak orang-orang (penting) seperti ini tidak bersekolah di sekolah biasa,” tutur Micaelo kepada CNN, Selasa (28/9).

Suka basket

Namun, saat melihat foto-foto Jong-Un yang dimuat di media akhir-akhir ini, Micaelo teringat teman SMA-nya tersebut dan mulai berpikir jangan-jangan apa yang dia katakan itu benar.

Pejabat pemerintah lokal tempat sekolah tersebut berada telah mengakui bahwa seorang bernama Pak Un memang tercatat sebagai salah satu siswa pada periode sama dengan Micaelo. Namun, pihak sekolah menolak diwawancara CNN.

Menurut Micaelo, Pak Un dikenalkan di kelas sebagai anak Duta Besar Korut untuk Swiss. Ia mengenang Pak Un sebagai anak muda normal seperti lazimnya anak SMA lain, yang suka olahraga, nonton film, komputer, dan, tentu saja, cewek.

”Dia suka main bola basket. Di Playstation-nya ada game basket. Dunia saat itu isinya hanya basket buat dia,” ujar Micaelo, yang mengenang Pak Un sebagai anak pendiam yang tidak terlalu gaul.

Micaelo mengaku sering diajak bermain ke rumah Pak Un dan berjumpa dengan orang- orang yang ia kira adalah orang tua Pak Un. Namun, Micaelo tak pernah tahu isi pembicaraan keluarga Pak Un karena mereka menggunakan bahasa Inggris, yang belum dikuasai Micaelo saat itu.

Pak Un pun tak pernah bercerita banyak tentang Korut, sampai akhirnya mereka berdua berpisah setelah Pak Un pulang ke negaranya.

Jika benar Pak Un adalah Kim Jong Un, Micaelo mengaku tak tahu bakal seperti apa sahabatnya itu saat nantinya memimpin negara komunis itu.

”Yang saya tahu: Un, waktu dia berumur 16 tahun, adalah orang baik. Jadi, menurut saya dia tidak akan melakukan hal-hal buruk. Tetapi, saya tidak tahu jadi seperti apa dia dalam sembilan tahun terakhir ini. Mungkin saja dia sudah berubah,” tutur Micaelo, yang mengaku akan berpikir dua kali andai Jong Un mengundang dia datang ke Korut.

Leave a comment