Rusia Tolak Rencana Rudal Anti Nuklir AS


Presiden Rusia Vladimir Putin tetap belum dapat menyetujui rencana proyek sistem pertahanan peluru kendali AS yang akan dipasang di wilayah Eropa. Keputusan Putin itu telah diutarakan kepada Presiden AS George W Bush saat keduanya bertemu di akhir pertemuan tingkat tinggi antara Pemerintah Rusia dan AS, Minggu (6/4).

”Rusia tetap ’tidak setuju’ dengan proyek sistem pertahanan antinuklir AS di daerah Polandia dan Republik Ceko. Meski begitu, jika terwujud usulan AS itu akan amat berguna dan penting untuk memperkuat kepercayaan kedua negara”, sebut pernyataan tertulis dari hasil pertemuan itu.

Pertemuan Rusia-AS di Sochi berlangsung setelah pertemuan tingkat tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selama tiga hari di Romania. Sebelumnya Rusia juga telah menampik usulan AS agar NATO menerima ”lamaran” Ukraina dan Georgia ikut bergabung dengan NATO.

Meski belum tercapai kata sepakat, keduanya berjanji akan tetap membuka proses negosiasi dan mencari solusi atau jalan tengah penyelesaian isu ini. Kedua pemimpin negara adidaya yang sama-sama akan segera berakhir masa kekuasaannya itu juga berjanji akan meminta penerusnya untuk menyelesaikan isu ini hingga tuntas agar tidak ada lagi hambatan antara hubungan AS dan Rusia.

”Saya minta agar semua pihak mengerti dan tidak salah paham. Secara strategis, posisi kami pada rencana AS itu tetap tak berubah, tetapi pada saat yang bersamaan ada perkembangan positif. Posisi kami akhirnya bisa didengar oleh AS. Saya optimistis kami akan mencapai kesepakatan,” kata Putin yang didampingi Bush.

Putin juga mengaku masih memerlukan ekstra waktu dan tenaga untuk menjembatani berbagai perbedaan di antara kedua belah pihak mengenai persoalan ini. Satu-satunya kesepakatan yang tercapai dalam pertemuan ini adalah adanya deklarasi ”kerangka kerja sama strategis” Rusia-AS. Dalam dokumen itu disebutkan berbagai kerja sama dalam hal perdagangan, kampanye melawan teror, dan nonproliferasi nuklir. Selain itu juga disebutkan beberapa strategi untuk menjembatani perbedaan, khususnya tentang rencana proyek antinuklir AS itu.

Meski Putin telah mengaku belum bisa menyetujui rencana AS, dokumen kesepakatan antara dua negara itu menyatakan, Rusia-AS mempertimbangkan sistem pertahanan antirudal yang dikelola bersama di Eropa. ”Kedua negara itu sama-sama tertarik membuat sistem untuk mengantisipasi ancaman serangan rudal. Sistem itu akan dikelola bersama antara AS dan Rusia sebagai rekan setara”, sebut dokumen itu.

Jaga hubungan

Sebelum bertemu Putin, Bush sudah berbicara dengan Presiden Rusia baru terpilih, Dmitry Medvedev, yang akan mengambil alih kekuasaan Putin pada 7 Mei mendatang. ”Dia tampaknya orang yang berbicara blakblakan. Dia adalah orang yang tidak menyembunyikan sesuatu dan langsung mengutarakan semua yang ada dalam pikirannya. Kesan saya sangat positif. Dia orang pintar,” kata Bush memuji Medvedev.

Medvedev juga berharap akan dapat melanjutkan hubungan bilateral Rusia-AS ”tanpa ada gangguan”. Apalagi dalam pandangan Medvedev, hubungan antara Rusia dan AS menjadi kunci penting bagi keamanan dunia. ”Saya ingin agar hubungan Rusia-AS berkembang lebih jauh tanpa gangguan sedikit pun,” sebut kantor berita Rusia, Interfax.

Selama delapan tahun terakhir, kata Medvedev, Bush dan Putin telah melakukan banyak hal demi meningkatkan hubungan AS-Rusia. Karena itu Medvedev berjanji akan melanjutkan upaya dua pemimpin itu. Tugas Medvedev ke depan diyakini berbagai pihak berat karena Bush dan Putin sepakat mewariskan beberapa isu, seperti proyek sistem pertahanan antinuklir itu kepada presiden baru AS dan Rusia.

One response to “Rusia Tolak Rencana Rudal Anti Nuklir AS

  1. perang…perang…
    terima kasih infonya..
    sangat bermanfaat
    :D

Leave a comment