Category Archives: New Zeland

Rusia Tawarkan Pangkalan Udaranya Pada Amerika Serikat dan NATO Agar Dapat Lebih Mudah Menyerang Afghannistan

Rusia menawarkan salah satu pangkalan udaranya untuk digunakan sebagai titik transit bagi pasukan AS dan NATO ke Afganistan.

Jika disetujui parlemen, ini akan menjadi pangkalan pertama di wilayah Rusia yang akan digunakan oleh pasukan AS dan NATO, bekas rival utamanya selama Perang Dingin.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, Rabu (14/32012), mengatakan, rencana itu akan dibahas Kabinet Rusia dalam waktu dekat. Pangkalan yang ditawarkan adalah pangkalan udara di dekat kota Ulyanovsk, di tepi Sungai Volga di wilayah selatan Rusia.

Sebelumnya, Moskwa sudah mengizinkan AS dan negara-negara anggota NATO lain menggunakan koridor udara dan jalur kereta api di Rusia untuk mengangkut pasokan logistik dari dan ke Afganistan. Jalur kereta api cepat itu melewati wilayah Rusia, Kazakstan, Uzbekistan, dan menjadi jalur logistik vital bagi pasukan koalisi multinasional di Afganistan.

Para wakil rakyat Rusia sempat khawatir, rencana pemanfaatan pangkalan udara di Ulyanovsk itu akan membawa ancaman baru bagi Rusia karena akan ada pasukan negara asing berada di wilayah Rusia.

Namun, Lavrov menegaskan, perjanjian itu akan menguntungkan Rusia. Menurut dia, keberhasilan misi NATO di Afganistan sangat penting dalam mencegah penyebaran terorisme dan narkoba ilegal dari Afganistan ke negara-negara eks-Uni Soviet di Asia Tengah dan Rusia.

“Kita berkepentingan bahwa pasukan koalisi meraih sukses sebelum menarik mundur dan memastikan orang-orang Afganistan mampu mempertahankan sendiri negara mereka dan menjamin tingkat keamanan yang bisa diterima,” tandas Lavrov.

Selain itu, Lavrov menjamin tidak akan ada pasukan asing yang tinggal di Ulyanovsk. Pangkalan itu, kata dia, hanya akan dijadikan titik transit untuk berpindah dari satu moda transportasi ke moda transportasi lainnya. Rusia juga menekankan masih berhak memeriksa setiap kargo pasukan NATO yang transit di pangkalan tersebut.

Juru bicara NATO di Belgia, Oana Lungescu, mengatakan, peningkatan kerja sama transit menuju Afganistan akan menguntungkan NATO maupun Rusia.

Jika disepakati, perjanjian penggunaan pangkalan udara Rusia ini akan memperbaiki hubungan AS-Rusia, yang sempat terganggu persoalan program perisai rudal Eropa

Dua Gempa Berskala 6.3 Ritcher Guncang Selandia Baru Ratusan Tewas dan Kerugian Mencapai 8,6 Milyar Dollar

Gempa bumi kuat mengguncang Christchurch, salah satu kota terbesar di Selandia Baru, Selasa (22/2), pada hari kerja yang sibuk. Gempa itu meluluhlantakkan gedung tinggi dan gereja, mengimpit bus, serta menewaskan sedikitnya 65 orang, salah satu bencana alam terburuk di negara itu.

Gempa bumi itu adalah yang kedua dalam lima bulan terakhir yang mengguncang Christchurch, kota berpenduduk 350.000 jiwa. Namun, gempa yang berkekuatan 6,3 skala Richter ini menimbulkan kerusakan lebih parah dibandingkan dengan gempa bulan September, sebelum fajar di akhir pekan.

Lebih dari 100 orang, termasuk belasan mahasiswa Jepang yang tengah berkunjung, diperkirakan masih terperangkap di bawah reruntuhan saat kegelapan dan hujan gerimis turun, Selasa malam.

”Kita mungkin menyaksikan hari tergelap Selandia Baru,” kata PM John Kerr yang bergegas ke kota itu beberapa jam setelah gempa. Dia mengatakan, jumlah korban jiwa 65 orang.

”Orang-orang duduk di pinggir jalan, kebingungan. Mereka sedang menderita,” katanya, memperingatkan jumlah korban bisa bertambah.

Gempa bumi yang paling memakan korban dalam 80 tahun terakhir itu terjadi ketika jalan-jalan kota penuh dengan orang yang berbelanja dan menikmati makan siang. Gempa itu mengubah pusat kota Christchurch menjadi zona bencana, penuh puing dengan warga yang terluka dan kebingungan.

Menara katedral kota itu roboh ke sebuah lapangan, sedangkan gedung-gedung bertingkat runtuh, bata dan puing-puing berserakan di jalan-jalan.

Trotoar dan jalan-jalan retak. Ribuan orang yang kebingungan berteriak dan menangis berkeluyuran di jalan-jalan, sementara sirene dan alarm tanda bencana meraung-raung.

Wali Kota Christchurch Bob Parker menyatakan keadaan darurat dan memerintahkan warganya untuk meninggalkan pusat kota. Dia mengatakan, tidak bisa memastikan jumlah orang yang terperangkap di reruntuhan, tetapi diperkirakan jumlahnya lebih dari 100, bahkan sampai 200 orang.

Pasukan dikerahkan untuk membantu orang keluar. Helikopter penyelamat menjemput korban dari atap bangunan yang tangganya runtuh. Warga di seluruh kota diminta untuk tinggal di rumah atau di rumah tetangga, menghemat air dan makanan.

Bandara ditutup dan Rumah Sakit Christchurch sempat dipindahkan sebelum dibuka kembali. Tiang listrik dan telepon roboh. Polisi mengatakan, laporan korban tewas termasuk penumpang di dua bus yang remuk karena tertimpa bangunan.

Pada puncak kekacauan di kota itu, sukarelawan menggali puing-puing dengan tangan telanjang untuk menolong mereka yang terperangkap.

Survei Geologi AS mengatakan, gempa itu berpusat 5 kilometer barat daya Christchurch pada kedalaman 4 km. Dua gempa susulan besar—berkekuatan 5,6 skala Richter dan 5,5 skala Richter—mengguncang kota itu, dua jam setelah gempa utama. Gempa susulan itu dirasakan di sebagian besar Pulau Selatan dan menyebabkan kerusakan di kota-kota di dekatnya. Namun, besarnya kerusakan belum diketahui.

Sedikitnya 65 orang tewas dalam gempa bumi berkekuatan 6,3 skala richter yang mengguncang kota Christchurch, Selandia Baru, Selasa. Korban diperkirakan masih akan bertambah. Saat ini para penolong tengah membongkar reruntuhan untuk menemukan orang-orang atau mayat-mayat yang terjebak dalam bangunan yang ambruk. Gempa tersebut merupakan gempa kedua yang menghantam kota itu dalam lima bulan terakhir.

“Kami dapat menyaksikan hari paling gelap bagi Selandia Baru. Jumlah korban (tewas) yang saya ketahui saat ini adalah 65 orang dan angka itu mungkin naik,” kata Perdana Menteri Selandia Baru John Key kepada televisi lokal.

Gempa itu terjadi pada saat makan siang, yaitu pukul 12.51 (atau 06.51 WIB), ketika jalan-jalan dan toko penuh sesak dengan pengunjung dan orang-orang masih berada di kantor. Pusat gempa berada hanya sekitar lima kilometer dari Christchurch dan terletak di kedalaman empat kilometer.

Wali Kota Christchurch menggambarkan kota berpenduduk hampir 400.000 orang itu sebagai medan perang. “Ada kematian, ada banyak yang luka, akan ada banyak yang bersedih di kota ini,” kata Bob Parker, Wali Kota Christchurch, kepada Australian TV melalui telepon.

Beberapa saat setelah gempa, helikopter menumpahkan air dalam jumlah besar untuk memadamkan sebuah kebakaran di gedung perkantoran yang tinggi. Sebuah crane membantu untuk menyelamatkan para pekerja yang terjebak di gedung perkantoran lain.

“Saya berada di sisi kanan lapangan di luar katedral, yang bagian depannya telah runtuh, dan ada orang lari dari sana. Ada orang juga di dalam,” kata John Gurr, teknisi kamera yang berada di pusat kota ketika gempa itu melanda.

Gempa bumi dahsyat yang melanda Christchurch, Selandia Baru, menelan kerugian industri asuransi sampai dengan 11,5 miliar dollar Selandia Baru atau setara dengan 8,6 miliar dollar AS. Informasi ini berasal dari perusahaan pemodelan bencana AIR Worldwide, Rabu (23/2/2011).

Perusahaan berbasis di AS, yang mengkhususkan diri dalam peramalan biaya bencana alam dan serangan teror, mengatakan kerusakan gempa yang luas sebagian besar telah menutup pusat bisnis kota dan infrastruktur juga telah terpukul keras. “AIR Worldwide memperkirakan bahwa kerugian industri asuransi … akan berkisar antara 5,0 miliar dollar Selandia Baru hingga 11,5 miliar dollar Selandia Baru,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Dikatakan integritas struktur bangunan yang masih bertahan di pusat bisnis Christchurch perlu hati-hati dinilai setelah kota itu untuk kedua kalinya dilanda gempa besar dalam enam bulan. Jalan dan jembatan di Christchurch telah rusak oleh pencairan, ketika getaran seismik memutar cairan bumi, AIR mengatakan, mencatat pinggiran kota dan sekitarnya juga telah terpengaruh. Gempa 6,3 SR pada Selasa menyusul gempa berkekuatan 7,0 pada September dan AIR mengatakan gempa susulan yang kuat di kota itu tetap menjadi perhatian.

Dikatakan estimasi kerugian mencakup kerusakan bangunan komersial dan rumah yang diasuransikan, isi mereka dan gangguan langsung pada operasi bisnis. Properti yang tidak diasuransikan dan kerusakan mobil, tanah, dan infrastruktur bukan bagian dari estimasi.

Batubara, Malaysia dan Myanmar

Masa Depan Tambang Batu Bara Diragukan

Perdana Menteri Selandia Baru John Key menyampaikan keraguannya atas masa depan industri tambang batu bara di negerinya pascaledakan yang memicu kebakaran batu bara dan menewaskan 29 petambangnya. Key mendesak proses penyelidikan secara menyeluruh atas insiden itu. ”Pada akhirnya masa depan lokasi tambang Pike River dan tentunya sejumlah tambang batu bara bawah tanah di Selandia Baru bergantung pada hasil penyelidikan itu. Kita tentu tidak mungkin menempatkan orang di tambang-tambang yang membahayakan jiwa mereka,” ujar Key. Selandia Baru memiliki lima lokasi tambang batu bara bawah tanah. Sedikitnya 450 orang terkait langsung dengan industri tersebut.

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand

Sedikitnya 1.000 penduduk desa Myanmar mengungsi ke kota Mae Sot di kawasan perbatasan Thailand menyusul bentrok yang terjadi antara militer Myanmar dan kelompok pemberontak etnis Karen, milisi Democratic Karen Buddhist Army (DKBA). Sebelumnya 200 penduduk Myanmar melakukan hal serupa.

Anwar Ibrahim Semangati Pendukungnya

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mendesak partai politiknya segera bersiap berjuang memenangi pemilihan umum menyusul perseteruan yang terjadi di dalam tubuh Partai Keadilan Rakyat yang didirikan dan dipimpinnya. ”Setiap orang punya peran dalam permainan ini. Sekarang ibarat putaran terakhir, jarak 100 meter terakhir lomba lari. Mari bersatu dan bangkit,” ujar Anwar di depan 2.000 pendukungnya

 

Selandia Baru Berduka

Rakyat Selandia Baru berduka atas tewasnya 29 pekerja dalam bencana tambang terburuk dalam puluhan tahun. Sebuah ledakan besar jauh di bawah tanah hari Rabu (17/11). Pencarian dicoba dilakukan, tetapi ledakan besar mengakhiri harapan hidup bagi para petambang. Mereka terperangkap dalam ledakan serupa lima hari sebelumnya. Petugas tidak bisa memasuki tambang karena tingginya tingkat gas metana yang mudah meledak dan gas-gas beracun lainnya yang masih memenuhi terowongan-terowongan tambang itu.

 

PM Maliki Diminta Bentuk Pemerintah Baru Irak

Presiden Irak secara resmi meminta PM Nuri al-Maliki hari Kamis (25/11) untuk membentuk sebuah pemerintah baru. Presiden memberi PM 30 hari untuk memilih sebuah kabinet di antara faksi-faksi politik Syiah, Kurdi, dan Sunni. Permintaan dari Presiden Jalal Talabani ini datang dua pekan setelah pemimpin politik sepakat membagi jabatan penting.

 

 

 

Harapan Pudar bagi Petambang Selandia Baru

Harapan memudar untuk menemukan hidup-hidup 29 petambang yang terperangkap dalam sebuah pertambangan di Selandia Baru. Pada hari Selasa (23/11), sebuah rekaman video di pertambangan itu memperlihatkan sebuah ledakan yang kuat empat hari lalu. Tim penyelamat belum memasuki lokasi tambang karena kekhawatiran akan gas beracun

27 Orang Hilang Dalam Ledakan Tambang

Wellington, Jumat – Sebuah ledakan terjadi di salah satu tambang batu bara terbesar di Selandia Baru, Jumat (19/11), kala puluhan pekerja ada di bawah tanah. Lima di antaranya keluar ke permukaan beberapa jam kemudian dan 27 orang masih hilang, menurut para pejabat.

Polisi menyatakan bahwa tak lama sebelum ledakan listrik mati di tambang itu, yang mungkin menyebabkan masalah ventilasi. Itu mungkin menyebabkan penumpukan gas di bawah tanah. Tim-tim penyelamat masih menanti sampai dinyatakan tambang itu aman untuk dimasuki.
Ledakan tersebut cukup kuat untuk melempar seorang pengemudi dari mesinnya jauh di dalam sebuah terowongan. Seorang ahli keamanan tambang mengatakan bahwa gas mungkin penyebab ledakan itu, walau jubir polisi Barbara Dunn dan operator tambang itu mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan mengapa hal itu terjadi.
Tim penyelamat dan petugas keadaan darurat bergegas datang dengan helikopter dan lewat jalan raya ke tambang yang terletak di pegunungan terpencil dekat kota Atarau di Pulau Selatan Selandia Baru. Stasiun TV3 melaporkan, para petugas mengambil sampel udara di terowongan ventilasi untuk mengecek apakah ada penumpukan gas eksplosif atau beracun dan apakah aman untuk masuk.

Kondisi para petambang yang hilang belum jelas, tetapi prospek mereka mungkin hidup, tetapi terperangkap, mengingatkan akan kisah dramatis 33 petambang Cile yang melewatkan 69 hari lebih di kedalaman 600 meter di bawah permukaan tanah dalam sebuah tambang emas dan tembaga yang runtuh.

Jumlah petambang yang ada di dalam dilaporkan berbeda-beda. Perusahaan tambang Pike River Coal Ltd menyatakan, ada 27 orang yang hilang—15 petambang yang dipekerjakan oleh perusahaan itu dan 12 kontraktor lokal. Namun, polisi menyebutkan jumlahnya 36.
Peter Whittall, direktur utama perusahaan tambang itu, mengatakan bahwa lima pekerja keluar dari tambang itu dua atau tiga jam setelah ledakan: dua orang yang termasuk operator mesin yang terlempar dari kendaraannya sejauh 1,5 km ke terowongan akses dan tiga orang yang keluar kemudian.
Pike River adalah sebuah perusahaan terdaftar Selandia Baru, tetapi mayoritas pemiliknya adalah orang Australia. Ada juga pemegang saham orang India.

Menteri Energi Gerry Brownlee mengatakan, ledakan itu terjadi pada sekitar 15.45 (pukul 09.45 WIB) dan kontak terakhir dengan para petambang itu adalah setengah jam kemudian.

Dua dari petambang yang keluar ke permukaan dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan luka ringan. Belum jelas apakah para petambang yang hilang itu berada bersama atau dalam kelompok-kelompok terpisah.
Whittall mengatakan, terowongan tambang yang horizontal akan membuat upaya penyelamatan lebih mudah dibandingkan kalau terowongan ada pada sudut yang curam