27 Orang Hilang Dalam Ledakan Tambang


Wellington, Jumat – Sebuah ledakan terjadi di salah satu tambang batu bara terbesar di Selandia Baru, Jumat (19/11), kala puluhan pekerja ada di bawah tanah. Lima di antaranya keluar ke permukaan beberapa jam kemudian dan 27 orang masih hilang, menurut para pejabat.

Polisi menyatakan bahwa tak lama sebelum ledakan listrik mati di tambang itu, yang mungkin menyebabkan masalah ventilasi. Itu mungkin menyebabkan penumpukan gas di bawah tanah. Tim-tim penyelamat masih menanti sampai dinyatakan tambang itu aman untuk dimasuki.
Ledakan tersebut cukup kuat untuk melempar seorang pengemudi dari mesinnya jauh di dalam sebuah terowongan. Seorang ahli keamanan tambang mengatakan bahwa gas mungkin penyebab ledakan itu, walau jubir polisi Barbara Dunn dan operator tambang itu mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan mengapa hal itu terjadi.
Tim penyelamat dan petugas keadaan darurat bergegas datang dengan helikopter dan lewat jalan raya ke tambang yang terletak di pegunungan terpencil dekat kota Atarau di Pulau Selatan Selandia Baru. Stasiun TV3 melaporkan, para petugas mengambil sampel udara di terowongan ventilasi untuk mengecek apakah ada penumpukan gas eksplosif atau beracun dan apakah aman untuk masuk.

Kondisi para petambang yang hilang belum jelas, tetapi prospek mereka mungkin hidup, tetapi terperangkap, mengingatkan akan kisah dramatis 33 petambang Cile yang melewatkan 69 hari lebih di kedalaman 600 meter di bawah permukaan tanah dalam sebuah tambang emas dan tembaga yang runtuh.

Jumlah petambang yang ada di dalam dilaporkan berbeda-beda. Perusahaan tambang Pike River Coal Ltd menyatakan, ada 27 orang yang hilang—15 petambang yang dipekerjakan oleh perusahaan itu dan 12 kontraktor lokal. Namun, polisi menyebutkan jumlahnya 36.
Peter Whittall, direktur utama perusahaan tambang itu, mengatakan bahwa lima pekerja keluar dari tambang itu dua atau tiga jam setelah ledakan: dua orang yang termasuk operator mesin yang terlempar dari kendaraannya sejauh 1,5 km ke terowongan akses dan tiga orang yang keluar kemudian.
Pike River adalah sebuah perusahaan terdaftar Selandia Baru, tetapi mayoritas pemiliknya adalah orang Australia. Ada juga pemegang saham orang India.

Menteri Energi Gerry Brownlee mengatakan, ledakan itu terjadi pada sekitar 15.45 (pukul 09.45 WIB) dan kontak terakhir dengan para petambang itu adalah setengah jam kemudian.

Dua dari petambang yang keluar ke permukaan dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan luka ringan. Belum jelas apakah para petambang yang hilang itu berada bersama atau dalam kelompok-kelompok terpisah.
Whittall mengatakan, terowongan tambang yang horizontal akan membuat upaya penyelamatan lebih mudah dibandingkan kalau terowongan ada pada sudut yang curam

Leave a comment