Kirgistan Rusuh Kembali Karena Politik


Suhu politik di Kirgistan memanas lagi dalam dua hari terakhir hingga Jumat (14/5). Massa pendukung presiden terguling Kurmanbek Bakiyev, yang mengambil alih kantor-kantor pemerintah di tiga wilayah di Kirgistan selatan, bertikai dengan massa propemerintah transisi sehingga sedikitnya 1 orang tewas dan 43 lain terluka.

Dua kota yang bergolak di Kirgistan selatan, basis utama pendukung Bakiyev, adalah Osh dan Jalalabad. Ratusan pendukung pemerintahan transisi mendesak mundur massa pendukung Bakiyev yang menduduki dan menguasai kantor pemerintah di Osh sejak Kamis sore.

Di Osh, kota terbesar kedua di Kirgistan, massa pendukung presiden terguling menuntut pemerintah transisi pimpinan Roza Otunbayeva mengembalikan jabatan mantan Gubernur Mamasadyk Bakirov, loyalis Bakiyev. Bakirov dipecat setelah kerusuhan 7 April lalu yang juga telah menyebabkan Bakiyev didesak meletakkan jabatan presidennya oleh tokoh oposisi Otunbayeva. Massa partai Sosialis Demokrat pimpinan Otunbayeva menghujani mereka dengan batu hingga terdesak keluar dari gedung.

Meski demikian, usaha serupa di kantor pemerintah di Jalalabad gagal dilakukan oleh massa Otunbayeva. Sebab, massa pendukung Bakiyev terus mempertahankan diri dengan kekuatan senjata api. Jalalabad yang terletak sekitar 70 kilometer dari Osh, Jumat, tegang.

Sedikitnya 200 pendukung Bakiyev yang bersembunyi di dalam gedung di Jalalabad, di antaranya menggunakan senjata otomatis, menembak massa partai Ata-Meken, partai pendukung pemerintahan transisi. Sekitar 4.000 aktivis Ata-Meken yang hendak mengusir pendukung Bakiyev kocar-kacir. Ratusan aktivis partai Ata-Meken yang sebenarnya juga telah melengkapi diri dengan senjata dan tongkat terpaksa bertahan di alun-alun di sekitar gedung pemerintah itu.

Seorang saksi mata kepada Associated Press menjelaskan, 1 orang tewas dan 43 terluka, termasuk 10 orang terkena tembakan senjata api. Kepala unit perawatan rumah sakit setempat, Dinara Sagynbayeva, menuturkan, 3 di antaranya kritis dan 1 tewas. Korban diperkirakan bertambah sebab hingga Jumat sore bentrokan masih terjadi.

Tuduh Bakiyev

Krisis politik di negara berpenduduk 5,3 juta jiwa di Asia Tengah ini muncul pertama kali pada awal April dengan puncaknya pada 7 April. Ketika itu, ribuan rakyat menggelar unjuk rasa antipemerintah. Presiden Kirgistan kala itu, Kurmanbek Bakiyev, dituduh telah melakukan korupsi hingga menyebabkan sebagian rakyatnya miskin dan negara terjerat utang luar negeri yang besar. Dalam aksi yang berakhir dengan kekerasan dan menyebabkan sekitar 100 orang tewas saat itu, Bakiyev akhirnya lari ke Osh untuk kemudian mengasingkan diri ke Belarus hingga sekarang.

Otunbayeva, yang memimpin pemerintahan transisi setelah menggulingkan Bakiyev, sejauh ini menghindari penggunaan pasukan keamanan terhadap pengunjuk rasa untuk menghindari ketegangan baru. Omurbek Tekebayev dan Azimbek Beknazarov, dua pejabat senior pemerintah sementara, menuduh Bakiyev berada di balik kerusuhan itu

Leave a comment