Kampanye Teror Mulai Zimbabwe


Pemerintah Zimbabwe, Selasa (16/12), mengatakan, mereka menjadi korban dari sebuah kampanye teror menyusul sebuah percobaan pembunuhan terhadap Panglima Angkatan Udara yang juga sekutu Presiden Robert Mugabe.

Kampanye teror atas pendukung Mugabe terjadi di tengah wabah kolera yang sudah menimbulkan korban tewas mendekati 1.000 orang. Wabah kolera dan kehancuran ekonomi Zimbabwe telah mengundang imbauan dari negara-negara Barat agar Mugabe (84) mengundurkan diri.

Inggris yang bekas penjajah Zimbabwe mengatakan, Mugabe tidak mau mengakui keadaan sebenarnya dari negara yang sudah dipimpinnya sejak kemerdekaan 28 tahun lalu itu.

Para pejabat mengatakan, Panglima AU Marsekal Perence Shiri ditembak di lengan saat mengendarai mobil menuju tanah peternakannya, Sabtu malam. Aksi ini merupakan bagian dari sebuah kampanye teror yang lebih besar yang dilakukan terhadap pejabat senior.

”Serangan kepada Marsekal Shiri tampaknya merupakan bagian dari serangan teror yang menargetkan tokoh-tokoh penting, pejabat-pejabat pemerintah, badan-badan pemerintah, dan sistem transpor publik,” kata Menteri Dalam Negeri Kembo Mohadi, sebagaimana dikutip harian Herald.

Insiden itu terjadi setelah serangkaian ledakan bom di kantor- kantor polisi di Harare. Juga setelah serangan pada sebuah jembatan di luar Harare.

Pihak berwenang Zimbabwe mengatakan, mereka mempunyai bukti bahwa negara tetangga Botswana menyembunyikan dan memberikan materi pendukung kepada pemberontak yang bersekutu dengan oposisi yang berusaha menggulingkan Mugabe.

Oposisi utama Zimbabwe, Gerakan untuk Perubahan Demokratis (MDC), menyangkal klaim itu dan balik menuduh pemerintah sedang mempersiapkan keadaan darurat sebagai alasan membekukan hukum yang ada.

Kementerian Luar Negeri Botswana mengatakan, klaim Zimbabwe itu ”tidak lebih dari bukti rekayasa, tidak satu pun didukung oleh fakta”.

Mantan Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki sejauh ini mencoba memediasi antara Mugabe dan pemimpin MDC Morgan Tsvangirai sejak pertikaian menyusul pemilu bulan Maret.

Media pemerintah mengatakan, Zimbabwe mungkin akan terpaksa mengadakan sebuah pemilu baru apabila sebuah RUU konstitusional untuk membentuk pemerintah baru tidak disetujui parlemen. Partai Mugabe, ZANU-PF, kehilangan kemayoritasannya dalam pemilu Maret.

Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam penjelasan pada Dewan Keamanan mengatakan bahwa PBB tidak diikutsertakan dalam upaya-upaya untuk mengatasi jalan buntu karena baik pemerintah (Harare) maupun mediator tidak menginginkan peran politis PBB.

Ban menegaskan, wabah kolera telah menewaskan hampir 1.000 warga Zimbabwe. Negara yang pernah menjadi contoh bagi sebuah negara Afrika yang sukses pascapenjajahan itu kini mengalami kehancuran ekonomi dengan tingkat inflasi mencapai 235 juta persen

Leave a comment