Kronologi Penemuan Puing MH370 Di Pulau Terpencil Reunion Afrika


Konfirmasi puing pesawat MH370 yang ditemukan di Pulau Reunion oleh Perdana Menteri Najib Razak dan maskapai Malaysia Airlines pada Kamis (6/8) membuat sejumlah pakar menyakini bahwa bagian lain yang ringan dari pesawat nahas tersebut mengambang di lautan, dan tidak tenggalam ke dasar laut. John Page, seorang ahli desain pesawat dari Universitas New South Wales di Australia, menyatakan bahwa puing yang ditemukan di Pulau Reunion membuatnya yakin pesawat nahas tersebut pecah di udara, kemungkinan besar ketika pesawat menerjang air laut.

Dilansir dari The Guardian, Page memaparkan bahwa bagian pesawat yang berat, seperti badan dan mesin pesawat kemungkinan besar tenggelam di dasar laut. Namun, puing yang berukuran ringan lain, seperti potongan sayap dan ekor pesawat bagian flaps, elevator dan aileron kemungkinan besar mengambang di laut.

“Saya yakin masih ada puing lainnya yang mengambang. Permasalahannya, puing tersebut bisa saja dibawa arus ke tempat lainnya. Kemungkinannya terdampar di sebuah pulau cukup kecil,” kata Page. Page memaparkan bahwa bagian sayap dan ekor pesawat terbuat dari kulit serat karbon yang diisi oleh udara, sehingga bagian ini sangat kuat, namun juga sangat ringan. Selain itu, bagian ekor dan sayap pesawat umumnya dibuat tahan air sehingga tahan terhadap kelembapan dan membeku selama penerbangan.

Bagian ringan lainnya, seperti panel pintu dan bagian-bagian lain yang dibuat dari kaca serat atau fiberglass juga kemungkinan besar tidak akan tenggelam. “Struktur pesawat selalu dibuat sangat ringan namun kuat,” kata Page. Sementara menurut ahli penerbangan Australia, Neil Hansford mengatakan potongan flaperon yang ditemukan di Pulau Reunion dapat memberi petunjuk soal bagaimana pesawat tersebut memasuki air laut.

“Puing itu menunjukkan bahwa pesawat jatuh ke laut, dan ketika mesin ikut jatuh ke dalam laut, puing ini berada di belakang salah satu mesin. Seharusnya, setidaknya ada satu bagian sayap lagi yang mengambang di lautan,” kata Hansford, dikutip dari ABC. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Michael Smart, profesor teknik penerbangan dari Universitas Queensland. “Jika satu puing dapat mengapung dan terdampar, aneh rasanya jika tidak ada puing lainnya yang mengapung di laut,” katanya.

Namun, menurut profesor teknik mesin dari Universitas Washington, Mark Tuttle, seluruh struktur pesawat akan cukup berat untuk tenggelam di air laut. Terbukti puing flaperon bisa ditemukan karena memang didesain memiliki ruang hampa sehingga bisa mengambang. Menteri Transportasi Malaysia, Liow Tiong Lai, menyatakan bahwa sejumlah puing lainnya yang diyakini berasal dari pesawat Malaysia Airlines MH370 ditemukan di Pulau Reunion, Kamis (6/8).

Di antara puing tersebut terdapat benda yang diyakini peyidik Malaysia sebagai bagian dari jendela, bantal kursi dan alumunium dari pesawat nahas tersebut akan diteliti oleh para penyidik internasional yang meneliti puing flaperon MH370 yang ditemukan pekan lalu di Pulau Reunion. “Tim pencari menyatakan bahwa mereka telah mengumpulkan lebih banyak puing di pulau (Reunion) dan telah menyerahkannya kepada petugas berwenang di Perancis,” kata Liow.

Meski demikian, polisi di pulau tersebut menyatakan bahwa belum ada puing lain yang dilaporkan atau diserahkan kepada pihak kepolisian hingga Kamis (6/8). Bahkan, tidak ada puing lain yang diduga kuat berasal dari MH370 yang diserahkan ke polisi sejak pekan lalu. Pernyataan polisi serupa dengan Badan Koordinasi Pusat Australia, yang membantu mengkoordinasikan lokasi pencarian pesawat hilang. Lembaga ini pada Rabu (5/8) menyatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa puing pesawat lainnya akan ditemukan dalam waktu dekat.

“Sejumlah puing lainnya telah diserahkan kepada polisi di Pulau Reunion. Sementara ini (puing tersebut) sedang diperiksa, dan sejauh ini (puing itu) nampaknya berasal dari sebuah pesawat,” bunyi pernyataan dari Badan Koordinasi Pusat Australia. Meski demikian, Australia tidak memimpin pencarian puing di Pulau Reunion maupun pulau lainnya di Samudra Hindia bagian barat. Malaysia memimpin seluruh penyelidikan tersebut.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak telah mengumumkan bahwa puing flaperon yang ditemukan di Pulau Reunion merupakan bagian dari sayap pesawat MH370 sejak Kamis (6/8). Namun, penyidik Perancis memaparkan bahwa diperlukan pengujian lebih lanjut untuk memastikan hal tersebut.Wakil Penyidik Paris, Serge Mackowiak, memaparkan puing flaperon tersebut memiliki “karakteristik umum yang sama dengan” M370, berdasarkan dokumentasi yang diberikan oleh pihak Malaysia Airlines. Namun, Mackowiak tidak ingin menyimpulkan apapun.

“Anda harus memiliki bukti forensik, seperti sampel dari cat, logam, untuk menentukan secara khusus apakah puing tersebut berasal dari sebuah pesawat. Itulah yang kami tunggu,” kata Mackowiak. Kementerian Pertahanan Perancis mengumumkan pada Kamis (6/8) malam bahwa bantuan lewat udara dan air akan dikerahkan di lepas pantai pulau Reunion untuk membantu pencarian puing. Operasi paramiliter Perancis juga akan dilakukan, termasuk patroli kaki, helikopter dan misi pencarian angkatan lautPemerintah Malaysia kini meminta bantuan lebih kepada sejumlah negara, salah satunya Australia, untuk memperluas upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang menghilang selama setahun lebih.

Namun, upaya perluasan pencarian ini tampaknya mendapat tentangan dari pihak negeri Kangguru tersebut. Pasalnya, mereka merasa keberatan apabila perluasan pencarian dilakukan tanpa bukti yang kuat. Seperti diberitakan Reuters, Australia merupakan pihak yang memimpin upaya pencarian pesawat MH370 di dasar laut Samudera Hindia bagian timur, sekaligus mendanai sebagian besar upaya pencarian ini.Sejauh ini, upaya pencarian awal di area 60 ribu kilometer persegi bawah laut telah diperluas ke 60 ribu kilometer persegi lainnya. Namun, tidak membuahkan hasil.

Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengaku akan meminta pendapat ahli sebelum meminta Australia memperluas wilayah pencarian pesawat MH370.Pada Kamis (6/8) kemarin, Malaysia menyatakan telah menemukan sejumlah puing lain di Pulau Reunion yang diyakini berasal dari pesawat MH370, seperti jendela, bantal kursi dan alumunium pesawat.Sejumlah puing ini rencananya akan diteliti lebih lanjut oleh penyidik internasional yang juga meneliti puing flaperon MH370 yang ditemukan pekan lalu.

Sejauh ini, pihak Malaysia telah menyatakan bahwa puing-puing yang ditemukan adalah benar milik pesawat Boeing 777-MH370 yang hilang pada Maret 2014.Namun, pihak penyidik Perancis sangat berhati-hati dalam memastikan bahwa puing yang ditemukan memang berasal dari pesawat rute Kuala Lumpur-Beijing ini.Pejabat setempat di Pulau Reunion mengungkapkan rencana pencarian puing pesawat Malaysia Airlines MH370 secara menyeluruh pekan depan. Ini merupakan pengumuman resmi pertama dari pemerintah setempat, meskipun selama beberapa hari ini sejumlah pihak telah meluncurkan pencarian puing di pulau yang terletak di kawasan Samudera Hindia ini.

Wali Kota Saint-Andre, Jean-Paul Virapoulle menyatakan bahwa pencarian akan dilakukan oleh polisi setempat dan sejumlah kelompok masyarakat di bawah otoritas Reunion, pulau yang berada di bawah kedaulatan Perancis. “Setiap objek yang ditemukan akan disampaikan kepada pihak yang berwenang untuk disortir, diolah dan dianalisis,” kata Virapoulle, dikutip dari Channel NewsAsia, Kamis (6/8).

Virapoulle juga menegaskan pemerintah kota bersedia mendirikan sebuah monumen untuk menghormati 239 penumpang dan awak pesawat MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014. Pemerintah setempat juga akan menyambut setiap keluarga korban yang ingin datang ke Reunion. “Sebanyak 239 yang berada di dalam pesawat berasal dari 13 negara yang berbeda. “Moto St. Andre adalah ‘bermacam ras, satu hati’, jadi saya tidak bisa acuh tak acuh terhadap rasa sakit keluarga korban,” kata Virapoulle.

Virapoulle memastikan bahwa para keluarga korban yang datang ke pulau ini akan disambut dan diperlakukan dengan baik di wilayah Reunion. Yurisdiksi Wali Kota Virapoulle mencakup Etang De Bois Rouge, daerah pesisir berbatu yang menjadi pusat upaya pencarian puing di pantai sebelah timur pulau tersebut. Hingga saat ini, pencarian di pesisir pantai telah dilakukan oleh tim dari Malaysia dan tim pekerja kota, termasuk Johnny Begue, pria yang menemukan puing flaperon MH370.

Bantuan pencarian juga datang dari pemerintah Mauritius, negara terdekat dengan pulau ini. Selain itu, Kementerian Pertahanan Perancis mengumumkan pada Kamis (6/8) malam bahwa bantuan lewat udara dan air akan dikerahkan di lepas pantai pulau Reunion untuk membantu pencarian puing. Operasi paramiliter Perancis juga akan dilakukan, termasuk patroli kaki, helikopter dan misi pencarian angkatan laut. Sekelompok relawan penjaga pantai menyatakan “sangat bersedia” membantu pencarian puing meski hanya memiliki kemampuan terbatas.

Upaya pencarian puing pesawat MH370 memasuki babak baru sejak penemuan puing flaperon Boeing 777 yang telah dikonfirmasi berasal dari pesawat MH370 oleh pemerintah Malaysia dan pihak maskapai Malaysia Airlines. Pada Kamis (6/8), Menteri Transportasi Malaysia, Liow Tiong Lai menyatakan tim pencari Malaysia telah menemukan sejumlah puing lainnya yang diyakini berasal dari pesawat MH370 Liow menyatakan puing tersebut telah diserahkan ke penyidik Perancis. Namun, penyidik Perancis menampik adanya penyerahan puing baru pada pekan ini.

Di antara puing tersebut terdapat benda yang diyakini Malaysia sebagai bagian dari jendela, bantal kursi dan alumunium dari pesawat nahas tersebut akan diteliti oleh para penyidik internasional yang meneliti puing flaperon MH370 yang ditemukan pekan lalu di Pulau Reunion. Sejumlah media setempat juga melaporkan penemuan botol air plastik, yang tampaknya berasal dari Malaysia.Anggota keluarga korban pesawat Malaysia Airlines MH370 dari China merasa skeptis dan marah setelah pemerintah Malaysia mengumumkan penemuan puing di pulau Reunion pekan lalu adalah benar berasal dari pesawat nahas yang hilang pada Maret 2014.

Pada Kamis (6/8) dini hari, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengungkapkan puing pesawat yang merupakan flaperon ini benar berasal dari pesawat Boeing 777-MH370. Ini menjadi bukti fisik pertama yang menunjukan bahwa pesawat mengalami kecelakaan di laut lepas. Bukannya memberikan kelegaan, pernyataan Malaysia tersebut justru menimbulkan keraguan di keluarga korban. “Saya tidak percaya dengan segala informasi yang diberikan pemerintah Malaysia,” ujar Liu Kun, yang saudara laki-lakinya menjadi korban pesawat, kepada Reuters.

“Cari korban untuk kami. Kami menduga reruntuhan pesawat bisa saja dipalsukan,” lanjutnya. Penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing ini membawa setidaknya 239 penumpang beserta kru, mayoritas adalah warga China. Keluarga korban pun mendesak pemerintah Malaysia untuk menelusuri kembali keberadaan pesawat yang raib ini. Pada Jumat (7/8), sejumlah keluarga korban melakukan aksi protes di depan Kedutaan Malaysia di Beijing. Mereka meminta kepastian setelah pemerintah negeri Jiran mengungkapkan bahwa puing yang ditemukan di pulau Reunion adalah milik pesawat MH370.

Sementara itu, aksi protes juga berlangsung di depan kantor Malaysia Airlines di Beijing. Setidaknya 10 keluarga korban menuntut kebenaran atas penemuan puing pesawat di pulau Reunion. “Apa artinya sepotong puing kecil dibandingkan pesawat seberat 230 ton?” ujar Zhang Meiling, yang anak perempuannya menjadi korban pesawat MH370. “Mengapa mereka mencoba menipu kami? Apa agar membuat kami mengambil uang kompensasi? Kami pasti tidak akan menerimanya,” lanjutnya.

Di pihak lain, keluarga korban mendesak pemerintah Malaysia untuk mengirimkan mereka ke pulau milik Perancis tersebut, di mana puing ditemukan.”Ini baru awal, bukan akhir,” ujar Jiang Hui, yang ibunya menjadi korban pesawat. Pada Kamis, otoritas Malaysia menyatakan telah menemukan sejumlah puing lain yang diduga berasal dari pesawat MH370. Puing tersebut diketahui merupakan bantal kursi, jendela dan alumunium.

Meski demikian, polisi di pulau Reunion menyatakan belum ada puing lain yang dilaporkan atau diserahkan kepada pihak kepolisian hingga kemarin. Bahkan, tidak ada puing lain yang diduga kuat berasal dari MH370 yang diserahkan ke polisi sejak pekan lalu. Pernyataan polisi serupa dengan Badan Koordinasi Pusat Australia, yang membantu mengkoordinasikan lokasi pencarian pesawat hilang. Pada Rabu, lembaga ini menyatakan bahwa tidak ada indikasi puing pesawat lainnya akan ditemukan dalam waktu dekat.

Leave a comment