Wabah Virus Ebola Semakin Parah Di Afrika


Lembaga kemanusiaan Dokter Lintas Batas (MSF) menyambut baik pernyataan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang berencana mengucurkan dana US$ 100 juta untuk menangani ebola di Afrika Barat. MSF berharap langkah tersebut harus segera diwujudkan dalam tindakan yang efektif di lapangan. “Langkah WHO mengucurkan dana tambahan dan menempatkan penanganan ebola langsung di bawah Direktur Jenderal WHO adalah pengakuan akan gentingnya situasi saat ini. Ini merupakan langkah yang positif, namun kami menekankan bahwa langkah ini harus segera diwujudkan dalam tindakan yang efektif dan segera di lapangan,” tulis MSF dalam siaran pers yang diterima, Jumat, 1 Agustus 2014.

Badan itu menilai ada beberapa kekurangan dalam penanganan saat ini, yaitu layanan medis, pelatihan staf kesehatan, pengendalian infeksi, pengawasan epidemiologis, sistem peringatan dan rujukan, pendidikan, dan mobilisasi komunitas. Saat ini MSF memiliki 552 staf internasional dan nasional yang terlibat dalam penanganan ebola di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Dalam beberapa minggu, MSF menyaksikan peningkatan wabah yang signifikan. Jumlah kasus meningkat drastis di Sierra Leone dan Liberia, dan penyakit menyebar ke desa-desa dan kota-kota lain.

“Penyebaran ini disebabkan oleh beberapa faktor, terkait dengan jenis wabah, perilaku warga, dan kenyataan bahwa penanganan saat ini masih belum memadai,” ujar MSF. Kendala di lapangan mencakup pergerakan penduduk serta kurangnya pengetahuan tentang ebola di daerah-daerah yang terjangkit. Ada pula fakta beberapa orang menyembunyikan penyakit atau anggota keluarga yang sakit karena takut. Ada juga orang-orang yang tidak mempercayai fasilitas kesehatan. Juga banyaknya infeksi/kematian yang terjadi karena orang-orang menghadiri pemakaman tanpa mengindahkan prosedur perlindungan yang seharusnya.

Langkah-langkah untuk menjaga kebersihan sangat penting, misalnya, pembagian air bersih, klorin, sabun, dan sarung tangan untuk mendukung langkah menjaga kebersihan di fasilitas kesehatan. Hal yang juga penting dan berdampak besar adalah menempatkan fasilitas cuci tangan di tempat umum banyak orang berada, misalnya, sekolah, gereja, dan masjid.

Data WHO menyebutkan jumlah korban jiwa bertambah 57 orang menjadi 729, dan muncul 122 kasus baru selama empat hari antara Kamis dan Ahad pekan lalu. Total jumlah kasus sejak pertama kali terdeteksi awal tahun ini mencapai 1.323. Saat ini pemerintah Liberia sudah menyatakan kondisi gawat darurat atas penyakit virus ebola yang sangat berbahaya. Ebola termasuk penyakit berbahaya karena menular dan angka kematian korbannya cukup tinggi. Angka kematian korban ebola mencapai 40 persen. Artinya, empat dari sepuluh pasien yang mengidap virus ebola tak terselamatkan.

Bahkan situs resmi WHO menyatakan angka kematian penyakit ini bisa mencapai 90 persen. Gejala perdarahan yang timbul akibat infeksi virus ini juga dikenal sebagai demam berdarah ebola (ebola haemorrhagic fever). Bagi mereka yang akan berangkat ke Afrika, dokter Ari Fahrial Syam menyarankan agar mempelajari cara-cara agar tidak tertular ebola. Dokter ini melanjutkan, virus ebola bisa menyebar ke negara lain lewat kontak antarmanusia. Beberapa petugas kesehatan, termasuk dokter yang melakukan kontak langsung dengan penderita virus ebola, mengalami infeksi virus ini dan dilaporkan meninggal.

Namun, tak seperti flu, infeksi ini hanya bisa tertular lewat kontak langsung dengan darah atau cairan yang berasal dari tubuh penderita. Jadi, penularan ebola tidak mudah. “Harus ada kontak dekat dengan penderita. Oleh karena itu, yang terpenting otoritas kesehatan bandara harus mencermati para penumpang pesawat yang berasal dari Afrika, terutama yang berasal dari negara yang sedang mengalami wabah tersebut, yaitu Liberia, Guinea, dan Sierra Leone di Afrika,” kata Ari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan wabah Ebola di Afrika Barat telah merenggut 467 nyawa di tengah meningkatkan kegawatan pagebluk ini di tiga negara yang melaporkan kasus, yakni Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.

Mengutip Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, 1 Juli 2014, WHO menyebutkan, jumlah ini meningkat tajam sejak pekan lalu yang mencapai 367 kematian. Dan angka ini lebih tinggi dari wabah Ebola paling mematikan yang pernah tercatat pada tahun 1995, yang menewaskan 254 orang di Kongo. Sementara itu, laporan WHO juga menyebut setidaknya sudah 759 orang yang telah terinfeksi penyakit ini. Namun jumlah ini masih bisa bertambah mengingat banyaknya kasus yang tidak dilaporkan.

Laporan ini muncul dalam pertemuan khusus di Ghana pada 2-3 Juli kemarin. Pertemuan ini membahas cara terbaik untuk mengatasi masalah secara kolektif dan mengembangkan rencana respons operasional. Virus ini menyebar dalam darah dan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh. Ebola sering ditandai oleh demam mendadak, kelemahan yang intens, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Gejala ini diikuti dengan muntah, diare, ruam, gangguan fungsi ginjal serta hati, dan dalam beberapa kasus, terjadi perdarahan internal ataupun eksternal seperti dari hidung atau melalui urine.

Leave a comment