Pesawat Air Algerie Dari Burkina Faso Jatuh Di Aljazair Tewaskan 110 Orang


Maskapai penerbangan Aljazair, Air Algerie telah kehilangan kontak dengan salah satu pesawatnya, hampir satu jam setelah lepas landas dari Burkina Faso, Afrika Barat hari ini. Pesawat bertujuan Algiers, Aljazair tersebut mengangkut sekitar 110 penumpang dari berbagai kewarganegaraan. Sumber maskapai mengatakan seperti dikutip AFP, Kamis (24/7/2014), pesawat yang hilang kontak tersebut berjenis McDonnell Douglas DC-9. Kontak dengan pesawat itu hilang saat pesawat masih berada di wilayah udara Mali saat mendekati perbatasan dengan Aljazair.

“Pesawat sedang berada tak jauh dari perbatasan Aljazair ketika kru meminta untuk berganti haluan dikarenakan jarak pandang yang buruk dan untuk mencegah risiko tabrakan dengan pesawat lain di rute Aljazair-Bamako,” ujar sumber maskapai Aljazair, Air Algerie. “Kontak hilang setelah pergantian arah itu,” imbuhnya.

Ada 50 warga negara Prancis dalam daftar penumpang penerbangan pesawat Air Algerie yang dinyatakan hilang, seperti dikutip Reuters, Kamis, 24 Juli 2014. Perwakilan maskapai menggelar konferensi pers di Burkina Faso. Menteri Transportasi Burkina Faso, Jean Bertin Oudrago mengatakan Air Algerie dijadwalkan terbang dari Ougadougou, Burkina Fasi menuju Aljazair. Namun pada pukul 01.38 GMT, pesawat meminta pengalihan rute karena adanya badai.

Pesawat Air Algerie dengan rute penerbangan dari Ouagadougou di Burkina Faso menuju Aljzair hilang kontak, seperti dikutip Reuters, Kamis, 24 Juli 2014. Pesawat ini membawa 110 penumpang dan enam awak. Kantor berita Aljazair, APS, dan sebuah perusahaan maskapai penerbangan Spanyol mengeluarkan pernyataan itu. APS menyebut pesawat dengan nomor penerbangan AH 5017 tersebut hilang kontak satu jam setelah lepas landas dari Burkina Faso. Perusahaan maskapai swasta Spanyol, Swiftair menyatakan tidak ada kontrak dengan pesawat jenis MD-83 yang dioperasikan Air Algerie ini.

Dalam situs resmi perusahaan itu, pesawat Air Algerie dengan nomor penerbangan AH 5017 itu berangkat dari Burkina Faso pada 01.17 GMT dan dijadwalkan tiba di Aljazair pada 05.10 GMT. Nyatanya, pesawat tidak pernah sampai di tujuan. Seorang pejabat penerbangan Aljazair mengatakan kontrak terakhir terjadi pada pukul 01.55 GMT saat pesawat melintasi Gao, Mali. Pejabat penerbangan di Burkina Faso telah menyerahkan pengawasan kepada menara di Niamey, Nigeria pada 01.38 GMT atau 01.38 waktu setempat. Kontak terakhir tercatat sesaat setelah pukul 03.30 GMT atau 04.30 waktu setempat.

Pemerintah Burkina Faso mendirikan unit krisis di Bandara Ougadougou untuk menyediakan informasi bagi keluarga penumpang. Seorang diplomat Mali di ibukota Bamako mengatakan badai pasir yang dasyat melanda wilayah utara negara itu, yang merupakan jalur penerbangan Air Algerie. Maskapai penerbangan Air Algerie mengaku kehilangan kontak dengan salah satu pesawatnya hampir satu jam setelah lepas landas dari Burkina Faso menuju Aljazair, Kamis, 24 Juli 2014. Pesawat D-C9 tersebut membawa 110 penumpang dengan berbagai kewarganegaraan.

Sumber yang tidak mau disebut namanya mengatakan kontak dengan penerbangan hilang saat masih berada di wilayah udara Mali mendekati perbatasan Aljazair. “Pesawat tidak jauh dari perbatasan Aljazair ketika awak diminta untuk memutar karena berkurangnya jarak pandang, dan mencegah risiko tabrakan dengan pesawat lain dengan rute Aljazair-Bamako,” ujar sumber itu. “Kontak hilang setelah pesawat memutar.”

Maskapai penerbangan mengumumkan pesawat hilang dalam pernyataan singkat yang dilansir kantor berita nasional APS. “Layanan navigasi udara kehilangan kontak dengan pesawat Air Algerie yang terbang dari Ouagadougou ke Aljazair, 50 menit setelah lepas landas, Kamis,” tulis APS. Disebutkan pula perusahaan pada awalnya menggelar rencana darurat pencarian pesawat dengan nomor penerbangan AH5017 yang terbang empat kali satu pekan di rute sepanjang empat jam itu. Salah satu bencana udara terburuk di Aljazair terjadi Februari lalu, ketika pesawat militer C-130 yang membawa 78 orang jatuh saat cuaca buruk di timur laut pegunungan dan menewaskan lebih dari 70 orang.

Tamanrasset yang terletak di pedalaman selatan merupakan tempat bencana penerbangan sipil terburuk Maret 2003. Dari 103 penumpang Air Algerie yang terbakar ketika lepas landas, hanya satu yang selamat. Satu-satunya korban selamat adalah seorang tentara muda Aljazair yang menderita luka kritis.

Leave a comment