Kartel Narkoba Meksiko Gunakan Anak Umur 14 Tahun Untuk Penggal Kepala 4 Orang


SEORANG bocah dijaga ketat tiga tentara bersenjata saat dihadapkan dengan wartawan. Tiga tentara itu mengenakan topeng untuk menyembunyikan wajahnya, sedangkan wajah si bocah dibiarkan terbuka. Dilihat dari wajahnya bocah itu seusia anak SMP. Memang usianya baru 14 tahun, tapi dia sudah memenggal leher empat orang dewasa!

Edgar, nama depan bocah lelaki itu – nama belakangnya tidak diungkapkan oleh militer – ditangkap bersama kakak perempuannya yang berumur 19 tahun, saat mereka berada di Bandara Kota Cuernavaca, bagian selatan Meksiko. Mereka hendak melarikan diri dengan pesawat penumpang menuju Kota Tijuana, untuk selanjutnya ke Amerika Serikat.

Saat ditangkap oleh tentara pada Kamis pekan lalu, Edgar membawa dua telepon seluler (ponsel). Dalam ponselnya ditemukan foto-foto korban penyiksaan yang dilakukannya.

“Aku terlibat dalam eksekusi mati terhadap empat orang. Tapi aku melakukannya dalam pengaruh narkotika, dan dibawah ancaman, jika aku tidak melakukan pembunuhan itu mereka akan membunuhku,” begitu pengakuan Edgar, dalam nada tanpa sesal, di depan para wartawan Jumat pekan lalu.

Pengakuan bocah tersebut menunjukkan bahwa geng-geng narkotika Meksiko sudah menggunakan anak-anak di bawah umur dalam kegiatan bisnis brutal mereka. Bocah-bocah yang masih ingusan itu digunakan untuk menggantikan anggota geng dewasa yang tewas atau ditangkap pihak berwajib.

Sejak Presiden Felipe Calderon mencanangkan perang terhadap geng-geng narkotika pada 1996, dengan mengerahkan 50.000 personil militer federal, paling sedikit sudah 30.000 orang tewas. Sebagian besar anggota geng.

Para korban di kalangan geng itu tak hanya tewas karena serangan aparat pemerintah, tapi juga karena perang antargeng. Paling sedikit ada enam sindikat narkotika yang paling besar, yang satu sama lain tidak akur karena berebut daerah kekuasaan, dan pasar.

Menurut pengakuan Edgar, dia diculik saat berumur 11 tahun, dan dipaksa bekerja untuk geng Kartel Pasifik Selatan, yang dipimpin oleh Julio “El Negro” Padilla. Kelompok ini pecahan dari Kartel Beltran Leyva. Dua geng ini bentrok untuk berebut pengaruh di Provinsi Morelos.

Saling bunuh antaranggota dua geng itu menyebabkan jumlah tindak kekerasan bersenjata meningkat tajam di provinsi tersebut, dan provinsi yang berdekatan, Guerrero. Tiap hari ditemukan paling sedikit lima tubuh dengan luka bekas penyiksaan, termasuk kepala terpenggal.

Dalam perang itulah Edgar berpartisipasi. Dia mengaku paling sedikit memenggal kepala empat orang.

Edgar diduga adalah bocah yang dijuluki El Ponchis. Nama julukan ini tersebar setelah muncul sebuah rekaman video di situs YouTube yang mempertontonkan beberapa bocah remaja bersenjata berada di dekat onggokan beberapa mayat orang dewasa yang baru saja mati mereka siksa. Salah satu bocah dalam rekaman itu, yang dirilis bulan lalu, mengaku bahwa mereka adalah kawan El Ponchis.

Sedangkan identitas fisik El Ponchis yang muncul di YouTube dan di situs-situs internet lainnya, selalu dengan wajah tertutup. Namun, sebagian ciri wajah dan kepala yang terlihat menunjukkan kemiripan dengan Edgar. Pihak militer maupun polisi tidak mau mengkonfirmasi apakah El Ponchis adalah Edgar.

Dalam rekaman video tersebut, si bocah mengaku bahwa mereka dibayar sekitar Rp27 juta untuk satu nyawa musuh yang mereka cabut. “Jika kami tak menemukan musuh, ya kami bunuh sembarang orang saja. Mungkin dia pekerja bangunan atau sopir taksi,” kata bocah itu.

Fakta bahwa bocah-bocah itu dilibatkan dalam geng-geng tergambar dari hasil tangkapan aparat keamanan. Saat dilakukan operasi pemberantasan geng narkotika pada 2006, aparat keamanan menangkap 482 bocah di bawah umur yang terlibat dalam tindak kekerasan terkait narkotika. Jumlah tersebut meningkat menjadi 810 orang pada 2009. Dan pada delapan bulan pertama tahun ini saja sudah 562 bocah ditangkap.

Geng-geng narkotika itu merekrut bocah untuk menjadi kaki tangan mereka karena anak-anak di bawah umur mudah diintimidasi, dan diarahkan. Alasan lain, masa hukuman badan terhadap anak-anak cuma sebentar. Karena, hukum di Meksiko menerapkan peradilan anak, dan anak di bawah umur yang menjadi narapidana akan dibebaskan setelah umurnya 18 tahun.

Jadi, jika Edgar yang kini berumur 14 tahun diadili dan diperjarakan atas kesalahan membunuh empat orang, maka dia hanya akan menjalani masa hukuman badan selama empat tahun saja.

Leave a comment