Indonesia Adalah Negara Yang Paling Tidak Pintar Diplomasi


Indonesia saat ini sedang berusaha bangkit membayar defisit diplomasi berupa ketidakpercayaan dunia akibat pergolakan politik tahun 1998-2000. Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, Senin (6/9) malam di Kota Kinabalu, Sabah, mengatakan, setelah hampir sepuluh tahun, kemampuan diplomasi Indonesia mulai pulih.

”Kita dulu dikenal sebagai salah satu kekuatan dalam dunia diplomasi. Indonesia, terutama di ASEAN, selalu menjadi bagian dari pemberi solusi atas persoalan negara lain. Modal kepercayaan luar negeri yang didapat dengan susah payah hendaknya tidak dihabiskan dalam satu kali peristiwa diplomatik sengketa penangkapan petugas KKP,” ujar Marty.

KKP adalah singkatan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pergolakan politik tahun 1998 dan kekacauan di Timor Timur pasca-jajak pendapat membuat citra Indonesia terpuruk. Selepas tahun 2000, secara perlahan, ujar Marty, Indonesia mulai bangkit.

Banyak dari satuan TNI dan polisi Indonesia diminta PBB bertugas di pelbagai penjuru dunia.

Terkait sengketa perbatasan dengan Malaysia, lanjut Marty, Indonesia berhasil meminta Malaysia untuk merundingkan segmen perbatasan laut di luar kawasan karang South Ledge yang masih dalam sengketa dengan Singapura.

”Malaysia setuju untuk mempercepat perundingan perbatasan laut tanpa menunggu hasil kesepakatan dengan Singapura soal kepemilikan South Ledge. Sebelumnya mereka tidak mau melakukan itu,” ujar Menlu.

Perundingan dilakukan empat kali dalam sisa tahun 2010. Perundingan teknis dilakukan di Indonesia dan Malaysia. Sementara perundingan tingkat menteri dilakukan dua kali, termasuk dengan menggunakan kesempatan Sidang Umum PBB di New York, 23 September 2010.

Pencapaian lain yang penting adalah percepatan ratifikasi memorandum of understanding (MOU) tenaga kerja dipercepat, pendirian sekolah-sekolah bagi anak-anak TKI yang selama ini tidak memiliki pendidikan di Negara Bagian Sabah, dan bantuan hukum bagi WNI yang menghadapi tuntutan hukuman mati.

Saat ini, sekitar 50.000 anak dari keluarga TKI di perkebunan di Sabah tidak bersekolah sama sekali.

Jadi perhatian di Sabah

Sengketa Indonesia-Malaysia mendapat perhatian dari partai politik lokal di Sabah. Ketua Kabupaten Sook Datuk Bernard Maarat dari Partai Bersatu Sabah (PBS), seperti diberitakan Borneo Post, Senin, meminta semua partai politik menyatukan sikap dalam menghadapi sentimen anti-Malaysia di Indonesia.

”Partai politik dari kubu pemerintah dan oposisi harus bersatu menghadapi isu ini,” ujar Maarat.

Situs berita The Sun Daily edisi Selasa kemarin, dengan mengutip kantor berita Bernama, juga menunjukkan sikap tidak senang. Kelompok Pemuda UMNO, lewat ketuanya, Khairy Jamaluddin, mengirimkan pesan tegas ke Jakarta.

”Malaysia tidak akan bisa menoleransi aksi demonstrasi oleh sejumlah aktivis di Jakarta karena menyangkut harga diri Malaysia. … Saya menyambut pertemuan kedua Menlu RI dan Malaysia, tetapi tidak akan berguna jika pemrotes terus menyerang Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta,” katanya.

Dia merasa Menlu Malaysia Dato Seri Anifah Aman telah gagal menyampaikan perasaan Malaysia terhadap Indonesia. Hal itu seiring dengan berlanjutnya aksi protes di Jakarta, antara lain dengan pertunjukan spanduk bertuliskan kalimat bernada menyerang.

One response to “Indonesia Adalah Negara Yang Paling Tidak Pintar Diplomasi

  1. memang faktanya seperti itu, tapi saya kira tidak cukup hanya dengan komentar keprihatinan tapi juga dengan solusi

Leave a comment