Junta Militer Myanmar Disambut Meriah Di India


Pemimpin junta militer Myanmar Jenderal Than Shwe disambut dengan karpet merah dalam kunjungan di New Delhi, India, Selasa (27/7). Jenderal Than Shwe diterima di Istana Kepresidenan India dengan upacara penghormatan kenegaraan yang megah.

Kunjungan berlangsung di tengah kritik aktivis dan organisasi hak asasi manusia (HAM) di pelbagai negara.

Upacara kenegaraan, yang biasanya digelar di lapangan, dipindahkan ke dalam Istana karena hujan deras.

Than Shwe bertemu dengan Menteri Luar Negeri SM Krishna dan mengadakan pembicaraan resmi dengan Perdana Menteri (PM) Manmohan Singh.

PM Manmohan Singh ditekan aktivis kemanusiaan untuk mengangkat isu penyiksaan dan pelanggaran HAM di Myanmar.

Jenderal Than Shwe, yang memimpin penumpasan aksi rohaniwan Buddhis prodemokrasi dengan kekerasan pada tahun 2007, mendatangi mausoleum Pahlawan Kemerdekaan India dan Pejuang Antikekerasan Mahatma Gandhi.

Than Shwe menandatangani sejumlah kesepakatan, seperti pencegahan penyelundupan senjata dari India ke Myanmar. India dan Myanmar berbatasan darat sepanjang 1.650 kilometer.

Bank EXIM India menyediakan kredit 60 juta dollar AS (sekitar Rp 540 miliar) kepada Myanmar untuk membiayai proyek pembangunan rel kereta api.

India turut mendorong kerja sama sektor migas dengan rencana mengimpor gas. Untuk itu disiapkan dana 1 miliar dollar AS demi mengembangkan sektor migas di Myanmar.

Than Shwe didampingi Menteri Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi U Soe Tha yang menekankan hubungan sangat baik antara Myanmar dan India.

”Kita berharap sektor swasta India bekerja sama dengan kami,” ujar Soe Tha di hadapan para pengusaha setempat.

Kelompok HAM di seluruh dunia mengecam keputusan India untuk menerima secara resmi dan megah terhadap diktator militer Myanmar berusia 77 tahun itu. Hampir seluruh negara Barat mempertimbangkan menjatuhkan sanksi terhadap rezim militer Myanmar.

Human Rights Watch (HRW) yang berpusat di New York menyatakan, India telah menggadaikan seruan aktivis HAM untuk mengembangkan kerja sama strategis demi mengimbangi pengaruh China di Myanmar.

”Manmohan Singh harus menegaskan sikap kritis terhadap undang-undang pemilu Myanmar dan pelanggaran HAM di sana,” ujar Direktur HRW Asia Elaine Pearson.

India tinggalkan Suu Kyi

India semula menjadi pendukung utama pejuang demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi. India mendorong demokratisasi Myanmar.

Namun, selepas medio dekade 1990-an, India meninggalkan Suu Kyi dan mendekati junta militer Myanmar demi kepentingan pertahanan serta kebutuhan energi dalam negeri.

China selama ini menjadi sekutu utama Myanmar. China mengeksploitasi sumber daya alam Myanmar. Perdana Menteri China Wen Jia Bao mengunjungi Myanmar bulan lalu dan menandatangani kerja sama perdagangan, keuangan, dan teknologi.

India saat ini memanfaatkan kunjungan Than Shwe untuk membantu mengatasi gerakan separatis di timur laut India yang berbatasan dengan Myanmar. Mereka juga bekerja sama untuk menumpas jaringan perdagangan narkoba.

”Kepentingan nasional India terletak pada keberadaan Myanmar yang stabil dan tidak berpihak dalam hubungan dengan India dan China,” ujar Direktur Pusat Studi Perang Darat Gurmeet Kanwal.

Kunjungan Than Shwe selama lima hari ke negara demokrasi terbesar di dunia itu bisa menjadi alasan pembenaran pelaksanaan pemilu Myanmar mendatang yang dikontrol junta militer.

Leave a comment