Dua Ribu Tentara Dikerahkan Untuk Memburu Narapidana


Sebanyak 2.000 tentara disebar ke Pulau Basilan, Filipina selatan, Senin (14/12), untuk memburu para militan kelompok Abu Sayyaf dan 31 narapidana yang kabur dari penjara pada hari Minggu. Pemerintah marah besar karena militan berperan aktif menyerang dan menjebol penjara, di antara gerombolan narapidana yang kabur itu terdapat dua unsur pimpinan gerilyawan Abu Sayyaf.

Seorang komandan militer senior mengatakan, dalam perburuan di hari pertama itu, petugas menembak mati seorang buronan kelompok Abu Sayyaf yang terkait erat dengan Al Qaeda. Buronan ini pernah terlibat dalam aksi pemenggalan kepala 10 marinir di Basilan pada Juli 2007. Beberapa narapidana (napi) menyerah, tetapi yang lain belum.

Mayor Jenderal Benjamin Dolorfino menyalahkan 11.000 aktivis Front Pembebasan Islam Moro (MILF) terkait penyerangan terhadap penjara Basilan, Minggu. Dalam insiden itu, seorang sipir dan salah satu dari kelompok penyerang yang diduga kuat dari MILF tewas.

Dolorfino mendesak 10 aktivis MILF, termasuk dua unsur pimpinannya, yang lolos dari penjara, untuk menyerahkan diri. Juru bicara kelompok pemberontak, Eid Kabalu, mengatakan, sekelompok orang yang menyerang penjara pada hari Minggu itu untuk membebaskan lima orang rekannya. Salah satu napi adalah seorang komandan kunci, Dan Asnawi, sedangkan salah satu dari kelompok penyerang adalah keponakan Dan Asnawi.

Serangan terhadap penjara Basilan menegaskan semakin kompleksnya konflik bersenjata di Filipina selatan. Wilayah miskin ini selalu dibalut oleh persoalan riuhnya perdagangan senjata api, pelanggaran hukum, aksi pemberontakan kelompok Muslim yang berpusat di Moro, dan ekstremis Abu Sayyaf. Pada 23 November sebanyak 57 orang dibantai di wilayah Maguindanao

Leave a comment