Pembersihan Entik Muslim Sunni Terjadi Di Irak


Gambar satelit yang diambil pada malam hari memperlihatkan wilayah permukiman padat kaum Sunni di Baghdad mulai dikosongkan menjelang penambahan tentara AS pada tahun, ungkap isi laporan yang dipublikasikan Jumat, sebagaimana disiarkan Reuters.

Gambar tersebut mendukung pendapat organisasi pengungsi internasional dan para ahli Irak bahwa perubahan utama penduduk adalah faktor penting dalam menurunnya bentrokan antar-aliran, terutama di ibukota Irak tersebut, pusat pertumpahan daran yang telah menewaskan puluhan ribu orang.

Kelompok minoritas Arab Sunni diusir dari berbagai permukiman oleh masyarakat Syiah, yang marah oleh pemboman Masjid Samarra pada Februari 2006.

Pemboman tersebut, yang dituduh dilakukan oleh kelompok Sunni Al-Qaeda memicu gelombang bentrokan sektarian.

“Dengan dilakukannya penambahan (tentara AS), banyak sasaran konflik telah tewas atau meninggalkan negeri ini,” kata ahli geografi John Agnew dari University of California, Los Angeles, yang memimpin studi itu, dalam satu pernyataan.

Sebanyak dua juta orang Irak kehilangan tempat tinggal, sementara dua juta orang lagi telah mengungsi di negara tetangga Irak, Suriah dan Jordania. Permukiman yang sebelumnya memiliki keragaman aliran agama di Baghdad menjadi daerah kantung Syiah dan Sunni.

Studi itu, yang disiarkan jurnal Environment dan Planning A, menyediakan bukti tambahan mengenai konflik etnik di Irak, yang mencapai puncaknya tak lama sebelum Presiden AS George W. Bush memerintahkan penggelaran sebanyak 30.000 tambahan tentara AS.

Mereka mengatakan, cahaya malam di Kota Sadr, yang didominasi kaum Syiah, tetap terlihat, begitu juga dengan sinar di daerah pemerintah dan diplomatik Zona Hijau di Baghdad tengah. Sinar meningkat di kabupaten Baghdad Baru, daerah lain kantung Syiah.

Kajian satelit juga telah digunakan untuk membantu memetakan penempatan paksa di Myanmad dan pembersihan etnik di Uganda

Leave a comment