Kronologis TKW Indonesia Di Hukum Pancung Di Arab Saudi Setelah Dipukuli Majikannya


Suara Een Nuraeni masih tercekat. Perempuan 36 tahun ini baru saja kehilangan ibunya, Ruyati binti Satubi, tenaga kerja Indonesia yang dihukum pancung di Arab Saudi pada Sabtu 18 Juni 2011. “Pertama kali mendapat kabar dari Migrant Care semalam, tapi baru ditelepon pihak Kementerian Luar Negeri tadi pagi,” ujar Een ketika dihubungi lewat telepon, Minggu 19 Juni 2011.

Ruyati binti Satubi Saruna, 54 tahun, dipancung di Mekah, Arab Saudi karena terbukti bersalah membunuh wanita Saudi, Khairiya binti Hamid Mijlid, yang juga istri majikannya. Dia mengakui perbuatannya itu di persidangan. Een mengatakan terakhir kali berbicara dengan ibunya pada akhir Desember 2010. “Waktu itu malam tahun baru menjelang 2011, ibu bilang mau mengirim uang ke Indonesia,” katanya.

Empat belas hari setelah telepon itu, Een mendapat kabar dari teman ibunya, bahwa Rubiyati terjerat kasus hukum. Dia diduga membunuh istri majikannya. “Saya ingat betul, tanggal 14 Januari 2011, teman ibu saya telepon memberi tahu kasus itu,” ujar anak pertama Rubiyati ini.

Menurut Een, ini adalah ketiga kalinya ibunya berangkat ke Arab Saudi pada 2008. Selama bekerja di Arab Saudi, kata Een, ibunya tak pernah mengeluh, tapi dia mendapat cerita dari seorang teman ibunya bahwa majikan ibunya sangat kasar.

“Ibu sering dilempar sandal oleh majikannya,” kata Een. Selain dilempar sandal, dia juga kadang dipukul dan pernah 7 bulan tidak dibayar gajinya. Terakhir, menurut Een, dia didorong majikannya dari tangga hingga kakinya patah. “Kejadian itu 3 bulan sebelum pembunuhan,” ujar Een.

Selain mendapat perlakuan kasar, Ruyati juga sering kelaparan. Bahkan, dia sering tak boleh buka puasa. “Apakah itu bukan biadab namanya,” kata Een. Ruyati meninggalkan tiga orang anak, yakni Een Nuraeni, Evi Kurniati, Irwan Setiawan, dan tujuh orang cucu.

Tenaga kerja wanita asal Indonesia dilaporkan telah dieksekusi pancung di Arab Saudi pada Sabtu, 18 Juni 2011. Laman alriyadh.com menulis, Ruyati binti Satubi Saruna dipancung di Mekah lantaran terbukti bersalah membunuh wanita Saudi, Khairiya binti Hamid Mijlid.

“Wanita Indonesia itu telah mengakui kejahatannya,” begitu pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi. Hukuman tersebut sebagai tindak lanjut keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi. Belum diketahui motif pembunuhan yang dilakukan Ruyati. Beberapa media resmi Arab hanya melaporkan wanita asal Indonesia bersalah membunuh dengan menyerang korbannya berulang kali pada kepala dan menikam bagian leher menggunakan pisau dapur.

Hukum pancung sejatinya ditentang dunia. Misalnya, Amnesty Internasional telah lama mengutuk penggunaan hukuman pancung di Arab Saudi. Namun, eksekusi serupa terus berlangsung. Selama 2011 ada 27 orang yang terkena pancung yang mayoritas warga negara asing.

Nasib tragis menimpa Ruyati binti Satubi, 54 tahun. Warga Desa Sukaderma, Kecamatan Sukatani, Bekasi, ini tewas di tangan algojo Kerajaan Arab Saudi. Ia dieksekusi hukum pancung gara-gara terbukti membunuh majikannya. Ruyati yang berstatus janda meninggalkan 3 anak kesayangannya.

Bagaimana Ruyati sampai mengalami nasib naas itu? Inilah kronologinya.

September 2008
Ruyati binti Satubi pergi ke Arab Saudi dengan Sponsor PT Dasa Graha Utama. Ini adalah keberangkatan yang ketiga kalinya. Keluarga sempat melarang, tapi Ruyati berkeras berangkat untuk bekal hari tua.
Selama satu bulan di penampungan keluarga menengok 3 kali.

31 Desember 2009
Kontak terakhir Ruyati dengan keluarganya di Bekasi. Ruyati pernah mengeluh pada keluarga majikannya suka berlaku kasar kepadanya. Ia mengaku sering ditimpuk sandal. Majikannya jarang memberi makan, saat berbuka puasa pun majikannya tidak pernah memberi makan. Bahkan 7 bulan gajinya tidak dibayar.

10 Januari 2010
Ruyati binti Satubi dituduh membunuh majikan perempuannya bernama Khairiya Hamid binti Mijlid dengan pisau dapur.

Mei 2010
Ruyati diadili pertama kali, terancam hukuman qisas atau setimpal dengan perbuatannya. Misal, membunuh dijatuhi hukuman dibunuh. Di pengadilan ia mengakui perbuatannya itu.

Maret 2011
LSM Migrant Care melaporkan sejumlah tenaga kerja Indonesia terancam hukuman mati di Arab Saudi, termasuk Ruyati.

Mei 2011
Ruyati diadili lagi, dijatuhi hukuman qisas.

Sabtu, 18 Juni 2011
Ruyati dieksekusi pukul 15.00 WIB di Kota Makkah, menjadi orang ke-28 yang dieksekusi pada tahun ini. Jenazah langsung dimakamkan.

Sabtu, 18 Juni 2011
Migrant Care mengontak keluarga Ruyati, tapi belum tega mengabarkan berita hukum pancung.

Minggu, 19 Mei 2011
Keluarga mendapat kabar resmi dari Kementerian Luar Negeri. Keluarga yang diwakili anak sulungnya, Een Nuraeni, 36 tahun, memberi kuasa kepada Migrant Care untuk memulangkan jenazah Ruyati.

Berita duka kembali datang dari Arab Saudi. Tenaga kerja wanita asal Indonesia dilaporkan telah dieksekusi pancung di Arab Saudi pada Sabtu, 18 Juni 2011. Laman alriyadh.com menulis, Ruyati binti Satubi Saruna dipancung di Mekah lantaran terbukti bersalah membunuh wanita Saudi, Khairiya binti Hamid Mijlid.

“Wanita Indonesia itu telah mengakui kejahatannya,” begitu pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi. Hukuman tersebut sebagai tindak lanjut keputusan Mahkamah Agung Arab Saudi.

Pemerintah Indonesia pun bereaksi. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengecam Pemerintah Arab Saudi karena tidak memberi tahu eksekusi ini. “Kami mengecam dan menyayangkan Pemerintah Arab Saudi mengabaikan hukum internasional,” ujarnya kepada Tempo melalui sambungan telepon, Minggu 19 Juni 2011. Berikut petikan wawancara dengan Menteri Luar Negeri.

Benarkah ada Tenaga Kerja Indonesia yang dipancung di Arab Saudi?
Benar, Pemerintah Indonesia mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga Almarmumah. Kami sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga secara intensif.

Bagaimana dengan jenazah almarhumah, apakah akan dipulangkan ke Indonesia?
Jenazah Ruyati saat ini sudah dimakamkan di Arab Saudi.

Benarkah Ruyati terlibat kasus pembunuhan?
Ya dan almarhumah mengakui hal itu di persidangan. Almarhumah mengakui membunuh istri majikannya dengan cara membacok dan menusuk lehernya dengan pisau dapur. Karena kasus pembunuhan, ketika masuk pengadilan ancamannya hukuman mati. Namun, kami terus memberi perlindungan dengan mendampinginya ketika menjalani proses persidangan sejak awal, kasasi, sampai tahap pengampunan.

Apa langkah pemerintah selanjutnya?
Pertama kami ingin menyampaikan bahwa kami mengecam dan menyayangkan Pemerintah Arab Saudi tidak memberitahu soal eksekusi almarhumah Ruyati. Kemudian, kami akan memanggil Duta Besar RI di Riyadh dan akan meminta keterangan Duta Besar Arab Saudi di Jakarta besok.

Jadi, pemerintah Indonesia tidak tahu bahwa Ruyati akan dieksekusi?
Ya, kami tidak tahu almarhumah akan dieksekusi pada Sabtu 18 Juni 2011. Karena itu kami mengecam Pemerintah Arab Saudi. Kami sangat menyayangkan Pemerintah Arab Saudi mengabaikan hukum internasional.

15 responses to “Kronologis TKW Indonesia Di Hukum Pancung Di Arab Saudi Setelah Dipukuli Majikannya

  1. stupid saudi arabian people the are selfish

  2. stupit saudi, arabian people got no brain to tink, we are the same human need to help each oder, not to hurt each oder. All arabian people tink about this

  3. ngko orang arab tpi hti mrka begito keji seperti binatang

  4. kenapa sampai sekarang pihak pemerintah indonesia tidak ada tindakan mengecam lebih keras kepada pemerintah arab saudi?
    apakah pemerintah indonesia sudah tuli,atau sudah kekenyangan makan duit haram di negara sendiri.
    di malaysia bermacam macam tindakan kepada rakyat indonesia,
    di arab saudi pun sedemikian juga.
    saya benci ketidak tegasan pemerintah indonesia,
    rakyat sana sini sengsara,saya bangga jadi rakyat indonesia…

  5. sebenarnya kejadian seperti ini akan berulang kembali seterusnya ,bila mana pemerinta kita tidak tegas dalam menangani masalah,masih banyak ruhayati ruhayati lainnya menunggu gilirannya untuk dipancung.hanya satu stop kirim tkw ke saudi biar dia tahu rasa klu ga ada pembantu gmn rasanya.jngn kita terlalu takut sama saudi buktinya pilipina bagus cara melindungi rakyatnya disaudi contoh negara pilipina.jngn sok pinter sendiri.klu memang kita kepingin di hargai ama negara orang.

  6. beberapa kali aku tulis di pos comen , pemerintah wajib pantau tki/tkw selama kontrak , keluarga setiap 1–2 kali sebulan kontak denganya, apabila tak jawab, pasti ada masalah , selanjutnya pemerintah/lembaga yang ditunjuk melakukan cek , maka apabila terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan bisa secepatnya dapat ditolong, ayo pemerintah didesak masalah perlindungan tkw ini , kasihan kan ,masak disiksa ,tak diberimakan,di hina …………………………………………………………………..

  7. dalam perjanjian tkw berhak bawa hp, dimanapun ia berada , baik diarab, malaysia dsb , apabila dihubungi keluarga tak nyambung keluarga wajib lapor kepada pemerintah, demi keselamatan anak bangsa , apa sih sulitnya ………………………………..aku heran sebagai penguassa kak tak tanggap, tak peduli ,acuh tak acuh , baru setelah kejadian ber ulang-ulang baru ribut, namum sudah terlanjur mati, apa kita menunggu harus ada yang mati lagi,stop ajalah tkw ke araab,lebih baik tak makan dari pada mati di tiang gantungan, LEBIH BAIK HINA DARI PADA DAPAT SIKSA

  8. Negara kita semakin hari semakin terpuruk,,,
    Trus menerus di permainkan oleh negara2 lain,,,,,,,,
    Sungguh malang……………….!!!
    Itu karena pemerintahan kita gak becus,dan pngecut mengambil tindakan,,,
    Kalau sudah begini baru banyak bacot,,,
    kalo cuma ocehan dan raungan Anak kecil jg bisa.

    pesan Buat Pemerintah Arab Saudi terutama kpada aLgojo Arab Saudi,,,,,
    Negara Biadab,,,,,,,,,,,
    Warganya juga Galil Adab,,,,,,,,
    Negara yg Mencoreng Citra Islam…..

  9. ARAB NEGARA BIADAB.. KEJAM & ANGKUH… XAN HANYA MNGOTORI ISLAM QT SAJA & INDONESIA HRUSLAH LBH TEGAS.. LINDUNGI SAUDARA2 TKI QT YG SDG MNGAIS SDKIT REZEKI D NEGRI ORG.. SYA KCEWA DGN SMUA INI (u_u)

  10. Org2 arab ngaku nya islam tapi lbh biadab daripada org2 kafir..

  11. Sekali kali yg dipancung konglomerat atau bangsawan arab, jngn TKW melulu. nasib org2 kecil memang menyedihkan.. tertindas dan teraniaya.

  12. maap saya sedikit komentar kepada pemerintah kita terutama bapak sby cobalah tegakan terhadap rakyatmu/tki yang berada di luar negri terutama di saudia maupun di malasia bangkitlah jangn tidur terus itulah kewajiban mu jangan takut mati demi rakyatmu wasalam…..

  13. ayo mahasiswa bergerak !!! jangan bisanya demo2 yang gak penting liat tuh berita di tv. tkw indonesia kita di aniyaya coba buktikan klo kamu2 bisa mengatasinya.. jangan bisanya bikin onar sama keributan yg gak penting… masalah korupsi sudah biasa.. itu adalah budaya leluhur percuma di permasalahkan…. ayo kawan bangkit negara kita ini mau jadi apa klo yang muda muda diem aja kaya ayam sayur……

  14. bagaimana kabar terbaru dari ayah saya yang bernama H.moch zaini asal desa kebun, bangkalan kota madura.
    tolong secepatnya agar di tindak lanjuti.

    terima kasih.
    TKI yang di tahan di mekah selama 6 tahun sudah.
    kasus tuduhan pembunuhan.
    kabari saya di number phone : 085733447032.

  15. impas
    nyawa ganti nyawa
    apalagi Ruyati membunuh dg sadis nenek2 berusai 7- thn

    TKI Ruyati adalah TKI ilegal karena berusia diatas 40 thn
    setahu saya orang yg usianya lebih dr 35 thn TIDAK BOLEH menjadi TKI di luar negri
    tapi kok bisa?!?!
    apakah Ruyatinya, PJTKI-nya, atau pihak2 ttt yg memalsukan identitas?
    belom lagi bagaimana mungkin pihak imigrasi bisa membuatkan paspor dan visa buat Ruyati?
    trus anak2 melah membiarkan ibunya yg udah tua bekerja di luar negeri, harusnya anak2nya yg menghidupinya
    trus Ruyati menjadi perawat buat Khairiya binti Hamid Mijlid nenek2 yg berusia 70-an thn
    dia(Khairiya binti Hamid Mijlid) memang bukan majikan yg baik dan juga memaki karena kerjanya Ruyati nggak memuaskan soalnya Ruyati sudah terlalu tua 54 thn
    dia (Khairiya binti Hamid Mijlid) ingin dirawat oleh yg lebih muda

    nah kalo nngak suka dg majikannya kan bisa minta berhenti atau kabur atau menghubungi agen atau pihak kedubes atau polisi setempat
    bukan dg cara membunuh majikannya
    ibaratnya kalo ada orang memaki/menghina kamu, masak harus dibalas dg membunuh
    apalagi media masa sempat memberitakan bhw Ruyati membunuh karena mau diperkosa oleh majikannya
    ini artinya majikannya yg dibunuh adalah pria
    padahal majikannya yg di bunuh adalah Khairiya binti Hamid Mijlid nenek2 yg berusia 70-an thn

    jadi kalo saya melihat kasus ini adalah impas
    HUKUM QISHASH (setimpal)
    nyawa ganti nyawa
    membunuh, dihukum bunuh
    dosanya Ruyati membunuh orang lain (majikannnya) insya ALLAH lunas
    tapi dosa majikannya yg suka menghinanya, insya ALLAH dibayar diakhirat

    tapi jangan menyalahkan seluruh orang2 Arab Saudi, dr rajanya sampe bayi yg baru lahir
    tapi jangan menyalahkan HUKUM QISHASH-nya, karena hukum QISHASH adalah hukum ISLAM

Leave a comment