Misteri Ahmed Omar Saeed Sheikh Sang Pembunuh Osama Bin Laden


Baca: Osama Bin Laden Tewas Dalam Operasi Pasukan Khusus Selama 40 Menit

AHMED Omar Saeed Sheikh, anak pengusaha industri pakaian di Inggris, memilih berjihad di Bosnia ketimbang menyelesaikan kuliah Matematikanya di London School of Economics. Seusai di Bosnia, dia hijrah ke Pakistan.

Polisi India menangkap Saeed Sheikh yang cedera dalam baku tembak di pinggiran kota New Delhi, 1994. Menurut polisi, ia terlibat dalam penculikan tiga wisatawan asal Inggris dan seorang warga AS.

Bersama dua teroris lainnya, Sheikh diterbangkan ke Kandahar, Afganistan, Desember 1999, memenuhi tuntutan pembajak pesawat terbang Air India bagi pembebasan 150 penumpang yang disandera.

Dalam memoarnya in the Line of Fire (2006), mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf menulis bahwa intelijen Pakistan (Inter-Services Intelligence/ISI) merekrutnya tahun 1993. Belakangan, kalangan ISI menyebut Saeed Sheikh sebagai aset CIA.

Benazir Bhutto

Saat ini Saeed Sheikh (36) mendekam di penjara Karachi, menunggu eksekusi mati. Mahkamah Militer Pakistan menjatuhkan hukuman gantung, Mei 2002. Ia dinyatakan terbukti mendalangi penculikan dan pembunuhan Daniel Pearl, wartawan The Wall Street Journal.

Pearl diculik di pinggiran kota Karachi, 23 Januari 2002, saat melakukan investigasi mengenai keterlibatan ISI dan CIA dalam peristiwa 11 September. Polisi berpendapat, Pearl tewas dieksekusi, 30 Januari. Namun, mayatnya baru ditemukan dengan kepala terpisah, Mei 2002.

Saeed Sheikh dihadapkan di mahkamah militer, April 2002. Rencananya, sidang akan selesai dalam sepekan, tapi ternyata berlangsung hingga 3 bulan. Lokasi sidang tiga kali berpindah akibat
ancaman bom. Terakhir sidang dilakukan di bungker salah satu penjara. Selain itu, penuntut umum juga tiga kali berganti. Mereka mengundurkan diri setelah muncul ancaman terhadap keselamatannya.

Tidak seperti teroris lainnya yang langsung diterbangkan ke penjara rahasia CIA, kali ini Pemerintah Pakistan menolak menyerahkan Saeed Sheikh. Presiden Pervez Musharraf dikabarkan memilih menggantung Saeed Sheikh ketimbang menyerahkannya kepada AS.

Saeed Sheikh dianggap terlalu banyak mengetahui aktivitas rahasia ISI dan hubungannya dengan berbagai kelompok teroris. Posisi Pakistan akan runyam jika hal ini terungkap.

Dalam acara Frost over the World, yang ditayangkan televisi Aljazeera (2/11/2007), mantan PM Pakistan Benazir Bhutto mengatakan, Osama bin Laden telah tewas dibunuh. Pelakunya adalah Saeed Sheikh.

Sir David Frost yang mewawancarai Bhutto tidak mengejarnya dengan pertanyaan, dari mana informasi itu diperoleh, serta kapan, di mana, dan bagaimana Osama bin Laden dibunuh.

Benazir Bhutto sendiri tewas dibunuh di kota Rawalpindi pada bulan berikutnya, 27 Desember 2007. Tidak jelas apakah peristiwa ini terkait atau tidak dengan pernyataannya tentang tewasnya Osama bin Laden.

Namun, apakah mungkin Saeed Sheikh membunuh Osama bin Laden?

Menyelamatkan konspirasi

Pascaperistiwa 11 September, Kepala ISI Letjen Mahmoud Ahmed dua kali menemui Mullah Omar di Kandahar. Selain itu, keduanya kerap bertukar pikiran melalui telepon.

Pada saat bersamaan, Omar Saeed Sheikh yang dekat dengan Letjen Mahmoud disebut-sebut sebagai penghubung ISI dengan Osama bin Laden (Pittsburgh Tribune-Review, 03/03/02). Ia adalah satu-satunya orang yang mengklaim beberapa kali bertemu Osama bin Laden pasca-11 September. Menurut polisi, Saeed Sheikh ikut membantu memproduksi rekaman wawancara Osama bin Laden pada awal Januari 2002.

Hubungan Letjen Mahmoud dengan Saeed Sheikh terungkap setelah intelijen India (Research and Analysis Wing/RAW) berhasil menyadap percakapan keduanya melalui telepon seluler. Dalam satu percakapan, Agustus 2001, Letjen Mahmoud menginstruksikan Sheikh mentransfer 100.000 dollar AS ke dua rekening Muhammad Atta di Florida, AS. Atta adalah orang yang memimpin pembajakan pesawat terbang dalam peristiwa 11 September.

Walaupun FBI telah membuktikan kebenaran transfer uang tersebut, hingga sekarang Letjen Mahmoud belum pernah diperiksa. AS tetap menuding Osama bin Laden dalang peristiwa 11 September.

Dalam konteks demikian, kematian Osama bin Laden menjadi penting agar konspirasi di balik 11 September tidak terungkap. Presiden AS George W Bush menolak permintaan Mullah Muhammad Omar, pemimpin tertinggi Taliban di Afganistan, agar AS menyerahkan bukti-bukti keterlibatan Osama bin Laden dalam peristiwa 11 September. Bukti-bukti itu menjadi dasar hukum mengekstradisi Osama bin Laden ke negara ketiga yang netral.

Persembunyian Bin Laden

Sejauh ini AS tetap mengesampingkan kemungkinan tewasnya Osama bin Laden. “Ia bersembunyi jauh di wilayah suku-suku sebelah utara Pakistan, berbatasan dengan Afganistan,” kata Leon Panetta, Direktur CIA, kepada ABC News (27/01). Panglima Komando Militer AS di Afganistan Jenderal
David Petraeus berpendapat sama.

Selain itu, AS juga membantah pendapat bahwa Osama bin Laden tewas, Desember 2001, dalam pengepungan di kawasan Tora Bora, puncak pegunungan Hindu Kush yang bersalju dengan ketinggian 14.000 kaki di perbatasan Afganistan-Pakistan.

Dalam Laporan Komisi Luar Negeri Kongres AS, Tora Bora Revisited, 2009, dikemukakan, dalam pengepungan selama dua pekan, setiap hari rata-rata 100 sortie pesawat pembom taktis dan pesawat tempur AS menjatuhkan bom di Tora Bora, termasuk bom seberat 5 ton.

Osama bin Laden dan pengawalnya berhasil meloloskan diri ke wilayah Pakistan, pertengahan Desember 2001, setelah memecundangi komandan milisi yang melakukan pengepungan.

Baru-baru ini, seorang pejabat NATO di Kabul, Afganistan, mengatakan, Osama bin Laden berada di sebuah rumah mewah di barat laut Pakistan. Mendagri Pakistan Rehman Malik membantah hal tersebut (CNN, 18/10). Sementara dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC beberapa waktu lalu, Presiden Iran Ahmadinejad mengatakan, Osama bin Laden bersembunyi di Washington.

Dipalsukan

Walaupun banyak pendapat tentang keberadaan Osama bin Laden, tidak seorang pun pernah melihatnya sejak AS membombardir Tora Bora. Ia lenyap seperti ditelan bumi. Sejak itu pula pembicaraan mengenai Osama bin Laden tidak lebih dari sekadar spekulasi.

Meskipun kemudian bermunculan rekaman video maupun rekaman suaranya di berbagai situs internet, keasliannya diragukan. Intelijen Israel berpendapat, rekaman pascatahun 2001 merupakan hasil rekayasa (World Tribune, 16/10/02).

Dari hasil tes suara yang dilakukan Dalle Molle Institute for Perceptual Artificial Intelligence di Lausanne, Swiss, rekaman audio pernyataan Osama bin Laden tahun 2002 ternyata palsu (The Star, 28/11/02). Dua mantan agen CIA mengaku kepada wartawan The Washington Post (25/05) pernah memproduksi video palsu Osama bin Laden.

Pascaperistiwa 11 September hanya satu rekaman video Osama bin Laden dan satu pernyataannya di media cetak yang diakui otentik yakni, wawancara dengan televisi Aljazeera (16/09/01) dan surat kabar Ummat, Karachi (28/09/01).

Dalam dua wawancara itu, Osama bin Laden membantah keterlibatannya dalam peristiwa 11 September. “Sebagai seorang Muslim, saya berusaha yang terbaik untuk tidak berbohong. Banyak warga AS menunjuk jarinya ke arah saya. Saya menolaknya karena saya tidak melakukan hal tersebut
(serangan 11 September),” ujarnya. Ia menambahkan, dalam perang atau tidak, agama Islam melarang membunuh wanita dan anak-anak.

“Beristirahat”

Kini hampir 10 tahun keberadaan Osama bin Laden tidak diketahui. Satelit mata-mata AS dan alat pengintai elektronik lainnya tidak berhasil mendeteksi jejak pemimpin Al Qaeda tersebut. Padahal, setiap kali ia bergerak selalu disertai ratusan pengawal pribadi.

Surat kabar The New York Times (11/07/02) menulis, Osama bin Laden telah tewas dan dikebumikan di daerah pegunungan sebelah tenggara Afganistan, Desember 2001.

Kepala Lawan-Terorisme Badan Penyelidik Federal AS (FBI) Dale Watson berpendapat, Osama bin Laden mungkin telah wafat (BBC, 18/07/02). Ia mengaku tidak mempunyai bukti yang mendukung pernyataannya. Seperti halnya juga ia tidak dapat membuktikan pemimpin Al Qaeda itu masih hidup.

Menurut Presiden Afganistan Hamid Karzai, Osama bin Laden mungkin telah tewas (CNN, 07/10/02). Presiden Pakistan saat itu Pervez Musharraf berpendapat, Osama bin Laden kemungkinan telah wafat akibat penyakit ginjal yang dideritanya (CNN, 18/01/02).

Masih pada tahun yang sama, dalam wawancara dengan Reuters melalui e-mail, Mullah Omar mengatakan, “Osama bin Laden berada di tempat yang paling aman di alam semesta. Kini tidak seorang pun yang dapat mengganggunya.”

Ironisnya, hampir semua aksi “teroris” di belahan bumi dikaitkan dengan Osama bin Laden dan Al Qaeda. Beberapa teroris di Indonesia dikabarkan pernah bertemu Osama bin Laden. Kelompok bersenjata di Aceh malah tidak mau ketinggalan menggunakan nama Tandzim Al Qoidah Indonesia Serambi Makkah.

Leave a comment