Krisis Ekonomi Eropa Akan Mempengaruhi Dunia Secara Luar Biasa


Para petinggi negara mengekspresikan kekhawatiran pada pertemuan G-20 di Busan, Korea Selatan, Jumat (4/6), mengenai kesehatan perekonomian global. Mereka khawatir soal cara para pemimpin di zona euro dalam mengatasi krisis yang telah mengguncang pasar global.

Menteri Perencanaan Afrika Selatan Trevor Manuel mengatakan, saat ini merupakan saat paling menantang bagi kelompok G-20, yang terdiri dari sejumlah negara maju dan berkembang. Para menteri keuangan serta gubernur bank sentral G-20 akan membicarakan masalah perekonomian selama dua hari.

Menurut Manuel, pertemuan itu merupakan kesempatan memutuskan soal kemungkinan terjadinya resesi ganda. ”Sangat penting bagi kita untuk memahami betapa rentannya pemulihan ekonomi,” ujarnya.

Polisi berpatroli dengan kapal-kapal kecil di pantai dekat hotel tempat pertemuan. Otoritas keamanan setempat meningkatkan penjagaan di Busan, tidak jauh dari tempat tertembaknya kapal selam Korsel.

Selain sepakat memberikan dana talangan sebesar 110 miliar euro untuk Yunani, 16 negara di zona euro juga memberikan sinyal soal pembentukan dana penyelamatan negara-negara yang dibelit utang. Jika digabungkan dengan dana dari Dana Moneter Internasional (IMF), total dana penyelamatan itu sebesar 750 miliar euro.

Pada awalnya, para investor menanggapi rencana tersebut dengan antusias. Namun, euro terus tertekan. Pasar khawatir negara yang tertimpa beban utang bukan hanya Yunani, melainkan juga negara-negara lain, seperti Portugal dan Spanyol.

”Pertama, saya tidak sependapat bahwa masalah Yunani telah berlalu. Kita belum berhasil keluar dari belantara resesi,” ujar Youssef Boutros-Ghali, Menteri Keuangan Mesir.

”Kedua, saya rasa masalahnya tidak mudah selesai. Langkah yang diambil memerlukan persyaratan implementasi yang cukup berat. Ada beberapa hal, apakah mereka akan dapat terus mengimplementasikan langkah yang berat seperti itu,” kata Boutros-Ghali, yang juga Ketua Komite Kebijakan IMF.

Pasar saham global juga telah terguncang dan tetap khawatir bahwa masalah di Eropa akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi global. ”Ketika kita beranggapan bahwa kita telah berada di akhir masalah, sebenarnya kita malah mendapati masalah baru,” ujar Direktur Pengelola Bank Dunia Ngozi Okonjo-Iweala.

Namun, Menteri Keuangan AS Timothy Geithner tetap mengungkapkan keyakinan bahwa perekonomian global tetap kuat walaupun ada riak-riak di Eropa. ”Saat ini perekonomian dunia dibayangi oleh kekhawatiran soal Eropa. Akan tetapi, saya rasa kita berada pada posisi yang lebih kuat untuk melewati semua ini,” ujar Geithner dalam wawancaranya dengan televisi CNBC.

Tawaran AS

Mengenai agenda pembicaraan para menteri dan gubernur bank sentral akhir pekan ini, Geithner mengatakan, G-20 akan berbagi komitmen. Di antaranya adalah soal penentuan standar bersama yang harus diterapkan di pasar finansial.

Aturan bersama itu antara lain berupa pembatasan risiko yang diambil para investor. Risiko terlalu besar dalam berinvestasi di bursa diyakini mendorong terjadinya krisis finansial tahun 2007/2008 yang merupakan krisis terburuk sejak era 1930-an.

Namun, agak sulit menyatukan komitmen itu. Misalnya, rencana pemungutan pajak bagi bank-bank global ditentang Kanada dan beberapa negara lain. Pajak ini dimaksudkan untuk menumpuk dana cadangan yang kemudian dipakai sebagai talangan jika perbankan memerlukannya.

Selama ini para pembayar pajak di beberapa negara harus mengeluarkan triliunan dollar AS untuk membantu perbankan yang bangkrut karena kesalahan internal bank.

Pada pertemuan G-20, para menteri juga akan membahas serangkaian pilihan kebijakan yang akan diajukan kepada para pemimpin mereka untuk disepakati pada konferensi tingkat tinggi di Toronto, Kanada, akhir bulan ini. Kebijakan dan komitmen itu harus lebih terarah dan lebih spesifik serta merupakan tindak lanjut dari pertemuan di Seoul.

”Setiap negara memiliki situasi perbankan yang berbeda sehingga kebijakan tunggal tak mungkin diterapkan,” ujar Sakong Il, Ketua Komite Presidensial G-20. ”Pemerintahan yang tergabung dalam G-20 akan mengevaluasi dampak kebijakan yang diajukan setiap anggota,” kata Sakong.

Pihak Amerika Serikat mengajukan kebijakan yang sifatnya meredam aksi-aksi spekulasi di pasar. Menteri Keuangan AS mengakui kebijakan yang diajukan akan memberi dampak besar terhadap perbankan global. ”Risiko akan bergerak ke tempat dengan peraturan paling lemah,” ujar Geithner kepada CNBC.

”Kita semua memiliki peran penting dalam memastikan bahwa kita memiliki satu perangkat standar dan konsisten untuk diberlakukan di pasar global, semua institusi global. Kita semua akan berupaya melakukan hal itu di sini dan akan mengukuhkan sebuah konsensus,” ujar Geithner lagi.

One response to “Krisis Ekonomi Eropa Akan Mempengaruhi Dunia Secara Luar Biasa

  1. oh my god..hard time investing

Leave a comment