Monthly Archives: December 2008

Korupsi Tetap Mewabah Di Asia

Potret penanganan korupsi di kawasan Asia masih belum menunjukkan banyak kemajuan. Meski Indonesia dicatat menunjukkan perkembangan yang bermakna, Filipina dan Malaysia justru menunjukkan penurunan, sedangkan Thailand dipandang belum banyak berubah dari sebelumnya.

Hal itu disampaikan organisasi Transparansi Internasional (TI) dalam laporan potret korupsi global 2008 yang dirilis pekan lalu, sebagaimana dilaporkan Reuters, Selasa (16/12).

Di antara negara-negara ASEAN, menurut TI, Kamboja dan Myanmar tergolong paling korup. Korupsi di Malaysia dan Filipina memburuk terkait tuduhan korupsi terhadap kepala negara mereka yang tidak pernah jelas tindak lanjutnya.

Korupsi kroni dan patron politik tertanam dalam di Malaysia, terutama karena sistem yang memberikan keistimewaan bagi etnis Melayu melalui kontrak- kontrak pemerintah yang cenderung akan diberikan kepada orang kaya, yang punya hubungan kuat dengan pejabat pemerintah.

Abdul Jalil Rashid, Manajer Investasi Aberdeen Asset Management Malaysia, menyatakan korupsi sebagai ”hambatan terbesar” bagi investasi di Malaysia. ”Juga ada kesenjangan transparansi yang kemudian mengarah kepada persepsi bahwa terjadi sesuatu yang tidak benar,” kata manajer yang mengelola dana 1,38 miliar dollar AS itu.

TI menyebutkan, posisi Indonesia membaik dalam penanganan korupsi. Fauzi Ichsan, ekonom pada Standard Chartered Bank di Jakarta, mengatakan, korupsi tidak lagi dilihat sebagai salah satu hambatan utama bagi investasi asing di Indonesia. ”Kampanye antikorupsi pemerintah cukup revolusioner,” kata Fauzi.

Di Thailand, tiga pemerintahan jatuh dalam waktu yang singkat terkait dengan korupsi. Potret penanganan korupsi di negara itu tidak bergerak maju.

Laporan tahunan ”Indeks Pembayar Suap” TI menyebutkan, perusahaan-perusahaan di negara yang ekonominya tumbuh besar, seperti China, India, dan Rusia, sering terlibat dalam kasus suap.

Tidak terkejut

Lembaga di kawasan Asia yang dipandang paling mudah tergoda menerima suap adalah parlemen Indonesia. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Muhaimin Iskandar mengaku tidak terkejut dengan penilaian TI. TI menyebutkan bahwa DPR sebagai parlemen Indonesia termasuk yang paling mudah tergoda untuk melakukan korupsi.

Penilaian itu muncul karena belakangan ini banyak terungkap kasus gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi yang melibatkan anggota Dewan dan hal itu banyak dipublikasikan media.

”Penilaian TI ini harus jadi pemicu bagi DPR untuk menegakkan aturan. Kalau perlu, pengaturan soal kode etik itu dimasukkan dalam Tata Tertib atau dalam Undang-Undang Susduk DPR agar lebih kuat,” kata Muhaimin.

Meski demikian, Muhaimin yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa menegaskan bahwa proses pembelajaran demokrasi di DPR baru berjalan sangat singkat, yaitu sekitar 10 tahun setelah reformasi.

DPR masih terus menata sistem. Badan Kehormatan DPR, misalnya, baru dibentuk 2004. Adapun Tata Beracara Badan Kehormatan DPR baru diselesaikan satu tahun belakangan.

Muhaimin tidak percaya bahwa korupsi merupakan budaya Indonesia. Dengan adanya aturan dan pelaksanaan yang tegas, dia yakin korupsi dapat diberantas. ”Jadi, satu-satunya cara adalah mempercepat penegakan aturan untuk mengontrol perilaku,” ucapnya.

Polisi dan bea cukai

Polisi Malaysia, dan petugas- petugas bea cukai Filipina juga tergolong paling mudah disuap. Secara keseluruhan, catatan soal negara masing-masing di kawasan ini tentang korupsi sangat beragam. Banyak negara telah melakukan upaya menghilangkan penyuapan, tetapi masalah tetap muncul. Masalahnya, perusahaan-perusahaan tidak lagi melihat kasus suap sebagai sebuah kejahatan.

Analis Bank Dunia, Daniel Kaufman, Aart Kraay, dan Massimo Mastruzzi, menyimpulkan dalam studi terbaru mereka, ”Kami tentu saja tidak mempunyai bukti tentang kemajuan berarti soal pemberantasan korupsi di semua pemerintahan di seluruh dunia.”

Pertumbuhan perdagangan internasional dan globalisasi dalam dua dekade terakhir justru memperluas kesempatan melakukan korupsi. ”Melalui globalisasi, kompetisi telah meningkat dan begitu juga kompetisi korupsi,” kata Presiden TI Malaysia Ramon Navaratman, sambil menambahkan, masih banyaknya insentif untuk korupsi.

Masuknya pebisnis besar baru dari India dan China yang mempunyai kebiasaan berbisnis berbeda dari pebisnis Barat membuat tindak korupsi dalam berbagai bentuk semakin meluas

Krisis Ekonomi Di Asia Akan Semakin Memburuk Pada Tahun 2009

Krisis ekonomi akan semakin memburuk di Asia pada 2009, seiring dengan merosotnya ekspor dari negara-negara Barat yang dilanda resesi, namun kondisi kawasan itu masih akan lebih baik ketimbang AS dan Eropa, para analis menyatakan.

Harapan Asia akan relatif lebih kebal terhadap krisis finansial global yang berasal dari AS meredup pada 2008, saat merosotnya permintaan di AS dan Eropa dirasakan di berbagai pabrik di seluruh benua itu.

Bahkan China, yang belakangan ini masih menikmati pertumbuhan dua digit, juga mengalami pukulan keras, dengan ekspor merosot untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun belakangan ini pada bulan lalu.

Prospek bagi Asia akan sangat, sangat keras,” kata Glenn Maguire, ekonom utama Asia pada Societe Generale di Hongkong.

Data terakhir memperlihatkan perekonomian Asia “tak hanya melambat pada kuartal keempat, tetapi tergelincir,” katanya kepada AFP.

Kami percaya resesi di Asia akan terjadi pada 2009, dengan pengcualian China, yang berada dalam posisi menggunakan kebijakan yang lebih keras untuk mendukung pertumbuhan,” tutur Maguire.

Kuartal pertama 2009 akan menjadi periode terkeras bagi kawasan itu, seiring dengan dilakukannya pengurangan produksi dan pemangkasan lapangan kerja untuk menghadapi pelembatan ekonomi,” kata para pakar.

Namun demikian, terulangnya krisis finansial Asia 1997 jilid dua dianggap sebagai hal yang tak mungkin terjadi.

Bank-bank Asia sebagian besar selamat dari sekuritas hipotek yang bermasalah, tak seperti banyak bank di Barat, sementara negara-negara Asia telah memiliki cadangan devisa yang besar untuk menghadapi kemungkinan melemahnya mata uang mereka

Pasukan Gabungan Menyerang Pemberontak Uganda Di Kongo Timur

Pemerintah Uganda, Republik Demokratis Kongo dan Sudan Selatan hari Minggu meluncurkan ofensif militer gabungan terhadap pemberontak Uganda utara di Garamba, Kongo timur, kata seorang jurubicara militer.

“Itu sebuah operasi gabungan… Kami menyerang pangkalan-pangkalan Tentara Perlawanan Tuhan (LRA). Operasi itu dimulai pagi ini,” kata jurubicara militer Uganda, Paddy Ankunda, kepada Reuters.

Ankunda mengatakan, mereka menyerang sejumlah kamp dan sejauh ini belum ada laporan mengenai korban.

Para pejabat dari Sudan Selatan dan Republik Demokratis Kongo belum bisa dihubungi untuk diminta komentar mereka mengenai laporan tersebut.

Ketiga pemerintah itu mencapai kesepakatan prinsip pada Juni untuk meluncurkan operasi militer bersama terhadap gerilyawan LRA — yang terkenal karena memutilasi korban mereka yang selamat dan menculik ribuan anak — jika pemimpin kelompok itu, Joseph Kony, tidak menandatangani sebuah perjanjian perdamaian final untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama dua dasawarsa.

Kony menuntut pembatalan dakwaan Pengadilan Kejahatan Internasional terhadap dirinya dan pembantu-pembantu utamanya sebelum mereka meninggalkan tempat persembunyian di hutan di Kongo timurlaut

Wartawan Irak Lempar Sepatu ke Arah Bush Karena Jengkel

Seorang wartawan Irak melempar kedua sepatunya ke arah George W. Bush, tanpa mengenainya, saat presiden AS berjabat tangan dengan Perdana menteri Irak di kantornya di Baghdad, Minggu, seorang wartawan AFP menyatakan.

Ketika kedua pemimpin bertemu di kantor pribadi Nuri Al-Maliki, seorang wartawan Irak yang duduk di deretan ketiga melompat, sambil berteriak: “Ini ciuman selamat tinggal anda”, dan melempar sepatunya satu per satu ke arah Presiden Bush.

Maliki bergerak melindungi Bush, yang tak terkena lemparan sepatu tersebut.

Seorang petugas keamanan Irak segera mengeluarkan wartawan itu dari ruangan, kata wartawan AFP. Beberapa jam kemudian wartawan tersebut dipecat dari kantornya karena melanggar kode etik jurnalistik.

Tribune Chicago Menjadi Perusahaan Penerbit Amerika Yang Pertama Bangkrut

Tribune Co menjadi penerbit surat kabar besar Amerika Serikat pertama yang menyatakan diri bangkrut. Dengan utang 13 miliar dollar AS atau Rp 156 triliun, perusahaan yang menerbitkan Chicago Tribune ini tak mampu lagi memenuhi kewajiban. Semua ini juga tidak lepas dari penghasilan iklan yang terus merosot.

Krisis keuangan menjadi penyebab penurunan pendapatan iklan. Krisis ternyata masih terus berlanjut. Pertanyaan yang ada, apa surat kabar AS berikutnya yang akan mengikuti jejak Chicago Tribune? Turunnya penerimaan dari iklan membuat kewajiban membayar utang banyak media AS terganggu. Analis, Selasa (9/12), menegaskan, banyak penerbit mulai berniat menjual media mereka. Ini pilihan terbaik ketimbang bangkrut.

Penerimaan iklan yang turun praktis melanda semua surat kabar dan media masa lainnya di AS. Jumlah pembaca juga mulai beralih ke internet. Konsumen dan pemasang iklan juga menangguhkan pemasangan iklan karena resesi ekonomi. Sekalipun banyak surat kabar yang masih meraih untung, mereka kini harus ekstra ketat menghitung arus kas untuk pembayaran bunga dan cicilan utang.

Tribune Co, yang juga pemilik The Los Angeles Times, The Sun of Baltimore, beberapa harian lainnya, Chicago Cubs, serta sejumlah stasiun radio, sudah terbiasa dengan utang besar.

Tribune Co punya kewajiban membayar utang 593 juta dollar AS pada bulan Juni. Penerbitan ini tadinya berupaya memperoleh likuiditas dengan menjual Chicago Cubs dan aset sport lainnya. Namun, langkah ini tidak mudah di tengah pasar yang ketat. ”Ini kasus yang ekstrem,” ujar Rick Edmonds, analis media pada Institut Poynter, di St Petersburg, Florida.

Sebenarnya, jauh sebelum Tribune Co mengajukan status bangkrut ke Pengadilan Delaware, Senin lalu, penerbit Journal Register Co juga mempertimbangkan status bangkrut. Dengan utang hampir 650 juta dollar AS, penerbit The New Haven Register (Connecticut) dan sejumlah harian ini kini diawasi ketat oleh para kreditor dengan batas akhir 16 Januari; batas akhir perusahaan ini harus menyelesaikan kewajibannya.

Bulan lalu The Yardley yang berbasis di Pennsylvania mengatakan, mereka akan menutup The Herald of New Britain dan The Bristol Press di Connecticut jika belum mendapat pembeli sampai 12 Januari. Mingguan Eleven Connecticut juga ditawarkan di pasar. Surat kabar di Michigan dan Philadelphia juga dijual sekalipun tidak merinci kondisinya.

Gagal bayar utang

Sejumlah perusahaan surat kabar juga gagal membayar kewajiban. The Star Tribune dari Minneapolis, September lalu, gagal membayar utang perkuartalan sebesar 9 juta dollar AS. Saat bersamaan, grup investasi pemilik The Philadelphia Inquirer dan The Philadelphia Daily News gagal membayar bunga utang. Kreditor harus mengadakan penjadwalan kembali.

Jaringan media seperti Freedom Communications Inc, yang memiliki The Orange County Register di California selatan, dan Media General Inc, yang menerbitkan Richmond Times- Dispatch di Virginia, juga sedang merundingkan kembali kewajiban utangnya. Jika perundingan ini gagal, secara teknis perusahaan ini bangkrut.

Morris Publishing Group LLC, yang menerbitkan The Florida Times-Union dan 12 harian lainnya, bulan Oktober lalu mengaku sukses dalam penjadwalan kembali utang. Hanya saja, persyaratan baru yang ada membuat Morris dalam tekanan menjual asetnya untuk bisa memperoleh likuiditas. Kecuali perusahaan ini menemukan investor baru.

Mike Simonton, analis surat berharga pada perusahaan pemeringkat Fitch, mengemukakan, sangat sulit menemukan pembeli di pasar yang lesu saat ini. Perundingan harus dilanjutkan untuk mendapat mitra strategis.

Pihak Morris dan Media Generals sejauh ini menolak berkomentar. Faktanya, perusahaan ini menjual stasiun radio untuk mendapat dana pembayaran utang sebesar 750 juta dollar AS per 30 September. Jumlah ini turun dari hampir 900 juta dollar AS pada awal tahun.

McClatchy, AH Belo Corp, dan Lee Enterprises Inc termasuk perusahaan penerbitan yang sukses menjadwalkan kembali utangnya. Penjadwalan kembali ini penting, khususnya untuk McClatchy yang berutang tahun 2006 untuk membeli grup surat kabar Knight Ridder. Knight Ridder merupakan salah satu grup penerbitan terbesar AS, pemilik The Sacramento Bee (California) dan The Miami Herald.

McClatchy Co bulan September lalu menyetujui penjadwalan kembali utang selama dua tahun untuk kewajiban utang sebesar 2 miliar dollar AS. ”Memberikan ruang,” ujar Pemimpin Eksekutif McClatchy Gary Pruitt, Selasa. Pruitt mengaku ”sedih” dengan status bangkrut Tribune.

Gannett Co, yang mempunyai utang 4 miliar dollar AS, masih cukup aman karena memiliki media populer, USA Today, satu dari sedikit media cetak dengan sirkulasi yang relatif stabil. Dave Novosel, analis surat berharga dari Gimme Credit, mengatakan, Gannett lebih baik daripada Tribune Co karena utang yang lebih kecil dan kas masuk yang baik.

Penerbitan lainnya yang kinerjanya bagus adalah The New York Times Co, yang punya surat kabar online nomor satu. New York Times Co punya kredit 400 juta dollar AS yang berakhir tahun depan.

Kebangkrutan Tribune Co jelas akan berdampak buruk bagi industri penerbitan. Mereka akan kian sulit memperoleh kredit baru. Kalau ada, biayanya akan semakin mahal. Kreditor juga akan menerapkan persyaratan yang lebih ketat dalam perundingan penjadwalan utang dengan perusahaan penerbitan. Kemungkinan perusahaan penerbitan bangkrut semakin terbuka. Soalnya, resesi dan krisis keuangan AS belum segera berakhir.

DK PBB Siapkan Resolusi Anti Perompakan Yang Memberi Izin Untuk Memburu Perompak Sampai Kedaratan Somalia

Amerika Serikat, Kamis (11/12), menyebarkan sebuah rancangan resolusi mengenai perompakan di lepas pantai Somalia. Resolusi itu ditujukan guna memberikan lampu hijau untuk memburu perompak bahkan sampai ke daratan Somalia.

Sumber diplomat menyatakan pertemuan pertama pejabat tingkat tinggi dilaksanakan hari Kamis. Jika perundingan berjalan mulus, draf resolusi itu diharapkan resmi menjadi resolusi pada Selasa mendatang.

Jika diterima, resolusi itu akan menjadi peraturan keempat dari Dewan Keamanan PBB sejak Juni terkait dengan perompakan di lepas pantai Somalia.

Dalam teks resolusi itu disebutkan, negara-negara yang telah terlibat dalam memerangi perompakan di lepas pantai Somalia diperbolehkan melakukan berbagai tindakan yang diperlukan hingga ke pantai Somalia, termasuk wilayah udara. Hal itu bertujuan menangkal mereka yang menggunakan wilayah Somalia untuk merencanakan, memfasilitasi, atau melakukan perompakan atau pembajakan bersenjata di laut.

Resolusi itu juga menyerukan kepada negara-negara dan organisasi-organisasi internasional agar membangun mekanisme kerja sama internasional untuk bertindak. Ini perlu sebagai pijakan bersama terkait berbagai aspek dalam memerangi perompakan di lepas pantai Somalia.

Pusat koordinasi

Resolusi itu juga mendorong dibentuknya sebuah pusat koordinasi informasi regional terkait perompakan di Somalia. Sedikitnya 17 kapal saat ini disandera para perompak Somalia.

Ketika memberikan sambutan pada sebuah konferensi di Nairobi, beberapa waktu lalu, Ahmedou Ould Abdallah, Utusan Khusus PBB untuk Somalia, menyerukan perlunya tindakan tegas melawan para perompak dan pendukungnya serta mendesak komitmen internasional lebih keras untuk menstabilkan Somalia.

”Meningkatnya perompakan sungguh di luar perkiraan. Hal ini mengancam kebebasan dan keselamatan perdagangan dunia,” kata Ahmedou Ould Abdallah

Mantan Pemimpin Nasdaq Ditangkap Karena Melakukan Bisnis Investasi Palsu Skema Ponzi Senilai 50 Milyar Dollar

Mantan pemimpin bursa Nasdaq, Bernard L Madoff, ditahan karena penipuan surat berharga di New York, Kamis (11/12) waktu setempat. Madoff (70) mendirikan Bernard L Madoff Investment Securities LLC.

Madoff diduga melakukan bisnis investasi palsu yang mengakibatkan kerugian sekitar 50 miliar dollar AS. Dia membuat bisnis investasi terpisah yang melayani 11-25 nasabah. Total dana yang diinvestasikan sekitar 17,1 miliar dollar AS, ungkap jaksa penuntut umum. Madoff dilepas setelah membayar jaminan 10 juta dollar AS. Dia menolak berkomentar ketika keluar dari pengadilan distrik di Manhattan.

Pengaduan kriminal yang ditandatangani agen FBI Theodore Cacioppi menyebutkan, Madoff pernah berkata kepada tiga karyawan bahwa bisnis investasi itu merupakan penipuan dan sudah bangkrut selama bertahun- tahun serta merugi sekitar 50 miliar dollar AS.

Skema Ponzi

Madoff juga mengatakan kepada para karyawan itu bahwa dia sudah ”habis” dan ”tak memiliki apa-apa lagi”, ”bisnis ini adalah omong kosong besar”, ”bisnis ini hanyalah skema Ponzi dalam skala besar”.

Skema Ponzi adalah investasi bodong yang menawarkan keuntungan sangat tinggi dengan memanfaatkan dana investor lain.

Para pegawai itu juga memahami bahwa pengakuan Madoff juga menunjukkan dia telah bertahun-tahun memberi keuntungan kepada beberapa investor dengan menggunakan dana investasi yang dia terima dari investor lain yang masuk belakangan. Surat pengaduan itu tidak mengidentifikasi siapa saja investor yang telah menjadi korban.

Cacioppi mengatakan, dua karyawan senior menyebutkan, Madoff sudah akan menyerahkan diri kepada pihak berwajib. Dia juga pernah menyerahkan dana 200 juta-300 juta dollar AS dari sisa uang yang dimiliki kepada karyawan terpilih dan beberapa keluarga dan teman.

Senat Menolak Mengucurkan Dana Talangan Untuk Industri Otomotif Setelah Para Pekerja Menolak Penurunan Gaji – Industri Otomotif Amerika Akan Mem PHK 3 Juta Pekerjanya Karena Bangkrut

Seperti yang dikhawatirkan sebelumnya, Senat Amerika Serikat menolak proposal pengucuran dana talangan bagi industri otomotif AS. Penolakan tersebut membuat ketidakpastian di kalangan investor menjadi-jadi dan pasar saham di kawasan Asia dan Eropa melemah seperti di Wall Street.

”Sudah berlalu,” ujar pemimpin mayoritas Senat AS Harry Reid di Washington, Kamis (11/12) malam waktu setempat. Penolakan Senat itu membuat nasib 3 juta orang terkait dengan industri otomotif tidak jelas.

Ketua Komisi Perbankan Senat AS Christopher Dodd (Demokrat) mengkritik kubu Republik yang tidak menolong peluncuran dana talangan. ”Saya sangat sedih, lebih dari itu, saya khawatir. Saya khawatir karena perekonomian akan menghadapi masalah lebih luas.”

Tekanan kemudian beralih ke Gedung Putih, dengan permohonan kepada Presiden George W Bush untuk mempertimbangkan melakukan intervensi dengan pendanaan darurat.

General Motors Corp (GM) dan Chrysler LLC mencari dana talangan miliaran dollar AS untuk mencegah kebangkrutan menimpa mereka.

Kubu Republik menolak mendukung dana talangan tersebut jika tidak ada jaminan dari Persatuan Pekerja Otomotif (UAW) bahwa para pekerja akan menerima pemotongan gaji tahun depan agar dapat berkompetisi dengan perusahaan Jepang. UAW menolak melakukan itu sebelum kontrak berakhir pada tahun 2011.

Setelah penolakan tersebut, indeks di kawasan Asia dan Eropa yang dibuka Jumat pagi langsung rontok.

Pasar saham di kawasan Asia Pasifik turun hingga lebih dari 3 persen. Indeks Nikkei (Jepang) turun 5,6 persen, indeks Hang Seng (Hongkong) anjlok 5,5 persen. Indeks FTSE 100 (London) turun 2,9 persen, indeks DAX (Jerman) turun 3,9 persen, indeks CAC-40 (Perancis) turun 4 persen.

Harga saham Toyota Motor Corp terimbas dan turun 10 persen dan saham Honda Motor Co turun 12,5 persen karena kekhawatiran perekonomian semakin memburuk jika perusahaan otomotif AS ambruk.

”Tema utama pasar adalah penolakan dana talangan. Hal ini jelas akan meningkatkan sentimen negatif dan membantu penguatan nilai tukar yen dan minyak,” ujar ekonom mata uang dari BTM-UFJ, Lee Hardman.

Nick Reilly, Presiden GM Asia Pasifik, mengatakan, proposal tersebut tidak dapat memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dukungan 60 suara dari 100 anggota Senat AS.

”Namun, penolakan ini bukanlah akhir dari pencarian dana talangan. Masih ada kemungkinan untuk mendapatkan dana dari Departemen Keuangan, seperti yang mereka lakukan terhadap industri keuangan,” kata Reilly.

Gedung Putih menyatakan akan melakukan evaluasi lagi. ”Sangat mengecewakan bahwa Kongres menolak proposal itu. Kami akan mengevaluasi pilihan lain,” ujar Juru Bicara Gedung Putih Tony Fratto. Dia menolak mengungkapkan pilihan apa saja yang tersedia.

Di ambang kebangkrutan

GM menyatakan telah menyewa penasihat hukum dan telah memikirkan segala kemungkinan, tetapi memperingatkan bahwa kebangkrutan bukanlah solusi yang memungkinkan.

”Dewan direksi GM telah mendiskusikan soal kebangkrutan, tetapi tidak disimpulkan sebagai salah satu pilihan penyelesaian atas masalah likuiditas perusahaan ini,” demikian pernyataan tertulis GM.

GM, yang merupakan penghasil otomotif terbesar AS, menyatakan kesulitan likuiditas serta hanya bertahan hingga Januari 2009 dan kebangkrutannya akan menjadi beban bagi perekonomian AS.

”Sangat sulit bagi mereka untuk tidak mengajukan kebangkrutan jika mereka tidak segera mendapatkan bantuan,” ungkap Erich Merkle, konsultan pada Crowe Chizek, di Grand Rapids, Michigan

Obama Pembohong Akut – Setelah Berbohong Soal Ayahnya Kini Janji Selama Kampanye Untuk Menarik Pasukan Amerika Di Ingkari Dengan Menambah 7000 Pasukan Lagi

AS bermaksud mengirim paling tidak 7.000 tentara lagi ke Afghanistan musim panas mendatang, tetapi juga harus berbuat lebih banyak melibatkan Afghanistan dalam menghadapi pemberontak yang terus menguat, kata Menteri Pertahanan AS Robert Gates, Kamis.

Gates, yang mengunjungi pangkalan militer NATO di kota Kandahar, Afghanistan selatan, mengaku sedang berusaha memenuhi permintaan tambahan pasukan dari Jendral AS David McKiernan, panglima tertinggi sekutu di Afghanistan.

“Kami sedang berusaha mendapat tambahan dua brigade tempur untuk memenuhi permintaan dia (David) di Afghanistan pada musim panas mendatang,” kata Gates, yang akan tetap di posnya pada pemerintahan Presiden terpilih Barack Obama.

Ada sekitar 65 ribu tentara asing di Afghanistan, di mana 31 ribu diantaranya dari AS, yang berusaha memulihkan stabilitas di negara itu dalam menghadapi aksi kekerasan yang meningkat dari gerilyawan Taliban dan kelompok perlawanan lainnya.

Satu brigade tempur tambahan AS terdiri 3.500 tentara sudah akan dikerahkan Januari mendatang, namun McKiernan meminta tiga satuan pendukung tambahan.

Lebih dari 20 ribu tentara tambahan AS mungkin akan dikirim ke Afghanistan tahun depan atau dalam dua tahun, demikian Pentagon.

Gates mengatakan ia belum menandatangani perintah-perintah untuk mengirim dua brigade tambahan mendatang dan memperkirakan lebih banyak pasukan dikirim musim semi atau musim panas mendatang.

Kemampuan Washington untuk mengirim pasukan ke Afghanistan masih tergantung sebagian besar pada penarikan tentara dari Irak.

Obama, yang menentang perang Irak, menginginkan pasukan tempur AS keluar dari Irak dalam 16 bulan, tetapi ia akan mendengar saran dari para perwira militer.

Ia berjanji memusatkan perhatian pada Afghanistan, di mana pasukan pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban akhir tahun 2001 setelah Serangan 11 September 2001.

Gates, mantan direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) yang terlibat dalam dukungan AS terhadap kelompok pejuang Islam melawan pasukan Uni Sovyet yang menduduki Afghanistan tahun 1980-an, mengatakan NATO dan AS harus memberi Afghanistan kesempatan untuk lebih banyak berbicara dalam rencana-rencana mereka.

“Sejarah pasukan militer asing di Afghanistan di mana mereka dianggap oleh rakyat Afghanistan berada di sana untuk kepentingan-kepentingan mereka sendiri atau sebagai penjajah, bukanlah hal yang menggembirakan,” kata Gates.

“Sovyet kalah di Afghanistan meski mengerahkan 120.000 tentara,” kata Gates yang berencana bertemu dengan McKiernan, para komandan dan prajurit NATO di Kandahar.

“Kami harus bekerjasama lebih baik dengan Afghanistan dan mendengarkan apa yang mereka keluhkan, memasukkannya dalam rencana kita dan menjamin mereka tidak ditinggalkan,” katanya.

Cara lainnya yang akan ditempuh AS di Afghanistan adalah mempercepat pelipatgandaan jumlah tentara Afghanistan menjadi 134.000 personil, kata Gates.

Donald Rumsfeld Berada di Balik Skandal Abu Ghraib

Mantan Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld dan sejumlah pejabat senior pemerintahan AS dipersalahkan dalam skandal kekerasan terhadap para tahanan penjara Abu Ghraib, Irak, dan Guantanamo, Kuba, demikian laporan yang dikeluarkan Komisi Angkatan Bersenjata, Senat AS, Jumat.

Ringkasan laporan yang dikeluarkan Ketua Komisi Senator Carl Levin (Demokrat dari Michigan) dan Senator John McCain dari Partai Republik menyatakan, Rumsfeld mempunyai andil dalam kekerasan itu karena mengotorisasi teknik-teknik interogasi agresif di Teluk Guantanamo pada 2 Desember 2002.

Donald memang membatalkan otorisasi itu enam minggu kemudian, namun ia merestui penggunaan teknik interogasi tersebut secara luas sampai ke Irak dan Afghanistan.

Laporan itu menyimpulkan, tindakan Rumsfeld adalah penyebab langsung terjadinya kekerasan di penjara Guantanamo dan kemudian mempengaruhi penggunaan teknik penuh kekerasan di penjara-penjara Afghanistan dan Irak.

“Kekerasan terhadap para tahanan di Abu Ghraib pada akhir 2003 samasekali bukan karena aksi dari sejumlah kecil prajurit AS,” demikian salah satu simpulan laporan itu.

“Teknik-teknik interogasi seperti menelanjangi para tahanan, menempatkan tahanan dalam posisi tersudut dan penggunaan anjing untuk mengintimidasi tahanan, terjadi di Irak hanya setelah teknik-teknik interogasi penuh kekerasan itu disetujui digunakan di Afghanistan dan Guantanamo (oleh Menhan Rumsfeld),” lanjut laporan itu.

Skandal kekerasan tahanan di penjara Abu Ghraib menguak metode interogasi agresif yang dilakukan AS seperti “menyiramkan air pada tahanan” yang kemudian membuat dunia mengecam dan menuduh AS telah mengizinkan penyiksaan terhadap tahanan, sebuah tuduhan yang kemudian dibantah pemerintahan George Bush.

Pemerintahan Bush kemudian mengakui kesalahan ini setelah ditekan Kongres, sementara Presiden AS terpilih Barack Obama menandaskan akan menutup penjara Guantanamo.

Laporan itu menyebutkan, militer AS mengadopsi teknik interogasi itu dari Survival Evasion Resistance and Escape program atau SERE (Program untuk Menghindarkan Tawanan dari Melawan dan Melarikan Diri), yang intinya melatih serdadu AS bagaimana menginterogasi musuh yang tidak masuk dalam kategori Konvensi Jenewa atau hukum internasional.

“Kebijakan itu salah dan tidak boleh terulang,” kata John McCain yang bulan lalu kalah dalam Pemilihan Presiden AS. dalam petikan kesimpulan laporan tersebut.

John mengungkapkan bahwa laporan itu menemukan fakta ada kaitan tak terbantahkan antara teknik interogasi yang tak mengindahkan kaidah hukum (kasar) yang digunakan musuh-musuh AS terhadap mereka yang selama ini dinilai tak mengindahkan Konvensi Jenewa dengan kebijakan menginterogasi tahahan dalam penjara AS.

Laporan penuh mengenai teknik interogasi penuh kekerasan ini masih rahasia, namun disebut-sebut sebagai penyelidikan Kongres paling detail terhadap kebijakan penahanan para tahanan militer AS.

Staf Komisi Angkatan Bersenjata menyebutkan bahwa laporan lengkap mengenai hal ini telah disetujui pada 20 November lalu dengan dukungan 17 suara dari 25 anggota komisi yang masing-masing 13 dari Demokrat dan 12 dari Republik.

Kesimpulan laporan itu juga menyebut memorandum Presiden George W. Bush pada 7 Februari 2002 perihal diturunkannya standard perlakuan terhadap tahanan, yang menyatakan Konvensi Jenewa tidak dapat mencakup para tahanan Alqaeda dan Taliban karena mereka tidak bisa dikategorikan sebagai tahanan peran atau dalam proteksi hukum.

Para anggota kabinet Bush dan sejumlah pejabat senior telah ikut dalam pertemuan di Gedung Putih pada 2002 dan 2003 di mana teknik-teknik interogasi secara rinci dibahas, sebut laporan itu.

Komisi juga menyalahkan mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS Jenderal Richard Myers karena menghalang-halangi pengkajian kembali metode interogasi militer tersebut

BILA INGIN MELIHAT LEBIH JAUH FILM DOKUMENTER PENYIKSAAN OLEH TENTARA AMERIKA DI IRAK, AFGHANISTAN DAN GUANTANAMO BAY SILAKAN NONTON FILM TAXI TO DARK SIDE

Resensi Film Bisa Lihat di:

http://www.imdb.com/title/tt0854678/

http://en.wikipedia.org/wiki/Taxi_to_the_Dark_Side