Monthly Archives: September 2008

Fuld “Si Gorila”, Mastermind Pembuat Lehman Bangkrut

Richard Severin Fuld Jr, sering disapa dengan Dick Fuld, CEO Lehman Brothers, merupakan salah seorang yang dianggap bertanggung jawab atas kebangkrutan bank investasi terbesar keempat di Wall Street, New York, AS, itu.

Lahir 26 April 1946 di New York, Fuld dicitrakan selalu berpakaian rapi, tetapi temperamen. Panggilannya, Gorila, mungkin mengacu pada badannya yang tegap dan hobi angkat berat. Nama itu juga cerminan bahwa dia tidak berbicara terlalu banyak.

Dia belajar di sekolah bisnis kelas malam di New York dan memulai karier di Lehman pada 1969. Dia memulai karier sebagai pedagang surat berharga dan selalu bekerja di Lehman. Kariernya menanjak hingga menempati posisi puncak di Lehman. Posisi ini dia dapat sejak Lehman melepaskan diri dari American Express tahun 1994. Fuld saat ini merupakan CEO terlama di Wall Street. Gajinya setahun sekitar 34.300.000 dollar AS. Maret lalu dia menerima bonus 22 juta dollar AS.

Digugat pemegang saham

Ketika krisis subprime mortgage (surat utang untuk pembiayaan perumahan yang keamanannya tidak prima) mulai merebak, Fuld tidak berada di tempat. Dia menyerahkan wewenang kepada bawahan. Namun, dia dianggap mengabaikan peringatan dini mengenai transaksi derivatif soal pemolesan surat-surat utang yang berisiko untuk pembiayaan perumahan senilai 60 miliar dollar AS, yang membuat Lehman tersandung. Dia meremehkan tingkat risiko dan dampaknya terhadap Lehman. Mungkin juga dia terlalu percaya diri.

Karakter pemimpin merupakan hal yang sangat menentukan arah perusahaan. Pendiri JP Morgan, John Pierpont Morgan, mengatakan, karakter pemimpin lebih diutamakan.

Fuld berada di India dan tidak muncul di muka publik untuk memberikan penjelasan mengenai posisi Lehman kepada para investor. Dia mengutus CFO Erin Callan untuk menjelaskan. Ketika para komentator mengkritik Callan, dia malahan menurunkan jabatan Callan.

Dengan tenang Fuld menyatakan, strategi diversifikasi merupakan cara untuk mendukung para nasabah melewati masa- masa sulit sekaligus memperkuat bisnis globalnya.

Pada April 2008, Fuld mengumumkan bahwa bagian badai krisis yang terburuk sudah berlalu. Pada pertemuan tahunan perbankan, dia menyalahkan para investor yang melakukan short selling (taruhan bahwa saham Lehman akan jatuh) sebagai penyebab saham Lehman jatuh menjadi 21 sen dari sekitar 67,73 dollar AS per lembar. Sejak itu dia sulit ditemui.

Pada telekonferensi dengan para investor, pekan lalu, yang seharusnya dia menjelaskan rencana likuidasi aset utama, Fuld malah memfokuskan pembicaraan bagaimana para pegawai di firmanya mengatasi masalah itu dengan baik. Fuld sama sekali tidak membicarakan fakta bahwa para pegawai itu segera akan menjadi penganggur.

Lehman memiliki 24.000 pegawai di AS saja, dengan tingkat perpindahan yang sangat rendah. Para pegawai menyalahkan Fuld atas kerugian sebesar 10 miliar dollar AS.

Mungkin karena merasa nilai aset Lehman tidak diketahui publik, Fuld menolak pertolongan. Kesombongan Fuld itu dianggap menjadi salah satu faktor yang menjerumuskan Lehman. Pada Agustus lalu, Bank Pembangunan Korea hendak membeli Lehman seharga 26 dollar AS per saham, dia menolak dengan alasan terlalu murah.

Masalah perbedaan harga juga menyebabkan pembicaraan dengan CITIC Securities dari China berakhir. Nyatanya, Lehman tidak berdaya dan bangkrut tak lama setelah tawaran Korea itu ditampik. Hari Jumat (12/9), saat harga saham Lehman mencapai salah satu titik terendah, pilihan Fuld tidak banyak lagi, kecuali mengajukan proteksi kebangkrutan.

Para pemegang saham menggugat direksi Lehman, termasuk Fuld. Alasan gugatan, direksi Lehman berbohong soal kinerja keuangan yang membuat sahamnya naik, tetapi ternyata kinerja itu tipuan semata

Bursa Saham Dunia Jatuh Bergelimpangan – Harga Emas Naik

Pertolongan bank sentral terhadap perusahaan asuransi terbesar dunia, AIG, ternyata tidak banyak menolong. Para investor di pasar saham tetap melepaskan saham-saham sektor perbankan karena melihat krisis finansial masih akan terus merebak. Institusi keuangan besar lainnya masih terancam badai krisis.

Indeks saham di kawasan Asia pada perdagangan Kamis (18/9) seperti bursa Hongkong ditutup stabil setelah pada pagi hari turun 7,4 persen. Bursa Tokyo melemah 2,2 persen, Sydney turun 2,4 persen, dan Taiwan 2,7 persen. Penurunan ini mengikuti penurunan tajam di Wall Street pada perdagangan sehari sebelumnya karena kekhawatiran akan kesehatan firma keuangan besar lainnya, seperti Morgan Stanley dan Goldman Sach. Indeks Dow Jones turun 4,06 persen walaupun pada pembukaan perdagangan Kamis waktu setempat indeks menguat.

”Pasar bertransaksi dengan asumsi semua institusi keuangan sedang kesulitan,” ujar Michael Petroff, manajer portofolio pada Heartland Advisors.

Bursa saham Eropa naik karena para investor berharap rencana bank-bank sentral mengucurkan likuiditas miliaran dollar AS akan mengurangi tekanan pada krisis finansial global.

Selain itu, pasar saham Eropa juga naik karena bank Inggris, Lloyds TSB, telah mencapai kata sepakat untuk mengambil alih lawan HBOS, yang sejauh ini menjadi korban terakhir krisis finansial.

Indeks FTSE 100 naik sebesar 1,6 persen karena saham HBOS naik 50,9 persen setelah Lloyds TSB setuju membeli aset bermasalah sebesar 21,8 miliar dollar AS.

Emas jadi primadona

Sementara itu, harga emas melambung dan membukukan kenaikan tertinggi harian sepanjang sejarah. Emas dianggap menjadi instrumen investasi yang lebih menjanjikan pada saat pasar finansial sedang bergejolak seperti sekarang ini.

Emas untuk pengiriman Desember naik 90,40 dollar AS atau 11,6 persen menjadi 870,90 dollar AS per ounce, setara dengan 31,1 gram.

Sama seperti emas, kontrak minyak menjadi komoditas primadona untuk menyelamatkan dana-dana dari pasar finansial. Harga minyak kembali naik di atas 100 dollar AS per barrel.

Kontrak minyak utama New York jenis light sweet untuk pengiriman Oktober naik sebesar 4,01 dollar AS menjadi 101,17 dollar AS per barrel. Harga minyak Brent London naik 3,91 dollar AS menjadi 98,75 dollar AS per barrel.

Mencari mitra

Satu dari dua bank investasi besar lainnya yang masih bertahan, Morgan Stanley, tengah intensif mencari mitra bisnis baru.

Kemarin CEO Morgan John Mack tengah bernegosiasi dengan pejabat-pejabat China untuk mendapatkan dana segar. Menurut sumber CNBC, Mack tampaknya ingin menjual Morgan kepada bank asal China. Dia juga tengah melobi para pejabat tinggi dari Bank Sentral AS dan Departemen Keuangan agar sebuah bank China diizinkan membeli saham Morgan. China Investment Corp memiliki sekitar 10 persen saham Morgan.

Morgan mungkin tengah melobi sekuritas China CITIC. Akan tetapi, tampaknya pembicaraan tersebut belum selesai.

Selain itu, Morgan Stanley dan Wachovia Corp juga sedang berbicara mengenai kemungkinan bekerja sama. Mack ditelepon Wachovia tentang potensi kesepakatan itu.

Saham Morgan terus jatuh hingga 70 persen dalam satu tahun terakhir, menjadi 20,98 dollar AS kemarin.

Sementara itu, Goldman Sach menyatakan posisinya baik di tengah badai finansial ini walaupun bukannya tidak terpengaruh. Bank investasi itu tetap memiliki rasio modal yang mencukupi, likuiditas sehat, dan aset bermasalah yang masih terkendali.

Bank investasi terbesar di dunia itu melaporkan laba kuartal ketiganya anjlok 71 persen dari tahun lalu. Kinerja keuangan Goldman ini mencerminkan bahwa badai krisis finansial masih akan terus merebak

Lehman Brother Menjual Aset Asetnya Dengan Harga Diskon

Bank ketiga terbesar Inggris, Barclays, mengambil keuntungan dari masalah yang melilit Lehman. Barclays dan Lehman telah sepakat mengambil alih unit bank investasi dan perdagangan Lehman di Amerika Utara dengan harga miring, yakni 250 juta dollar AS.

Barclays juga membeli kantor pusat Lehman di New York dan dua pusat data di New Jersey senilai 1,5 miliar dollar AS. Akuisisi itu merupakan salah satu akuisisi besar yang pernah dilakukan oleh bank Inggris. Di Indonesia, Barclays sedang dalam proses mengakuisisi sebuah bank kecil, Bank Akita, yang memiliki aset Rp 959 miliar.

Sementara itu, para petinggi Lehman terus berusaha menjual aset-aset berharganya, termasuk Divisi Pengelolaan Keuangan Neuberger Berman. Divisi ini dulu dihargai 10 miliar dollar AS oleh para analis Wall Street, tetapi saat ini nilainya dapat saja jauh berada di bawahnya.

Lehman juga sedang menjual bagian dari asetnya kepada firma private equity.

Lehman Brothers Holdings Inc mendapat persetujuan dari pengadilan untuk mendapatkan suntikan dana dari JP Morgan Chase untuk melakukan kliring atas transaksi perdagangan Lehman.

Ini merupakan keputusan pengadilan pertama setelah Lehman dinyatakan bangkrut. Pengadilan juga menyetujui untuk melindungi aset-aset Lehman dari kejaran kreditor asing. Lehman bangkrut dengan aset bernilai 639 miliar dollar AS dan utang 613 miliar dollar AS.

 JP Morgan memberikan pinjaman sebesar 87 miliar dollar AS kepada Lehman sebagai pelaksanaan perintah Bank Sentral AS. Kemudian, bank sentral membayar pinjaman itu kepada JP Morgan. Selain itu, JP Morgan memberikan bantuan lagi sebesar 51 miliar dollar AS.

Shai Waisman, pengacara yang mewakili Lehman, menyatakan bahwa kejatuhan Lehman merupakan akibat dari reaksi berantai dari keadaan pasar dan terlepas dari kendali manajemen Lehman. Waisman tidak menjelaskan berapa penurunan aset Lehman dan seberapa rendah likuiditasnya.

Komite Reformasi Pemerintah dan House Oversight mengatakan akan melakukan dengar pendapat pada 25 September untuk meneliti kesalahan dan ekses finansial dari kebangkrutan Lehman. CEO Lehman Richard Fuld akan menjelaskan posisi Lehman.

Nasib pegawai

Para pegawai di Lehman yang mengelola dana bagi para klien kaya tengah berupaya melindungi diri mereka sendiri.

Sebuah memo yang baru saja diterbitkan menyatakan bahwa mereka tetap mendapatkan pekerjaan mereka hingga perusahaan secara resmi dinyatakan bubar. Para pegawai juga harus tetap masuk kantor.

”Hal ini sangat membuat frustrasi karena kami semua ingin setia kepada Lehman. Mungkin ada pekerjaan baru di tempat ini dengan pegawai yang lebih sedikit, tetapi tidak seorang pun yang yakin,” ujar seorang pegawai.

Divisi Manajemen Investasi mengelola dana lebih dari 270 miliar dollar AS dan memiliki 3.000 pegawai. Beberapa pegawai telah meninggalkan Lehman dan bergabung dengan lembaga keuangan lain di Wall Street.

Memo tersebut menimbulkan pertanyaan dari para pegawai. Beberapa menginterpretasikan memo itu berarti pegawai sebenarnya sudah diberhentikan dan mungkin mereka tidak akan mendapatkan paket pensiun dini sesuai dengan gaji penuh mereka.

Para manajer berusaha menenangkan nasabah kaya mereka, dengan memindahkan dana nasabah ke perusahaan lain. Para manajer Lehman merasa mereka memiliki tanggung jawab personal untuk membantu nasabah mereka dan yakin bahwa pendekatan seperti itu akan meningkatkan karier mereka pada masa mendatang.

Chief Executive Lehman Bob Diamond mengatakan kepada para pegawai di Divisi Pendapatan Tetap (fixed income) akan segera memiliki mitra baru dan mereka akan mengetahui hal itu dalam satu-dua hari ini setelah kesepakatan dicapai.

Selain turut memikirkan nasib bank dan lembaga keuangan lain yang sudah angkat tangan karena badai finansial itu, Pemerintah AS juga tengah berupaya mencari bank besar untuk membantu restrukturisasi Washington Mutual Inc (WaMu). Hambatan besarnya adalah tidak seorang pun yang tahu isi buku WaMu sehingga berapa besar sebenarnya nilai WaMu belum dapat diketahui dengan pasti.

AIG Terpaksa Diselamatkan Oleh Bank Sentral Amerika

Bank Sentral New York telah memutuskan untuk memberikan dana 85 miliar dollar AS guna menyelamatkan perusahaan asuransi American International Group. Sebagai gantinya, pemerintah akan mendapatkan 79,9 persen saham AIG. Sementara itu, semakin banyak lembaga keuangan yang kesulitan.

Pinjaman tersebut akan dikenai bunga sebesar 11,4 persen per tahun selama dua tahun. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/ Fed) menyetujui langkah itu, dengan dukungan Departemen Keuangan AS.

Keputusan yang diambil Selasa (16/9) di Washington itu memberikan American International Group (AIG) insentif besar untuk tidak menjual asetnya dengan harga murah. Talangan dana terhadap AIG itu berlawanan dengan sikap otoritas AS terhadap Lehman yang sama sekali tidak mendapat dana talangan dari pemerintah.

CEO AIG Robert B Willumstad akan diganti dengan mantan CEO Allstate Edward Liddy. AIG berpacu dengan waktu untuk menghindari kebangkrutan seperti Lehman.

Menteri Keuangan AS Henry Paulson dan Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke bertemu dengan para pemimpin Senat dan DPR AS untuk mendiskusikan bagaimana menolong AIG.

Menurut pejabat senior The Fed, pertolongan terhadap AIG sangat diperlukan karena perusahaan asuransi itu memiliki hubungan yang sangat erat dengan firma keuangan lainnya serta produk ritel. Selain itu, AIG memiliki kepentingan bisnis yang tidak dilindungi oleh negara.

Saham AIG yang merupakan salah satu anggota indeks Dow Jones turun 48 persen karena talangan ini dapat mengurangi porsi kepemilikan saham para investor lain.

Pejabat The Fed juga menyangkal bahwa talangan terhadap AIG merupakan upaya nasionalisasi perusahaan asuransi terbesar di dunia itu. Pemerintah menyediakan likuiditas kepada perusahaan itu agar dapat beroperasi seperti biasanya. The Fed juga mengatakan keputusan itu untuk menyelamatkan kepentingan pemerintah dan pembayar pajak.

”Dewan mengkaji bahwa dalam keadaan sekarang ini, kekacauan di AIG dapat merambah kekacauan di pasar finansial yang saat ini mengarah pada ketidakstabilan perekonomian secara nasional,” demikian antara lain pernyataan The Fed.

AIG LIFE Indonesia, anak perusahaan AIG yang beroperasi di Indonesia, menyatakan aktivitas bisnisnya berjalan normal sekalipun krisis keuangan melanda AS dan perusahaan induknya, AIG, terkena dampak.

Sementara itu, pembelian Merrill Lynch oleh Bank of America akan mengakhiri sejarah bank berusia 94 tahun dan merupakan bank terbesar ketiga di Wall Street itu. Jika Bank of America selesai mengakuisisi Merrill, asetnya akan melebihi Citigroup, yang saat ini merupakan bank beraset terbesar di AS.

”Ada kekhawatiran, mereka mungkin memakan terlalu banyak dari kemampuan mengunyahnya,” ujar Marc Pado, ahli strategis pasar pada Cantor Fitzgerald & Co di San Francisco.

Hanya ada dua bank besar yang bertahan di Wall Street setelah merger antara Merrill Lynch dan Bank of America, yaitu Goldman Sachs Group Inc dan Morgan Stanley.

Morgan cari teman

Morgan Stanley juga tengah mempertimbangkan akan mencari mitra bisnis baru atau mengambil langkah lain.

CEO Morgan Stanley John Mack ingin menghindari kesalahan yang telah diambil oleh CEO Lehman Brothers Richard Fuld yang menampik tawaran kerja sama dengan mitra lain dan akhirnya jatuh bangkrut.

Menurut para analis, Morgan memiliki neraca yang lebih kuat dibandingkan dengan Lehman. Akan tetapi, para pemain saham di Wall Street bertaruh bahwa Morgan mungkin tidak akan selamat dari terpaan badai finansial ini. Mack mengamati reaksi pasar dengan saksama dan mungkin akan memutuskan untuk melakukan kesepakatan tertentu jika Morgan menghadapi krisis likuiditas.

”Mack tidak akan menanti. Jika dia terlihat sedang menulis sesuatu di dinding, berarti dia akan melakukan sesuatu,” ujar seorang yang dekat dengan Mack.

Suku bunga

Keputusan The Fed untuk tidak mengubah tingkat suku bunganya di tengah kekacauan finansial seperti sekarang ini tidak berarti tidak akan terjadi penurunan suku bunga pada pekan- pekan mendatang.

Banyak ekonom yakin bahwa Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke dan rekan-rekannya memutuskan untuk menyimpan peluru. Tingkat suku bunga tetap 2 persen sehingga mereka masih memiliki ruang untuk memangkas lagi tahun ini jika terjadi gejolak besar di pasar finansial. The Fed menyatakan bahwa gejolak di pasar diperkirakan masih terus berlangsung secara signifikan

16 Tewas Dalam Serangan Bom Mobil Di Kedutaan Besar Amerika di Yaman

Kedutaan Besar AS di ibu kota Yaman, Sanaa, Rabu (17/9), diserang kelompok garis keras dengan menggunakan bom mobil bunuh diri dan tembakan roket. Akibatnya, 16 orang tewas, terdiri dari 6 tentara Yaman, 6 penyerang, dan 4 warga sipil, di sekitar lokasi kejadian.

Serangan tersebut merupakan serangan kedua terhadap kompleks kedutaan yang dijaga dengan sangat ketat itu dalam enam bulan terakhir. Serangan dilakukan sekitar pukul 09.15 waktu setempat atau 13.15 WIB.

Akibat serangan mematikan itu, seluruh aktivitas Kedutaan Besar (Kedubes) AS, termasuk urusan kekonsuleran, ditutup sementara.

”Kedubes AS mengecam keras serangan ini. Kedutaan bekerja erat dengan pejabat-pejabat senior Pemerintah Yaman untuk menyelidiki insiden ini,” demikian pernyataan Kedubes AS.

Saksi mata menyebutkan, sekelompok lelaki bersenjata menyerbu pos polisi di luar Kedubes AS yang dijaga ketat. Kemudian sebuah bom mobil bunuh diri menghantam pintu masuk kedubes. Ledakan yang begitu hebat terlihat dari sebuah bola api besar.

Beberapa ledakan susulan kemudian terdengar seiring dengan jatuhnya beberapa roket ke kompleks kedubes itu. Juga terdengar tembakan senjata ringan.

Juru bicara Kedubes Yaman di Washington, Mohammed al-Basha, mengatakan, serangan itu melibatkan dua bom mobil bunuh diri. Pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan, tidak ada pekerja Kedubes AS yang tewas dalam serangan itu.

Kelompok yang menyebut dirinya Jihad Islam Yaman mengatakan merekalah yang melancarkan serangan dan mengancam akan melakukan serangan serupa atas kedubes Inggris, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab di ibu kota Yaman itu.

Tiga ledakan

Warga Inggris, Trev Mason, yang tinggal tidak jauh dari lokasi, kepada CNN dari Sanaa, mengungkapkan, dia mendengar sedikitnya tiga ledakan besar di sekitar Kedubes AS. ”Kami mendengar suara kontak senjata seru. Terdengar ledakan besar pertama disertai sebuah bola api sangat besar yang sangat dekat dengan Kedubes AS,” paparnya.

Mason menambahkan, baku tembak berlangsung sekitar 10 sampai 15 menit, diiringi dengan dua ledakan besar susulan.

Setelah sebuah serangan roket terhadap sebuah kompleks permukiman yang digunakan pekerja perminyakan AS pada April lalu, Departemen Luar Negeri AS memerintahkan evakuasi staf diplomatik yang tidak terlalu penting. Akan tetapi, perintah itu dicabut lagi bulan lalu.

”Kami sangat menyadari adanya ancaman terus-menerus di sini. Kami terus mengevaluasi status keamanan kami dan memastikan bahwa kami telah melakukan hal-hal yang diperlukan untuk membuat kedutaan ini aman, begitu juga dengan kepentingan warga AS,” kata juru bicara Kedubes AS di Sanaa, Ryan Gliha, kepada CNN.

Pada Maret lalu, seorang pelajar perempuan dan seorang polisi tewas, sementara 19 orang lainnya luka-luka akibat tembakan mortir yang diyakini diplomat AS ditargetkan ke Kedubes AS.

”Para pekerja kedutaan tidak diizinkan melakukan perjalanan ke luar Sanaa dan telah dianjurkan agar menghindari hotel-hotel, restoran-restoran, dan tempat-tempat wisata untuk membatasi ketat keberadaan mereka di tempat-tempat publik, hingga ada pengumuman susulan,” demikian pengumuman Kedubes AS, April lalu.

Seruan juga diberikan kepada semua warga AS di Yaman agar selalu waspada terhadap sekitarnya.

Ekonomi Global Yang Berbasis Saham dan Mata Uang Asing Berada Pada Jurang Kehancuran

Pengumuman kebangkrutan Lehman Brothers Holdings Inc, Senin (15/9), sepertinya telah memojokkan perekonomian global ke bibir jurang. Kini situasinya menjadi sangat kritis.

Bayangkan, bank investasi terbesar keempat di Amerika Serikat, yang sudah teruji selama 158 tahun, dengan aset 639 miliar dollar AS, bisa bangkrut. Padahal, bank ini pernah berhasil melewati masa- masa sulit saat terjadi kebangkrutan perusahaan kereta api di AS tahun 1800-an, depresi dunia tahun 1930-an, serta runtuhnya hedge fund Long-Term Capital Management (LTCM) pada tahun 1998. Kini semua kehebatan itu tak berbekas.

Meski krisis subprime mortgage sudah berlangsung sejak Juli 2007 dan beberapa bank investasi besar sempat mengumumkan kerugiannya, termasuk Citigroup dan Merrill Lynch, tetapi berita bangkrutnya Lehman Brothers merupakan hal yang mengejutkan. Sebagaimana kasus-kasus sebelumnya, kasus kerugian bank investasi biasanya berakhir dengan solusi bail out, yakni penyuntikan dana untuk menambah modal. Akhir-akhir ini, investor dari Timur Tengah (sovereign wealth fund) terlihat amat aktif memborong aset-aset perusahaan AS terkemuka. Investor Timur Tengah bahkan menyuntikkan dana puluhan miliar dollar AS ke Citigroup, bank universal yang menjadi salah satu ikon terpenting sektor finansial AS.

Kini, yang menjadi masalah adalah, banyak yang meyakini, kebangkrutan Lehman Brothers bukan kasus terakhir. Masih ada sejumlah kasus lain menyusul, yang antara lain disebabkan oleh risiko sistemik (systemic risk) karena Lehman Brothers memiliki banyak kewajiban kepada banyak kreditor. Seluruh utang Lehman Brothers mencapai 613 miliar dollar AS. Jumlah ini sedikit lebih rendah daripada asetnya yang diklaim 639 miliar dollar AS. Namun, apakah angka-angka itu valid? Kalaupun valid, berapa lama aset-aset itu bisa dicairkan?

Dua kreditor besar Lehman Brothers adalah Citibank dan Bank of New York Mellon, yang memegang obligasi 138 miliar dollar AS. Jika aset-aset itu tidak tertagih, bank-bank ini akan terkena dampak risiko sistemik. Seberapa parah kondisi ini akan menyeret perekonomian global ke jurang krisis atau resesi? Bagaimana implikasinya terhadap perekonomian Indonesia?

Tiga ”jurus”

Dalam menghadapi ancaman resesi ini, pemerintah federal AS setidaknya mengandalkan pada tiga ”jurus”, yang merupakan kombinasi kebijakan (policy mix) antara moneter, fiskal, dan penyelamatan korporasi finansial. Kebijakan moneter yang bisa dipilih adalah menurunkan suku bunga. Pada saat ini, suku bunga bank sentral (Fed funds rate) adalah 2,0 persen. Pilihan bagi Fed hanya dua: menurunkan suku bunga, misalnya menjadi 1,75 persen atau 1,50 persen, atau menahannya di level 2,0 persen. Kebanyakan analis ekonomi di AS, menurut survei Bloomberg, Selasa (16/9), berpendapat, The Fed cenderung akan menurunkan suku bunganya.

Memang hal ini berisiko. Inflasi year on year (12 bulan terakhir) AS kini sudah tinggi, 5,6 persen. Penurunan suku bunga akan memicu inflasi lebih tinggi. Namun, dengan harga minyak yang meluncur turun ke level 91 dollar AS per barrel, yang berarti bisa menekan inflasi, maka diduga The Fed akan memilih kebijakan ini. Penurunan suku bunga juga bisa membantu bursa saham mengalami rebound (memantul ke atas) karena dana akan mengalir dari pasar uang ke pasar modal.

Sementara itu, penurunan suku bunga AS juga akan menyebabkan mata uang dollar AS melemah terhadap euro dan poundsterling. Ini akan menjadi berita buruk bagi Eropa dan Inggris, yang selama ini sudah amat tertekan neraca perdagangannya akibat mata uangnya terlalu kuat. Mereka juga akan menurunkan suku bunga. Kawasan lain, misalnya Australia, juga menurunkan suku bunganya agar mata uangnya tidak menjadi terlalu kuat sehingga bisa memperbaiki neraca perdagangannya.

Sedangkan kebijakan stimulus fiskal dilakukan pemerintah federal melalui pengembalian uang pajak kepada masyarakat (tax refund) agar dapat dibelanjakan, sejumlah 157 miliar dollar AS. Kebijakan ini lumayan sukses, buktinya sisi konsumsi AS cukup tinggi sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi masih positif (sekarang 2,2 persen), yang berarti belum resesi. Para ekonom biasanya mendefinisikan resesi sebagai situasi pertumbuhan ekonomi negatif selama dua triwulan berurutan.

Yang agak membingungkan adalah kebijakan penalangan (bail out). Menteri Keuangan Henry Paulson menolak untuk menyelamatkan Lehman Brothers karena tidak mau menginjeksinya dengan dana yang berasal dari pajak yang dibayar masyarakat. Sikap ini juga dimaksudkan sebagai terapi kejut agar pengelola bank lebih berhati-hati (Jakarta Post, 16/9). Sikap ini agak aneh karena sebelumnya pemerintah mau menalangi Bear Stearns, Fannie Mae, dan Freddie Mac. Apa bedanya? Saya menduga penyebabnya karena kasus Lehman Brothers berskala jauh lebih besar. Jika ditalangi, bisa menimbulkan moral hazard. Ini tidak baik dari sisi tata kelola perusahaan (corporate governance). Namun, membiarkan Lehman Brothers mati sungguh berisiko. Bank- bank lain bisa berguguran terkena efek domino. Bisakah Menkeu Paulson berubah pikiran?

Meredakan kepanikan

Indonesia tidak bisa menghindar dari dampak negatif kejadian ini. Karena sedikitnya 50 persen investor di Bursa Efek Indonesia adalah pemain asing, maka kepanikan di New York serta-merta juga diekspresikan di Jakarta. Akibatnya, bursa efek kita kalang kabut dan indeks harga jatuh ke 1.700-an atau kembali ke level akhir 2006.

Secara teknis, agak sulit mencegah para investor asing tidak menarik dananya dari Jakarta. Mereka sedang berusaha mengurangi kerugian di New York dengan melepas aset di Jakarta. Namun, bagi investor domestik, otoritas bursa harus berusaha meyakinkan mereka bahwa seharusnya tidak ada hubungan langsung antara kepanikan sektor finansial di New York dan di Jakarta. Karakteristik bank-bank investasi AS berbeda, mereka memiliki exposure di kredit perumahan yang kurang berkualitas (subprime mortgage) dan produk turunannya. Sedangkan bank-bank di Indonesia, tidak memiliki exposure semacam itu. Bank-bank kita lebih banyak bermain di kredit konsumen dan komersial, yang relatif lebih aman. Justru dengan harga saham yang sedang rendah di Jakarta, inilah saatnya membeli, bukan menjual.

Secara fundamental, perekonomian Indonesia sebenarnya sedang baik-baik saja meski tidak terlalu impresif. Pertumbuhan ekonomi semester I-2008 sebesar 6,39 persen termasuk baik dan di luar dugaan. Industri perbankan juga mencatat kinerja yang mengejutkan. Ekspansi kredit mencapai 35 persen, suatu level yang tak terbayangkan sebelumnya. Akibatnya, indikator loan to deposit ratio (LDR) atau rasio antara kredit berbanding dana pihak ketiga mencatat rekor tertinggi sejak krisis 1998, yakni 76 persen. Artinya, industri perbankan sedang berakselerasi.

Memang ada masalah inflasi (y-o-y) yang kini 11,85 persen. Namun, itu bisa dipahami karena kenaikan harga BBM domestik yang tak terhindarkan akibat harga minyak dunia yang pernah mencapai 147 dollar per barrel (11/7/2008). Bahkan negara Singapura pun, yang mestinya gampang menangani inflasi, ternyata gagal (inflasi 6,5 persen). Inflasi yang jauh lebih tinggi dialami Pakistan (23 persen) dan Vietnam (27 persen). Masalah lain adalah surplus perdagangan yang menipis menjadi tujuh miliar dollar AS (Januari-Juli 2008), jauh menurun dibandingkan hampir 40 miliar dollar AS di sepanjang 2007. Melemahnya surplus perdagangan ini ikut memberi andil penurunan cadangan devisa Bank Indonesia, dari 60 miliar dollar AS menjadi 57 miliar dollar AS.

Semua gambaran fundamental itu sebenarnya tidak perlu membuat panik bursa efek kita. Terlebih dengan harga minyak yang kini 91 dollar per barrel, mestinya menimbulkan optimisme bahwa ancaman inflasi dari faktor eksternal (imported inflation) dapat dikendalikan. Jadi, kunci solusi dari gonjang-ganjing ini adalah apakah kepanikan dapat dikendalikan?

Mudah-mudahan para pelaku bursa segera kembali menemukan rasionalitasnya, dan memborong kembali saham-saham yang kini berharga murah. Kerja sama bank sentral negara-negara maju untuk memasok likuiditas juga akan menjadi faktor kunci. Di Indonesia, upaya Departemen Keuangan untuk mencairkan dana Rp 120 triliun dari rekeningnya di Bank Indonesia, untuk dibelanjakan secara efektif bisa menjadi stimulus fiskal yang bisa meredakan ketegangan likuiditas, yang akhir-akhir ini sedemikian ketat.

A Tony Prasetiantono Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM; Chief Economist BNI

Lehman Brother Jatuh Bangkrut, AIG Segera Menyusul

Wall Street kembali dilanda ”badai” keuangan. Setelah dihantam kredit perumahan berisiko tinggi (subprime mortgage), perusahaan sekuritas terbesar keempat di AS, Lehman Brothers, tidak dapat memikul kerugian besar akibat subprime mortgage dan menderita kebangkrutan.

Krisis subprime mortgage AS kembali menelan korban. Setelah Bear Stearns, Northern Rock, Fannie Mae, dan Freddie Mac, kini giliran Lehman Brothers yang terpaksa meminta perlindungan kebangkrutan menurut Pasal 11 (Chapter 11), yang diajukan pada Senin (15/9).

Keadaan yang dihadapi Lehman saat ini agak berbeda dari enam bulan lalu saat Bear Stearns kolaps. Pada kasus Lehman sekarang ini, pasar finansial telah bersiap menghadapi masa krisis yang lebih panjang dan persiapan yang lebih matang pula.

Bank investasi juga telah diizinkan mendapatkan pinjaman darurat langsung dari The Fed. Bank sentral memberikan akses yang sama ke perusahaan sekuritas seperti akses yang diterima oleh perbankan. Dukungan khusus seperti itu tidak didapatkan pada Maret lalu ketika Bear Stearns terlilit kesulitan.

Saat ini, para bankir dan pejabat pemerintah juga berusaha keras mengatasi masalah itu menjadi agenda yang lebih luas, termasuk masalah pada American International Group (AIG) dan Washington Mutual (WaMu), demikian dijelaskan oleh beberapa pejabat yang terlibat dalam pembicaraan tersebut.

Bagi banyak orang, Lehman Brothers merupakan bank yang tidak layak mati. Bank itu tidak memiliki masalah likuiditas seperti yang dihadapi oleh Bear Stearns; tidak juga memiliki banyak tagihan utang seperti Fannie Mae; atau ketidakpastian hukum dan politik seperti yang dialami Northern Rock.

Lehman memiliki sejarah 150 tahun sebelum terjadi Perang Saudara. Agustus 2007, Lehman menutup pemberi pinjaman subprime-nya, BNC Mortgage. Tahun 2008, Lehman terus mengalami kerugian karena surat utang berisiko tinggi yang sudah merebak pada tahun 2007.

Pada 10 September, Lehman melaporkan kerugian kuartal ketiga sebesar 3,9 miliar dollar AS. Mereka juga berniat menjual saham di unit manajemen investasi. Saham mereka turun 95 persen dalam tahun ini dan menjadi saham terburuk pada indeks 11 perusahaan sekuritas AS.

Kerugian Lehman tampaknya berasal dari terlalu banyaknya subprime dan surat utang berisiko tinggi yang beragun aset (disekuritisasi). Belum jelas apakah Lehman menyatakan bangkrut karena tidak dapat dengan mudah menjual obligasi berperingkat rendah atau merupakan keputusan internal perusahaan.

Kerugian besar akibat aset beragun efek yang berperingkat rendah semakin membengkak sepanjang tahun 2008. Pada laporan keuangan kuartal kedua, Lehman melaporkan kerugian 2,8 miliar dollar AS. Selain itu, mereka harus menjual paksa aset bernilai 6 miliar dollar AS. Harga saham Lehman terus menurun karena kerugian beruntun itu.

Agustus 2008, Lehman mengumumkan akan memecat sekitar 5 persen dari jumlah pekerjanya atau sekitar 1.500 orang. Langkah ini diambil beberapa hari sebelum laporan keuangan kuartal ketiga diumumkan.

Sebenarnya, Agustus lalu Lehman mengumumkan, Bank Pembangunan Korea (KDB) tengah mempertimbangkan akan membeli saham Lehman.

Sayangnya, kabar baik itu sirna setelah KDB mengalami kesulitan menembus regulator dan sulit mencari mitra untuk membeli Lehman.

Korban selanjutnya

Seusai Lehman kolaps, pasar masih menanti siapa ”anak” yang paling lemah di kawasan Wall Street. Lehman diyakini bukan akhir dari gunjang-ganjing di Wall Street.

Bagi sebagian orang, sudah terlalu terlambat untuk mengidentifikasikan masalah yang dipanggul oleh Lehman. Terlambat untuk mengganti top manajemen Lehman. Terlambat untuk mengeluarkan aset-aset bermasalah dan kurang agresif dalam mencari partner bisnis

Kebakaran Terowongan Euro Channel Yang Menghubungka Inggris dan Perancis Selama 20 Jam

Petugas pemadam kebakaran hari Jumat (12/9) memerlukan waktu hampir 20 jam untuk memadamkan api yang membakar Eurotunnel, terowongan kereta api yang menghubungkan Inggris dan Perancis. Kebakaran terjadi pada Kilometer 40 ke arah Perancis dari terowongan sepanjang 51 kilometer ini.

Operator terowongan menuturkan, petugas pemadam kebakaran berjuang selama hampir 20 jam untuk memadamkan api yang bermula dari kebakaran di sebuah kereta barang itu. Diperkirakan, lalu lintas kereta yang menghubungkan Inggris dan Perancis menerobos tanah di bawah Selat Inggris ini sudah bisa beroperasi lagi Jumat malam.

Eurotunnel, yang menangani lalu lintas kereta api lintas terowongan, mengatakan, teknisi mulai memasuki terowongan untuk melihat kerusakan yang terjadi di lintasan kereta dua jalur.

”Kami membutuhkan sekitar enam hingga delapan jam untuk memastikan semuanya aman,” ujar CEO Eurotunnel Jacques Gounon kepada sebuah radio Perancis.

”Kecuali ditemukan ada sesuatu yang luar biasa yang tidak diharapkan, maka kami akan segera membuka kembali lintasan pada hari Jumat malam (Sabtu pagi),” ujarnya.

Tidak ada yang tewas dalam kebakaran yang membuat salah satu lintasan kereta api di terowongan ini berubah menjadi terowongan api. Kebakaran menghanguskan sebuah kereta barang tujuan Perancis.

Kebakaran itu menyebabkan temperatur dalam terowongan mencapai 1.000 derajat Celsius. Mungkin perlu waktu beberapa pekan untuk perbaikan. Namun, Gounon mengatakan tidak ada kerusakan berat di terowongan dan akan segera dibuka kembali.

Sekitar 40.000 orang setiap hari melintasi terowongan sepanjang 51 kilometer yang mulai beroperasi 6 Mei 1994 ini. Operator kereta api Eurostar menuturkan, mereka belum akan beroperasi lagi sampai hari Sabtu ini.

Kebakaran itu membuat ribuan penumpang telantar. Perusahaan penerbangan dilaporkan menambah sejumlah penerbangan ekstra. Sementara banyak pengemudi truk memilih beralih ke feri yang melayani pelintasan Selat Inggris. Terowongan ini melayani lintasan kereta api dan mobil dari Folkestone, Kent (Inggris tenggara), ke Coquelles, dekat Calais (Perancis utara).

Diselidiki

Pihak berwajib kini menyelidiki penyebab kebakaran yang diduga berawal dari sebuah truk yang diangkut kereta barang reguler. Gounon mengatakan ”tidak ada indikasi” adanya unsur kesengajaan. Kebakaran terjadi pada posisi Kilometer 40 dari terowongan, mendekati pintu keluar di Perancis.

Dijelaskan, beberapa sopir truk yang diangkut bersama kereta api barang komuter itu harus memecahkan jendela agar bisa meloloskan diri. Mereka menunggu hingga sistem ventilasi mengeluarkan asap beracun sebelum mencapai pintu darurat. Sekitar enam orang dirawat karena menghirup asap. Delapan orang lainnya cedera tergores atau memar.

Sopir truk yang terjebak dalam kebakaran mengaku, mereka tidak mendengar adanya pemberitahuan dan merasa terjebak dalam kereta api. ”Pintu pada gerbong pengangkut terkunci. Tidak mungkin membukanya. Kami menyelamatkan diri dengan memecahkan jendela dengan palu,” ujar Patrick Lejein, sopir truk asal Belgia, kepada harian Le Parisien.

”Truk terbakar dan terdengar sejumlah ledakan. Ada sekitar 20 ledakan. Ledakan terjadi di sekitar kami dari ban dan tangki bahan bakar. Asap yang ada menghambat penglihatan dan pernapasan,” ujar Lejein.

Terowongan yang dikenal dengan sebutan Channel Tunnel ini merupakan terowongan di bawah laut yang terpanjang di dunia. Sebelumnya terjadi dua kebakaran hebat juga pada truk yang diangkut kereta api. Pada kebakaran tahun 1996, lintasan kereta api di terowongan ini harus ditutup selama tujuh bulan

Kunjungan Wapres Amerika Dick Cheney Ke Georgia Menunjukan Minat Amerika Untuk Menguasai Sumber Minyak Dunia Walaupun Harus Berperang Dengan Rusia

Kunjungan Wakil Presiden AS Dick Cheney ke Azerbaijan, Georgia, dan Ukraina, 3-5 September 2008, beberapa saat setelah pertempuran di Georgia berakhir dengan kemenangan tentara Rusia, semakin menegaskan warna politik luar negeri AS yang bernapaskan kepentingan kebutuhan akan minyak dan gas atau migas.

Sejak lama AS mengincar kekayaan migas di sekitar Laut Kaspia, yang relatif baru sedikit dimanfaatkan ketika wilayah itu menjadi bagian dari Uni Soviet. Tidak mengherankan AS berjuang mati-matian untuk merangkul negara-negara bekas Soviet di sekitar Laut Kaspia, yang belum sepenuhnya lepas dari komunisme.

Bukan rahasia, hancurnya Uni Soviet tahun 1991 langsung disikapi sejumlah investor AS dengan berburu rente ke negara-negara mantan Uni Soviet, khususnya industri migas di cekungan Kaspia. Pada awal tahun 1990-an, perusahaan-perusahaan migas Barat berhasil menguasai hak untuk mengembangkan sejumlah proyek, seperti eksplorasi ladang minyak Tengiz di Kazakhstan, ladang Azeri-Chirag-Guneshi (ACG) di Azerbaijan, dan ladang gas alam Dauletabad di Turkmenistan.

Di luar itu, perusahaan-perusahaan dan konsultan AS mendesak negara-negara bekas Uni Soviet menyetujui rute jaringan pipa migas yang menghindari negeri-negeri yang dianggap AS sebagai musuh, yaitu Rusia dan Iran. Jaringan pipa-pipa baru itu pulalah yang didorong Cheney untuk segera direalisasikan pada kunjungannya awal September 2008.

Penyelesaian politik

Jauh sebelum kenaikan harga minyak, yakni tahun 1998, seorang petinggi perusahaan minyak UNOCAL, John J Maresca, saat tampil di depan Komite Hubungan Internasional, sub-komite Asia-Pasifik, House of Representatives AS, sudah memaparkan betapa besar potensi migas di sekitar Kaspia.

Wilayah Kaspia, menurut Maresca, punya cadangan hidrokarbon besar yang belum tersentuh. Cadangan gas terukur di Azerbaijan, Uzbekistan, Turkmenistan, dan Kazakhstan lebih dari 236 triliun kaki kubik. Sedangkan total cadangan minyak di wilayah itu kemungkinan lebih dari 60 miliar barrel. Cukup untuk melayani kebutuhan minyak Eropa selama 11 tahun. Bahkan, ada perkiraan cadangan minyak Kaspia mencapai 200 miliar barrel.

Sejak 100 tahun lalu, industri minyak internasional lahir di Kaspia atau Asia Tengah setelah ditemukannya minyak di sana. Keberadaan migas di wilayah itu secara umum juga telah banyak diketahui pada masa Uni Soviet, tetapi baru sebagian kecil saja yang dimanfaatkan.

Pada tahun 1995, wilayah itu memproduksi 870.000 barrel per hari (44 juta ton per tahun). Maresca mengungkapkan, tahun 2010 perusahaan Barat bisa meningkatkan produksi minyak dari Kaspia mencapai 4,5 juta barrel per hari. Naik lebih dari 500 persen hanya dalam 15 tahun. Oleh karena itulah diperlukan sejumlah rute baru untuk jaringan pipa migas di wilayah Asia Tengah karena jaringan pipa yang ada saat ini praktis berada di bawah ”kekuasaan” Rusia.

Untuk itu, dia meminta agar AS mendukung upaya-upaya regional dan internasional untuk terciptanya keseimbangan dan penyelesaian politik menyeluruh dengan Rusia, negara-negara bekas Soviet, dan Afganistan.

Wajarlah bila kemudian Presiden George W Bush, yang sangat dekat dengan kalangan industri migas AS, mau mendekati pemimpin Rusia, Vladimir Putin. Bush bahkan berupaya menjadikan hubungan dengan Putin menjadi lebih personal, dengan mengundang pemimpin Rusia itu ke rumah peristirahatannya, memancing bersama.

Sebelum George W Bush, Presiden Bill Clinton pun sudah menaruh perhatian besar terhadap potensi migas Kaspia. Pada pertengahan 1990-an, seperti ditulis analis Alex Lantier dalam World Socialist Web Site, Agustus 2008, pemerintahan AS di bawah Presiden Clinton mendapatkan dua proyek jaringan pipa utama untuk mengekspor migas Kaspia, dengan tidak melalui wilayah Iran, Rusia, dan China.

Proyek pertama adalah rencana mengekspor gas Turkmenistan melalui Afganistan dan Pakistan ke Samudra Hindia. Akan tetapi, proyek ini akhirnya gagal karena keamanan di Afganistan dan Pakistan yang hingga kini sangat tidak mendukung.

Proyek kedua adalah rencana membangun jaringan pipa melingkar ke barat melalui negara-negara pro-AS di Kaukasus, yaitu Georgia dan Azerbaijan. Jaringan itu akan digabung dengan jaringan pipa bawah laut yang menghubungkan Kazakhstan dan Turkmenistan di sisi timur Kaspia, yang menyambung dengan jaringan pipa Baku (Azerbaijan)-Tbilisi (Georgia)-Ceyhan (Turki) atau BTC. Jaringan pipa ini menjadi jalan utama untuk mengirimkan sebagian besar ekspor energi Kaspia ke kawasan Mediterania, dan diproyeksikan akan menjadi pukulan besar terhadap dominasi rute energi Rusia dari Kaspia ke Barat. Namun, pelaksanaannya ternyata tidak mudah karena sejumlah negara bekas Soviet masih sangat memperhitungkan Rusia jika terlalu pro-Barat.

Kalaupun belum lama ini calon presiden Demokrat, Barack Obama, menegaskan bahwa AS akan menghilangkan ketergantungan dari minyak Timur Tengah dalam waktu 10 tahun (jika dia terpilih), hal itu bisa jadi hanya bermakna AS menggeser prioritas politik migasnya dari Timur Tengah ke wilayah lain, dalam hal ini Kaspia. Tidak bermakna AS di bawah Obama akan lebih banyak memanfaatkan energi alternatif.

Politik migas

Warna politik migas dalam politik luar negeri AS selama ini sulit disembunyikan. Selain menjadi salah satu ”bilik jantung” kebijakan luar negeri AS, hal itu juga terkait dengan orang-orang yang menjalankan politik luar negeri AS itu.

Menteri Luar Negeri AS saat ini, Condoleezza Rice, sebelumnya adalah salah seorang petinggi di perusahaan minyak terbesar AS, Chevron, pada 1991-1995 sebagai seorang pakar Uni Soviet. Saat itulah Chevron berhasil menguasai kue terbesar dari ladang minyak Tengiz, Kazakhstan, yang punya cadangan potensial 25 miliar barrel.

Wakil Presiden Dick Cheney juga merupakan pucuk pimpinan perusahaan infrastruktur perminyakan Halliburton dan merupakan anggota Dewan Penasihat Tengizchevroil (TCO) di Kazakhstan, perusahaan perminyakan yang didirikan Pemerintah Kazakhstan setelah runtuhnya Soviet, dengan kepemilikan Chevron 50 persen, ExxonMobil 25 persen, dan Pemerintah Kazakhstan melalui KazMunazGas 20 persen, sisanya 5 persen dimiliki LukArco Rusia.

Akan tetapi, bukan hanya AS yang mengincar minyak Kaspia. Rusia sangat memahami betapa berharga energi migas dalam meningkatkan pendapatan negara itu dan gencar mengincar migas di negara-negara tetangganya. Desember 2007, Rusia berhasil membuat kesepakatan dengan Kazakhstan dan Turkmenistan untuk membangun sebuah jaringan pipa gas baru sepanjang pantai timur Kaspia menuju Rusia. Pembangunan jaringan pipa yang diharapkan bisa mengekspor 20 miliar meter kubik per tahun pada tahapan awalnya, dipandang sebagai sebuah pukulan atas harapan AS yang menginginkan pemerintah negara-negara Asia Tengah berkomitmen mengirimkan migasnya ke jaringan pipa trans-Kaspia yang bersambung dengan jaringan pipa di Kaukasus yang dibangun dengan dukungan AS.

China juga berusaha mengamankan suplai energi melalui jaringan pipa Asia Tengah dari negara-negara tetangganya di barat. Sebuah jaringan pipa minyak Kazakhstan-China, yang menghubungkan ladang minyak Kazakh di utara Kaspia dengan jaringan pipa di China di Wilayah Otonomi Xinjiang, barat laut China, tengah dibangun dan akan beroperasi Oktober 2009. Sebuah jaringan paralel pipa gas alam juga tengah dibangun menuju ladang-ladang di Uzbekistan dan Turkmenistan.

Jelas, konflik di Georgia bukan semata konflik politik peninggalan masa lalu saat Soviet pecah. Lebih dari itu adalah konflik memburu perdagangan migas dari Kaspia. Dalam hal ini, AS yang sangat bernafsu menguasai sumber daya migas itu hanya bisa berkomentar cukup keras mengenai serbuan tentara Rusia ke Georgia. Walau bagaimanapun, Rusia masih jauh lebih berpengaruh di Asia Tengah ketimbang AS, dan negara-negara kaya migas di Kaspia, yaitu Turkmenistan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Kirgistan, masih lebih memperhitungkan Rusia.

India Sukses Dalam Ujicoba Rudal Astra

India, Sabtu melakukan ujicoba penembakan rudal udara ke udara Astra yang dikembangkan sendiri dari satu pangkalan militer di negara bagian Orissa, India timur, demikian kantor berita PTI seperti dikutip DPA, Sabtu.

Rudal yang mampu membawa 15 kilogram hululedak nuklir itu di ujicoba di Lapangan Ujicoba Terpadu di Chandipur, 230 km timur laut ibukota negara bagian Bhubaneshwar.

Walau jarak pasti ujicoba Sabtu itu tidak diungkapkan, rudal itu memiliki jangkauan tembak sampai 110 km dan dikembangkan oleh Organisasi Riset Pertahanan dan Pembangunan.

Para ahli sedang mengukur efektivitas Astra di jangkaun berbeda — satu di ketinggian 15 km dengan jangkauan tembak 90-110 km, yang lainnya 9.144 meter dengan daya jelajah 44 kilometer, dan di laut dengan jangkauan 30 km.

Dari data percobaan tampaknya berhasil dan akan disusul tes lainnya dalam dua hari ke depan, kata sumber-sumber pertahanan India.

Astra, berarti senjata dalam bahas Sansekerta, adalah rudal jarak jauh mutakhir berperalatan navigasi yang canggih. Rudal ini memiliki kecepatan sekitar 4 Mach, empat kali kecepatan suara.

Para ahli pertahanan mengatakan beberapa ujicoba lain sedang dilakukan dengan cara menempatkannya di jet-jet tempur Angkatan Udara India hingga tahun 2012.

“Sebelum beroperasi penuh, sistem rudal yang rumit itu akan diujicoba beberapa kali lagi, walaupun ujicoba terhadap navigasi, kontrol, bingkai udara, daya dorong dan satu sistem lainnya telah absah,” kata sumber itu