Monthly Archives: January 2009

Amerika Menganggap Serangan Dunia Maya Lebih Berbahaya Dari Serangan Nuklir dan Kimia

Serangan di lokamaya merupakan ancaman terbesar terhadap AS setelah perang nuklir dan senjata pemusnah massal dan serangan tersebut kian sulit dicegah, para pakar FBI menyatakan Selasa.

Shawn Henry, asisten direktur Divisi Dunia Maya FBI, mengemukakan dalam konferensi di New York bahwa serangan lewat komputer menjadi risiko terbesar “ditinjau dari perspektif keamanan nasional, selain senjata pemusnah massal dan jatuhnya bom nuklir pada salah satu kota besar kita.”

“Selain senjata nuklir atau tipe lainnya dari senjata pemusnah massal, ancaman atas infrastrukktur kita, ancaman terhadap intelijen dan jaringan komputer kita adalah ancaman paling gawat yang kita hadapi,” katanya, seperti dilaporkan AFP.

Para pakar AS memperbincangkan “cybergeddon”, dimana hampir segala hal penting terkait atau bahkan dikendalikan oleh komputer, disabot oleh para hacker.

Michael Balboni, deputi sekretaris urusan keamanan umum di Negara Bagian New York, melukiskan serangan para peretas sebagai “ancaman besar di luar sana” terhadap segala hal, mulai dari lembaga perbankan hingga sistem distribusi air bersih dan bendungan.

Henry mengemukakan bahawa berbagai kelompok teroris kini sedang berusaha menciptakan serangan 11 September virtual, yang akan menyebabkan kerusakan pada negara kita, pada semua negara kita, pada segala jaringan kita, seperti yang pernah mereka lakukan pada 2001 dengan menerbangkan pesawat-pesawat bajakan ke berbagai gedung tinggi.”

Serangan online dengan skala seperti itu belum pernah terjadi di AS, namun penjebolan ke jaringan komputer semakin merebak di seluruh dunia sebagai alat perang.

Para hacker Rusia diduga telah melancarkan serangan besar pada jaringan Internet di Estonia dan Georgia pada tahun lalu, sementara para pendukung Palestina telah menyusun berbagai serangan terhadap ratusan laman Internet milik Israel dalam beberapa hari terakhir.

Menyusul bertahun-tahun berperang menghadapi berbagai kelompok penjahat di dunia maya, Biro Penyelidik Federal AS (FBI) dan dinas keamanan negara lainnya menyadari para hacker sebagai musuh yang paling sulit ditangkap dan inovatif.

Hizbullah Nyatakan Tak Terlibat Serangan Roket ke Israel dari Lebanon

Hizbullah menyatakan kepada parlemen Lebanon bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan roket ke bagian utara Israel, kata Menteri Penerangan Lebanon Tareq Mitri seperti dikutip jaringan televisi Al-Jazeera, Kamis.

Pernyataan Hizbullah itu bertalian dengan penembakan roket ke Israel dari Lebanon pada Kamis, yang menimbulkan kekhawatiran bakal meningkatnya kembali ketegangan di kawasan itu.

Beberapa kalangan menduga bahwa serangan roket itu dilakukan oleh Hizbullah, yang selama ini menentang keras serangan Israel ke Jalur Gaza.

Penasehat Perdana Menteri Lebanon Fouad Seniora, Arief Al-Abed mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa Perdana Menteri telah melakukan kontak intensif dengan para pemimpin Lebanon termasuk Komandan Kedua Hizbullah Sheikh Naim Qassem, dan semua pemimpin tersebut telah menyatakan komitmen kepada resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

Al-Abed mengatakan PM Seniora meminta Komandan Pasukan Perdamaian sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) di bagian selatan Lebanon untuk mengadakan penyelidikan atas serangan roket tersebut.

PM Seniora menyatakan pemerintah Lebanon menolak serangan apapun yang dilancarkan dari bagian selatan Lebanon, juga menolak pelanggaran resolusi DK PBB 1701.

“Terdapat kesepakatan secara bulat di Lebanon untuk menolak pelanggaran terhadap resolusi DK PBB 1701,” kata Al-Abed.

Resolusi DK PBB 1701 telah mengakhiri pertempuran 34 hari antara Hizbullah dan Israel pada 2006, dan melarang agresi apa pun dari sisi mana pun terhadap pihak lain

Norwegia Hentikan Kereta Api Selama 2 Menit Untuk Mengheningkan Cipta Bagi Korban Serangan Israel Di Gaza

Kereta api penumpang berhenti selama dua menit di stasiun-stasiun di Norwegia, Kamis, untuk memprotes serangan Israel di Jalur Gaza serta mengheningkan cipta bagi para korban tak berdosa.

“Atas dasar situasi kemanusiaan yang diakibatkan oleh serangan Israel di Gaza, badan NLF (Asosiasi Lokomotif Norwegia) memutuskan untuk melakukan unjuk dukungan politik pada rakyat Palestina,” kata serikat itu dalam satu pernyataan seperti dikutip AFP.

“Adalah tugas kami sebagai anggota serikat untuk menanggapi pembunuhan besar-besaran warga sipil yang kami saksikan,” katanya, dan menambahkan bahwa semua penumpang kereta api di stasiun pada pukul 16 waktu setempat telah diminta untuk menunggu dua menit sebelum meneruskan perjalanan mereka.

Kereta api yang tidak berada di stasiun pada waktu itu,  menghentikan perjalanannya selama dua menit begitu kereta api itu mencapai stasiun terdekat.

Personel kereta api juga telah dminta untuk memberitahu penumpang mengenai penangguhan itu yang merupakan ekspresi “solidaritas dengan rakyat Palestina…Kami minta penarikan segera tentara Israel dari Gaza,” kata serikat

Akhirnya Negara Barat dan Arab Mencapai Kesepakatan Mengenai Gencatan Senjata Di Gaza

Negara-negara besar Barat dan Arab pada hari Kamis mencapai kesepakatan mengenai rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan minta gencatan senjata segera di Jalur Gaza.

“Pada prinsipnya, ada perjanjian,” kata utusan Liga Arab di PBB Yahya Mahmassani kepada wartawan seperti dikutip Reuters. Wakil Palestina Riyad Mansour mengatakan, “Ya, kami telah mencapai kesepakatan”. Beberapa diplomat Barat memastikan perjanjian mengenai naskah resolusi tersebut.

Dewan Keamanan telah mengadakan konsultasi tertutup mengenai Jalur Gaza, Kamis, menjelang malam, tapi tidak jelas apakah akan ada pemungutan suara segera.

Sesjen Liga Arab Amr Moussa mengatakan sedianya dewan akan mengadakan pemungutan Kamis, tapi para diplomat Barat, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan pemungutan suara akan ditangguhkan hingga Jumat.

Seorang diplomat Eropa mengatakan, Prancis yang memegang jabatan presiden DK PBB untuk Bulan Januari, telah berjanji kepada Israel tidak akan ada pemungutan suara hingga Jumat. Menlu Prancis Bernard Kouchner menolak berkomentar kepada wartawan mengenai masalah itu.

Resolusi itu “menekankan keadaan mendesak dan permintaan akan gencatan senjata segera yang dapat tahan lama dan dihormati sepenuhnya, yang akan menghasilkan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza”, menurut salinan naskah tersebut.

Negara-negara Arab bersikeras bahwa DK PBB –yang memiliki 15 anggota– harus mengeluarkan resolusi mengikat untuk memaksa Israel mengakhiri serangan militer di Jalur Gaza dengan segera.

Israel menentang gagasan resolusi PBB yang mengikat itu.

AS mendukung sekutunya, Israel, tapi beberapa diplomat mengatakan negara itu telah melepaskan keberatannya dan setuju untuk mendukung sebuah naskah dengan kata-kata yang berhati-hati.

Menlu AS Condoleezza Rice, Menlu Inggris David Miliband dan Kochner berunding cukup lama Rabu dan Kamis dengan para diplomat Arab di PBB mengenai naskah kompromi.

Libya, satu-satunya negara Arab di DK PBB, sebelumnya telah menyampaikan kepada negara-negara Barat versi resolusi yang telah direvisi yang negara itu rancang awal pekan ini.

Hingga Kamis, negara-negara Barat mendesak adanya pernyataan yang tidak mengikat oleh DK PBB namun para menteri Arab menolaknya

7 Manusia Perahu Pelarian Politik Myanmar Tewas

Tujuh pelarian asal Myanmar dan Banglades tewas selama dalam perjalanan laut ketika perahu yang mereka tumpangi menuju Malaysia. Pemeriksaan tim medis di Rumah Sakit Umum Daerah Sabang menunjukkan, para pelarian itu mengalami trauma akibat pukulan benda tumpul pada beberapa bagian tubuh mereka.

Kepala Bagian Hukum dan Humas Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam A Hamid Zein kepada pers, Kamis (8/1), menyatakan, tujuh pelarian asal kedua negara itu tewas karena kekurangan bahan pangan selama terkatung-katung di tengah laut. ”Semuanya sekarang sudah berada di Sabang. Sebagian masih mendapat perawatan di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut J Lilipory dan RSUD Kota Sabang. Sisanya yang dinyatakan sehat berada di dermaga Pangkalan TNI AL Sabang,” katanya.

Hamid Zein menyatakan, Pemerintah Provinsi NAD menyerahkan sepenuhnya penanganan para pelarian tersebut kepada pemerintah pusat dan Departemen Luar Negeri karena terkait dengan hubungan antarpemerintah.

Imam Husen (34) dan Ajijullah, dua pelarian asal Myanmar, di RSUD Kota Sabang mengaku, mereka meninggalkan Myanmar menggunakan empat kapal layar dengan target Malaysia atau Indonesia. Mereka berharap mendapat perlindungan karena di negara asal mereka tidak lagi diterima.

Anggota tim medis RSUD Kota Sabang, dr Togu Siburian, menyatakan, ketika dibawa ke rumah sakit, sekitar 43 pasien dalam kondisi kekurangan cairan akut.

”Hanya lima orang yang masih perlu dirawat intensif. Sisanya sudah dibawa ke Lanal,” tuturnya.

Pasokan Gas Ke Eropa Terputus Karena Ukraina Dituduh Mencuri Gas Rusia

Rusia hanya akan kembali mengirimkan pasokan gas ke Eropa melalui Ukraina apabila telah tercapai kesepakatan mengenai mekanisme yang menjamin keberadaan pengamat internasional. Demikian dikatakan PM Rusia Vladimir Putin, Rabu (7/1) di Moskwa.

Putin mengungkapkan hal itu melalui percakapan telepon dengan Perdana Menteri Ceska Mirek Topolanek.

”Jika Ukraina tidak memperbolehkan wilayahnya dilewati gas dari Rusia ke Eropa dalam waktu dekat dan Rusia harus menghentikan aliran gas itu, Gazprom hanya dapat kembali mengalirkan gas jika ada mekanisme kontrol. Mekanisme itu memerlukan partisipasi pengamat internasional,” ujar Putin.

Pimpinan perusahaan gas baik dari Rusia maupun Ukraina akan mengadakan pertemuan darurat di Moskwa pada Kamis waktu setempat, mendiskusikan perselisihan yang telah menyebabkan kr>kern 401m<isis gas di Eropa itu. Akan te>kern 251m<tapi, kedua pihak menyatakan belum ada jalan keluar apa pun atas permasalahan tersebut.

Pasokan gas alam dari Rusia melalui Ukraina tetap terputus hingga kemarin. Berarti sudah dua hari ini warga di beberapa negara Eropa tidak dapat menghangatkan diri di musim dingin.

Pertemuan antara Alexei Miller dari Gazprom dan Oleh Dubina dari Naftogaz itu merupakan yang pertama kalinya sejak negosiasi pada malam Tahun Baru lalu mandek. Perselisihan itu terutama menyangkut harga gas Rusia untuk tahun 2009 dan utang Ukraina.

Pertemuan hari Kamis kemarin sangat mengejutkan karena semula keduanya diharapkan berada di Brussels, Belgia, pada Selasa guna bertemu dengan pimpinan Uni Eropa untuk membahas hal yang sama. Dubina dan Miller dilaporkan terbang dari Moskwa ke Brussels. Namun, juru bicara Naftogaz mengatakan mereka cepat-cepat terbang kembali ke ibu kota Rusia untuk melanjutkan pembicaraan.

”Sejauh ini belum ada kesepakatan yang dapat dicapai,” ujar juru bicara Valentyn Zemlyansky.

Gazprom memasok seperempat keperluan gas di Eropa, dengan 80 persen dari pasokan gas itu disalurkan melalui Ukraina. Banyak pabrik, sekolah, dan rumah penduduk yang tidak mendapatkan gas sebagai bahan bakar bagi alat pemanas yang diperlukan saat Eropa sedang dilanda musim dingin akut.

Memeras

Mandeknya pasokan gas Rusia lewat Ukraina ini membuat Rusia menuduh Ukraina menggunakan posisinya sebagai negara transit untuk ”memeras” Eropa. Demikian dikatakan juru bicara Putin, Dmitri Peskov. Dia melanjutkan, perselisihan mengenai harga dan utang Ukraina itu telah merembet menjadi isu politik serius karena tampaknya Ukraina memang ingin merusak ketahanan energi Eropa.

Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso juga telah mendesak PM Rusia dan Ukraina untuk segera menyelesaikan masalah ini. Sebagian besar Eropa sangat bergantung pada pasokan gas dari Rusia.

”Jika masalah ini tidak juga dapat diselesaikan, akan meningkatkan pertanyaan tentang kredibilitas Rusia sebagai pemasok utama gas ke Eropa, juga kepada Ukraina sebagai negara transit,” kata Barroso.

Sementara itu, Hongaria menyatakan siap memasok antara satu hingga dua juta meter kubik gas ke Serbia untuk mengatasi kelangkaan gas. Demikian dikatakan Perdana Menteri Hongaria Ferenc Gyurcsany.

Hongaria juga mendesak Uni Eropa agar lebih keras lagi menekan Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan masalah pasokan gas ini.

”Kejadian ini sangat tidak dapat diterima. Keduanya tidak dapat memenuhi kewajibannya. Kami akan mendesak Uni Eropa untuk bertindak lebih tegas terhadap keduanya,” ujar Gyurcsany

Karena Lelah Berperang Tiada Henti, Israel dan Hamas Sepakat Untuk Beristirahat 3 Jam Setiap Hari

Setelah 12 hari dibombardir tiada henti oleh pasukan Israel, warga Gaza akhirnya bisa bebas beraktivitas apa saja selama tiga jam. Tanpa membuang waktu, warga buru-buru keluar rumah memanfaatkan 180 menit yang berharga. Setelah 180 menit itu berakhir, mereka kembali masuk rumah.

Pejuang bersenjata Hamas dan militer Israel telah ”sepakat” untuk menghentikan segala bentuk serangan selama 180 menit setiap hari mulai pukul 13.00 hingga 16.00 atau pukul 18.00-21.00 WIB. Selama jeda ”waktu istirahat” itu, armada pesawat tempur dan tank Israel menghentikan serangan ke segala penjuru wilayah Jalur Gaza. Setelah selama satu hari bebas dari serangan Israel, warga Gaza kembali keluar rumah dan memenuhi pertokoan, Kamis (8/1).

Ahmed Abu Kamel, ayah enam anak, mengaku telah menyiapkan daftar panjang berisi barang-barang yang harus dibeli, antara lain bahan makanan dan susu. ”Apalagi yang dapat kita lakukan selama tiga jam itu? Tak banyak,” ujar Abu Kamel.

Masalah baru muncul karena banyak toko yang mulai kekurangan persediaan bahan makanan dan kebutuhan lainnya. Warga beramai-ramai memenuhi pertokoan, tetapi tak banyak yang dapat mereka peroleh.

Seorang guru di pinggiran kota Gaza City, Abu Youssef, merasa seperti jadi tahanan karena baru kali ini bisa keluar rumah dengan bebas tanpa khawatir terkena pecahan bom atau tembakan.

Selain pertokoan yang menjual kebutuhan sehari-hari, warga juga mendatangi rumah sakit guna mencari sanak saudara yang terluka akibat serangan. Banyak juga yang mendatangi rumah sakit untuk mencari anggota keluarga yang hilang. Hal itu dialami Abu Ali Hassan yang selama tiga hari kebingungan memikirkan nasib istri dan tiga putrinya.

Untuk pertama kalinya, Hassan akhirnya bisa menengok istri dan ketiga putrinya di rumah sakit. Selama tiga hari, tak ada kabar perkembangan kesehatan ketiga anak dan istrinya itu. Ia tak bisa menghubungi rumah sakit menggunakan telepon karena jaringan telepon mati. Sementara Hassan tidak mungkin berjalan ke rumah sakit karena terlalu bahaya. ”Keluarga saya ketemu. Mereka masih hidup, tetapi ketakutan setengah mati,” kata Hassan.

Banyak juga warga yang memanfaatkan ”waktu istirahat” dengan menghadiri pemakaman sanak saudara yang meninggal. Ribuan orang yang marah dan frustrasi menghadiri pemakaman terbuka di tempat pengungsian di Jabalya. Di tempat itu, lebih dari 40 warga sipil Palestina terbunuh saat Israel menyerang sebuah sekolah yang dikelola PBB, Selasa.

Banyak korban yang mau tidak mau harus dimakamkan di dalam satu liang lahat. Kompleks pemakaman di tempat pengungsian sudah penuh, sementara untuk mencari lokasi kompleks pemakaman yang baru terlalu sulit.

Kamp konsentrasi

Menteri Keadilan Vatikan Cardinal Renato Martino menggambarkan Jalur Gaza saat ini tak ubahnya sebuah ”kamp konsentrasi raksasa”. Vatikan mengkritik keras ulah Israel yang menutup ketat Jalur Gaza dan hanya memberikan waktu tiga jam bagi bantuan kemanusiaan dan warga Gaza bebas membeli makan atau mengunjungi sanak saudara.

Saat masa istirahat selama tiga jam itu, seluruh bantuan, seperti makanan dan obat-obatan, diberi kesempatan untuk masuk dan didistribusikan ke lokasi pusat pembagian bantuan, seperti yang dikelola PBB.

Ratusan orang beramai-ramai antre. Situasi tegang karena banyak yang tidak sabar dan mulai main dorong. Mereka khawatir tidak kebagian bantuan dalam tempo tiga jam. ”Israel dan Hamas hendak mengubah kita menjadi pengemis,” kata seorang wanita.

Direktur Operasi UNRWA (badan PBB yang menangani pengungsi Palestina) John Ging membenarkan kurangnya waktu distribusi bantuan