Rusia Sensitif Terhadap Perisai Rudal AS


Pembocoran kawat diplomatik rahasia Departemen Luar Negeri AS oleh WikiLeaks semakin membuat gerah pejabat negara itu. Senin (6/12), situs tersebut membocorkan daftar lokasi instalasi-instalasi vital bagi kepentingan AS di seluruh dunia, yang membuat AS panik.

Daftar lokasi strategis tersebut muncul dalam komunikasi diplomatik antara Deplu AS dan kantor-kantor perwakilan AS di seluruh dunia, Februari 2009.

Dalam kawatnya, Deplu AS meminta para diplomat di luar negeri mengidentifikasi berbagai instalasi yang, apabila rusak atau hancur, akan membahayakan kesehatan masyarakat, keamanan ekonomi, dan atau keamanan nasional dan dalam negeri AS.

Permintaan ini segera direspons para diplomat AS dengan mengirimkan daftar instalasi vital, seperti tambang, kompleks manufaktur, fasilitas riset, produsen vaksin, pabrik komponen senjata, pemasok makanan, pelabuhan, bandara, jalur pipa minyak/gas, jaringan kabel telekomunikasi bawah laut, hingga lokasi produksi mineral dan zat kimia yang vital bagi industri AS.

Para diplomat juga membuat daftar jalur transportasi strategis untuk memasok kebutuhan pasukan AS dan kepentingan AS lainnya di luar negeri, seperti Selat Hormuz, Teluk Persia, dan Terusan Panama. Kawat tersebut juga memuat daftar bendungan yang terletak dekat dengan perbatasan wilayah AS dan simpul-simpul komunikasi yang, jika rusak, akan mengganggu komunikasi global.

Pejabat AS dan Inggris langsung mengecam pembocoran informasi tersebut. Juru bicara Deplu AS, PJ Crowley, menyatakan, pembocoran informasi semacam itu sama saja dengan memberikan daftar sasaran bagi kelompok-kelompok semacam Al Qaeda.

”Ada alasan kuat dan sah untuk merahasiakan informasi vital, termasuk identifikasi berbagai infrastruktur yang penting, tidak hanya bagi ekonomi dan masyarakat kami (AS), tetapi juga bagi negara-negara lain,” tandas Crowley, Senin.

Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan, penerbitan informasi tersebut merusak keamanan nasional di AS, Inggris, dan tempat-tempat lain di dunia.

Malcolm Rifkind, mantan Menteri Luar Negeri Inggris yang kini menjabat sebagai Komite Keamanan dan Intelijen Parlemen Inggris, menyebut bocoran daftar instalasi vital tersebut merupakan ”hadiah” bagi kelompok-kelompok teroris musuh AS.

Rusia tuntut penjelasan

Bocoran kawat lain yang akan membuat diplomat AS dan negara-negara NATO sibuk adalah kawat yang ditandatangani Menlu AS Hillary Clinton, 26 Januari 2010.

Kawat tersebut berisi informasi bahwa AS dan NATO telah sepakat mengembangkan rencana pertahanan NATO, dari yang semula hanya untuk melindungi Polandia menjadi memasukkan tiga negara Baltik lainnya, yakni Latvia, Estonia, dan Lituania.

Tiga negara tersebut dulu adalah bagian dari Uni Sovyet, tetapi kemudian bergabung dengan NATO pada 2004. Setelah agresi militer Rusia terhadap Georgia, 2008, ketiganya meminta kehadiran AS dan NATO di wilayah mereka diperbesar.

Di dalam kawat itu juga ditulis peringatan agar pembahasan rencana ini harus tetap dilakukan secara rahasia untuk menghindari timbulnya masalah tak perlu antara NATO dengan Rusia.

Rusia selama ini sensitif terhadap rencana AS-NATO menggelar sistem perisai rudal di negara-negara Eropa Timur, yang ia sebut mengancam kedaulatan Rusia. AS berulang kali menjelaskan, sistem perisai rudal itu dibuat untuk mempertahankan Eropa dari risiko serangan rudal dari Suriah atau Iran.

Bocornya informasi tentang perluasan strategi militer di Baltik ini jelas mengagetkan Rusia. ”Publikasi (informasi) seperti itu jelas memunculkan banyak pertanyaan dan membuat Rusia sangat bingung,” ujar seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia kepada kantor berita Interfax, Selasa (7/12).

Wakil Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen Rusia Leonid Slutsky langsung meminta utusan Rusia di NATO untuk menuntut penjelasan resmi atas informasi di WikiLeaks tersebut.

”Duta Besar Dmitry Rogozin harus mencari tahu dari para pemimpin NATO apakah rencana itu benar-benar sedang disusun secara rahasia,” tandas Slutsky.

Juru bicara NATO, Oana Lungescu, di Brussels, Belgia, Selasa, kembali menegaskan, Rusia bukanlah ancaman bagi NATO dan demikian pula sebaliknya

 

Leave a comment