Beberapa kali pejabat Rusia termasuk Presiden Vladimir Putin memperingatkan bahwa mereka bisa saja menembakkan senjata nuklir jika eksistensinya terancam. Namun negara-negara NATO pun punya arsenal nuklir yang tak sedikit. Dari 9 negara yang disebut punya kekuatan nuklir, Rusia memang punya amunisi terbesar, jumlahnya 6.225, menurut Stockholm International Peace Research Institute. Amerika Serikat posisi kedua dengan 5.550 hulu ledak nuklir.
Akan tetapi, AS unggul dalam hal senjata nuklir yang siap dioperasikan di mana ada 1.800 sudah diposisikan di rudal. Sedangkan Rusia punya 1.625 yang siap dioperasikan. Siap dioperasikan artinya sewaktu-waktu dapat ditembakkan ke sasaran begitu ada perintah.
Seperti dikutip dari Express, senjata nuklir Rusia ditempatkan di beberapa wilayah negara itu dan juga di kuar negeri. Salah satunya dilaporkan berada di Kazakhstan. Akan tetapi, kekuatan NATO tak bisa dipandang remeh. Selain Amerika Serikat, negara NATO lain yang bersenjata nuklir adalah Perancis dengan sekitar 290 hulu ledak dan Inggris di kisaran 225 hulu ledak nuklir.
Senjata nuklir AS sendiri kabarnya ada yang ditempatkan di Eropa. “Sekitar separuh dari 200 senjata nuklir jarak pendek Amerika diyakini berada di 5 negara NATO di seluurh Eropa,” kata A Pomper dan Vasilli Tuganov, pengamat dari James Martin Center for Nonproliferation Studies.
AS tidak membantah ataupun membenarkan laporan itu. Diyakini bahwa pesawat pengebom nuklir B61-3 dan -4 ditemoatkan di Volkel Airbase di belanda, Kleine Brogel Air Base di Belgia, Buchel Airbase di Jerman serta di Italia dan Turki.
Kapabilitas hulu ledak nukir bervariasi, bergantung pada konstruksi dan desainnya. Tapi untuk standar sekarang, bom atom yang dulu dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki tidak ada apa-apanya.
Bom nuklir modern jauh lebih kuat. Bom atom Hiroshima dan Nagasaki kira-kira setara dengan 15 kiloton TNT dan 20 kiloton TNT. Bom nuklir modern, 5 kali lebih kuat. “Banyak dari senjata nuklir modern di Rusia dan Amerika Serikat adalah termonuklir dengan daya ledak setara dengan 100 kiloton TNT,” kata International Campaign to Abolish Nuclear Weapon. Artinya, perang nuklir akan sama-sama menghancurkan sehingga diprediksi baik Rusia maupun NATO akan menahan diri untuk tidak memanfaatkannya.
Pejabat Rusia mulai kerap menyinggung penggunaan senjata nuklir, termasuk ancaman ditembakkan ke Inggris yang getol mendukung Ukraina. Mengenai hal ini, seorang pakar di negara kerajaan itu memberi peringatan pada Rusia. Seperti diberitakan, Rusia mengancam mengerahkan drone nuklir Poseidon yang diklaim akan membuat Inggris tenggelam di lautan radioaktif. Terbaru, Aleksey Zhuravlyov dari komite pertahanan Rusia menyebut pihaknya bisa saja melancarkan rudal hipersonik Sarmat ke Amerika Serikat ataupun Inggris. “Kami bisa menembak dengan Sarmat dari Siberia dan bahkan bisa menjangkau Inggris. Jika kami meluncurkannya dari Kaliningrad, kecepatan hipersoniknya adalah 200 detik (sampai ke Inggris),” ancamnya.
Nile Gardiner, mantan ajudan PM Margaret Thatcher, menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sebenarnya tahu penggunaan senjata nuklir akan menjadi bencana besar. “Kenyataannya adalah penggunaan senjata nuklir oleh Rusia adalah tamatnya Rusia sendiri dan mereka tahu itu,” kata dia seperti dikutip dari Express, Rabu (18/5/2022). “Hal ini sudah diketahui sejak Perang Dunia II dan setiap pemimpin Rusia sejak saat itu memahami bahwa jika Rusia membuat langkah pertama dengan tembakan nuklir, maka berakhirlah Rusia,” cetusnya.
Inggris sendiri memang adalah salah satu negara dengan kekuatan nuklir, walau tidak sebanyak Rusia. Neil mengklaim Inggris bisa sendirian menghadapi Rusia tanpa perlu bantuan negara lain seperti Amerika Serikat. “Faktanya, hanya dengan pertahanan Inggris sendirian, jika Rusia menembak Inggris (dengan senjata nuklir), maka artinya adalah akhir dari Rusia,” tambah dia.
Dari sisi kuantitas, Rusia punya hulu ledak nuklir terbanyak, jumlahnya 6.225, menurut Stockholm International Peace Research Institute. Amerika Serikat selanjutnya dengan 5.550 hulu ledak nuklir. Adapun Inggris sekitar 225 hulu ledak nuklir. Salah satu andalan Inggris adalah kapal selam tempurnya yang membawa hulu ledak nuklir, seperti HMS Vanguard. Kapal selam ini membawa misil Trident yang berkemampuan nuklir. Kapal selam semacam itu kabarnya sukar terdeteksi lokasinya sehingga misalnya Rusia menyerang, bisa jadi Inggris membalas dengan menembakkan rudal dari kapal selam tersebut.
Sejak tahun 1969, militer Inggris punya kebijakan untuk sedikitnya ada satu kapal selam dengan rudal balistik yang berpatroli sepanjang waktu. Hal itu dilakukan untuk jaga-jaga jika terjadi konflik yang melibatkan nuklir.
Tentu dengan nuklir lebih banyak, Rusia akan menimbulkan kerusakan hebat di Inggris jika terjadi perang nuklir. Akan tetapi balasan Inggris juga tetap akan menghancurkan. Dengan demikian, negara-negara nuklir diprediksi akan tetap menahan diri agar jangan sampai senjata itu dikerahkan.
Kepala badan antariksa Rusia Roscosmos Dmitry Rogozin, kembali membuat pernyataan kontroversial. Dia menyebut negara-negara yang bergabung dalam NATO dapat dihancurkan oleh Rusia dalam waktu 30 menit saja jika terjadi perang nuklir. “Dalam perang nuklir, negara-negara NATO akan dihancurkan oleh kami dalam waktu setengah jam,” tulis Rogozin dalam postingan Telegram.
“Tapi kita tidak boleh membiarkannya, karena konsekuensi dari pertukaran serangan nuklir akan mempengaruhi keadaan Bumi kita,” ujarnya. Seperti dikutip dari IFL Science, Rogozin menyebutkan bahwa Rusia harus mengalahkan musuh yang lebih kuat secara ekonomi dan militer ini dengan cara militer konvensional.
“Kemenangan seperti itu dimungkinkan dengan solidaritas penuh seluruh negara dengan tentara, dengan mobilisasi ekonomi negara, dengan pemindahan kompleks industri militer dan sektor industri terkait Rusia ke pijakan militer. Dan ini harus dilakukan dengan segera dan cepat,” ujarnya.
Rogozin memang benar dengan klaimnya bahwa efek perang nuklir akan menghancurkan Bumi. Sebuah studi yang diterbitkan di Environment Magazine pada tahun 2017 menemukan bahwa bahkan perang nuklir skala “kecil” dapat memicu “musim gugur nuklir”.
Para peneliti mencatat bahwa penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa satu ledakan nuklir cukup untuk menghancurkan sebuah daerah dengan mengirimkan 5,5 juta ton abu dan jelaga ke stratosfer, menghalangi sinar Matahari, menurunkan suhu dan curah hujan (hingga 80%) di beberapa wilayah di dunia), dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi tanaman selama bertahun-tahun.
Rogozin memang terkenal dengan pernyataannya yang menghasut dan provokatif, terutama sejak invasi Ukraina oleh pasukan Rusia. Selama akhir pekan kemarin misalnya, dia mengancam Elon Musk. “Dari kesaksian komandan Brigade Marinir ke-36 Angkatan Bersenjata Ukraina yang ditangkap, Kolonel Dmitry Kormyankov, ternyata terminal internet perusahaan satelit Starlink milik Elon Musk dikirim ke militan Batalyon Azov Nazi dan Ukraina. Marinir ke Mariupol dengan helikopter militer,” tulis Rogozin di akun Telegramnya.
“Elon Musk, dengan demikian, terlibat dalam memasok pasukan fasis di Ukraina dengan komunikasi militer. Dan untuk ini, Elon, Anda akan dimintai pertanggungjawaban, tidak peduli meskipun Anda berpura-pura bodoh,” ujarnya. Elon Musk lantas menanggapi ancaman itu, bercanda dengan menulis tweet, “jika saya mati dalam keadaan misterius, senang bisa mengenal kalian semua”. Tweet ini sampai membuatnya diomeli oleh ibunya, Maye Musk, yang menganggap candaan itu sama sekali tidak lucu.